HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENUTUP

16 Dalam asuransi syariah, istilah tertanggung dan penanggung tidak relevan lagi jika dipandang sebagai pihak yang berbeda. Dalam kepesertaan asuransi syariah, baik tertanggung maupun penanggung adalah sesama peserta itu sendiri. 6 Proses hubungan peserta dan perusahaan dalam mekanisme pertanggungan pada asuransi syariah adalah saling menanggung resiko sharing of risk. Apabila terjadi musibah, maka semua peserta asuransi syariah saling menanggung. Dengan demikian tidak terjadi transfer resiko dari peserta ke perusahaan, karena prakteknya kontribusi premi yang dibayarkan oleh peserta tidak terjadi yang disebut transfer of fund, status kepemilikan dana tersebut tetap melekat pada peserta sebagai shahibul mal, misalnya ayat 2 surat Al Ma ‟idah yang memerintahkan untuk saling menolong dalam perbuatan yang positif. Asuransi syariah jelas memiliki perbedaan dengan asuransi konvensional. Letak perbedaan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional adalah pada bagaimana resiko itu dikelola dan ditanggung, dan bagaimana dana asuransi syariah dikelola. Perbedaan lebih jauh adalah pada hubungan antara operator pada asuransi konvensional istilah yang digunakan penanggung dengan peserta pada asuransi konvensional istilah yang digunakan tertanggung. Dalam pengelolaan dan penanggungan resiko, asuransi syariah tidak membolehkan adanya gharar ketidakpastian atau spekulasi dan maisir 6 Agus Edi Sumanto, dkk., Solusi Berasuransi: Lebih Indah dengan Syariah, Bandung: PT. Salamadani Pustaka Semesta, 2009, Cet.1, h.7 17 perjudian. Dalam investasi dan manajemen dana tidak diperkenankan adanya riba bunga. Ketiga larangan ini, gharar, maisir dan riba adalah area yang harus dihindari dalam praktik asuransi syariah, dan yang menjadi pembeda utama dengan asuransi konvensional. 7

2. Landasan Hukum Asuransi Syariah

Asuransi Syariah merupakan salah satu kegiatan muamalat yang dilakukan oleh manusia. Setiap kegiatan muamalat haruslah memiliki landasan secara syariahnya. Berikut ini adalah dalil-dalil yang melandasi kegiatan asuransi syariah: a. Al-Qur‟an …                   دئا لا 5 : 2 Artinya : “Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa- Nya.” QS. Al-Maidah5 : 2 b. As-Sunnah اك م ؤ لل م ؤ لا ملس و يلع ها لص ها ل س ر ل اق ,ل اق س م با ع ملسم و ر اخ لا اور اضعب ضعب دشي اي ل 8 7 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2005, h.2 8 Muhammad bin Ismail abu „abdallah al-bukhari al-ja‟fi, shahih bukhari, Beirut: Daar ibn Katsir, 1987, juz V.1, h. 182