Marga Lobophytum TINJAUAN PUSTAKA

10 sifat-sifat kimianya sejauh berkenan dengan semua ion utama, tidaklah sama memadainya untuk membiakkan bakteri-bakteri laut dengan air laut alami Bayard 1983.

2.5.4. Bakteri Escherichia coli

Escherichia coli merupakan bakteri indikator kualitas air, terutama air minum yang mengindikasikan air tersebut terkontaminasi feses atau mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya. Escherichia coli termasuk kelompok bakteri berbentuk batang aerob fakultatif gram negatif dengan tebal 0.5 µm, dengan panjang 1.0-3.0 µm, berbentuk seperti filamen yang panjang, tidak berbentuk spora bersifat gram negatif Anggraini et al. 2013 Escherichia coli mempunyai peranan yang cukup penting yaitu selain sebagai penghuni tubuh di dalam usus besar juga E. coli menghasilkan kolisin yang dapat melindungi saluran pencernaan dari bakteri patogenik. Escherichia coli akan menjadi patogen bila pindah dari habitatnya yang normal kebagian lain dalam inang, misalnya, bila E. coli di dalam usus masuk ke dalam saluran kandung kemih kelamin dapat menyebabkan sistitis, yaitu suatu peradangan pada selaput lendir organ tersebut. Melliawati 2009. 2.5.5. Bakteri Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram positif yang menghasilkan warna pigmen kuning, bersifat aerob dan tidak menghasilkan spora, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0.8-1.0 µm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37 C dengan waktu pembelahan 0,47 jam. Infeksi Staphylococcus aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, diantaranya bisul, jerawat, pneumonia, meningitis, dan arthritis. Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut piogenik. Biasanya infeksi Staphylococcus aureus menyebabkan terbentuknya suatu kantung berisi nanah, yaitu abses dan bisul. Staphylococcus aureus dapat menyebar melalui pembuluh darah dan menyebabkan abses pada organ seperti paru-paru, tulang dan lapisan dalam yang dibersihkan akan mengakibatkan infeksi lebih lanjut. 11

III. METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan April 2013. Lokasi penelitian dilaksanakan dalam dua bagian, pertama lokasi pengambilan sampel, yaitu di perairan Pulau Pongok, Bangka Selatan. Pengambilan sampel karang lunak Sinularia sp dan Lobophytum sp pada kedalaman tertentu sesuai dengan kondisi di lapangan. Kedua, lokasi pengolahan sampel dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Kelautan Universitas Sriwijaya Palembang dan Laboratorium Kimia Analitik IPB. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

3.2 Alat dan bahan

Peralatan dan bahan yang dipergunakan dalam pengukuran parameter perairan dalam penelitian ini, disajikan dalam tabel 4. Tabel 1. Alat dan Bahan untuk Pengukuran Parameter Perairan No Parameter dan satuan Keterangan 1 Suhu o C Thermometer Digital 2 Kecerahan meter Sechi Disk 3 Kekeruhan NTU Turbidimetrik