Koleksi dan Identifikasi Sampel

26 Fleury et al. 2000 menjelaskan bahwa karang lunak Sarcophyton ehrenbergi memproduksi senyawa bioaktif Sarcophytoxide lebih tinggi saat berdampingan dengan karang Pacillopora darmicornis. Lebih lanjut Fleury et al. 2004 menjelaskan bahwa saat Sarcophyton ehrenbergi ditransplantasi dan ditempatkan pada lokasi tanpa kompetitor, Sarcophyton ehrenbergi memproduksi senyawa Sarcophytoxide lebih sedikit. Hubungan kondisi perairan terhadap metabolis sekunder karang lunak Ekosistem terumbu karang sangat peka dan tergantung dari kondisi lingkungan, sementara di wilayah perairan pesisir di Pulau Pongok merupakan pusat tempat kegiatan masyarakat. Kondisi perairan memiliki peranan penting dalam mendukung kehidupan karang lunak. Pada penelitian ini, hasil data parameter perairan akan sangat mempengaruhi karakteristik senyawa bioaktif karang lunak. Grafik yang menggambarkan hubungan terebut disajikan pada gambar 9. Gambar 9. Grafik hubungan faktor lingkungan ekosistem karang lunak Sumbu I gambar 9 dicirikan oleh parameter Salinitas, Fospat dan Nitrat dan sumbu 2 dicirikan oleh kekeruhan, arus dan DO. Hasil Analisis komponen Utama PCA menunjukkan bahwa adanya pengelompokkan sasiun berdasarkan perbedaan nilai parameter kualitas perairan. Pengelompokkan ini disebabkan oleh perbedaan kualitas perairan disetiap stasiun adalah perbedaan arus dan kekeruhan. Hal ini ditunjukkan adanya kontribusi arus dan kekeruhan pada sumbu cukup besar.

4.6 Senyawa Fitokimia

Kandungan senyawa yang terkandung pada Sinularia sp dan Lobophytum sp dari hasil uji Fitokimia disajikan pada tabel 8 berikut : 27 Tabel 8. Hasil Uji Fitokimia Jenis Analisis Sampel Karang Lunak Sinularia sp 3m Lobophytum sp 3m Sinularia sp 9m Lobophytum sp 9m Alkaloid Flavonoid Phenolhidroquinon Steroid Triterpenoid Tanin Saponin + + + + + - + + + + + + - + + + + + + - + + + - + + - + Keterangan : - tidak ditemukan; + ditemukan Hasil uji fitokimia pada sampel karang lunak Sinularia sp dan Lobophytum sp dari perairan Pulau Pongok, Bangka Selatan, kedua jenis karang lunak tersebut mengandung senyawa Alkaloid, Flavonoid, Steroid, Triterpenoid, dan Saponin. Senyawa Phenolhidroquinon tidak diperoleh pada sampel Lobophytum sp pada kedalaman 9 meter. Hasil metabolisme sekunder yang dihasilkan karang lunak ini merupakan substansi kimia yang disekresikan oleh organisme laut kelingkungan tempat hidupnya dimaksudkan untuk menghadapi serangan predator, media kompetisi, mencegah infeksi bakteri, membantu proses reproduksi dan mencegah serangan sinar ultra violet. Karang Lunak Sinularia sendiri mengandung lima jenis senyawa diterpen, yaitu diterpena flexibilida, dihydrofleksibilida, sinulariolida, episinulariolida dan episinularilida asetat Aceret et al 1997 dalam Nurhayati 2010. Penelitian Cheng et al. 2009, diperoleh senyawa dari jenis Sinularia capilosa dari Pulau Siaoliouciou dan Atol Dongsha yaitu senyawa capillosanol, dengan struktur senyawa terpenoid pada gambar 9. Gambar 10. Struktur senyawa capillosanol Cheng et al. 2009 Senyawa flavonoid berfungsi sebagai antimikroba, antitumor dan antioksidan Robinson 1995; Ruiz et al. 2005 dalam Nurhayati 2009. Flavonoid merupakan golongan yang penting karena memiliki spektrum aktivitas