Makruh minum dimulut bejanacerek air

hanya dengan sekali mengambil nafas dan tidak lagi butuh untuk mengambil nafas, maka hal tersebut diperbolehkan. Dan saya tidak mengetahuiada imam yang mewajibkan mengambil nafas tiga kali, dan mengharamkan minum hanya dengan sekali tegukan “ 93

17. Makruh minum dimulut bejanacerek air

Tentang permasalahan ini ada beberapa hadits yang shahih. Dari abu Hurairah radhiallahu ‘anha beliau berkaa : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang minum dimulut al- qirbah – sejenis botol penyimpan air dari kulit – dan cerek, dan melarang tetangganya menancapkan kayu didindingnya “ 94 Dan dari Ibnu Abbas – radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang seseorang minum dimulut bejana “ 95 Pada kedua hadits tersebut berisikan larangan yang sangat jelas dari minum dimulut al-qirbah dan cerek. Dan yang semestinya adalah dengan menuangkan minuman tersebut ketempat air lalu minum darinya. Larangan ini oleh sebagian ulama memahaminya sebagai suatu larangan, dan sebagian lainnya menganggapnya hanya sebatas makruh, dan ini merupakan pendapat mayoritas ulama. Diatara mereka menjadikan hadits-hadits larangan sebagai nasikh – yang menghapuskan hukum – hadits-hadits yang membolehkan 96 . Para ulama menyebutkan beberapa kandungan hikmah yang menyebabkan larangan ini, dan kami akan menyebutkan sebagian diantaranya : 93 Al-Fatawa 32 209 94 HR. Al-Bukhari 5627 , Ahmad 7113 tanpa penggalan kedua hadits diatas. Dan Ahmad meriwayatkan penggalan kedua hadits diatas pada riwayat lainnya. Juga diriwayatkan oleh Muslim 1609 , At-Tirmidzi 1353 , Abu Daud 3634 , Ibnu Majah 2335 , Malik 1462 dan kesemuanya menyebutkan penggalan kedua dari hadits diatas selain pengglan yang pertama. 95 HR. Al-Bukhari 5629 , ahmad 1990 , At-Tirmidzi 1825 , An-Nasa`I 4448 , abu Daud 3719 , ibnu Majah 3421 dan Ad-Darimi 2117 . 96 Lihat : Fathul Bari 10 94 Seringnya nafas orang yang minum melalui mulut cerek akan menyebabkan bau busuk dan tidak sedap yang akan menjadikan perasan muak. Dan juga terkadang didalam qirbah atau cerek ada serangga atau hewan atau kotoran atau selainnya yang tidak disadari oleh yang minum, lalu masuk kedalam kerongkongannya dan menimbulkan mudharat kepadanya. Diantaranya terkadang air akan bercampur dengan liur yang minum yang menjadikan orang lain merasa jijik 97 . Terkadang liur dan nafas yang minum akan menyebabkan penyakit kepada orang lain, dimana meurut para pakar kedokteran bahwa bibit penyakit bisa saja berpindah melalui liur dan nafas. Masalah : Telah shahih, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam minum dari mulut qirbah yang tergantung. Maka Bagaimanakah menyesuaikan perbuatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan pemboleha minum dimulut qirbah dengan larangan beliau dari ucapannya ? Jawab : Ibnu Hajar mengatakan : “ Syaikh kami didalam Syarh At-Tirmidzi mengatakan : Sekiranya dibedakan apabila dalam keadaan yang ada udzur, seperti misalnya qirbah yang tergantung, dan seseorang yang butuh untuk minum tidak mendapatkan wadah dan tidak mampu untuk menjangkau dengan tangannya, maka pada keadaan tersebut tidaklah makruh, dan kepada keadaan itulah, hadits-hadits yang telah disebutkan diatas tersebut dipahami. Dan antara seseorang yang tidak mempunyai udzur, maka hadits-hadits larangan dipahami pada keadaan ini. “ Saya – yang berkata adalah Ibnu Hajar – “ Dan pendapat tersebut dikuatkan pula, bahwa hadits-hadits yang menunjukkan pembolehan semuanya menunjukkan bahwa qirbah tersebut dalam keadaan tergantung, dan minum dari qirbah yang 97 Lihat : Zaad Al-Ma’ad 4 233 , Fathul Bari 10 94 dan Al-Adab Asy-Syar’iyah 3 166 tergantung lebih khusus daris ekedar minum dari qirbah. Dan tidak ada argumen dari hadits-hadits yang menunjukkan pembolehan secara mutlak, melainkan hanya pada keadaan ini saja. Dan memahami pembolehan tersebut pada keadaan darurat sebagai upaya menyelaraskan kedua hadits tersebut lebih utama dari pada menggiringnya sebagai nasikh , Wallahu a’lam 98

18. Disenangi bagi seorang yang menuang minuman,