LAPORAN AKHIR
[ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
]
Halaman | 13
pemerintah daerah terhadap masalah-masalah sosial ekonomi yang terjadi di daerahnya.
2.2. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sejak tahun 2005, pelaksanaan perencanaan pembangunan di Indonesia mengalami perubahan yang cukup penting dan mendasar.
Perubahan tersebut terjadi dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional SPPN.
Sesuai dengan UU Nomor 25 Tahun 2004, Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional didefinisikan, satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.
Agar perencanaan pembangunan daerah yang disusun dapat mewujudkan visi, misi serta arah pembangunan daerah seperti
dikehendaki, diperlukan adanya keterkaitan program dalam dokomen perencanaan pembangunan yang lainnya. UU Nomor 25 Tahun 2004
tentang SPPN Pasal 3 ayat 3 menyebutkan perencanaan pembangunan nasional menghasilkan; 1 rencana pembangunan
jangka panjang; 2 rencana pembangunan jangka menengah; 3 rencana
pembangunan tahunan.
Pentahapan perencanaan
pembangunan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 ayat 3 di atas juga berlaku bagi pembuatan perencanaan pembangunan
didaerah. Sistem pembangunan daerah harus meliputi 1 rencana pembangunan jangka panjang RPJP daerah; 2 rencana
LAPORAN AKHIR
[ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
]
Halaman | 14
pembangunan jangka menengah RPJM daerah; 3 rencana kerja pembangunan daerah RKPD.
RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP
Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum,
dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan
rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Dalam SPPN, RPJM merupakan salah satu dokumen perencanaan pembangunan yang wajib disusun oleh Pemerintah pusat maupun
Pemerintah daerah. Penyusunan dokumen RPJM harus diselesaikan selambat-lambatnya 3 bulan setelah presiden atau kepala daerah
terpilih. Oleh karena itu, RPJM Daerah periode waktunya berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Menurut Kuncoro 2004, ada tiga unsur dari perencanaan pembangunan ekonomi daerah jika dikaitkan hubungan pusat dan
daerah: 1. Perencanaan ekonomi daerah yang realistik memerlukan
pemahaman tentang hubungan antar daerah dengan lingkungan nasional di mana daerah tersebut merupakan bagian darinya,
kaitannya secara mendasar antara keduanya, dan konsekuensi akhir dari interaksi tersebut.
2. Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah, dan sebaliknya baik bagi daerah belum tentu baik
secara nasional.
LAPORAN AKHIR
[ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
]
Halaman | 15
3. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah misalnya, administrasi, proses pengambilan keputusan,
otoritas, biasanya sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat. Derajat pengendalian
kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat tersebut. Perencanaan daerah yang efektif harus menggunakan berbagai
sumber daya pembangunan yang sebaik mungkin yang benar- benar dapat dicapai, dan mengambil mamfaat dari informasi
lengkap dan tersedia pada tingkat daerah karena kedekatan para perencananya dengan obyek perencanaan.
Ada dua kondisi yang mempengaruhi proses perencanaan daerah, yaitu 1 Tekanan yang berasal dari lingkungan dalam negeri
maupun luar negeri yang mempengaruhi kebutuhan daerah dalam proses pembangunan perekonomiannya; 2 Kenyataan bahwa
perekonomian daerah dalam suatu negara dipengaruhi oleh sektor yang berbeda antara daerah yang satu dengan yang lain, misalkan
beberapa daerah mengalami pertumbuhan pada sektor industrinya sedangkan daerah lain mengalami penurunan. Inilah yang
menjelaskan perbedaan perspektif masyarakat daerah mengenai arah dan makna pembangunan daerah Kuncoro, 2004: 47.
Berbagai dokumen perencanaan tersebut diharapkan benar-benar dapat menjadi pedoman bagi pelaksaan program pembangunan di
daerah, maka esensi perencanaan dari masing-masing dokumen harus terintegrasikan satu sama lain. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah RPJM Daerah harus merupakan jabaran dari Rencana Jangka Panjang RPJP Daerah. Demikian juga dengan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD dibuat berdasarkan jabaran dari RPJM daerah. Untuk menjamin kesesuaian esensi
LAPORAN AKHIR
[ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
]
Halaman | 16
perencanaan dari masing-masing tahap perencanaan tersebut diperlukan mekanisme monitoring atas penjabaran RPJP daerah ke
dalam RPJM daerah, dan pejabaran RPJM daerah kedalam RKPD setiap tahunnya. Melalui mekanisme monitoring tersebut, selain
dapat memonitor implementasi RPJM daerah juga dapat mengevaluasi implementasi program-program pada RKPD dalam
hubungannya dengan pencapian misi pemerintah daerah. Selaian itu, mekanisme monitoring implementasi RPJM daerah juga dapat
menjadi alat bantu bagi daerah dalam menyeleksi kesesuaian usulan-usulan program dari Satuan Kerja Pemerintah Daerah
SKPD dengan RPJM daerahnya.
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah RPJMD pada dasarnya menerjemahkan suatu proses pemikiran strategis. Kualitas
dokumen RPJMD sangat ditentukan oleh seberapa jauh RPJMD dapat mengemukakan secara sistematis proses pemikiran strategis
tersebut. Perencanaan strategis erat kaitannya dengan proses menetapkan kemana daerah akan diarahkan pengembangannya dan
apa yang hendak dicapai dalam lima tahun mendatang; bagaimana mencapainya dan langkah-langkah strategis apa yang perlu
dilakukan agar tujuan tercapai.
Proses perencanaan dalam pemerintah daerah sebagaimana di atur dalam UU Nomor 25 Tahun 2004, secara makro penyusunan RPJP
Daerah harus mengacu pada RPJP Nasional Pasal 5 ayat 1. RPJM Daerah harus mengacu pada RPJM Nasional. RKPM Daerah
kemudian dijabarkan kedalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD yang penyusunannya mengacu kepada Rencana Kerja
Pemerintah RKP.
LAPORAN AKHIR
[ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
]
Halaman | 17
Setelah RKPD tersusun, langkah berikutnya adalah menyusun Rencana Strategis Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah
SKPD yang disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD serta berpodoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.
Rencana Kerja SKPD disusun dengan berpedoman kepada Renstra SKPD dan mengacu kepada RKP yang memuat kebijakan, program,
dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat. Secara lebih terang, dokumen perencanaan yang menjadi dasar hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Dokumen Perencanaan Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004
Bentuk Dokumen Jangka Waktu Bentuk Hukum
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJP Daerah
10 – 20 tahun
Peraturan Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah RPJM Daerah 5 tahun
Peraturan Daerah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD 1 tahun
Peraturan Daerah Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah Renstra SKPD 5 tahun
Peraturan Daerah APBD sebagai Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah Renja SKPD 1 tahun
Peraturan Daerah
Sumber: UU Nomor 32 Tahun 2004
Sama halnya dengan RPJP yang telah dijelaskan terdahulu, dalam penyusunan RPJM juga terdapat perumusan visi dan misi. Akan
LAPORAN AKHIR
[ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
]
Halaman | 18
tetapi, visi dan misi dalam RPJM adalah visi dan misi kepala daerah terpilih yang ditawarkannya kepada masyarakat pada waktu
pelaksanaan kampanye pada waktu pelaksanaan PILKADA daerah bersangkutan. Sitem demikian mulai dilakukan di Indonesia sejak
pemilihan presiden dan kepala daerah dilakukan melalui pemilihan langsung oleh rakyat. Karena itu, sesuai dengan prinsip demokrasi,
penyusunan perencanaan pembangunan dan pelaksanaannya dalam masyarakat nantinya harus didasarkan pada janji kepala
daerah yang telah disampaikan kepada rakyat. Prinsip ini juga sesuai dengan
Undang-Undang Nomor
25 Tahun
2004 yang
mengamanatkan bahwa RPJM adalah jabaran lebih konkrit dari visi dan misi kepala daerah.
Sebagaimana juga telah diungkapkan pada teknis penyusunan RPJP, dalam melakukan penetapan visi jangka menengah perlu
diusahakan agar tidak menjadi hal-hal yang muluk-muluk dan merupakan angan-angan yang kurang realistis. Untuk keperluan ini,
penetapan visi tersebut harus memperhatikan 3 kriteria utama yaitu Pertama, sesuai dengan kondisi umum daerah serta prediksi jangka
panjang yang telah dilaksanakan sebelumnya; Kedua, visi tersebut sebaiknya terukur dan jelas batas waktu pencapaiannya sehingga
jabarannya pada RKPD Rencana Tahunan menjadi lebih mudah dan evaluasi pelaksanaannya dikemudian hari dapat dilakukan
secara lebih kongkrit menggunakan ukuran dan indikator yang jelas; Ketiga, singkat dan padat agar mudah diingat oleh seluruh lapian
masyarakat sehingga mendorong timbulnya pemahaman yang baik dan rasa ikut bertanggung jawab untuk melaksanakannya.
Misi pada dasarnya adalah upaya yang akan ditempuh untuk dapat mewujudkan visi jangka menengah yang telah ditetapkan. Karena
LAPORAN AKHIR
[ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
]
Halaman | 19
itu, walaupun misi tersebut pada dasarnya masih bersifat umum, tetapi haruslah lebih konkrit dan operasional sehingga penjabaran
selanjutnya menjadi program dan kegiatan pembangunan daerah menjadi lebih mudah. Dalam perumusan misi pembangunan daerah
ini pertimbangan utama perlu didasarkan pada potensi dan permasalahan pokok pembangunan yang terdapat pada daerah
bersangkutan. Dalam melakukan perumusan ini perlu dilihat pengalaman daerah bersangkutan di masa lalu dalam melaksanakan
program dan kegiatan pembangunan.
Perumusan misi pembangunan tidak perlu terlalu banyak, cukup ditekankan pada hal-hal yang menjadi upaya utama dalam
mewujudkan visi. Biasanya jumlah misi pembangunan tersebut bergerak dari 4-6 unsur pokok dan sangat penting yang urutannya
tidak harus menurut tingkat kepentingan bagi pencapaian visi pembangunan daerah. Perumusan misi ini perlu dilakukan secara
hati-hati karena dari misi ini nantinya akan dijabarkan lebih lanjut menjadi program dan kegiatan pembangunan daerah yang lebih
bersifat kongkrit dan operasional.
Hal lain yang sangat perlu diingat oleh para perencana dalam perumusan visi dan misi adalah untuk menjaga keselarasan antara
visi dan misi dalam RPJM dengan yang terdapat pada RPJP daerah bersangkutan. Keterkaitan ini sangat penting artinya bagi pencapaian
tujuan pembangunan daerah dan juga sesuai dengan prinsip yang digariskan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 bahwa
penyusunan RPJM harus mengacu pada RPJP yang telah ada. Karena itu, dalam melakukan pemilihan kepala daerah yang baru,
para calon kepala daerah harus pula dapat menyesuaikan visi dan
LAPORAN AKHIR
[ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
]
Halaman | 20
misi yang akan ditawarkannya kepada masyarakat dengan visi dan misi yang terdapat dalam RPJP daerah bersangkutan.
2.3. Program Pembangunan Daerah