20
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PERTUMBUHAN
BAL ISOLAT
ASI PADA
MEDIA YANG
MENGANDUNG SENYAWA UJI 1.
Pertumbuhan BAL Isolat ASI pada MRSB yang Mengandung 2-propanol dan MRSB yang Mengandung Natrium tioglikolat
2-propanol isopropil alkohol merupakan senyawa dengan struktur C
3
H
8
O yang sering digunakan sebagai pelarut, bahan baku industri, dan sebagai desinfektan. Pada tahapan
penelitian selanjutnya, senyawa ini digunakan sebagai pelarut kolesterol dalam uji asimilasi kolesterol. Adapun natrium tioglikolat merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penangkap
oksigen oxygen scavenger untuk menciptakan kondisi anaerob pada media Kimoto et al. 2002. Kondisi anaerob ini diciptakan untuk mencerminkan kondisi di dalam saluran
pencernaan. Natrium tioglikolat dapat berikatan dengan oksigen terlarut dan menghilangkan oksigen pada medium. Pengujian pertumbuhan BAL dalam media yang mengandung 2-
propanol dan media yang mengandung natrium tioglikolat dilakukan untuk mengetahui seberapa besar keberadaan 2-propanol ataupun natrium tioglikolat dapat mempengaruhi
pertumbuhan BAL yang diuji. Hasil pengujian pada Tabel 3 menunjukkan bahwa secara umum semua isolat dapat
tumbuh dengan baik pada media yang mengandung 2-propanol 4 vv maupun natrium tioglikolat 0.2 bv dengan waktu inkubasi 24 jam. Hal ini ditandai dengan timbulnya
kekeruhan pada media setelah masa inkubasi. Secara keseluruhan, tingkat kekeruhan pada media yang mengandung 2-propanol maupun natrium tioglikolat hampir sama dengan tingkat
kekeruhan pada media kontrol tanpa 2-propanol maupun natrium tioglikolat. Ini menunjukkan bahwa keberadaan 2-propanol maupun natrium tioglikolat tidak begitu
berpengaruh terhadap pertumbuhan BAL yang diuji. Kemampuan BAL untuk tumbuh pada media yang mengandung natrium tioglikolat menunjukkan bahwa BAL tersebut mampu hidup
pada kondisi anaerob. Hal ini sesuai dengan sifat yang dimiliki oleh BAL yaitu aerotoleran, anaerobik hingga mikroaerofilik Surono 2004.
2. Pertumbuhan BAL Isolat ASI pada MRSB yang Mengandung Oxgall
Selain diuji kemampuannya untuk tumbuh pada media yang mengandung 2-propanol dan natrium tioglikolat, semua isolat yang digunakan juga diuji kemampuannya untuk tumbuh
pada media yang mengandung oxgall garam empedu. Keberadaan oxgall dalam media dimaksudkan untuk menciptakan kondisi seperti di dalam pencernaan dimana garam empedu
diekskresikan ke dalam saluran pencernaan. Pada pengujian ini, semua BAL yang digunakan ditumbuhkan dalam media MRSB yang mengandung 0.2 dan 0.3 oxgall, kemudian
diinkubasi selama 24 dan 48 jam. Analisis terhadap pertumbuhan dilakukan secara subjektif dengan melihat tingkat kekeruhan dari media yang diinokulasi dengan kultur bakteri asam
laktat setelah diinkubasi dan membandingkannya dengan media kontrol tanpa oxgall. Hasil yang diperoleh Tabel 4 menunjukkan bahwa semua isolat yang diuji mampu
tumbuh pada konsentrasi garam empedu 0.2 selama 24 dan 48 jam inkubasi dengan derajat pertumbuhan yang berbeda berdasarkan tingkat kekeruhan. Pada konsentrasi garam empedu
21 0.3 dan waktu inkubasi 24 jam, dari 37 isolat yang diuji, terdapat 4 isolat yang tidak tumbuh
media tidak keruh, yaitu isolat Lactobacillus A25, A30, dan A32, serta L. rhamnosus A24. Pada inkubasi 48 jam, semua isolat dapat tumbuh pada konsentrasi garam empedu 0.3. Hal
ini terjadi karena garam empedu bersifat bakterisidal sehingga menghambat pertumbuhan bakteri, dan kemungkinan sebagian dari bakteri yang diinokulasikan mati. Bakteri yang masih
bertahan memerlukan waktu adaptasi yang cukup lama sehingga pertumbuhan baru terlihat setelah 48 jam. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Toit et al. 1998 dan
Usman Hosono 1999. Bakteri asam laktat yang ditumbuhkan pada media yang mengandung garam empedu mengalami penundaan pertumbuhan karena memerlukan adaptasi
yang lebih lama dibandingkan dengan bakteri yang ditumbuhkan pada media yang tidak mengandung garam empedu.
3. Pertumbuhan BAL Isolat ASI pada MRSB yang Mengandung 2-propanol,