Efektivitas Penangkapan Ikan Karang Konsumsi

meningkatkan hasil tangkapan, 2 banyak ikan yang terjebak dalam bubu tali karena tergoda oleh bau umpan yang menyengat. Berdasarkan uji Dunn umpan buatan A dan umpan buatan B lebih berpengaruh dibandingkan dengan kontrol dan umpan alami. Dengan komposisi minyak ikan dan tepung ikan akan membuat umpan buatan B lebih mempunyai bau yang lebih menyengat dibandingkan keempat umpan tersebut. Ikan yang tertangkap oleh bubu tali sebagian besar nokturnal, hal ini berarti ikan mencari makan pada malam hari dan menggunakan indera penciuman. Dilihat dari ke empat perlakuan, bubu dengan umpan buatan B yang memiliki bau yang lebih menyengat, sehingga ikan banyak tertangkap pada umpan ini. Umumnya ikan yang aktif di malam hari nocturnal akan menyukai umpan hidup yang memiliki bau yang kuat Baskoro dan Efendy 2005. Pengoperasian bubu tali dilakukan pada kedalaman ± 30 meter dengan demikian jarak pandang ikan semakin berkurang dan lebih mengandalkan indera penciuman. Umpan buatan B memiliki bau yang lebih merangsang dibanding umpan yang lainnya. Keempat perlakuaan umpan ini memiliki hasil tangkapan yang berbeda-beda. Dari bubu tanpa diberi umpan menangkap hasil tangkapan paling sedikit yaitu 43 ekor ikan dikarenakan bubu tersebut tidak memiliki daya tarik bagi ikan untuk mendatanginya. Selanjutnya bubu yang diberi umpan alami sebanyak 93 ekor ikan. Bubu yang diberi perlakuan umpan buatan A hasilnya didapatkan 171 ekor ikan dan bubu yang diberi umpan buatan B sebanyak 213 ekor ikan.

6.3 Efektivitas Penangkapan Ikan Karang Konsumsi

Menurut Baskoro et al. 2006 bahwa nilai efektivitas alat tangkap dapat dikategorikan menjadi 3 tiga, yaitu : apabila nilainya kurang dari 50 dapat dikatakan alat tangkap tersebut efektivitasnya rendah, nilai 50-80 dikatakan alat tangkap yang cukup efektivitas dan nilai 80-100 dikatakan alat tangkap yang efektivitasnya tinggi. Hasil tangkapan dibagi menjadi dua golongan yaitu hasil tangkapan utama dan sampingan, berdasarkan pengelompokan yang dilakukan oleh nelayan Kepulauan Seribu. Efektivitas total dari keempat bubu untuk menangkap ikan hasil tangkapan utama yaitu bubu tanpa umpan sebesar 60, umpan alami sebesar 90, umpan buatan A sebesar 100, dan umpan buatan B sebesar 100. Dengan demikian dapat dikatakan pada umpan alami, umpan buatan A, dan umpan buatan B memiliki nilai efektivitas yang tinggi 80-100 untuk menangkap ikan tangkapan utama bubu tali. Hal ini disebabkan bubu tali menggunakan umpan memiliki daya tarik atraktan agar ikan masuk. Rendahnya efektivitas pada bubu tanpa umpan disebabkan karena bubu tidak memiliki atraktan untuk menarik ikan masuk. Nilai efektivitas bubu tali berdasarkan tertangkapnya famili Serranidae. Umpan alami memiliki nilai efektivitas terbesar yaitu 10, selanjutnya umpan buatan A dan umpan buatan B memiliki nilai yang sama yaitu 6,67 dan yang paling sedikit nilai efektivitasnya adalah bubu tanpa umpan sebesar 3,33. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dari keempat perlakuan nilai efektivitasnya rendah kurang dari 50 untuk menangkap ikan jenis famili Serranidae. Rendahnya hasil tangkapan famili Serranidae disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : sifat famili Serranidae adalah jenis ikan predator ganas yang memakan ikan-ikan kecil dan kondisi perairan pada saat penelitian tidak mendukung seperti arus kencang. Nilai efektivitas bubu tali berdasarkan tertangkapnya famili Nemipteridae. Dari keempat perlakuan yang memiliki nilai efektivitas terbesar adalah pada umpan alami sebesar 73,33, selanjutnya umpan buatan B sebesar 70, umpan buatan A sebesar 63,33, dan yang paling sedikit nilai efektivitasnya adalah bubu tanpa umpan sebesar 26,67. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perlakuan bubu tanpa umpan memiliki nilai efektivitas rendah kurang dari 50 untuk menangkap ikan jenis famili Nemipteridae. Rendahnya hasil tangkapan famili Nemipteridae pada bubu tanpa umpan disebabkan oleh bubu ini tidak memiliki atraktan untuk menarik ikan masuk kedalam bubu. Pada bubu perlakuan umpan alami, umpan buatan A, dan umpan buatan B memiliki nilai efektivitas yang tinggi. Hal ini disebabkan karena pada bubu tersebut ada atraktan umpan untuk menarik ikan mendatangi bubu. Nilai efektivitas bubu tali berdasarkan tertangkapnya famili Lutjanidae. Dari keempat perlakuan yang memiliki nilai efektivitas terbesar adalah pada bubu tanpa umpan sebesar 16,67. Selanjutnya umpan alami, umpan buatan A, dan umpan buatan B memiliki nilai efektivitas yang sama, yaitu sebesar 6,67. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dari keempat perlakuan nilai efektivitasnya rendah kurang dari 50 untuk menangkap ikan jenis famili Lutjanidae. Rendahnya hasil tangkapan famili Lutjaniadae disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : sifat famili Lutjanidae adalah jenis ikan predator ganas yang memakan ikan-ikan kecil dan kondisi perairan pada saat penelitian tidak mendukung seperti arus kencang. Nilai efektivitas bubu tali berdasarkan tertangkapnya famili Labridae. Dari keempat perlakuan yang memiliki nilai efektivitas terbesar adalah pada umpan buatan B sebesar 30, selanjutnya bubu tanpa umpan dan umpan buatan A memiliki nilai yang sama sebesar 6,67, dan yang paling sedikit nilai efektivitasnya adalah bubu umpan alami sebesar 3,33. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dari keempat perlakuan nilai efektivitasnya rendah kurang dari 50 untuk menangkap ikan jenis famili Labridae. Rendahnya hasil tangkapan famili Labridae disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : sifat famili Labridae adalah jenis ikan diurnal yang mencari makan pada siang hari dan pemakan ikan- ikan kecil sedangkan pengangkatan bubu tali pada siang hari. 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan