MEKANISME PR TINJAUAN PUSTAKA

konsentrasi trigliserida dalam saluran limfatik Jalur utama pe kolesterol oleh hati m garam empedu terkonj di dalam ileum dan dik empedu yang tidak te Jalur minor untuk pem dikeluarkan melalui ur atau kulit 50 mghari

E. MEKANISME PR

DARAH Terdapat bebe Menurut Ngatirah 20 kemampuannya dalam peneliti menyebutkan pengikatan kolestero terdekonjugasi, konve asam lemak rantai pen dan Liong 2010; Lye asam laktat baik d pengurangan kolestero asam laktat dalam men Gambar 2. Mekanism 2004 Asimilasi diart menjadi bahan dengan Pengikatan kole da. Kilomikron dan VLDL yang terbentuk di dalam mu tik dan disekresikan melalui pembuluh darah. pembuangan kolesterol dari tubuh 200-300 mghari a menjadi asam empedu yang berikatan dengan glisin a njugasi Muchtadi et al. 2006. Lebih dari 97 asam e dikembalikan ke hati melalui pembuluh darah portal M terserap didegradasi di dalam usus besar, kemudian embuangan kolesterol dilakukan melalui sintesis hormo urin 1 mghari, dan dikeluarkan melalui keringat atau ri Muchtadi et al. 2006. PROBIOTIK DALAM MENURUNKAN K berapa mekanisme bakteri probiotik dalam menurun 2000, pengaruh bakteri probiotik dalam menurunkan ko am mengasimilasi kolesterol dan mendekonjugasi gar an bahwa kemampuan menurunkan kolesterol juga rol oleh sel bakteri, ko-presipitasi kolesterol de versi kolesterol menjadi koprostanol oleh bakteri di dal endek hasil fermentasi oleh probiotik yang melibatkan e et al. 2010a; Lye et al. 2010b. Beberapa studi menu dari jenis Bifidobakteria maupun Lactobacillus m rol secara in vitro maupun in vivo. Gambar 2 menunjuk enurunkan kolesterol. sme penurunan kolesterol oleh bakteri asam laktat d artikan sebagai pengambilan bahan anorganik di alam gan molekul yang lebih kompleks Yatim 1999. Men kolesterol Asam taurokolat Asam kolat Enzim BS Penurunan kolesterol oleh bakteri asam laktat lesterol oleh sel bakteri Penurunan kolesterol pada serum darah manusia Dekonjugasi gar 9 mukosa usus diangkut ke adalah melalui konversi atau taurin membentuk empedu diserap kembali Macdonald 1983. Asam n dibuang melalui feses. on steroid 40 mghari, au hilang melalui rambut KOLESTEROL unkan kolesterol darah. kolesterol diduga karena aram empedu. Beberapa ga berhubungan dengan dengan garam empedu alam usus, dan produksi an adanya prebiotik Ooi nunjukkan bahwa bakteri memberikan pengaruh ukkan mekanisme bakteri diadaptasi dari Surono lam untuk diolah tubuh enurut Elizabeth 1981, BSH aram empedu 10 asimilasi adalah proses pengambilan molekul-molekul sederhana dari pangan yang telah dicerna, kemudian diserap ke dalam sel hidup serta dikonversi menjadi molekul kompleks yang menyusun suatu organisme. Kemampuan mengasimilasi kolesterol pada bakteri asam laktat pertama kali ditunjukkan oleh beberapa galur L. achidophilus yang diteliti oleh Gilliland et al. 1985. Kemampuan tersebut ditunjukkan dengan terjadinya penurunan konsentrasi kolesterol pada medium pertumbuhan bakteri karena kolesterol tersebut diasimilasi oleh bakteri. Pengambilan kolesterol ini terjadi hanya jika bakteri ditumbuhkan secara anaerob dengan adanya garam empedu pada medium pertumbuhan. Jumlah garam empedu yang dibutuhkan agar bakteri mampu mengambil kolesterol dari medium pertumbuhan setara dengan jumlah yang secara normal terdapat dalam usus. Oleh karena itu, kondisi yang dibutuhkan pada sistem in vitro diperkirakan menyerupai kondisi di dalam saluran usus. Aktivitas bakteri asam laktat dalam mengambil kolesterol pada saluran pencernaan mempunyai pengaruh positif karena kolesterol menjadi tidak tersedia untuk diserap ke dalam tubuh sehingga akan menurunkan konsentrasi kolesterol yang beredar dalam pembuluh darah. Hal tersebut berimplikasi menurunkan terjadinya penyakit degeneratif pada orang-orang yang menderita hiperkolesterolemia. Beberapa penelitian yang telah dilakukan membuktikan adanya aktivitas asimilasi oleh bakteri asam laktat Gilliland et al.1985; Buck dan Gilliland 1984; Usman dan Hosono 1999; Ngatirah et al. 2000. Bakteri asam laktat yang digunakan adalah galur-galur dari spesies L. acidophilus Gilliland et al. 1985; Buck dan Gilliland 1994, L. gasseri Usman dan Hosono 1999 serta berbagai spesies lain, yaitu L. plantarum, L. sake, Streptococcus sp., dan Enterococcus sp. Ngatirah et al. 2000. Sumber kolesterol yang digunakan bervariasi, baik berupa kolesterol murni, fraksi serum pleuro-pneumoniae like organism PPLO, maupun misel kolesterol-fosfatidilkolin. Aktivitas asimilasi diamati dengan membandingkan jumlah kolesterol yang tersisa pada media yang diinokulasi dengan bakteri asam laktat dan kontrol tidak diinokulasi bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur-galur yang diuji mempunyai aktivitas asimilasi kolesterol dengan derajat yang bervariasi dengan kisaran antara 8.2-83.3 µgml. Berdasarkan hasil penelitian Noh et al. 1997, pada asimilasi kolesterol oleh L. acidophilus, diduga terjadi penggabungan kolesterol pada membran seluler bakteri tersebut, sebab sel bakteri yang ditumbuhkan dengan adanya oxgall dan misel kolesterol lebih tahan terhadap lisis karena sonikasi. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Purwaningsih dan Yuniastuti 2005, bahwa pada mekanisme asimilasi kolesterol bakteri asam laktat akan mengambil atau mengabsorpsi kolesterol dan lebih lanjut kolesterol akan bergabung dengan membran seluler bakteri sehingga bakteri tahan terhadap lisis. Pengikatan kolesterol oleh sel bakteri membantu menurunkan kolesterol. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, baik sel bakteri yang sedang tumbuh, istirahat, maupun sel bakteri yang sudah mati memiliki kemampuan untuk mengikat kolesterol. Sel yang sedang tumbuh memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam mengikat kolesterol dibanding sel yang sedang istirahat dan sel yang sudah mati Liong dan Shah 2005a; Lye et al. 2010. Dekonjugasi garam empedu membantu menurunkan kolesterol serum darah karena asam empedu terdekonjugasi memiliki kelarutan yang rendah sehingga sulit diserap kembali di dalam usus dan diekskresikan lebih cepat dibandingkan asam empedu yang terkonjugasi. Akibatnya lebih banyak kolesterol yang dibutuhkan untuk sintesis asam empedu baru untuk menggantikan asam empedu yang hilang. Dengan demikian jumlah kolesterol yang tersedia untuk diserap ke dalam tubuh menjadi berkurang. Asam empedu terdekonjugasi tidak berfungsi sebaik asam empedu terkonjugasi dalam membantu proses penyerapan kolesterol dalam usus. Selain itu, asam empedu terdekonjugasi lebih mudah menempel pada sel bakteri atau serat makanan dibandingkan asam 11 empedu terkonjugasi sehingga jumlah asam empedu yang diekskresikan meningkat Usman dan Hosono 1999. Enzim yang bertanggung jawab dalam proses dekonjugasi garam empedu adalah enzim bile salt hydrolase BSH E.C.3.5.1.24. Enzim ini akan memisahkan glisin atau taurin dari garam empedu terkonjugasi sehingga menghasilkan garam empedu bebas atau terdekonjugasi. BSH dimiliki oleh beberapa strain bakteri saluran pencernaan seperti Lactobacillus, Enterococcus, Bifidobacterium, Clostridium, Peptostreptococcus, dan Bacteriodes Surono 2004. Kolesterol juga dapat dikonversi menjadi koprostanol oleh bakteri di dalam usus, yang akan langsung dibuang melalui feses. Hal ini mengakibatkan turunnya jumlah kolesterol yang dapat diserap, sehingga dapat menurunkan konsentrasi kolesterol di dalam darah Ooi dan Liong 2010. Gambar 3 dan Tabel 2 menunjukkan metabolisme kolesterol oleh bakteri usus menghasilkan koprostanol. Kemampuan mengkonversi kolesterol menjadi koprostanol telah dievaluasi oleh Chiang et al. 2008. Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa kolesterol dehidrogenaseisomerase yang dihasilkan oleh bakteri Sterolibacterium denitrificans bertanggung jawab untuk mengkatalisis transformasi kolesterol menjadi cholest-4-en-3-one, yang merupakan kofaktor intermediet dalam konversi kolesterol menjadi koprostanol. Hasil penelitian tersebut menjadi dasar dilakukannya penelitian terhadap bakteri probiotik dalam mengkonversi kolesterol menjadi koprostanol. Lye et al. 2010b melakukan penelitian mengenai konversi kolesterol menjadi koprostanol oleh strain L. acidophilus, L. bulgaricus, dan L. casei ATCC 393 melalui uji fluorometrik. Pada penelitian tersebut terdeteksi adanya kolesterol reduktase pada semua strain yang diuji. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan konsentrasi kolesterol pada medium karena fermentasi oleh bakteri probiotik yang diikuti oleh meningkatnya konsentrasi koprostanol. Gambar 3. Metabolisme kolesterol oleh bakteri di dalam usus Macdonald 1983 K 12 Tabel 2. Metabolisme kolesterol oleh bakteri di dalam usus Transformasi steroid Enzim yang Berperan Organisme yang terlibat Keterangan 1. Kolesterol 4- cholesten-3-one Kolesterol dehidrogenase E. coli Eubacterium 21408 Produk ini merupakan produk intermediet dalam konversi kolesterol menjadi koprostanol 2. 4-cholesten-3-one 5 β-cholestan- 3-one ∆ 4 -NDH nuclear dehydrogenase Eubacterium Bacteroides Clostridium Bifidobacterium 3. Kolesterol Koprostanol ∆ 5 -NDH nuclear dehydrogenase Eubacterium Konversi langsung kolesterol menjadi koprostanol merupakan jalur yang tidak umum. Kebanyakan organisme memerlukan kolesterol dan plasmalogen sebagai faktor pertumbuhan spesifik 4. 4-cholesten cholesta-1,4- dien-3-one ∆ 1 -dehidrogenase E. coli Reaksi ini dapat menghasilkan 4 produk Gambar 3 5. Cholesta-1,4- dien-3-one androsta-1,4- dien-3,17-dione Desmolase Flora normal pada feses manusia E. coli Sumber : Macdonald 1983 Prebiotik seperti inulin dan fruktooligosakarida bersifat larut, tidak dapat dicerna, viscous, dan merupakan komponen yang dapat difermentasi. Prebiotik ini berkontribusi terhadap hipokolesterolemia melalui dua mekanisme, yaitu menurunkan tingkat absorpsi kolesterol dengan meningkatkan ekskresi kolesterol melalui feses dan produksi asam lemak rantai pendek short chain fatty acid, SCFA. Fermentasi prebiotik melibatkan berbagai proses metabolik oleh mikroba pada kondisi anaerob untuk memecah komponen organik menghasilkan energi untuk pertumbuhan mikroba dan produksi SCFA. Butirat merupakan produk fermentasi utama dari inulin, sedangkan asetat diproduksi dari fruktooligosakarida. Efek hipokolesterolemik pada prebiotik erat kaitannya dengan SCFA yang dihasilkan. Butirat diketahui dapat menghambat sintesis kolesterol dalam hati dan menyediakan sumber energi bagi sel epitel kolon. Sementara itu, propionat menghambat sintesis asam lemak dalam hati yang menyebabkan turunnya tingkat sekresi triasilgliserol. Propionat juga terlibat dalam kontrol sintesis kolesterol hepatik sehingga dapat menurunkan sintesis kolesterol yang pada akhirnya berpengaruh terhadap turunnya kadar kolesterol dalam plasma Ooi dan Liong 2010. 13 METODE PENELITIAN

A. BAHAN DAN ALAT