Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Kondisi Geografis

LAPORAN AKHIR [ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN ] Halaman | 27

3.1. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian yaitu data yang sudah tersedia sehingga tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder diperoleh dari laporanpublikasi pihak-pihak terkait, terutama Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen, BPS, dan lembaga lain yang memiliki data dan informasi yang relevan.

3.2. Teknik Analisis Data

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif veritikatif yaitu penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala- gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual. Sifat penelitian ini adalah studi monitoring dan evaluasi monev. Sebagaimana dijelaskan Subarsono 2005, monev membutuhkan data dan informasi untuk melakukan penilaian terhadap proses Implementasi kebijakan. Data dan informasi tersebut dapat diperoleh melalui berbagai metode antara lain: 1. Metode dokumentasi, yakni dari berbagai laporan kegiatan seperti laporan tahunan, semesteran atau bulanan LAPORAN AKHIR [ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN ] Halaman | 28 2. Metode survai tentang implementasi kebijakan. Dalam hal ini seperangkat instrument dipresiapkan sebelum melakukan survai 3. Metode observasi lapangan. Observasi dimaksudkan untuk mengamati data empiris di lapangan dan bertujuan untuk lebih meyakinkan dalam membuat penilaian tentang proses kebijakan 4. Metode wawancara dengan para stakeholders. Untuk metode ini perlu disusun pedoman wawancara yang menanyakan berbagai aspek yang berhubungan dengan kebijakan atau program yang terhadapnya dilakukan proses monitoring 5. Metode campuran dari berbagai metode yang telah disebutkan sebelumnya 6. Focused Group Discussion FGD. Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara melakukan pertemuan dan diskusi dengan para stakeholders yang bervariasi, namun tetap berkaitan dengan fokus penelitian. Melalui cara ini berbagai informasi yang diperoleh akan lebih valid karena dilakukan proses cross check terhadap data dan informasi dari berbagai sumber. Agar tercapai efektifitas monev, terdapat beberapa prinsip-prinsip yang harus dipenuhi: 1. Monev harus dilihat sebagai alat penting untuk memperbaiki program. Jika monitoringdan evaluasi yang dilakukan dengan baik, semua pihak mendapat keuntungan karena ada banyak informasi yang diperoleh untuk memperbaiki pelaksanaan program dan juga untuk mempertimbangkan masa depan program. 2. Ada 2 dua prinsip penting dalam kegiatan monitoring dan evaluasi, yaitu partisipasi dan transparansi. Semua pelaku program seharusnya merasa bebas untuk memberikan kontribusinya untuk perbaikan program. Monitoring dan evaluasi LAPORAN AKHIR [ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN ] Halaman | 29 harus dilakukan di suatu lingkungan yang mendorong kebebasan berbicara, dan bersifat terbuka untuk menerima informasi yang baik ataupun yang buruk, penghargaan maupun kritikan. Tidak seorang pun yang harus merasa perlu dipersalahkan jika muncul masalah di lapangan yang memerlukan tindakan perbaikan. Hal yang penting adalah bahwa para pelaku program menjadi lebih sadar tentang masalah tersebut dan dapat belajar dari masalah itu, dan jika perlu, mengambil langkah perbaikan. 3. Semua pelaku mempunyai kewajiban untuk melaporkan informasi seakurat mungkin. Maksudnya adalah agar para pelaku program tidak berpikir hanya mau melaporkan apa yang dianggap menyenangkan untuk didengar oleh atasan. Apabila memungkinkan informasi tersebut harus diuji silang dengan sumber lain untuk menjamin keakurasiannya. Karena hanya informasi yang akurat dan berdasarkan fakta dan sumber terpercaya yang dapat membantu memperbaiki program. Secara teoritis, ada beberapa hal dari aspek metodologis yang juga perlu diperhatikan ketika hendak menyusun dan mengembangkan sistem monev adalah Nasikun, 1987: 1. Dalam hal penyusunan desain evaluasi. Salah satu cara yang bisa ditempuh agar upaya untuk mengendalikan berbagai gangguan validitas adalah dengan mempertimbangkan salah satu atau kombinasi tiga pendekatan yakni: 1 membandingkan kondisi yang diamati dengan target-target yang ditetapkan program; 2 membandingkan pencapaian tujuan program di kawasan program dengan yang dicapai di kawasan lain yang tidakmemperoleh perlakuan program, akan tetapi memiliki kondisi sosial-ekonomi yang kurang lebih sama; dan 3 membandingkan, melalui pengkajian panel, kondisi daerah operasional program dari berbagai kurun waktu LAPORAN AKHIR [ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN ] Halaman | 30 2. Penyusunan indikator akibat dan dampak program yang terpercaya reliable dan sahih valid. Mengenai hal ini, Saxena 1980 sebagaiman dikutip oleh Nasikun, menganjurkan kriteria pemilihan yang pantas diperhatikan: 1 indikator evaluasi harus relevan dan komprehensif, akan tetapi sederhana dan mudah diukur; 2 indikator evaluasi harus terpercaya dan mencerminkan dengan tepat aspek-aspek khusus dari program serta akibat dan dampaknya; 3 indikator evaluasi sedapat mungkin dapat dengan mudah diukur di dalam kaitannya dengan aspek-aspek kuantitatif dari program serta dampaknya; 4 indikator evaluasi harus mudah dirumuskan dan sedikit mungkin tergantung pada kualitas teknologi dan keahlian yang terlalu tinggi; 5 indikator evaluasi harus dengan mudah dapat diintegrasikan ke dalam system monitoring program. Selain itu, mengingat setiap program pembangunan senantiasa melibatkan kegiatan-kegiatan tertentu ditransformasikan menjadi keluaran, akibat, dan dampak program, indikator-indikator program harus meliputi: 1 masukan program programme inputs; 2 keluaran program programme outputs; 3 akibat program programme effects; 4 dampak program programme impacts. 3. Menetapkan ada tidaknya data yang sudah tersedia sehingga bisa meminimalkan pemborosan dan sumberdaya untuk mengumpulkan data.

3.2.1. Analisis Deskriptif

Penggunaan analisis deskriptif descriptive analysis dimaksudkan untuk menyajikan atau mendeskripsikan hasil temuan lapangan. Dengan demikian fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. LAPORAN AKHIR [ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN ] Halaman | 31 Gambaran umum ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang diperoleh.

3.2.2. Analisis Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Analisis ini didasarkan pada indikator-indikator pembangunan daerah, khususnya yang dapat dikuantitatifkan sehingga dapat diperbandingkan. Indikator kinerja pembangunan meliputi indikator aspek kesejahteraan umum seperti kinerja pembangunan ekonomi, kesejahteraan sosial pendidikan dan kesehatan, seni budaya dan olah raga. Indikator lainnya adalah aspek pelayanan umum pendidikan, kesehatan, lingkungan, infrastruktur, dll serta aspek daya saing daerah kemampuan ekonomi daerah, infrastruktur, iklim berinvestasi. Dalam penelitian ini indikator yang dianalisis adalah indikator yang dicantumkan dalam RPJMD Kabupaten Kepulauan Yapen. LAPORAN AKHIR [ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN ] Halaman | 32

4.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Kepulauan Yapen secara geografis berbatasan dengan:  Sebelah Utara: Kabupaten Biak Numfor di Selat Sorenarwai;  Sebelah Selatan : Kabupaten Waropen di Selat Saireri;  Sebelah Barat : Kabupaten Manokwari di Selat Gelvink Bay;  Sebelah Timur: Kabupaten Mamberamo Raya di selat Saipai. Luas wilayah kabupaten Kepulauan Yapen ±7.146,16 Km² yang terdiri dari luas Daratan 2.432,49 Km² dan luas Lautan 4.713,7 Km². Tabel 4.1. Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen berdasarkan Distrik No Distrik Luas Wilayah Km ² Jarak Ibu Kota dengan Distrik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Yapen Selatan Yapen Timur Yapen Barat Angkaisera Poom Kosiwo Yapen Utara Raimbawi Teluk Ampimoi Kepulauan Ambai Wonawa Windesi Pulau Kurudu Pulau Yerui 140,42 393,17 793,36 177,39 730,40 606,65 775,58 885,52 451,63 301,37 1410,99 479,69 21,49 90,06 0 Mil Laut 26 Mil Laut 35 Mil Laut 6 Mil Laut 106 Mil Laut 8 Mil Laut 77 Mil Laut 50 Mil Laut 22 Mil Laut 7 Mil Laut 75 Mil Laut 120 Mil Laut 73 Mil Laut 106 Mil Laut Jumlah 7.146,16 Sumber : Bappeda Kabupaten Kepulauan Yapen LAPORAN AKHIR [ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN ] Halaman | 33 Kabupaten Kepulauan Yapen Topografisnya terdiri dari datar, berlereng, berbukit dan gunung. Kontur Pulau Yapen bervariasi, pada daerah pantai dengan ketinggian 0 – 10 meter di atas permukaan laut, pada bagian tengah dengan ketinggian 200 – 1.500 meter dan variasi lereng 40 sampai 60. Menurut klasifikasi Smith – Ferguson iklim ini termasuk iklim tropis yaitu iklim hutan tropis basah dengan suhu udara berkisar antara 21, 7ºC sd 34, 3ºC. Curah hujan pertahun antara 2000 sd 3000 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 200 hari.

4.2. Kondisi Demografi