26
Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan harta. Selain daripada itu tujuan investasi
merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat sekarang ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan dimasa yang akan datang.
17
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa investasi adalah sebuah kegiatan di mana seseorang mengorbankan
sesuatu yang dia punya baik berupa harta benda maupun uang demi mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Dalam berinvestasi
terdapat dua macam asset yaitu asset riil dan asset finansial. Aset riil adalah asset yang memiliki wujud, seperti rumah, tanah, gedung dan yang lainnya.
Sedangkan aset finansial adalah asset yang wujudnya tidak terlihat namun memiliki nilai yang tinggi, seperti saham, obligasi, reksadana dan yang
sejenisnya.
Tujuan utama dari kebijakan investasi dalam suatu perusahaan adalah untuk implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai return
positif, dengan probabilitas yang tinggi, dari asset yang tersedia untuk diinvestasikan. Kebijakan investasi yang diambil, mempertimbangkan
hubungan langsung antara return dan risiko untuk setiap alternatif risiko. Review dan evaluasi bulanan termasuk dalam kebijakan yang diambil. Juga
17
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah Jakarta: Lembaga Penerbitan UIN Jakarta, 2009, h.28.
27
mempertimbangkan nilai tambah value added bagi setiap fund dalam setiap proses pengambilan keputusan investasi.
18
2. Investasi dalam Perspektif Syariah
Investasi dalam perspektif syariah tidak jauh berbeda dengan investasi pada konvensional. Karena pada dasarnya investasi adalah suatu kegiatan
yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang. Namun terdapat perbedaan yang sangat mendasar diantara
keduanya.
Ada dua hal yang menjadi landasan dalam ekonomi Islam, yaitu Al- Qur’an dan Hadits. Hukum-hukum yang diambil dari kedua sumber tersebut
secara konseptual dan prinsip adalah hukum yang tidak dapat diubah-ubah. Setidaknya ada empat landasan normatif dalam etika Islami, yang dapat
dipresentasikan dalam aksioma etika yaitu:
19
a. Landasan Tauhid
Landasan tauhid merupakan landasan filosofis yang dijadikan sebagai fondasi bagi umat muslim dalam melangkah menjalankan fungsi
hidupnya, diantaranya adalah menjalankan fungsi aktivitas ekonomi. Makna tauhid dalam konteks etika Islam adalah kepercayaan penuh dan
murni terhadap ke-Esaan Tuhan, yang secara khusus menunjukkan dimensi vertikal Islam.
18
Iggi H Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal, Jakarta: Gramedia, 2000, h.126
19
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h.28-29
28
b. Landasan Keadilan dan Kesejajaran
Adil merupakan salah satu nilai-nilai ekonomi yang ditetapkan dalam Islam. Landasan keadilan dalam ekonomi berkaitan dengan
pembagian manfaat kepada semua komponen dan pihak yang terlibat dalam usaha ekonomi. Landasan kesejajaran berkaitan dengan kewajiban
terjadinya sirkulasi kekayaan pada semua anggota masyarakat dan mencegah terjadinya konsentrasi ekonomi hanya pada segelintir orang.
c. Landasan Kehendak Bebas
Dalam pandangan Islam, manusia secara sunnatullah terlahir dengan memiliki kehendak bebas, yakni potensi menentukan pilihan yang
beragam. Oleh karena kebebasan manusia tidak dibatasi, maka manusia memiliki kebebasan pula untuk menentukan pilihan yang salah ataupun
yang benar. d.
Landasan Pertanggungjawaban Aksioma tanggung jawab ini erat kaitannya dengan aksioma
kebebasan, karena kedua aksioma tersebut merupakan pasangan alamiah. Dalam hal ini pemberian segala kebebasan usaha yang dilakukan manusia
tidak terlepas dari pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukannya. Keempat landasan etika Islam tersebut diatas dikaitkan dengan
permasalahan ekonomi, khususnya dalam bidang investasi, maka jelas ia memiliki akar dari syariah yang menjadi panduan dalam bertindak. Suatu hal
yang dapat menimbulkan dampak serius pada kesejahteraan adalah pemahaman