48
Gambar 4.2 Grafik Investasi Sinarmas
Cabang Syariah Periode Januari 2012 - Desember 2012
Berdasarkan data laporan investasi tahun 2012 Sinarmas Syariah pada triwulan pertama menginvestasikan dana sebesar Rp 1.098.000.000. Pada triwulan
kedua investasi Sinarmas Syariah mengalami peningkatan sebesar 7.42 menjadi Rp 1.177.500.000. Kemudian pada triwulan ketiga, investasi Sinarmas Syariah juga
mengalami peningkatan sebesar 10.45 menjadi Rp 1.300.600.000. Begitu pula pada triwulan keempat, investasi Sinarmas Syariah kembali mengalami peningkatan
sebesar 28.79 menjadi Rp 1.675.000.000. Jadi pada tahun 2012 mulai periode Januari sampai dengan Desember Sinarmas Cabang Syariah mengalami peningkatan
sebesar 112.70 dari Rp 787.500.000 menjadi Rp 1.675.000.000
49
Tabel 4.3 Laporan Investasi Sinarmas Cabang Syariah
Periode Januari 2013 - Desember 2013 NO
PERIODE INVESTASI
NO PERIODE
INVESTASI
1 Jan
– 13 830.500.000
7 Jul
– 13 1.202.500.000
2 Feb
– 13 902.000.000
8 Agu
– 13 1.229.000.000
3 Mar
– 13 970.000.000
9 Sep
– 13 1.360.000.000
4 Apr
– 13 1.041.500.000
10 Okt
– 13 1.471.000.000
5 Mei
– 13 1.109.500.000
11 Nov
– 13 1.610.000.000
6 Jun
– 13 1.109.500.000
12 Des - 13
1.732.500.000 Sumber: Data olahan dari Laporan Keuangan Sinarmas Syariah Tahun 2013
Gambar 4.3 Grafik Investasi Sinarmas Cabang Syariah
Periode Januari 2013 - Desember 20113
50
Berdasarkan data laporan investasi tahun 2013 Sinarmas Syariah pada triwulan pertama menginvestasikan dana sebesar Rp 1.041.500.000. Pada
triwulan kedua investasi Sinarmas Syariah mengalami peningkatan sebesar 6.53 menjadi Rp 1.109.500.000. Kemudian pada triwulan ketiga, investasi Sinarmas
Syariah juga mengalami peningkatan sebesar 22.58 menjadi Rp 1.360.000.000. Begitu pula pada triwulan keempat, investasi Sinarmas Syariah kembali
mengalami peningkatan sebesar 27.39 menjadi Rp 1.732.500.000. Jadi pada tahun 2013 mulai periode Januari sampai dengan Desember Sinarmas Syariah
mengalami peningkatan sebesar 108.61 dari Rp 830.500.000 menjadi Rp 1.732.500.000.
Jadi berdasarkan laporan investasi Sinarmas Syariah yang telah dijabarkan di atas, mulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 investasi Sinarmas
Syariah mengalami peningkatan investasi yang cukup signifikan yaitu sebesar 37.50 dari Rp 1.260.000.000 pada Januari 2011 menjadi Rp 1.732.500.000 pada
Desember 2013. Jadi penulis dapat menyimpiulkan bahwa perkembangan investasi di asuransi sinarmas syariah sangat bagus, karena pada setiap tahun nilai
investasinya meningkat. Umumnya setiap perusahaan asuransi cukup sulit untuk meningkatkan nilai investasinya. Hal ini disebabkan tingginya tingkat persaingan
perusahaan asuransi yang menawarkan produk asuransinya masing-masing. Dengan banyaknya produk yang di jual maka perusahaan asuransi akan
mendapatkan dana premi dari peserta asuransi. Kemudian dana premi tersebut dapat digunakan meningkatkat nilai investasi yang bertjuan untuk mendapatkan
51
nilai keuntungan atau meningkat nilai profitabilitas perusahan asuransi dimasa yang akan datang.
B. Alokasi Dana Investasi Sinarmas Syariah
Perusahaan asuransi menginvestaikan premi yang mereka himpun dari para peserta asuransi. Investasi selain bertujuan mendapatkan keuntungan bagi
perusahaan, tujuan investasi juga tentunya untuk memperkuat cadangan premi. Alasan ini relevan juga dalam asuransi syariah, namun ada alasan lain yang juga
tidak kalah penting yaitu untuk memperoleh nilai tambah yang hasilnya akan dibagi dengan para peserta asuransi nantinya.
Kegiatan investasi pada perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi syariah diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Lembaga Keuangan, yaitu melalui Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep. 4499LK2000 Hal tersebut pasal 1 tentang Jenis
investasi bagi perusahaan asuransi dan reasuransi dengan sistem asuransi syariah, pasal 2 tentang penilaian atas jenis investasi, pasal 3 tentang pembatasan
investasi pada jenis jenis investasi. Berdasarkan peraturan ini, jenis investasi bagi perusahaan asuransi dan
perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah terdiri dari : Deposito dan sertifikat
deposito syariah, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia, Saham syariah yang tercatat
di bursa efek, Obligasi syariah yang tercatat di bursa efek, Surat berharga syariah yang diterbitkan atau dijamin oleh pemerintah, Unit penyertaan reksadana
syariah, Penyertaan langsung syariah, Bangunan atau tanah dengan bangunan
52
untuk investasi, Pembiayaan kepemilikan tanah dan atau bangunan, kendaaraan bermotor, dan barang modal dengan skema murabahah jual beli dengan
pembayaran ditangguhkan, Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah
bagi hasil, Pinjaman polis. kegiatan yang dilakukan Sinarmas Syariah insyaallah
sudah sesuai dengan prinsip syariah
. Karena dalam setiap kegiatan yang dilakukan, oleh Sinarmas Syariah sebagai pemegang amanah wajib dalam mengelola dana dari peserta,
selalu diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah DPS yang diutus oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN-MUI.
Dalam hal pengelolaan dana investasi, Sinarmas Syariah menggunakan akad mudharabah bagi hasil. Disini Sinarmas divisi syariah mempunyai peran
ganda, yaitu baik sebagai shohibul maal maupun mudharib. Dalam hubungannya dengan peserta asuransi, Sinarmas Syariah bertindak sebagai mudharib dan
peserta asuransi sebagai shohibul maal. Sedangkan dalam hubungannya dengan instrument investasi yang akan diinvestasikannya seperti bank syariah, reksa
dana syariah dan obligasi syariah, Sinarmas Syariah bertindak sebagai shohibul maal dan pihak lainnya bertindak sebagai mudharib. Hasil dari investasi yang
dilakukan oleh Sinarmas Syariah selain untuk memperkuat cadangan premi, juga nantinya akn dibagikan kepada peserta asuransi. Besaran prosentase yang
dibagikan kepada peserta asuransi disepakati oleh kedua belah pihak diawal kontrak.
53
Dalam kegiatan investasi yang dilakukan, Sinarmas Syariah selalu mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan No.11PMK.0102011 Tentang
Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah. Peraturan Menteri Keuangan tersebut pasal 15 mengatur tentang
Pembatasan atas Kekayaan Yang Diperkenankan dalam bentuk investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 adalah sebagai berikut :
1. Investasi berupa deposito, untuk setiap Bank paling tinggi 20 dua puluh per
seratus dari jumlah investasi. 2.
Investasi berupa saham syariah, untuk setiap emiten masing-masing paling tinggi 10 sepuluh per seratus dari jumlah investasi, dan seluruhnya paling
tinggi 40 empat puluh per seratus dari jumlah investasi. 3.
Investasi berupa sukuk atau obligasi syariah, untuk setiap emiten masingmasing paling tinggi 20 dua puluh per seratus dari jumlah
investasi, dan seluruhnya paling tinggi 40 empat puluh per seratus dari jumlah investasi.
4. Investasi berupa surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara selain
Negara Republik Indonesia untuk setiap penerbit masing-masing paling tinggi 10 sepuluh per seratus dari jumlah investasi.
5. Investasi berupa surat berharga syariah yang diterbitkan oleh lembaga
multinasional yang Negara Republik Indonesia menjadi salah satu anggota atau pemegang sahamnya, untuk setiap penerbit masing-masing paling tinggi
20 dua puluh per seratus dari jumlah investasi.
54
6. Investasi berupa reksa dana syariah untuk setiap manajer investasi masing-
masing paling tinggi 10 sepuluh per seratus dari jumlah investasi, dan seluruhnya paling tinggi 40 empat puluh per seratus dari jumlah investasi.
7. Investasi berupa efek beragun aset syariah, untuk setiap manajer investasi
masing-masing paling tinggi 10 sepuluh per seratus dari jumlah investasi, dan seluruhnya paling tinggi 20 dua puluh perseratus dari jumlah
investasi. 8.
Investasi berupa pembiayaan melalui mekanisme kerjasama dengan pihak lain dalam bentuk pembelian pembiayaan refinancing syariah, untuk setiap pihak
lain masing-masing jumlahnya paling tinggi 10 sepuluh per seratus dari jumlah investasi, dan seluruhnya paling tinggi 20 dua puluh per seratus
dari jumlah investasi. dan 9.
Investasi berupa emas murni, besarnya paling tinggi 20 dua per seratus dari jumlah investasi.
Berikut ini adalah instrument-instrument investasi dimana Sinarmas Syariah mengalokasikan dana investasinya:
1.
Deposito Syariah
Berdasarkan Fatwa
Dewan Syariah
Nasional No.03DSN-
MUIIV2000, “Deposito mudharabah adalah simpanan dana berjangka berdasarkan prinsip syariah dengan menggunakan akad mudharabah yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.