BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jaringan PLN Secara Keseluruhan
Menurut Djiteng 2006, Penyampaian tenaga listrik dari tempat dibangkitkan PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, PLTD sampai ke tempat pelanggan, baik pelanggan besar,
menengah maupun kecil, memerlukan jaringan penghubung, yaitu transmisi dan distribusi. Jaringan yang berada antara Pusat Pembangkit dan Pusat Beban Gardu
IndukGI Gambar 1, disebut Sistem Transmisi, dimana tersalur tenaga listrik dalam skala besar yang bisa berupa Saluran Udara Tegangan Tinggi SUTT sebesar 70 kV dan
150 kV, dan berupa Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi SUTET sebesar 500 kV.
Pembangkit Interbus Transformer
Interbus Transformer
Trafo Distribusi
Pemutus Tenaga Circuit Breaker Load Break Switch LBS
500 kV 150 kV
20 kV 6,3 kV
Gambar 1. Jaringan PLN Secara Keseluruhan Marsudi, 2006
Saluran antara Pusat Beban Gardu IndukGI dan Sub Pusat Beban Gardu Distribusi membentuk Jaringan Tegangan Menengah JTM, yaitu bisa berupa Saluran Udara
Tegangan Menengah SUTM dan Kabel Tanah, dimana keduanya dialiri listrik sebesar 3 kV, 6 kV, 7 kV, 12 kV atau 20 kV, namun umumnya PLN menyalurkan listrik sebesar 20
kV. Sementara sistem yang berada diantara Sub Pusat Beban Gardu Distribusi ke
pelanggan menengah dan kecil disebut Jaringan Tegangan Rendah JTR, yang bisa berupa Saluran Udara Tegangan Rendah SUTR dan Saluran Kabel Tanah Tegangan
Rendah SKTTR, dimana keduanya dialiri listrik sebesar 380 V, 220 V, atau 127 V, namun pada umumnya PLN mengaliri listrik sebesar 220 V.
2.2. Penelitian Sebelumnya Yang Relevan Penelitian ini, merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang
berjudul Analisa Koordinasi OCR-Recloser Penyulangan Kaliwungu 03 oleh Darmanto dan Handoko 2006. Dalam penelitian tersebut, dijelaskan tentang proses kerja pemutus
tegangan jika terjadi gangguan di Saluran Udara sepanjang Pusat Penyulang Pusat Pembangkit Tenaga Listrik sampai dengan Gardu Induk yang biasa disebut Saluran
Transmisi yang berupa Saluran Udara Tegangan Tinggi SUTT atau Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi SUTET. Sementara gangguan yang terjadi di sepanjang Gardu
Induk sampai dengan Sambungan Perumahan tidak dibahas. Inilah yang membedakan dengan penelitian ini, pada penelitian ini selain menggunakan sistem pakar, juga di
analisa gangguan yang terjadi secara keseluruhan. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Purnomo, et al 2003, obyek penelitian
yang dilakukan adalah merancang dan membuat perangkat keras Hardware dan Perangkat Lunak Software MAS E3200 yaitu master yang berfungsi untuk memonitor
status dan telemarketing dan kontrol Gardu Induk dalam satu grup, dimana peralatan hardware dipasang disetiap Gardu Induk. Sedangkan master MAS E3200 dipasang di
kantor grup yang berfungsi sebagai pusat pengelolaan Gardu Induk sehingga jika terjadi gangguan pada suatu Gardu Induk dapat segera terdeteksi dan segera di perbaiki. Tapi
pada penelitian tersebut tidak diperhatikan faktor gangguan yang terjadi diluar Gardu Induk tersebut.
2.3. Pengertian Gangguan Yang dimaksud gangguan fault, yaitu peristiwa tripnya atau bekerjanya PMT
Pemutus Tenaga tidak atas kehendak operator sehingga timbul interupsi pemutusan pasokan daya kepada pemakai tenaga listrik pelanggan. Namun pasokan daya yang
masih tersedia ini, mengalami distorsi pada tegangan atau arusnya atau keduanya, sehingga bisa mengganggu operasi dari peralatan pemakaian tenaga listrik, misalnya
timbulnya pemanasan yang berlebihan. Selain fault, ada juga gangguan yang disebut
disturbance , yaitu berupa gangguan yang belum sampai menyebabkan putusnya pasokan
daya, atau bisa dikatakan sebagai gangguan mutu pasokan daya listrik Djiteng 2006.
2.4. Jenis-Jenis Gangguan Pada Jaringan Distribusi