LAPORAN AKHIR
[ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
]
Halaman | 3
1.1. Latar Belakang
Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam melaksanakan
pembangunan yang mengarah ke desentralisasi, maka penyusunan perencanaan pembangunan di daerah hendaknya disesuaikan
dengan kondisi riil daerah. Selain itu, dokumen perencanaan daerah juga harus terintegrasi dengan nasional maupun daerah yang lebih
tinggi.
Secara umum, perencanaan yang ideal menurut Solihin 2010 dicirikan berprinsip partisipatif: masyarakat yang akan memperoleh
manfaat dari perencanaan harus turut serta dalam prosesnya. Prinsip kesinambungan: perencanaan tidak hanya berhenti pada satu tahap;
tetapi harus berlanjut sehingga menjamin adanya kemajuan terus- menerus
dalam kesejahteraan,
dan jangan
sampai terjadi kemunduran. Prinsip holistik: masalah dalam perencanaan dan
pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi atau sektor tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, dan dalam keutuhan konsep
secara keseluruhan. Mengandung sistem yang dapat berkembang a learning and adaptive system; dan terbuka dan demokratis a
pluralistic social setting.
LAPORAN AKHIR
[ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
]
Halaman | 4
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali amandemen, terakhir dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014,
mengamanatkan bahwa
dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan,
Pemerintah Daerah
berkewajiban menyusun
perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan
daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD untuk jangka waktu 5 tahun dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD
untuk jangka waktu 1 tahun.
Sebagai dokumen perencanaan daerah yang strategis, RPJMD perlu memiliki dan memperhitungkan berbagai aspek, seperti: Tujuan akhir
yang dikehendaki;
Sasaran-sasaran dan
prioritas untuk
mewujudkannya yang mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif; Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut;
Masalah-masalah yang dihadapi; Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya; kebijakan-kebijakan untuk
melaksanakannya; Orang, organisasi, atau badan pelaksananya; dan Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.
Sebagaimana dikemukakan oleh Solihin 2008 bahwa karakter perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat seperti: faktual
dan realistis; logis dan rasional; fleksibel; komitmen; dan komprehensif atau menyeluruh.
Meskipun demikian, perencanaan daerah terkadang mengalami “kegagalan” karena beberapa faktor. Menurut Solihin 2010, ada
LAPORAN AKHIR
[ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
]
Halaman | 5
beberapa penyebab kegagalan perencanaan daerah, seperti: proses penyusunan perencanaan tidak tepat, karena informasinya kurang
lengkap, metodologinya belum dikuasai, perencanaannya tidak realistis sehingga tidak mungkin pernah bisa terlaksana, dan
pengaruh politis terlalu besar sehingga pertimbangan-pertimbangan teknis perencanaan diabaikan. Hal tersebut juga terjadi karena
perencanaannya mungkin baik, tetapi pelaksanaannya tidak seperti seharusnya. Artinya, terjadi kegagalan karena tidak berkaitnya
perencanaan dengan pelaksanaannya; aparat pelaksana tidak siap atau tidak kompeten, dan masyarakat tidak punya kesempatan
berpartisipasi sehingga tidak mendukungnya.
Selain itu, perencanaan bisa saja sudah mengikuti paradigma namun ternyata tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan serta tidak
dapat mengatasi masalah mendasar, misalnya, orientasi semata-mata pada
pertumbuhan yang
menyebabkan makin
melebarnya kesenjangan. Dengan demikian, yang keliru bukan semata-mata
perencanaannya, tetapi falsafah atau konsep di balik perencanaan itu.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen telah menyusun RPJPD tahun 2005-2025, yang akan menjadi pedoman dalam penyusunan
RPJMD Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2013-2017. RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Walikota yang
penyusunannya berpedoman pada RPJPD dengan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah dan kebijakan keuangan daerah,
strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD, lintas SKPD, dan program
kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Adapun
yang dimaksud dengan bersifat indikatif adalah bahwa informasi, baik
LAPORAN AKHIR
[ EVALUASI RPJMD KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
]
Halaman | 6
sumberdaya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum di dalam dokumen RPJMD hanya merupakan indikasi yang
hendak dicapai dan bersifat tidak kaku.
Oleh karena itu terhadap dokumen RPJMD yang sudah ditetapkan dan dimplementasikan, seperti yang dimiliki Kabupaten Kepulauan
Yapen periode 2013-2017 maka perlu dilakukan evaluasi kinerja pembangunan. Evaluasi kinerja pembangunan yang sistematis
menjadikan proses lebih efisien dengan biaya rendah melalui konsep evaluasi aktif yang melibatkan pihak luareksternal.
1.2. Kedudukan Dokumen dan Landasan Hukum