tidak menjadikan pemutus penyediaan daya sehingga tidak terasa gangguan, tetapi menimbulkan bahaya karena pohon yang menyentuh konduktor SUTR dapat menjadi
bertegangan terutama jika keadaannya basah, misalnya pada waktu hujan. Sebaliknya jika keadaan kering, loncatan api busur listrik yang timbul dapat membakar pohon tersebut.
Berhubung dengan banyaknya gangguan yang disebabkan sentuhan pohon pada konduktor SUTR, maka PLN mulai dengan penggunaan Saluran Kabel Udara Tegangan
Rendah SKUTR yang berbentuk kabel yang dipilin twisted cable dan dipasang pada tiang. Jika ditinjau dari segi harga, SKUTR lebih murah dibanding dengan SUTR, karena
instalasi kabel tegangan rendah relatif lebih murah dibanding dengan isolator yang diperlukan pada SUTR. Pada SKUTR gangguan karena sentuhan pohon praktis tidak ada
lagi. Gangguan yang masih terjadi pada SKUTR kebanyakan disebabkan karena kontak yang kurang baik atau tertimpa pohon bukan sentuhan sehingga SKUTR putus.
2.5. Unit Pengatur Distribusi
Menurut Djiteng 2006, tugas pengoperasian jaringan dari hari ke hari makin bertambah kompleks dengan makin besarnya jaringan. Keadaan pelayanan kepada
konsumen perlu ditingkatkan, sementara di pihak lain PLN juga menghadapi masalah dalam keleluasaan memonitor seluruh sistem. Sehingga diperlukan suatu sistem yang
mempunyai ciri-ciri cepat serta berkemampuan, yang dapat mengatasi masalah kelangsungan penyaluran listrik karena stabilitas dan keandalan sistem telah ditunjang
oleh bertambahnya jumlah gardu dengan pesat. Untuk menjawab masalah tersebut, maka dibuatlah suatu “system dispatching” dengan control terpusat, yaitu jika kondisi normal,
kondisi operasi seluruh sistem memenuhi batas-batas frekuensi, batas tegangan dan memenuhi pula syarat keandalan yang telah ditentukan, sementara kondisi gangguan,
adalah kondisi dimana pada saat real time operational terjadi, terlihat adanya perubahan besarnya beban yang terjadi di suatu lokasi dan terlihat juga adanya pemutusan tenaga
PMT trip, sehingga kejadian tersebut terdeteksi oleh Operator Sistem atau biasa disebut Dispatcher
, yang ada di Pusat Pengatur Beban, dimana tugas dari Dispatcher adalah : 1. Memonitor seluruh sistem.
2. Mendeteksi segala jaringan yang terjadi dengan cepat. 3. Optimasi dalam penyaluran distribusi
Selanjutnya dalam operasi sistem, pengaturan distribusi terdiri dari 2 bagian, yaitu : 1. Operasi di dalam ruang kontrol yang dilakukan oleh operator ruang control
Dispatcher. 2. Operasi di lapangan, yaitu di gardu-gardu dan sepanjang saluran tegangan
menengah, yang dilakukan oleh operator lapangan PLN Cabang.
2.6. Sistem Proteksi
Menurut Komari 2003, sistem proteksi diberikan dengan tujuan untuk mengamankan sistem yang dapat meminimumkan kerusakan akibat gangguan dan
memaksimalkan keandalan supply tenaga listrik ke konsumen. Selain itu sistem proteksi berfungsi :
1. Sebagai pendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya pada bagian sistem jaringan distribusi yang diamankan.
2. Melepaskan bagian sistem yang terganggu sehingga bagian sistem lainnya dapat terus beroperasi.
Di bawah ini ada beberapa contoh alat pengaman : 1. Relay Pengaman, sebagai alat perasa yang mendeteksi adanya gangguan.
2. Pemutus Tenaga PMT, sebagai pemutus arus di dalam sirkuit tenaga untuk melepas bagian sistem yang terganggu membebaskan sistem dari gangguan.
3. Trafo arus atau trafo tegangan, untuk meneruskan arus atau tegangan pada sirkuit tenaga sirkuit primer ke sirkuit relay sirkuit sekunder.
4. Battery aki, sebagai sumber tenaga untuk melakukan PMT dan catu daya untuk relay static
dan relay bantu.
2.7. Sistem Pakar Expert System