Hasil Tangkapan Bubu Metode Pengoperasian Bubu

2.5 Hasil Tangkapan Bubu

Jenis ikan yang menjadi hasil tangkapan bubu tergantung dari lokasi bubu itu dioperasikan. Menurut Riyanto 2008, hasil tangkapan dengan bubu tambun terdiri dari ikan kerapu famili Serrenidae, kakatua Scaridae, betok Pomacentidae, serak Nemipteridae, nori Labridae, dan jenis ikan lainnya. Tiyoso 1979 dalam Risamasu 2008 menyatakan bahwa fluktuasi hasil tangkapan bubu dapat terjadi karena beberapa alasan seperti : 1 Migrasi perubahan harian, musiman maupun tahunan dari kelompok ikan; 2 Keragaman ukuran ikan dalam populasi; 3 Tepat tidaknya penentuan tempat pemasangan bubu, karena alat tangakap ini bersifat pasif dan menetap. Menurut Risamasu 2008 hasil tangakapan bubu dasar berupa ikan karang terutama family Pomacentridae, Chaeetodontidae, Siganidae, Serranidae, Scaridae, Achanthuridae, Lutjanidae, Labridae, dan jenis lainnya.

2.6 Metode Pengoperasian Bubu

Pengoperasian bubu dapat dilakukan secara tunggal single trap maupun dengan sistem rawai longline trap. Pemasangan bubu dengan sistem tunggal biasanya digunakan untuk menangkap ikan karang maupun bubu yang dioperasikan perairan sekitar hutan-hutan bakau untuk menangkap kepiting bakau. Hal ini karena lokasi penangkapan yang tidak memungkinkan pemasangan bubu dengan sistem rawai. Pemasangan bubu dengan sistem rawai longline trap sering digunakan pada penangkapan rajungan. Menurut Pramono 2006 dan Riyanto 2008, metode pengoperasian bubu tambun adalah sebagai berikut: 1 Persiapan Tahap persiapan dilakukan sebelum menuju daerah peletakan bubu. Tahap ini meliputi persiapan perbekalan, persiapan alat tangkap, persiapan alat bantu penangkapan, dan persiapan perahu. Persiapan alat tangkap meliputi persiapan bubu dan rautan bambu untuk perbaikan bubu jika ada bubu yang rusak. Alat bantu penangkapan yang disiapkan berupa kaca mata selam, ganco, dan ember. Jika semua persiapan sudah selesai dilakukan, maka selanjutnya pergi ke fishing ground. 2 Pemasangan bubu setting Pemasangan bubu dilakukan dengan cara ditimbun menggunakan batu karang, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. Penambunan akan dihentikan jika bubu telah tertutupi oleh karang. Tahap akhir dari pemasangan bubu adalah pembuatan jalan ikan pada daerah sekitar mulut bubu. 3 Perendaman bubu soaking Perendaman bubu dilakukan kurang lebih selama 24 jam. 4 Pengangkatan bubu hauling Proses pengangkatan bubu diawali dengan menyingkirkan batu karang yang digunakan untuk menimbun bubu. Pengangkatan bubu dibantu dengan alat “ganco” untuk memudahkan pada proses pengangkatan. Seletah diangkat, selanjutnya pintu bubu dibuka untuk mengeluarkan hasil tangkapan. Metode pengoperasian bubu menurut FAO 1968 meliputi : 1 Rigging atau tali-temali berupa pemasangan tali-temali terutama tali pelampung tanda; 2 Baiting atau pemasangan umpan; 3 Setting atau pemasangan bubu, keberhasilan penangkapan ikan sangat bergantung pada lokasi penempatan bubu dan posisi penempatan bergantung pada jenis ikan yang menjadi sasaran penangkapan; 4 Soaking time atau lama perendaman bergantung pada tingkah laku dari ikan sasaran penangkapan dan daya tahan umpan. Pada saat ikan sangat aktif mencari makan, lama perendaman hanya membutuhkan beberapa menit; 5 Hauling atau pengangkatan dilakukan secara manual maupun dengan bantuan mesin line hauler. Setelah bubu diangkat, hasil tangkapan dipindahkan di palkah atau keranjang yang telah disiapkan sebelumnya;

2.7 Musim Penangkapan