GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Alokasi Dana Investasi Pada Pt Asuransi Sinarmas Cabang Syariah

15 menanggung risiko di antara para peserta asuransi, di mana peserta yang satu menjadi penanggung peserta yang lainnya. 3 Sedangkan menurut Fatwa DSN-MUI Asuransi Syariah Ta’min, Takaful, Tadhamun adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orangpihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru‟ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad perikatan yang sesuai dengan syariah. 4 Asuransi syariah merupakan salah satu jenis lembaga keuangan syariah non bank. Asuransi syariah juga memilki kesamaan fungsi dengan lembaga keuangan syariah non bank lainnya, yakni untuk memperoleh keuantungan dari hasil investasi dana yang dikumpulkan dari peserta asuransi. Cara pembagian keuntungan pengelolaan dana peserta asuransi dilakukan dengan prinsip bagi hasil profit and loss sharing. Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak sebagai pihak pengelola dana mudharib yang menerima pembayaran dari peserta asuransi untuk dikelola dan diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah bagi hasil. Sedangkan peserta asuransi bertindak sebagai pemilik dana shahibul maal yang akan memperoleh manfaat jasa perlindungan, penjaminan dan bagi hasil dari perusahaan asuransi. 5 3 Rahmat Husein, Asuransi Takaful Selayang Pandang dalam wawasan Islam dan Ekonomi, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1997, hal. 234 4 Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21DSN-MUIX2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah 5 Hendi Suhendi, Deni K. Yusup, Asuransi Takaful dari Teoritis ke Praktis, Bandung: Mimbar Pustaka, 2005, hal. 9 16 Dalam asuransi syariah, istilah tertanggung dan penanggung tidak relevan lagi jika dipandang sebagai pihak yang berbeda. Dalam kepesertaan asuransi syariah, baik tertanggung maupun penanggung adalah sesama peserta itu sendiri. 6 Proses hubungan peserta dan perusahaan dalam mekanisme pertanggungan pada asuransi syariah adalah saling menanggung resiko sharing of risk. Apabila terjadi musibah, maka semua peserta asuransi syariah saling menanggung. Dengan demikian tidak terjadi transfer resiko dari peserta ke perusahaan, karena prakteknya kontribusi premi yang dibayarkan oleh peserta tidak terjadi yang disebut transfer of fund, status kepemilikan dana tersebut tetap melekat pada peserta sebagai shahibul mal, misalnya ayat 2 surat Al Ma ‟idah yang memerintahkan untuk saling menolong dalam perbuatan yang positif. Asuransi syariah jelas memiliki perbedaan dengan asuransi konvensional. Letak perbedaan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional adalah pada bagaimana resiko itu dikelola dan ditanggung, dan bagaimana dana asuransi syariah dikelola. Perbedaan lebih jauh adalah pada hubungan antara operator pada asuransi konvensional istilah yang digunakan penanggung dengan peserta pada asuransi konvensional istilah yang digunakan tertanggung. Dalam pengelolaan dan penanggungan resiko, asuransi syariah tidak membolehkan adanya gharar ketidakpastian atau spekulasi dan maisir 6 Agus Edi Sumanto, dkk., Solusi Berasuransi: Lebih Indah dengan Syariah, Bandung: PT. Salamadani Pustaka Semesta, 2009, Cet.1, h.7