meriwayatkan hadits ini, yang menguatkan bahwa permasalahan ini menurut mereka hanya berlaku pada saat junub, sehingga
wudhu’ dan membasuh tangan sebelum makan pada hadits ini berlaku hanya pada saat junub. Wallahu a’lam.
5. Membaca Basmalah diawal memulai makan dan minum, dan membaca Alhamdulillah setelah selesai.
Diantara Sunnah, seseorang yang ehndak makan dan minum sebelum makan dan minum hendaknya membaca basmalah dan
membaca Alhamdulillah ta’ala setelah selesai makan dan minum. Ibnul Qayim rahimahullah mengatakan : “ Membaca basmalah
diawal makan dan minum dan membaca Alhamdulillah setelah selesai, mempunyai pengaruh yang sangat mengagumkan baik
pada manfaatnya, kebaikan dan dalam mencegah kemudharatan. Imam Ahmad mengatakan : Apabila dalam
makanan telah terkumpul empat hal, maka telah sempurna : Apabila menyebut nama Allah diawal makan, Alhamdulillah
setelah makan, makan berjama’ah dan dari makanan yang halal
37
.
Faedah membaca Basmalah : sebelum makan yaitu bahwa
syaithan diharamkan bergabung dalam makanan dan dalam meraih makanannya. Dari Hudzaifah radhiallhu ‘anhu, beliau
berkata : “ apabila kami hadir bersama dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah kami meletakkan tangan kami hingga
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai, maka barulah kami meletakkan tangan kami. Dan suatu saat kami menghadiri
makan bersama dengan beliau , lalu seorang anak wanita, sepertinya dia dipanggil dan kemudian datang dan meletakkan
tangannya, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meraih tangannya. Kemudian datang seorang arab badui, sepertinya dia
dipanggil namun tangannya diraih oleh beliau. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “
37
Zaad Al-Ma’ad 4 232
Sesungguhnya syaithan memasuki makanan yang tidak disebut nama allah. Dan syaithan datang dengan anak wanita ini untuk
bergabung , maka saya menari tangannya. Dan datang dengan arab badui ini juga untuk bergabung dengannya, maka saya juga
menarik tangannya. Dan demi dzat yang jiwaku berada ditangan- Nya sesunguhnya tangan syaithan bersentuhan dengan
tanganku besamaan dengan tangan anak wanita tersebut “
38
Lafazh Basmalah : Adalah dengan mengucapkan Bismillah. Dari
Umar bin Abu Salamah radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata : “ Saat itu saya seoranganak keil yang berada didalam kamar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , dan tanganku meraih yang ada didalam piring, maka RasulullahShallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : Wahai anak kecil, bacalah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang terdekat
denganmu, maka hal itu menjadi makananku berikutnya “
39
An-Nawawi didalam Kitab Al-Adzkar karya beliau memilih bahwa yang
paling utama
adalah mengucapkan
: Bismillahirrahmanirrahim, dan apabila mengucapkan : Bismillah,
maka sudah cukup dan sudah mengamalkan Sunnah
40
. Ibnu Hajar menyaggah pendapat tersebut, beliau berkata : “
Saya tidak melihat adanya dalil khusus yang menguatkan pernyataan beliau.
Saya berkata : Sebagian besar nash-nash yang ada menerangkan hanya dengan lafazh : BIsmillah , dan selain itu tanpa tambahan :
Ar-Rahman Ar-Rahim. – dari hadits Amru bin Abi Slaamah, beliau berkata :Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “
Wahai anak kecil, apabila engkau makan maka sebutlah bismillah, makanlah dengan tangan kanamu dan makanlah yang
terdekat denganmu. “
41
38
HR. Muslim 2017 , ahmad 22738 dan Abu Daud 3766
39
HR. Al-Bukhari 5376 dan lafazh hadits tersebut adalah lafazh beliau, Muslim 2022 , Ahmad 15895,Abu Daud 3777 , ibnu Majah 3267 , Malik 1738 dan Ad-Darimi 2045
40
Al-Adzakr karya An-Nawaw 334
41
HR. Ath-Thabrani didalam Al-Mu’jam Al-Kabir, dan Al-Albani memasukkannya didalam Silsilah Ash- Shahihah, dan beliau ebrkata : Sanad ini shahih sesuai dengan kriteria hadits Asy-Syaikhain 1 611
no. 344 .
Dan apabila seseorang yang makan lupa mengucapkan : bismilah sebelum makan kemudian dia teringat disaat dia tengah
makan, maka hendaknya dia mengatakan : Bismillahi Awwalahu wa Akhirahu , atau mengatakan : Bismillahi fii Awwalihi
waakhirihi. Dari Aisyah Ummul Mukminin radhiallahu ‘anha, beliau berkata : Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda : “ Apabila salah seorang diantara kalian makan hendaknya dia menyebut : Bismillah ta’ala. Dan apabila dia lupa
menyebut Bismillah ta’ala diawal makan, maka hendaknya dia mengucapkan : Bismillah Awwalahu wa Akhirahu “
42
Adapun ucapan Alhamdulillah ta’ala, setelah menyelesaikan makan atau minum, maka pada ucapan ini mempunyai
keutamaan yang sangat agung, yang Allah anugrahkan kepada segenap hamba-Nya. Anas bin Malik meriwayatkan bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Sesungguhnya Allah meridhai seorang hamba yang ketka
makan suatu makanan lalu dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka diapun mengucapkan :
Alhamdulillah. “
43
Ada banyak lafazh Alhamdulillah setelah selesai dari makan dan minum, diantaranya :
a. “ Alhamdulillah katsiran mubarakan fihi ghairi makfiyyiin wa laa muwadda’in wa laa mustaghnan ‘anhu Rabbana “
b. “ Alhamdulillah Alladzi kafaanaa wa arwaanaa ghaira makfiyyin wa laa makfuurin “
Abu Umamah radhiallahu ‘anhu meriwayakan , beliau berkata : bhwa Apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
selesai dari menyantap makanannya, beliau sekali waktu mengucapkan :
42
HR. Abu Daud 3767 , dan lafazh diatas adalah lafazh Abu Daud, Al-Albani menshahihkannya. Juga diriwayatkan oleh Ahmad 25558 , At-Tirmidzi 1858 , Ibnu Majah 3264 dan Ad-Darimi 2020 .
43
HR. Muslim 2734 , Ahmad 11562 dan At-Tirmidzi 1816
“ Alhamdulillah katsiran mubarakan fihi ghairi makfiyyiin wa laa muwadda’in wa laa mustaghnan ‘anhu Rabbana “
44
c. “ Alhamdulillah alladzi ath’amaniy hadza wa razaqniihi min ghairi haulin minni walaa quwwatin.
Dari Mu’adz bin Anas dari bapak beliau, beliau berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“ Barang siapa yang makan suatu makanan, kemudian dia mengucakan : Alhamdulillah alladzi ath’amaniy hadza wa
razaqniihi min ghairi haulin minni walaa quwwatin , segala dosanya yang telah lampau akan diampuni “
45
d. “ Alhamdulilah alladzi ath’ama wa saqaa wa sawwaghahu wa ja’ala lahu makhrajan “
Abu Ayyub al-Anshari meriwayatkan, beliau berkata : “ Apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam makan atau minum,
beliau mengucapkan : Alhamdulillah alladzi ath’ama wa saqaa wa sawwaghahu wa ja’ala lahu makhrajan “
46
e. “ Allahumma ath’amtu wa asqaitu wa aqnaitu wa hadaitu wa ahbabtu, falillailhamdu ‘ala maa a’thaitu “
Dari Abdurrahman bin Jubair, bahwa seseorang yang telah melayani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selama
delapan tahun menceritakan kepadanya, bahwa dia telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila
beliau disodorkan makanan, beliau mengucapkan : “ Bismillah “ , dan apabila beliau selesai beliau mengucapkan :
“ Allahummah ath’amtu wa asqaituwa aqnaitu wa hadaitu wa ahyaitu falillahilhamdu ‘ala maa a’thaitu “
47
44
HR. Al-Bukhari 5459 dan lafazh diatas adalah lafazh Al-Bukhari, Ahmad 21664 , At-Tirmidzi 3456 , Abu Daud 3849 , Ibnu Majah 3284 , Ad-Darimi 2023 dan Al-Baghawi didalam Syarh As-
Sunnah 2828
45
HR. At-Tirmidzi 3458 , dan beliau berkata : Hadits ini hasan gharib “. Dan Ibnu Majah 3285 dan Al-Albani menghasankannya 3348
46
HR. Abu Daud 3851 , al-Albani mengatakan : Shahih.
47
Al-Albani mengatakan didalam As-Silsilah Ash-Shahihah 1 111 : HR. Ahmad 4 62 , 5 375 dan Abu Asy-Syaikh didalam Akhlaq An-Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , kemudian beliau
menyebutkan sanadnya dan mengatakan : Sanad ini shahih kesemua perawinya tsiqat dan merupakan para perawi yang dipergunakan oleh Muslim .
Faedah : Disenangi untuk mempergunakan lafazh-lafazh
Alhamdulillah yang ada didalam As-Sunnah setelah selesai makan. Dengan sesekali mengucapkan lafazh yang ini dan
sesekali dengan lafazh lainnya, sehingga denga demikian dia telah menjaga As-Sunnah dari segala sisiknya. Dan dia akan
mendapatkan berkah dari doa-doa ini. Bersamaan dengan itu seseorang akan merasakan didalam hatinya penghadiran makna-
makna dari doa-doa ini ketika dia mengucapkan lafazh ini tsesekali waktu dan lafazh lainnya diwaktu yang lain.
Dikarenakanhati seseorang apabila telah terbiasa dengan perkara tertentu – seperti berulang-ulang menyebutkan dzikir
tertentu – maka dengan banyaknya pengulangan , biasanya penghadiran makna-makna dari doa tersebut akan semakin
berkurang karena seringnya diulangi.
Faedah lainnya : Ibnu Abbas – radhiallahu’anhuma -
meriwayatkan , bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“ Barang siapa yang Allah telah memberikan makanan baginya, hendaknya dia mengucapkan : Allahumma barik lana war-zuqnaa
khairan minhu. Dan barang siapa yang Allah telah memberinya minum, hendaknya dia mengucapkan : Allahumma baarik lanaa
fiihi wa zidnaa fiihi. Karena sesungguhnya saya tidak mengetahui ada makanan dan minuman yang akan memuaskan selain susu
“
48
6. Makan dan minum dengan mempergunakan tangan kanan dan larangan mempergunakan tangan kiri
Telah kita sebutkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Umar bin Abi Salamah :
48
HR. At-Tirmidzi 3455 , dan beliau berkata : Hadits ini Hasan Shahih, dan juga diriwayakan oleh Ibnu Majah 3322 dan Al-Albani menghasankannya 3385 .
“ Wahai anak kecil, makanlah dengan menyebut Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan
yang terdekat denganmu “
49
Dan dari hadits Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata : bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda : “ Janganlah kalian makan dengan mempergunakan tangan
kirimu karena sesungguhnya syaithan makan dengan mempergunakan tangan kirinya “
50
Dan pada hadits Umar radhiallahu ‘anhu, beliau berkata : Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“ Apabila salah seorang diantara kalian makan, hendaknya dia makan dengan mempergunakan tangan kanannya dan apabila
minum hendaknya dengan mempergunakan tangan kanannya. Karena sesungguhnya syaithan makan dengan
tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya “
51
Ibnul Jauzi mengatakan : “ Ketika tangan kiri dijadikan untuk ber-istinja’ dan menyentuh hal-hal yang najis, sementara
tangan kanan untuk mengambil makanan, maka tidaklah shahih salah satu dari keduanya dipergunakan pada pekerjaan
tangan yang lainnya, dikarenakan ini merupakan perendahan suatu yang memiliki kedudukan serta meninggikan suatu yang
direndahkan kedudukannya. Barang siapa yang menyalahi tuntunan hikmah syaa’ berarti telah menyepakati syaithan “
52
Sedangkan hadits-hadits tersebut dalam permasalahan ini adalah hadits-hadits yangmasyhur yang tidak lagi
tersembunyi oleh khalayak awam, hanya saja sebagian kaum muslimin – semoga Allah memberi mereka hidayah – masih
saja bersikeras dengan sifat yang tercela ini, yaitu makan dan
49
HR. Al-Bukhari 5376 danlafazh diatas adalah lafazh riwayat Al-Bukhari, Muslim 2022 , Ahmad 15895 , Abu Daud 3777 , Ibnu Maja 3267 , Malik 1738 dan Ad-Darimi 2045 .
50
HR. Muslim 2020 danlafazhnya adalah lafazh riwayat Muslim , Ahmad 14177 , Ibnu Majah 3268 dan Malik 1711 .
51
HR. Muslim 2020 , Ahmad 4523 , At-Tirmidzi 1800 , Abu Daud 3776 , Malik 1712 dan Ad- Darimi 2020
52
Kasyful Musykil 2 594 1227
minum dengan mempergunakan tangan kiri. Dan apabila dikatakan kepada mereka tentang hal itu, mereka menjawab :
Hal ini telah menjadi kebiasaan kami dan sangat sulit untuk merubahnya. Demi Allah sesungguhnya jawaban ini
merupakan kemilau rayuan syaithan bagi mereka, dan penghalang bagi mereka untuk mengikuti syara’. Dan secara
umum, ini merupakan bukti akan kurangnya iman ddidalam hati mereka. Jika tidak maka apa makna dari penyelisihan
perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan larangan beliau
Dan lebih buruk dan lebih keji dari itu, adalah mereka yangmelakukan hal itu dengan kesombongan dan
keangkuhan. Salamah bin al-Akwa’ radhiallahu ‘anhumeriwayatkan : “
Bahwa seseorang makan disisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mempergunakan tangan kirinya. Maka
beliau bersabda : “ Makanlah dengan tangan kananmu “ Orang itu berkata : Saya tidak sanggup. Beliau bersabda :
Engkau tidak sanggup ? Tidak ada yang menghalangimu kecuali rasa sombong. Maka diapun tidak sanggup
mengangkat tangannya kemulutnya “ Pada riwayat Ahmad : “ Maka tangan kanannya tidak sanggup lagi dia angkat
kemulutnya selamanya “
53
An-Nawawi mengatakan : “ Pada hadits ini menunjukkan bolehnya seseorang mendoakan siapa saja yangmenyalahi
hukum syara’ tanpa adanya udzur. Dan pada hadits ini juga menunjukkan perintah untuk menjalankan Amar Makruf dan
Nahi Munkar disetiap keadaan hingga disaat makan sekalipun. Dan disenangi unum mengajarkan seseorang yang makan
dengan adaz-dab makan apabila dia menyalahinya
54
.
Peringatan : Apabila ada udzu mempergunakan tangan
kanan untuk makan, seperti karena sakit atau luka dan
53
HR. Muslim 2021 dan Ahmad 16064
54
Syarh Shahih Muslim Jilid 7 14 161
selainnya, maka
tidaklah mengapa
makan denganmempergunakan tangan kiri. Dan Allah tidak
membebani seseorang kecuali dengan kemampuannya.
7. Makan dengan makanan yang terdekat