Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
atas dua yakni kelompok pertama dengan luasan lahan jeruk 1 ha dan kelompok kedua dengan luasan lahan jeruk
≥ 1 ha. 5.
Output adalah banyaknya produksi jeruk keprok SoE yang dihasilkan petani pada musim produksi tahun 2009-2010, diukur dalam kg.
6. Pupuk organik kompos adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan
organik seperti pupuk kandang kotoran ternak, sisa-sisa tanaman, dan lain-lain; dan dihitung dalam kg.
7. Pupuk buatan anorganik adalah pupuk kimia yang terbuat dari bahan-
bahan kimia hasil produksi pabrik antara lain pupuk urea, TSP, KCL, NPK, dan diukur dalam kg.
8. Pestisida adalah obat-obatan hasil produksi pabrik untuk pemberatasan
hama dan penyakit tanaman jeruk keprok SoE pada tahun 2009-2010 dan diukur dalam liter.
9. Luas lahan usahatani adalah luas areal tanaman jeruk keprok SoE yang
dimiliki petani diukur dalam hektar. 10.
Jumlah pohon produktif adalah banyaknya pohon jeruk keprok SoE yang dimiliki petani responden dan yang sudah menghasilkan buah yakni yang
berumur 5 sampai dengan lebih dari 20 tahun setelah tanam pada musim produksi 2009-2010, diukur dalam sataun pohon.
11. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja sewaan dan tenaga kerja keluarga
untuk pekerjaan usahatani jeruk keprok SoE, diukur dalam hari orang kerja HOK. Perhitungan HOK adalah sama dengan jumlah hari kerja x jumlah
tenaga kerja x jumlah kerja per hari kerja dibagi 7. Perhitungan tenaga kerja meliputi penggunaan tenaga kerja pada kegiatan persiapan lahan,
penanaman, pemeliharaan, panen, pascapanen dan pemasaran. Di dalam perhitungan analisis pendapatan usahatani jeruk keprok HOK yang
diperhitungkan adalah tenaga kerja keluarga yang digunakan untuk tanaman produktif dari kegiatan pemeliharaan tanaman, panen, pascapanen
dan pemasaran. Sedangkan tenga kerja yang diperhitungkan di dalam analisis efisiensi teknis produksi jeruk keprok SoE adalah tenaga kerja
keluarga yang dicurahkan untuk kegiatan pemeliharaan tanaman produktif saja.
12. Bibit okulasi adalah bibit tanaman jeruk sebagai hasil mata tempel,
sambungan atau cangkokan sebagai variabel dummy yakni nilai 1 untuk petani yang menggunakan bibit okulasi untuk tanaman produktif pada
musim produksi tahun 2010 dan 0 untuk yang tidak. Untuk berbagai analisis deskriptif kualitatif, maka jumlah bibit yang digunakan petani
pada musim tanam 2009-2010 juga tetap diperhitungkan. 13.
Irigasi adalah petani yang menggunakan air irigasi untuk tanaman jeruknya di musim kemarau tahun 2009-2010 variabel dummy yakni nilai
1 untuk petani yang mengairi jeruknya dengan air irigasi dan nilai 0 untuk yang tidak menggunakannya.
14. Pemangkasan adalah pembersihan cabang-cabang tidak produktif pada
tanaman produktif variabel dummy yakni 1 untuk petani yang melakukan pemangkasan pada tanaman produktif selama musim produksi tahun
20092010 dan 0 untuk yang tidak. Diasumsikan bahwa kegiatan pemangkasan tanaman produktif pada tahun 20092010 mempengaruhi
produksi jeruk pada tahun tersebut 20092010. Pemangkasan bentuk
pada tanaman non produktif juga tetap diidentifikasi sebagai penjelasan tambahan untuk memperkaya bahan analisis dan pembahasan deskriptif.
15. Penjarangan buah variabel dummy, 1 untuk yang melakukan penjarangan
buah selama musim produksi tahun 2009-2010, dan 0 untuk yang tidak 16.
Umur petani adalah usia petani responden saat penelitian 2010, diukur dalam tahun.
17. Pendidikan formal adalah lamanya petani mendapatkan pendidikan formal
petani responden kondisi tahun 2010, diukur dalam tahun. 18.
Pengalaman adalah lamanya petani berusahatani jeruk keprok SoE sampai dengan tahun 2010, diukur dalam tahun.
19. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah orang yang hidup di dalam satu
rumahtangga dan yang menjadi tanggungan petani contoh pada tahun 2010, diukur dalam orang.
20. Kontak dengan petugas pertanian lapangan adalah banyaknya kunjungan
yang dilakukan oleh petani kepada petugas pertanian lapangan atau oleh petugas pertanian lapangan kepada petani untuk membicarakan hal-hal
yang berkaitan dengan usahatani jeruk keprok SoE, diukur dengan skor 1, 2, dan seterusnya selama musim produksi 2008-2010. Diasumsikan
bahwa selama periode waktu tersebut petani masih memiliki ingatan tentang kontak dengan petugas petanian lapangan. Selain itu, transfer
teknologi dari petugas pertanian ke petani yang dilakukan sampai dengan tahun 2009 dapat mempengaruhi produksi tahun 2009-2010. Petugas
pertanian lapangan terdiri dari penyuluh pertanian lapangan dan petugas pengamat hama tanaman.
21. Pangsa luas lahan garapan usahatani jeruk keprok adalah rasio antara luas
lahan usahatani jeruk terhadap total lahan yang dimiliki . 22.
Pelatihan usahatani jeruk adalah banyaknya pelatihan di bidang usahatani jeruk keprok SoE yang diikuti petani dan diukur dengan skor 1, 2, dan
seterusnya selama petani melakukan usahatani jeruk keprok SoE selama tahun 2008-2010. Diasumsikan bahwa selama periode waktu tersebut
petani masih memiliki ingatan tentang materi-materi pelatihannya. Selain itu, transfer teknologi dan pengetahuan manajerial lainnya dari pelatihan
yang dilakukan sampai dengan tahun 2009 dapat mempengaruhi produksi tahun 2009-2010.
23. Sumber pendapatan lain digunakan sebagai variabel dummy yaitu bernilai
1 jika memiliki sumber pendapatan lain pada tahun 2009-2010 dan 0 jika tidak memiliki sumber pendapatan lain selain dari budidaya keprok SoE.
24. Metode penjualan adalah cara penjualan yang dilakukan petani responden
pada musim produksi panen tahun 2009-2010. Variabel ini diukur sebagai variabel dummy 1 untuk menjual dengan sistem harga penjualan
per kg pada saat panen pada tahun 2010 dan 0 untuk yang menjual dengan metode penjualan ijon, borongan per pohon atau per kebun baik pada saat
panen maupun penjualan di muka. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa seorang petani menjual jeruknya dengan lebih dari satu metode
penjualan. Untuk kepentingan analisis efisiensi teknis di dalam penelitian ini, maka seorang petani responden diberi skor 1 jika salah satu metode
penjualan dilakukanya pada tahun 2010 adalah penjualan per kg pada saat panen. Pada metode penjualan dengan sistem harga per kg pada saat
panen, petani memetik sendiri dan menjual jeruknya baik di kebun, di pasar atau ke pedagang dengan sistem harga Rp per kg. Data volume
penjualan pada musim panen tahun 2010 pada berbagai metode penjualan tersebut juga telah diidentifikasi untuk kepentingan analisis penerimaan
petani jeruk keprok SoE. 25.
Keanggotaan kelompok tani adalah variabel dummy bernilai 1 jika petani responden bergabung dan aktif di dalam kelompok tani di daerah
usahataninya pada tahun 2010 dan nilai 0 jika tidak bergabung dengan kelompok tani.
26. Keikutsertaan dalam proyek jeruk adalah variabel dummy 1 untuk petani
yang pernah terlibat di dalam proyek jeruk sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, dan 0 untuk yang tidak pernah. Proyek jeruk di sini
dimaksudkan kegiatan pengembangan agribisnis jeruk keprok SoE baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupun swasta dan LSM, baik dengan
sistem kredit maupun hibah. Tahun 2008-2010 dipilih sebagai dasar perhitungan dengan pertimbangan bahwa keterampilan manajerial petani
dan alokasi penggunaan input usahatani jeruk mereka juga sangat dipengaruhi oleh keberadaan proyek.
27. Akses kredit usahatani jeruk adalah variabel dummy 1 untuk petani yang
mendapatkan kredit usahatani jeruk dari lembaga keuangan formal pada tahun 2010 dan 0 untuk yang tidak pernah.
28. Pengetahuan pembibitan vegetatif okulasi, cangkok, sambungan adalah
variabel dummy di mana 1 untuk petani yang tahu dan 0 tidak tahu. Petani yang tahu cara membuat bibit baik secara okulasi, cangkok atau
sambungan perlu menceritakan kepada peneliti tentang detail dari teknik- teknik tersebut. Misalnya cara memilih batang bawah, sumber batang
bawah, sumber batang atas, teknik membuatnya, tanda-tanda keberhasilan usaha vegetatif, berapa bulan siap dipindahkan, media dan peralatan untuk
pembuatanya. 29.
Pengetahuan teknologi budidaya anjuran adalah variabel dummy, di mana 1 untuk petani yang tahu dan 0 tidak tahu. Petani yang tahu perlu
menceritakan kepada peneliti tentang syarat-syarat pohon jeruk yang sehat, pemangkasan, penjarangan buah, pemupukan dan tekniknya, pemberatasan
organisme pengganggu tanaman dan tekniknya, pengolahan tanah, ukuran lubang tanam, musim berbunga jeruk, pengapuran dan jarak tanam
standar. 30.
Akses ke pasar input adalah variabel dummy 1 untuk yang memiliki kiostoko langganan pembelian input usahatani jeruk keprok pada tahun
2010 dan 0 untuk yang mengakses input bebas tanpa langganan. 31.
Akses ke pasar output adalah variabel dummy 1 untuk petani yang memiliki pedagang langganan sejak musim panen tahun 2009 sampai
dengan tahun 2010 dan 0 untuk yang tidak. 32.
Teknik panen sesuai anjuran adalah variabel dummy 1 untuk yang melakukan teknik panen sesuai anjuran dan 0 untuk yang tidak. Teknik
panen yang direkomendasikan adalah menggunakan gunting dahan, panjang tangkai buah yang tertinggal pada buah maximum 1 cm dan buah
tidak terluka saat panen. Selain itu, panen hanya pada buah yang sudah matang. Tanda-tanda buah matang secara visual adalah warna kulit
dominan kuning keemasan atau 100 kuning. Petani perlu menceritakan kepada peneliti tentang hal-hal tersebut.
33. Penerapan manajemen usahatani adalah variabel dummy 1 untuk petani
yang melakukan pembukuan usahatani dan 0 untuk yang tidak. Manajemen usahatani meliputi perencanaan usahatani, pengawasan dan
evaluasi kegiatan usahatani jeruk dengan menggunakan pembukuan usahatani farm recording jeruk keprok SoE pada tahun 2009-2010.
34. Penentuan harga jual adalah variabel dummy 1 harga jual jeruk tahun
2010 ditentukan oleh petani dan pedagang negosiasi dimenangkan petani dan 0 untuk yang tidak.
35. Keikutsertaan dalam koperasi adalah variabel dummy yaitu bernilai 1 jika
petani menjadi anggota koperasi sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 dan 0 jika lainnya.
36. Kegiatan pascapanen variabel dummy, 1 untuk petani yang melakukan
kegiatan pascapanen tahun 2010 dengan rata-rata nilai 0,75 dari total nilai empat komponen kegiatan pascapanen seperti pembersihan buah,
pengkelasan, pengepakan, labeling, dan 0 untuk yang tidak melakukannya. Perlu dicatat bahwa nilai 1 diberikan pada masing-masing
komponen kegiatan pascapanen jika komponen itu dilakukan petani responden 0 untuk yang tidak dan kemudian dicari rata-rata pada
masing-masing responden. 37.
Rumahtangga yang dikepalai perempuan variabel dummy, 1 untuk rumahtangga yang dikepalai perempuan dan 0 untuk yang tidak.
38. Biaya total usahatani adalah penjumlahan biaya-biaya yang dikeluarkan
petani untuk membeli faktor-faktor produksi selama tahun 2009-2010 biaya bibit, irigasi, pupuk, pestisida, peralatan kerja dan tenaga kerja, dan
lain-lain yang dihitung dalam satuan Rupiah. Di dalam analisis pendapatan, biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang digunakan
petani untuk tanaman produktif pada musim produksi tahun 2009-2010. 39.
Upah tenaga kerja adalah adalah sewa tenaga kerja yang berlaku di tingkat usahatani tahun 2010 yang dihitung dalam satuan Rupiah per hari orang
kerja. 40.
Harga pupuk kandang merupakan harga beli pupuk kandang di tingkat petani pada tahun 2009-2010 yang dihitung dalam Rupiah per kg.
41. Harga pupuk anorganik urea, TSP, KCl dan NPK merupakan harga beli
pupuk buatan tahun 2009-2010 yang dihitung dalam Rupiah per kg. 42.
Harga pestisida merupakan harga beli obatan-obatan pertanian tahun 2009- 2010 yang dihitung dalam Rupiah per liter.
43. Biaya peralatan kerja adalah harga beli peralatan kerja khusus untuk
digunakan pada usahatani jeruk keprok SoE, selama tahun 2009-2010 yang diukur dalam satuan Rupiah.
44. Harga bibit okulasicangkokansambungan merupakan harga bibit okulasi
yang dibeli petani selama tahun 2009-2010 dan dihitung dalam satuan Rupiah per anakan.