Jaringan Tegangan Menengah JTM

2.4.1. Jaringan Tegangan Menengah JTM

Menurut Djiteng 2006, JTM mempunyai tegangan antara 3 kV sampai 20 kV. Untuk saat ini PLN hanya mengembangkan tegangan menengah 20 kV. Sebagian besar JTM berupa SUTM dan kabel tanah. Sementara pada saat ini juga mulai dikembangkan kabel udara yang isolasinya tidak penuh dengan tujuan untuk mengurangi jumlah gangguan di JTM. Gangguan di SUTM termasuk tinggi jumlahnya, dalam hal ini data kuantitatif tidak dapat disajikan secara terperinci, tetapi dapat disampaikan bahwa gangguan pada SUTM ada yang mencapai 100 kali pertahun dan sebagian besar gangguan pada SUTM tidak disebabkan oleh petir, melainkan oleh sentuhan pohon. SUTM yang ada di kota, letaknya banyak yang ada ditepi jalan, karena jalurnya yang memasuki kota terhalang oleh bangunan-bangunan dan pohon-pohon yang lebih tinggi dibandingkan tiang SUTM. Sehingga SUTM yang ada di daerah perkotaan terlindung dari sambaran petir, tetapi banyak diganggu oleh sentuhan pohon. Sementara SUTM yang berada di daerah pedesaan banyak yang jalurnya melalui tanah terbuka, misalnya sawah, tetapi juga melalui daerah yang banyak pohonnya sehingga disamping gangguan petir, juga banyak mengalami gangguan karena sentuhan pohon. Gangguan karena petir maupun karena sentuhan pohon sebagian besar bersifat temporer, oleh karena itu penggunaan penutup balik recloser otomatis akan sangat mengurangi waktu pemutusan penyediaan daya supply interrupting time. PLN mulai menggunakan kabel udara yang berisolasi tidak penuh, misalnya pada SUTM 20 kV dipakai kabel udara yang secara fisik berupa konduktor dengan isolasi tipis dan diletakkan di atas isolator seperti halnya SUTM biasa. Maksud penggunaan kabel udara ini adalah mengurangi gangguan yang disebabkan sentuhan pohon tidak akan menimbulkan arus hubungan tanah yang cukup besar untuk mengerjakan relay hubungan tanah sehingga PMT tidak trip. Dengan demikian gangguan karena sentuhan pohon akan banyak berkurang. Kabel tanah yang digunakan pada JTM gangguannya jauh lebih sedikit dibandingkan SUTM, tetapi harga kabel tanah lebih mahal dari pada SUTM. Menurut Djiteng 2006 gangguan kabel tanah umumnya disebabkan oleh: a. Tekanan cangkul atau alat gali lainnya. b. Terdesak oleh akar pohon. c. Pergerakkan tanah misalnya, karena tanah tidak stabil atau mendapat tekanan mekanis. d. Pemasangan yang kurang hati-hati sehingga ada bagian kabel yang retak dan kemasukan air. e. Penyambungan bagian-bagian yang kurang sempurna sehingga ada kontak yang lepas atau kendur. Gangguan kabel tanah umumnya bersifat permanen, oleh karenanya tidak dipakai penutup balik recloser otomatis dalam pengoperasian kabel tanah. Dibandingkan dengan SUTM, waktu yang diperlukan untuk mencari tempat gangguan permanen serta waktu untuk memperbaiki kerusakan kabel tanah umumnya adalah lebih lama dibandingkan pada saluran udara. Oleh karenanya di dalam perencanaan pengembangan jaringan kabel tanah, jika tidak dikehendaki adanya kemungkinan terjadinya pemutusan penyediaan tenaga listrik yang terlalu lama, harus ada kabel tanah cadangan dalam bentuk ring atau express feeder pada system spindle. Waktu yang diperlukan untuk mencari tempat gangguan dan kemudian memperbaiki kerusakan yang merupakan penyebab gangguan permanen pada kabel tanah adalah berkisar antara 1 sampai 5 hari Djiteng 2006.

2.4.2. Jaringan Tegangan Rendah JTR