mengutip atsar Ibnu Abbas dan Atsar Al-Hasan bin Ali : “ Makan malam sebelum mengerjakan shalat akan menghilangkan hati
yang tercela“, beliau mengatakan : Pada atsar ini semuanya mengisyaratkan bahwa sebab pengutamaan makan dari pada
shalat itu adalah karena bayangan maka sepatutnyalah hukum diikutkan pada sebabnya, baik ketika sebab itu ada atau tidak,
dan tidak terikat dengan seluruhnya atau sebagiannya.
23
4. Membasuh kedua tangan sebelum dan sesudah makan
Saya tidak menjumpai adanya Sunnah yang shahih yang diriwayatkan secara marfu’ hingga ke Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam , yang menerangkan perihal membasuh kedua tangan sebelum makan. Al-Baihaqi mengatakan : “ Hadits tentang
membasuh kedua tangan setelah makan hadits yang hasan, dan tidaklah shahih hadits tentang membasuh kedua tangan sebelum
makan
24
. Akan tetapi disenangi hal itu untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada kedua tangan dan yang semisalnya
yang akan memberi mudharat kepada tubuh. Dan Imam Ahmad berkaitan dengan masalah itu terdapat dua riwayat dari beliau.
Yaitu riwayat yang menganggap hal itu makruh dan yang satunya sebagai Sunnah. Dan Imam Malik merinci hal itu, dan
mengkaitkan membasuh kedua tangan sebelum makan apabila ada kotoran. Adapun amalan Ibnu Muflih didalam kitab Al-Adab
karya beliau, menunjukkan bahwa beliau cenderung berpendapat bahwa amalan tersebut Sunnah sebelum makan, dan ini adalah
pendapat sejumlah besar ulama
25
. Dan permasalahan ini suatu yang lapang walhamdu lillah Rabbil
‘Alamiin. Adapun membasuh kedua tangan setelah makan, tentang hal itu
telah diriwayatkan beberapa atsar yang shahih, diantaranya, hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhialahu ‘anhu,
23
Fathul Bari 2 189 – 190
24
Al-Adab Asy-Syar’iyah 3 214
25
Lihat : Al-Adab 3 212
bahwa beliau berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Barang siapa yang tidur dan pada tangannya masih
melekat ghamar
26
dan tidak membasuhnya kemudian dia terkena sesuatu makan janganlah dia menyesali kecuali pada dirinya
sendiri “
27
Dan dari abu Hurairah, beliau berkata : “ Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah makan
bagian punggung kambing, kemudian beliau berkumur-kumur dan membasuh kedua tangannya lalu shalat “
28
Dan dari Aban bin ‘Utsman, bahwa ‘Utsman bin ‘Affan radhiallahu ‘anhu pernah makan roti dengan danging kemudian berkumur-
kumur dan membsuh kedua tangannya lalu membasuh wajahnya, dan kemudian beliau mengerjakan shalat tanpa
berwudhu’ lagi “
29
Faedah : Sebagian ulama menganggap Sunnah wudhu’ yang
syar’I sebelum makan apabila dalam keadaan junub. Dan hal itu disebutkan dalam sebuah hadits dan sebuah atsar. Adapun hadits
yang dimaksud adalah hadits dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata : Apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
junub dan hendak makan atau tidur beliau terlebih dahulu berwudhu’ sebagaimana wudhu’ untuk shalat “
30
Adapun atsar , adalah asar dari Nafi’ dari Ibnu Umar bahwa apabila beliau hendak tidur atau makan dalam keadaan junub,
beliau mencuci wajahnya, kedua tangannya hingga sampai ke siku, dan membasuh kepadalnya, lalu beliau makan atau tidur “
31
Asy-Syaikh Taqiyuddin Ibnu Taimiyah mengatakan : “ Dan kami tidak mengetahui seorangpun yang beranggapan sunnahnya
26
Didalam LisanArab : Al-Ghamar yaitu bau daging dan lemak yang melekat pada tangan 5 32 , pada pembahasan ; Ghamara
27
HR. Ahmad 7515 ,Abu Daud 3852 , Al-Albani menshahihkannya. Dan juga diriwayatkan oleh At- Tirmidzi 1860 , Ibnu Majah 3297 dan Ad-Darimi 2063
28
HR. Ahmad 27487 , Ibnu Majah 493 dan Al-Albani menshahihkannya 498
29
HR. Malik 53
30
HR. Al-Bukhari 286 , Muslim 305 , dan lafazh hadits ini adalah lafazh riwayat Muslim, Ahmad 24193 , An-Nasa`I 255 , Abu Daud 224 , Ibnu Majah 584 danAd-Darimi 757
31
HR. Malik 111
berwudhu’ sebelum makan, kecuali apabila dia dalam keadaan junub.
32
Perhatian :Al-Muhadist Al-Albani beragumen denga hadits
‘Aisyah : “ apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak tidur dalam keadaan junub maka beliau berwudhu’ dan apabila
hendak makan maka beliau membasuh kedua tangannya “
33
Bahwa disyariatkan untuk membasuh kedua tangan sebelum makan secaa mutlak berdasarkan hadits ini
34
. Akan tetapi hukum secara mutlak ini perlu diteliti lagi,
dikarenakan beberapa hal : Pertama : Hadits tersebut menerangkan tentang amalan Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam disaat beliau junub ketika tidur, makan dan minum.
Kedua : Sebagian riwayat-riwayat hadits tersebut datang dengan lafazh wudhu’ dan sebagian lainnya dengan penyebutan
membasuh kedua tangan yang menerangkan boleh kedua amalan itu. As-Sindi didalam Hasyiyah-nya mengatakan : “ Sabda
beliau : membasuh kedua tangan yaitu terkadang beliau mencukupkannya dengan hal itu untuk menerangkan
pembolehan, dan terkadang beliau berwudhu’ sebagai keadaan yang lebih sempurna “
35
Ketiga : Bahwa para Imam Ahlul Hadist, seperti Malik, Ahmad, Ibnu Taimiyah, An-Nasa`I rahimahumullah
36
dan juga selain mereka – dan kami telah mengutip perkataan mereka – tidaklah
berpendapat bahwa hadits Aisyah diatas berlaku secara mutlak sebagaimana pendapat Al-‘Allamah Al-Albani – rahimahullah -
yang menganggap berlaku secara mutlak, sedangkan mereka
32
Al-Adab Asy-Syar’iyah 3 214
33
HR. An-Nasa`I 256 , Ahmad 24353 dan selain mereka berdua.
34
Lihat : As-Silsilah Ash-Shahihah 1 674 no. 390 .
35
Syarh Sunan An-Nasa`I karya As-Suyuthi dan Hasyiyah As-Sindi, Daar Al-Kitab Al-Arabi 1 138 – 139
36
Yang mencantumkan hadits ini pada tiga judul bab, yaitu : Pertama : Wudhu’ seorang yang junub apabila hendak makan. Kedua : Seorang yang junub mencukupkan dengan membasuh kedua tangan
apabila hendak makan. Ketiga : Seorang yang junub mencukupkan mencuci kedua tangan apabila hendak makan atau minum. Lhat : Kitab Ath-Thaharah pada Sunan An-Nasa’i
meriwayatkan hadits ini, yang menguatkan bahwa permasalahan ini menurut mereka hanya berlaku pada saat junub, sehingga
wudhu’ dan membasuh tangan sebelum makan pada hadits ini berlaku hanya pada saat junub. Wallahu a’lam.
5. Membaca Basmalah diawal memulai makan dan minum, dan membaca Alhamdulillah setelah selesai.