Larangan mengambil dua kurma bersamaan

menempel kemudian memakannya dan jangan dia membiarkannya sebagai makanan syaithan … al-hadits “ Pada riwayat lainnya : “ Sesungguhnya syaithan ikut menghadiri makanannya. Maka apabila salah seorang diantara kalian terjatuh makanannya maka hendaknya dia membersihkan kotoran yang menempel padanya kemudian memakannya dan tidak menyisakannya untuk syaithan. Dan apabila dia telah menyelesaikan makannya hendaknya dia menjilat tangannya karena sesungguhnya dia tidak mengetahui makanan manakah yang ada berkahnya “ 65 Pada hadits ini ada beberapa faedah diantaranya : Bahwa syaithan selalu mengawasi manusia dan mengiringinya dan berusaha untuk mempengaruhinya. Dan berupaya untuk berkumpul dengan manusia hingga disaat makan dan minum. Diantaranya pula bahwa menghilangkan kotoran yang menempel baik berupa tanah dan selainnya pada makanan yang terjatuh kemudian memakannya dan pengharaman syaithan dari makanan tersebut, karena syaithan adalah musuh, dan seorang musuh seharusnya di jauhkan dan berlindung darinya. Diantaranya, bahwa berkah makanan bisa jadi ada pada makanan yang terjatuh makan janganlah melalaikannya. Diantaranya : Sesungguhnya syaithan hadir dan selalu menyertai manusia, dan akal tidak punya hak untuk mengingkari kehadiran syaithan sebagaimana yang disangkakan oleh orang-orang yang memiliki akal yang sakit.

11. Larangan mengambil dua kurma bersamaan

Larangan ini berlaku bagi jama’ah, bukan bagi yang makan sendiri. Dan tentang hal ini ada beberapa hadits yang shahih. Diantaranya dari jalan Syu’bah dari Jabalah, beliau berkata : Kami pernah berada di Madinah bersama dengan beberapa penduduk Irak, dan paceklik telah menimpa kami. Maka Ibnu Az-Zubair 65 HR. Muslim 2033 dan Ahmad 14218 memberi kami rizki berupa kurma. Dan Ibnu Umar melintasi kami lalu berkata “ Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang mengambil bersamaan lebih dari satu, kecuali seseorang diantara kalian telah meminta izin kepada saudaranya “ 66 Ibnul Jauzi didalam Al-Musykil berkata : “ Adapun hukum hadits tersebut, bahwa hukum ini berlaku pada jama’ah beberapa orang. Dan kebiasaan yang berlaku adalah mengambil kurma satu persatu. Apabila seseorang mengambil bersamaan maka akan menjadikan jatah mereka berkurang dan akan mempengaruhi mereka, olehnya itu dibutuhkan izin dari mereka. “ 67 Larangan pada hadits ini dapat menunjukkan pengharaman dan juga dapat berarti suatu yang makruh, dan masing-masingnya telah dinyatakan oleh ulama. An-Nawawi berpendapat bahwa perlu ada detail pada masalah ini, beliau mengatakan : “ Yang benar perlu diperinci, apabila makan tersebut mereka diantara mereka bersamaan, maka mengambil lebih dari satu bersamaan hukumnya haram, kecuali jikalau mereka meridhainya, dan ini dengan dapat dengan pernyataan mereka yang jelas, atau yang sederajat dengan pernyataan tersebut baik berupa indikasi keadaan atau isyarat dari mereka semuanya, dimana dapat diketahui dengan pasti atau dengan persangkaan yang kuat bahwa meeka meridhainya. Kapan dia ragu atas keridhaan mereka, maka hukumnya haram. Dan apabila makanan tersebut untuk selain mereka atau untuk salah seorang diantara mereka mesti disyaratkan keridhaannya sendiri, apabila dia mengambilnya tanpa keridhaannya maka hukumnya haram. Dan disenangi untuk meminta izin kepada orang-orang yang menyertainya makan namun tidaklah wajib. Dan apabila 66 HR. Al-Bukhari 2455 , Muslim 2045 , Ahmad 5017 , At-Tirmidzi 1814 , Abu Daud 3834 , Ibnu Majah 3331 . Sabda beliau : “ Kecuali seseorang diantara kalian meminta izin kepada saudaranya “ Syu’bah berkata : Saya tidak mengetahui kecuali kalimat ini berasal dari perkataan Ibnu Umar, yaitu perkataan “ meminta izin “. Lihat riwayat Muslim dan Ahmad tentang hadits ini. 67 Kasyful Musykil min Hadits Ash-Shahihain 2 565_ no. 1165 makanan tersebut untuk dirinya sendiri dan dia menjamu mereka sebagai tamu maka tidaklah diharamkan mengambil lebih dari satu bersamaan. Kemudian apabila makanan tersebut jumlahnya sedikit maka disukai untuk tidak mengambil lebih dari satu bersamaan, karena hanya mencukupi mereka. Dan apabila jumlahnya banyak, dimana melebihi jumlah mereka maka tidak mengapa mengambil lebih dari satu sekaligus. Akan tetapi adab yang berlaku secara mutlak dan kesopanan dalam makan dan meninggalkan sikap rakus kecuali jikalau dalam keadaan tergesa- gesa dan semakin terburu-buru lagi jika ada pekerjaan yang lain 68 . Masalah : Apakah jenis-jenis makanan lainnya yang dapat diambil satu persatu dapat dianalogikan dengan kurma ? Jawab : Iya, dapat dianalogikan kepada kurma, apabila kebiasaan yang berlaku makanan tersebut diambil satu demi satu. Ibnu Taimiyah mengatakan ; “ Dan dapat dianalogikan larangan mengambil sekaligus lebih dari satu semua makanan yang kebiasaannya diambil satu persatu” 69

12. Disenangi memakan suatu makanan setelah tidak