23 Beberapa klamidospora interkalar ditemukan pada koloni tersebut Gambar 3b, c.
Koloni berwarna putih memperlihatkan bahwa DSE tersebut memiliki hifa halus bercabang banyak. Klamidospora terminal dan interkalar dijumpai pada koloni
yang sudah tua Gambar 3d, e.
Gambar 3 Hasil isolasi DSE, a Koloni DSE berwarna putih dan hitam umur 7
hari hasil isolasi dari akar S. selanica pada media Malt Extract Agar MEA, b hifa bersekat pendek dan bercabang, c klamidospora
interkalar, d, e hifa bercabang dengan klamidospora interkalar dan terminal, k = klamidospora.
4.1.2 Aspergillus sp. pada Akar Z. mays dan S. selanica
Tiga hari setelah inokulasi Aspergillus sp., daun jagung menjadi layu dan pada hari ketujuh terlihat bahwa akar membusuk serta mudah putus. Hasil
pengamatan mikroskop stereo memperlihatkan akar yang terinfeksi Aspergillus sp. menjadi berair dan transparan Gambar 4a. Inokulasi Aspergillus sp. pada
perakaran S. selanica menyebabkan akar menghitam dan mati setelah dua minggu. Daun S. selanica bebercak kuning dan agak keriput Gambar 4b, c.
20 µm
20 µm 20 µm
20 µm
a
e d
c b
klamidospora hifa bersekat
hifa k. terminal
k. interkalar
24 Gambar 4 Pengaruh inokulasi Aspergillus sp. terhadap Z. mays dan S. selanica,
a akar Z. mays berair dan lapuk, b akar S. selanica menghitam dan mati, c bercak kuning pada daun S. selanica, d daun sehat. Tanda
panah menunjukkan bagian yang terkena pengaruh Aspergillus sp.
4.1.3 Penicillium sp. pada Akar Z. mays
Penicillium sp. dapat mengkolonisasi akar Z. mays dan tidak menyebabkan gejala sakit pada tanaman. Satu minggu setelah inokulasi, miselium cendawan
pada umumnya terlihat menempel pada permukaan akar termasuk akar rambut Gambar 5a, b dan g. Penetrasi hifa pada sebagian besar akar belum terjadi
Gambar 5c. Walaupun demikian, pada sebagian kecil potongan akar teramati adanya penetrasi hifa pada rongga intersel epidermis akar dan tidak terlihat
adanya struktur khusus untuk penetrasi Gambar 5d. Pertumbuhan hifa di dalam akar pada awal kolonisasi terjadi secara interseluler. Satu minggu setelah
inokulasi Penicillium sp., tidak terlihat adanya perubahan morfologi pada akar Z. mays Gambar 5e. Akar-akar dari tanaman kontrol tidak memperlihatkan adanya
kolonisasi endofit Gambar 5f. Namun analisis dengan SEM mendeteksi adanya struktur menyerupai apresorium berbentuk noktah Gambar 5h. Struktur
menyerupai apresorium ini menempel pada dinding sel akar dan menyebabkan bagian akar berlubang sehingga hifa dapat masuk ke dalam sel akar.
a d
c b
busuk
mati bercak
kuning
daun sehat
25 Gambar 5 Kolonisasi Penicillium sp. pada akar Z. mays 1 minggu setelah
inokulasi, a miselium menempel pada akar, b akar tanaman kontrol, c hifa menempel pada rambut akar, d hifa pada permukaan akar, e
hifa masuk ke rongga intersel, f akar setelah 1 minggu inokulasi, g gumpalan miselium menyelubungi rambut-rambut akar, h struktur
apresorium.
Dua minggu setelah inokulasi terlihat miselium Penicillium sp. mulai menyebar di permukaan akar Gambar 6a, b. Hifa yang masuk ke dalam celah
intersel menjalar di sepanjang ruang antar sel epidermis dan terbentuk kompartementasi hifa Gambar 6c. Hifa membentuk semacam tonjolan sampai
a b
f e
d c
50 µm
50 µm 10 µm
10 µm 10 µm
miselium
akar miselium
rongga intersel akar rambut
hifa
miselium pada akar rambut
500x
3500x
apresorium
h g
hifa
akar
akar
akar rambut
26 akhirnya berbentuk bulat. Struktur ini semakin lama semakin membesar dan
bertambah banyak Gambar 6d-g. Pada saat ini tidak terdeteksi adanya perubahan morfologi akar. Perubahan hanya terjadi di tempat lebih banyak miselium
menempel. Akar-akar ini berwarna kecoklatan Gambar 6h.
Gambar 6 Kolonisasi Penicillium sp. pada akar Z. mays 2 minggu setelah inokulasi, a, b miselium mulai tumbuh menjalar di permukaan akar, c-
g proses pembentukan struktur seperti noktah, h bentuk akar 2 minggu setelah inokulasi.
Sebagian ujung akar terlihat mulai membesar pada minggu ketiga setelah inokulasi Gambar 7a, b. Miselium semakin menyebar di permukaan akar dan
terjadi perubahan morfologi sel akar pada bagian yang memiliki tingkat kolonisasi lebih tinggi. Sel-sel ini membulat dan ukurannya lebih besar dari sel-sel normal
Gambar 7c. Struktur seperti noktah terlihat semakin banyak memenuhi sel akar pada bagian akar yang memiliki tingkat kolonisasi tinggi sehingga sel menjadi
berwarna gelap Gambar 7d, e. Pada saat yang sama juga ditemukan struktur seperti klamidospora dan sel-sel seperti hifopodium Gambar 7f-h.
50 µm 50 µm
20 µm 10 µm
10 µm 10 µm
10 µm
h g
f e
d c
b a
miselium hifa
hifa interseluler
hifa interseluler
noktah tonjolan
noktah agak
coklat
27 Gambar 7 Kolonisasi Penicillium sp. pada akar Z. mays 3 minggu setelah
inokulasi, a bentuk akar setelah 3 minggu inokulasi, b miselium mulai memenuhi permukaan akar dan ujung akar membesar, c sel-sel
dengan tingkat kolonisasi tinggi membesar dan membulat, d-e struktur bulat seperti noktah semakin banyak, f struktur seperti
klamidospora, g-h struktur seperti hifopodium pada permukaan akar.
Kolonisasi Penicillium sp. pada empat minggu setelah inokulasi menyebabkan sebagian besar ujung-ujung akar Z. mays bertambah besar,
bercabang 2 atau 3 dan tidak memanjang lagi Gambar 8a, b. Pengamatan mikroskopik terhadap ujung akar yang membesar menunjukkan bahwa morfologi
sel-sel akar yang semula panjang dan ramping berubah bentuk menjadi membulat dan bertambah besar. Bagian ujung akar yang membesar terlihat berisi gumpalan
hifa Gambar 8c-d. Hifa tumbuh menjalar di ruang antar sel dan membentuk noktah pada beberapa bagian. Selain itu juga terlihat hifa masuk ke dalam sel
membentuk jalinan hifa renik yang memenuhi sel akar Gambar 8e. Struktur seperti noktah di dalam sel akar mulai berkecambah membentuk jalinan hifa renik
yang memenuhi sel-sel akar, menyebabkan sel terlihat berwarna ungu kebiruan Gambar 8f-g. Pada minggu ini juga terlihat miselium tumbuh di luar permukaan
50 µm
10 µm 10 µm
10 µm 10 µm
20 µm
10 µm noktah
noktah
hifopodium klamidospora
hifopodium
h g
f e
d c
b a
ujung akar membesar
ujung akar membesar
hifa sel akar
membulat
28 akar Gambar 8h, i. Tanaman kontrol tidak menunjukkan adanya kolonisasi
cendawan Gambar 8j.
Gambar 8 Kolonisasi Penicillium sp. pada akar Z. mays 4 minggu setelah inokulasi, a ujung-ujung akar membesar, b ujung akar yang
membesar setelah diwarnai, c sel-sel ujung akar membulat d gumpalan hifa mengisi sel-sel akar yang membesar, e-g sel-sel akar
berisi noktah dan hifa renik, h, i hifa ektraselular mulai muncul ke permukaan akar, j akar tanaman kontrol.
Delapan minggu setelah inokulasi, hifa Penicillium sp. telah memenuhi sebagian besar sel-sel epidermis dan korteks akar. Sel-sel akar terlihat berwarna
biru muda sampai biru gelap Gambar 9a. Hifa tumbuh ke luar sel melalui sel-sel berwarna biru membentuk hifa bercabang, konidiofor dan fialid, tetapi belum
menghasilkan konidia Gambar 9b-d. Hasil pengamatan dengan mikroskop stereo
a b
c d
e f
j i
h g
40x
20 µm 10 µm
10 µm 20 µm
50 µm
50 µm 50 µm
hifa ekstraseluler
hifa ekstraseluler
ujung akar bercabang
2 atau 3 ujung akar
bercabang 2
akar tanaman kontrol
sel di ujung akar membulat
sel-sel berisi gumpalan hifa
noktah hifa renik
hifa renik noktah
hifa renik noktah
29 dan SEM juga memperlihatkan struktur Penicillium sp. yang tumbuh ke luar sel
akar. Struktur yang teramati berupa konidiofor dan fialid uniseriat dengan konidia di bagian ujung Gambar 9e, f. Sampai minggu terakhir pengamatan, tidak
dijumpai adanya kolonisasi pada bagian empulur akar Z. mays.
Gambar 9
Kolonisasi Penicillium sp. pada akar Z. mays 8 minggu setelah inokulasi, a sel-sel akar dipenuhi oleh hifa renik sehingga
berwarna biru, b-d hifa tumbuh tegak ke luar sel melalui sel-sel berwarna biru, e, f pengamatan struktur Penicillium sp. tanda
panah melalui mikroskop stereo dan SEM.
4.1.4 Penicillium sp. pada Akar S. selanica