Tanaman Buah-Buahan Subsektor Tanaman Hortikultura 1. Tanaman Sayur-Sayuran

buah-buahan di kabupaten TTS. Hal ini disebabkan karena keprok SoE sangat disukai oleh konsumen baik di NTT maupun di luar NTT. Hasil penelitian taste panel di Denpasar menunjukkan bahwa jeruk impor masih superior dalam hal rasa, tekstur dan warna kulit buah, sedangkan keprok SoE memiliki keunggulan penampilan daging buah dan kualitas secara keseluruhan Mason et al., 2002. Hasil penelitian di Surabaya menunjukkan bahwa keprok SoE memliki kelebihan dalam hal tekstur dan penampilan daging buah dibandingkan dengan keprok madura dan jeruk impor yang ada Adar et al., 2005. Dari hasil penelitian yang sama, selera konsumen di Kupang mengindikasikan bahwa jeruk keprok SoE secara potensial memiliki keunggulan dalam hal lebih segar dan berkadar air tinggi seperti yang direfleksikan dari hasil survei konsumen pada segmen tampak luar dan kualitas keseluruhan dari buah jeruk tersebut. Warna kulit yang kuning keemasan dari jeruk keprok SoE yang siap dipanen memberikan makna tersendiri bagi para konsumen di beberapa kota di provinsi Nusa Tenggara Timur. Tabel 25 menunjukkan luas panen dan jumlah produksi berbagai jenis buah-buahan di kabupaten TTS selama tahun 2002-2008. Dalam kurun waktu tersebut, dari tabel diketahui bahwa luas panen dan produksi buah-buahan di kabupaten TTS senantiasa meningkat, kecuali untuk produksi rambuatan dan salak. Di antara berbagai buah-buahan yang diusahakan petani di kabupaten TTS, jeruk keprok SoE merupakan buah yang diunggulkan. Dari segi luas panen dan jumlah produksi, jeruk keprok SoE menduduki tempat yang kedua setelah mangga. Jumlah produksi jeruk ini meningkat dari tahun ke tahun. Dari segi luas panen menunjukkan tren peningkatan terjadi selama periode tahun 2002-2007 dan menurun pada tahun 2008. Tabel 25. Luas Panen dan Produksi Buah-Buahan di Kabupaten TTS, Tahun 2002-2008 Jenis Buah- buahan Luas Panen Ha Produksi Ton 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Alpokat 594.0 2 470.0 2 663.0 2 791.0 3 243.0 3 077.0 47.0 1 128.0 4 952.0 5 176.0 7 265.0 8 593.0 21 235.0 286.0 Belimbing 2.0 2.0 2.0 5.0 6.0 12.0 4.0 4.0 4.0 4.0 6.0 8.0 72.0 145.0 Jambu biji 201.0 28.0 42.0 213.0 270.0 430.0 40.0 34.0 58.0 60.0 566.0 2 051.0 1 232.0 427.0 Jeruk Keprok 1 042.0 1 157.0 1 336.0 1 445.0 2 218.0 2 089.0 1 409.0 1 492.0 2 987.0 7 821.0 5 856.0 7 431.0 5 103.0 7 199.0 Jeruk Besar 51.0 97.0 46.0 77.0 99.0 123.0 39.0 224.0 684.0 235.0 449.0 751.0 1 097.0 608.0 Mangga 1 283.0 1 565.0 2 338.0 3 277.0 3 894.0 4 362.0 3 582.0 3 801.0 1 659.0 2 771.0 3 959.0 4 785.0 4 991.0 35 042.0 Nangka 118.0 139.0 210.0 278.0 405.0 574.0 245.0 601.0 748.0 861.0 907.0 594.0 2 074.0 2 284.0 Nenas 13.0 7.0 7.0 9.0 11.0 16.0 4.0 51.0 62.0 62.0 73.0 53.0 93.0 389.0 Pepaya 795.0 851.0 1 102.0 422.0 698.0 808.0 92.0 1 486.0 2 596.0 2 789.0 3 209.0 5 528.0 4 962.0 4 672.0 Pisang 1 104.0 764.0 780.0 838.0 967.0 1 219.0 95.0 2 953.0 3 177.0 3 598.0 4 272.0 5 360.0 11 288.0 5 263.0 Rambutan 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 6.0 12.0 12.0 12.0 12.0 8.0 5.0 Salak 0.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 2.0 3.0 3.0 2.0 Sirsak 112.0 115.0 195.0 67.0 86.0 298.0 26.0 342.0 287.0 293.0 357.0 710.0 598.0 236.0 Sukun 378.0 146.0 244.0 295.0 339.0 76.0 25.0 1 790.0 735.0 954.0 1 456.0 1 555.0 83.0 241.0 Total 5 694.0 7 343.0 8 967.0 9 720.0 12 239.0 13 087.0 5 610.0 13 912.0 17 961.0 24 636.0 28 389.0 37 434.0 52 839.0 56 799.0 Sumber: Dinas Pertanian, 2009 diolah. Secara total, luas panen jeruk keprok SoE ini mengalami kenaikan sebesar 26 dan produksi meningkat sebesar 79 dalam periode tahun 2002- 2008. Kenaikan produksi jeruk keprok SoE yang senantiasa meningkat menunjukkan bahwa komoditas ini secara sosial sudah diterima masyarakat dan secara finansial layak untuk diusahakan oleh petani seperti yang sudah dikaji oleh Milla et al., 2002 dan Yusuf et al., 2009. Produktivitas jeruk keprok SoE masih jauh dari yang diharapkan. Tabel 26 menunjukkan kesenjangan antara produktivitas aktual dengan potensialnya. Dari tabel ini diketahui bahwa produktivitas rata-rata tahun 2002-2008 dari jeruk keprok SoE baru mencapai 20 kgpohon atau hanya 5 dari produktivitas potensialnya peluang peningkatan produktivitas sebesar yakni 95. Tabel 26. Keadaan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jeruk Keprok SoE di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2002-2008 Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Luas Panen Ha 1 042 1 157 1 336 1 445 2 218 2 089 1 409 Produksi Ton 1 492 2 987 7 821 5 856 7 431 5 103 7 199 Produktivitas TonHa 1.43 2.58 5.85 4.05 3.35 2.44 5.11 Produktivitas Kgphn 5 9 37 28 27 14 20 Tercapai 2.2 4.0 9.0 6.2 5.2 3.8 7.9 Kesenjangan 97.8 96.0 91.0 93.8 94.8 96.2 92.1 Sumber: Dinas Pertanian, 2009 diolah. Keterangan: : 1 ha ditanami 278 pohon dengan potensi hasil maximum 65 tonha Sentra-sentra jeruk keprok SoE di kabupaten TTS tersebar di beberapa kecamatan dengan populasi seperti tercantum pada Tabel 27. Dari Tabel ini diketahui bahwa ada tujuh kecamatan sentra produksi dan rencana pengembangan jeruk Keprok SoE di TTS. Berdasarkan jumlah populasi dan rencana pengembangannya, untuk dataran tinggi, dua kecamatan pusat produksi yang dominan yakni Mollo Utara dan Mollo Selatan; sedangkan untuk dataran rendah adalah kecamatan Kuanfatu dan Amanuban Selatan. Tabel 27. Sebaran Populasi Tanaman Jeruk Keprok SoE di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Tahun 2008 No Kecamatan Populasi pohon Potensi Pengembangan Areal ha Terhadap Total 1 Mollo Utara 347 031 34.8 2 000 28 2 Mollo Selatan 193 750 19.2 1 600 23 3 Amanatun Selatan 32812 3.3 200 3 4 Amanuban Tengah 23 764 2.4 700 7 5 Amanatun Utara 1 498 0.2 100 1 6 Kuanfatu 43 600 4.4 600 10 7 Amanuban Selatan 38 701 3.9 400 6 8 Lain-lain 317 787 31.9 1 550 22 Jumlah Pohon 996 833 100 1 959 900 100 Luas Tanam Ha 3 586 7 050 Tercapai : 2004 2008 37 51 Sumber: Lampiran 1 diolah. Keterangan: : Target Pemerintah Daerah Kabupaten TTS sampai dengan Tahun 2013 : 1 Ha = 278 pohon jarak tanam 6 x 6 m Jeruk kerpok SoE sudah menjadi tanaman primadona masyarakat di kabupaten Timor Tengah Selatan, namun perkembangannya masih cukup lambat karena para petani di kabupaten ini belum mengusahakannya dalam skala ekonomis yang efisien. kecenderungan luas panen, produksi dan produktivitas jeruk keprok SoE selama tahun 2002-2008 meningkat. Hal ini bisa dijadikan sebagai indikator bahwa jeruk ini merupakan komoditas penting dan bisa diandalkan untuk dijadikan sumber pendapatan petani atau penggerak utama ekonomi petani jeruk. Namun, tingkat produksi dan produktivitas jeruk keprok SoE adalah masih sangat rendah dan berkecenderungan menurun dari tahun 2008 ke tahun 2010 pers. Com dengan Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Provinsi NTT di Kupang pada tanggal 3 April 2010. Untuk menggairahkan kembali semangat petani jeruk dan sekaligus sebagai upaya meningkatkan produktivitas jeruk di kabupaten TTS, maka pemerintah kabupaten TTS dan Provinsi NTT bersama-sama menjalankan program rehabilitasi jeruk ini dengan maksud untuk: 1 mengembalikan kemampuan produksi JKS dan meningkatkan produktivitas lahan kering, 2 meningkatkan kesempatan kerja dan berusahatani, 3 meningkatkan pendapatan petani dan 4 mengembalikan potensi komoditas unggulan nasional ini. Sebaran pengusahaan tanaman jeruk keprok SoE per kecamatan di kabupaten TTS selama periode waktu 2004-2008 tercantum pada Tabel 28 dan Gambar 21 dan Gambar 22. Tabel tersebut menunjukkan bahwa Sentra utama usahatani keprok SoE adalah di kecamatan Mollo Utara termasuk kecamatan Tobu dan kecamatan Mollo Selatan termasuk kecamatan Mollo Tengah di daerah dataran tinggi. Sedangkan untuk daerah dataran rendah terdapat di kecamatan Kuanfatu dan Amanuban Selatan termasuk kecamatan Kualin. Kultivar jeruk yang dikembangkan di wilayah kabupaten Timor Tengah Selatan adalah jenis jeruk keprok SoE. Jeruk ini memiliki ciri-ciri umum antara lain tinggi tanaman berkisar 4-8 m, warna buah matang kuning kemerah-merahan atau kuning keemasan, bentuk buah bulat pendek dengan ukuran diameter 6.86 x 6.66 cm, tingkat kekerasan buah lunak atau agak lunak, warna daging buah orange, berat buah 100-125 gram, rasa buah manis dan segar, tekstur daging buah berserat halus dan potensi produksi 50-250 kg per pohon per musim panen. Tabel 28. Rata-Rata Jumlah Tanaman, Luas Panen dan Produksi Jeruk Keprok SoE di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Tahun 2004-2008 No Kecamatan Jumlah Tanaman Pohon Terhadap Total Luas Panen Pohon Terhadap Total Produksi Ton Terhadap Total 1 Mollo Utara 327 155.2 38.41 132 823.4 43.69 3 712.52 52.60 2 Mollo Selatan 182 167.4 21.39 75 243.2 24.75 1 613.52 22.86 3 Amaban Barat 75 155.6 8.82 2 937.4 0.97 61.12 0.87 4 Kota SoE 45 307.8 5.32 23 857.0 7.85 405.00 5.74 5 Amaban Selatan 42 235.2 4.96 226.4 0.07 4.12 0.06 6 Fatumnasi 39 892.2 4.68 17 618.6 5.80 322.34 4.57 7 Amatun Selatan 26 798.6 3.15 7 195.6 2.37 127.72 1.81 8 Kuanfatu 24 987.2 2.93 10 680.0 3.51 245.40 3.48 9 Pollen 18 607.6 2.18 6 045.2 1.99 110.16 1.56 10 Amaban Tengah 15 972.0 1.88 8 747.6 2.88 122.30 1.73 11 Kie 10 123.0 1.19 5 606.0 1.84 106.56 1.51 12 Nunkolo 9 924.6 1.17 4 272.2 1.41 86.76 1.23 13 Amaban Timur 7 121.0 0.84 1 893.0 0.62 32.60 0.46 14 Toianas 5 834.0 0.68 720.0 0.24 12.40 0.18 15 Kolbano 5 005.6 0.59 350.4 0.12 4.80 0.07 16 Boking 4 862.2 0.57 1 568.6 0.52 23.48 0.33 17 Oenino 3 584.2 0.42 377.2 0.12 5.64 0.08 18 Batu Putih 2 273.0 0.27 1 337.0 0.44 24.48 0.35 19 Kotolin 2 013.2 0.24 1 480.0 0.49 22.00 0.31 20 Amatun Utara 1 542.4 0.18 449.0 0.15 7.76 0.11 21 Kualin 1 135.4 0.13 558.4 0.18 7.56 0.11 Kabupaten TTS 851 697.4 100.00 303 986.2 100.00 7 058.24 100.00 Sumber: Lampiran 1 diolah. Jeruk keprok SoE merupakan salah satu jenis buah unggulan nasional setelah mendapatkan pelepasan oleh Pemerintah Pusat pada tahun 1998 dan mendapatkan juara pertama selama tiga tahun berturut-turut 2003, 2004, dan 2005 dalam kontes buah nasional yang diselenggarakan oleh majalah Trubus Indonesia Adar et al., 2005. Namun sistem pengelolaan usahatani komoditas ini oleh petani masih belum memenuhi standar teknis yang dianjurkan. Sumber: Lampiran 1 diolah. Gambar 21. Rata-Rata Luas Panen Jeruk Keprok SoE per Kecamatan, Tahun 2004-2008 Sumber: Lampiran 1 diolah. Gambar 27. Rata-Rata Produksi Jeruk Keprok SoE per Kecamatan, Tahun 2004- 2008 5 10 15 20 25 30 35 40 45 43.7 24.8 7.8 5.8 3.5 2.9 2.4 2.0 1.8 1.4 1.0 0.6 0.5 0.5 0.4 0.2 0.2 0.1 0.1 0.1 0.1 L u as P ane n Kecamatan Luas Panen 10 20 30 40 50 60 52.60 22.86 5.74 4.57 3.48 1.81 1.73 1.56 1.51 1.23 0.87 0.46 0.35 0.33 0.31 0.18 0.11 0.11 0.08 0.07 0.06 P ro duks i Kecamatan Produksi

2.3.2.3. Subsektor Perkebunan

Luas areal panen tanaman perkebunan pada tahun 2007 sebesar 33 690.05 ha atau menurun sebesar -2.8 dibandingkan dengan tahun 2006 34 649.01 ha. Tingkat produksi tahun 2007 adalah sebesar 7 337.49ton atau meningkat sebesar 7.8 dibandingkan dengan tahun 2006 6 804.53 ton. Peningkatan produksi bukan berdasarkan perluasan areal panen, tetapi dimungkinkan dari adanya perbaikan teknologi budidaya di tingkat petani. Jenis tanaman perkebunan yang utama di Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah seperti tercantum pada Tabel 29, dengan kontribusinya masing-masing komoditas seperti tercantum pada Gambar 23. Dari tabel dan gambar tersebut diketahui bahwa tanaman kemiri menduduki tempat yang pertama baik dari segi luas panen 43 maupun produksi 48, diikuti oleh tanaman kelapa dan jambu mente. Sedangkan tanaman kakao yang membutuhkan pengelolaan yang lebih intensif merupakan tanaman perkebunan yang paling sedikit diusahakan di Kabupaten TTS. Tabel 29. Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Tahun 2007 Komoditi Luas Produksi Produktiv itas TonHa Belum Produksi Ha Sudah Produksi Ha Total Ha terhadap total Ton terhadap total Kelapa 7 785.04 3 530.69 11 315.73 33.59 3 503.85 47.75 0.99 Kemiri 10 721.69 3 922.97 14 644.66 43.47 3 185.21 43.41 0.81 kapuk 2 412.05 738.18 3 150.23 9.35 250.59 3.42 0.34 Jambu Mente 3 146.50 251.52 3 398.02 10.09 165.08 2.25 0.66 Pinang 2 57.21 150.26 407.47 1.21 141.59 1.93 0.94 Kopi 640.11 86.16 726.27 2.16 89.22 1.22 1.04 Kakao 41.58 6.09 47.67 0.14 1.95 0.03 0.32 Total 25 004.18 8 685.87 33 690.05 100 7 337.49 100.00 0.84 Sumber: Dinas Pertanian, 2009. Sumber: Tabel 29. a Rangking Luas Panen Terhadap Total Luas Lahan Tanaman Perkebunan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Tahun 2007 b Rangking Produksi Terhadap Total Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Tahun 2007 Gambar 23. Rangking Luas Panen dan Produksi Beberpa Jenis Tanaman Perkebunan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Tahun 2007 Dari segi produktivitas tonha, komoditas perkebunan rakyat yang disuahakan petani di Kabupaten Timor Tengah Selatan masih sangat rendah semuanya lebih kecil dari 1 tonha, kecuali tanaman kopi. Sistem usahatani campuran dan pengelolaan yang masih tradisional tanpa menggunakan input modern telah menyebabkan rendahnya produktivitas sektor perkebunan ini. Hal- hal ini mengundang perhatian semua stakeholders perkebunan untuk mengambil bagian di dalam sistemproses produksi yang efisien dan berskala ekonomi tinggi, mengingat komoditi perkebunan adalah usaha pertanian yang berorientasi pasar baik pasar lokal maupun pasar nasional dan perdagangan internasional. 5 10 15 2 0 2 5 3 0 3 5 40 45 Kemiri Jambu Mente Kopi Kakao 43 .47 33.59 10.09 9.3 5 2 .16 1.2 1 0.14 L u as P an e n Tanaman Perkebunan Luas Panen Ha 5 10 15 2 0 2 5 3 0 3 5 40 45 50 Kemiri Jambu Mente Kopi Kakao 47 .75 43 .41 3 .42 2 .25 1.93 1.22 0.03 P ro duk si Tanaman Perkebunan Produksi Ton