8 Ibuprofen adalah turunan asam propionat golongan obat Non-Steroidal
Anti Inflammatory Drugs NSAIDs yang mempunyai aktivitas antirematik, antiradang dan analgesik-antipiretik, digunakan terutama untuk mengurangi rasa
nyeri akibat keradangan pada berbagai kondisi rematik dan artritis Tan dan Rahardja, 2007.
2.2 Beberapa Metode Lain Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan Ibuprofen
Beberapa penelitian yang telah menetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan beberapa metode lain dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Beberapa Metode Lain Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan
Ibuprofen
Berdasarkan Tabel 2.1 diatas penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan KCKT dilakukan oleh Damayanti, dkk., 2003. Penggunaan
KCKT relatif lebih mahal dan memerlukan tahap pemisahan sehingga memerlukan waktu yang lebih lama. Harshini, dkk., 2014 menggunakan metode
spektrofotometri UV untuk penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen
Senyawa Metode
Pelarut Fase gerak Referensi
Parasetamol dan Ibuprofen
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Asetonitril : dapar fosfat pH 4,5 75:25
Damayanti, dkk., 2003
Parasetamol dan Ibuprofen
Spektrofotometri UV dengan metode panjang
gelombang berganda yaitu
223, 225, 227, 230, dan 235 nm
Metanol Andrianto,
2009
Parasetamol dan Ibuprofen
Spektrofotometri UV dengan panjang gelombang
parasetamol 240 nm dan ibuprofen 220 nm
Etanol Harshini, dkk.,
2014
Parasetamol dan Ibuprofen
Spektrofotometri derivatif dengan teknik zero
crossing pada panjang gelombang parasetamol
253,4 nm dan ibuprofen 228,6 nm.
Methanol-air Hasibuan,
2015
Universitas Sumatera Utara
9 dengan pelarut etanol. Dibandingkan dengan pelarut metanol-air, pelarut etanol
menghasilkan spektrum senyawa yang tidak tersembunyi dalam suatu bentuk spektrum besar yang saling tumpang tindih. Andrianto 2009 menetapkan kadar
parasetamol dan ibuprofen secara spektrofotometri ultraviolet metode panjang gelombang berganda dengan pelarut metanol.
Dibandingkan dengan pelarut campuran dapar posfat pH 7,2-etanol 91:9, parasetamol dan ibuprofen lebih cepat larut serta tidak mengubah spekrum
dari masing-masing zat.
2.3 Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah metode pengukuran yang didasarkan pada interaksi cahaya dengan materi. Suatu alat yang mengukuran panjang gelombang
dan intensitas sinar ultraviolet - visible yang diserap oleh sampel disebut spektrofotometer ultraviolet - visibel. Ultraviolet berada pada panjang gelombang
200 − 400 nm, sedangkan visibel berada pada panjang gelombang 400 − 800 nm Dachriyanus, 2004.
Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrofotometri menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur in.tensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi Khopkar, 2008.
Ketika cahaya monokromatik atau heterogen mengenai medium homogen, suatu bagian dari dari cahaya yang ada akan dipantulkan, sebagian diserap medium, dan
sisanya ditransmisikan, atau diteruskan Day dan Underwood, 1998. Radiasi ultraviolet dan sinar tampak diabsorbsi oleh molekul organik
aromatik, molekul yang mengandung elektron terkonyugasi menyebabkan transisi
Universitas Sumatera Utara
10 elektron tereksitasi lebih tinggi. Besarnya serapan radiasi tersebut sebanding
dengan banyaknya molekul analit yang mengabsorpsi sehingga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif Setiadarma, dkk., 2004.
Menurut Gandjar dan Rohman 2007, metode spektrofotometri ultraviolet-visibel digunakan untuk menetapkan kadar senyawa obat dalam jumlah
yang cukup banyak. Cara untuk menetapkan kadar sampel adalah dengan menggunakan perbandingan absorbansi sampel dengan absorbansi baku, atau
dengan menggunakan persamaan regresi linier yang menyatakan hubungan antara konsentrasi baku dengan absorbansinya. Persamaan kurva baku selanjutnya
digunakan untuk menghitung kadar dalam sampel.
2.3.1. Hukum Lambert-Beer
Menurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel yang disinari. Sedangkan menurut Beer, serapan berbanding lurus dengan
konsentrasi. Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu dalam Hukum Lambert- Beer, sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus terhadap konsentrasi
dan ketebalan sel, hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan
konsentrasi larutan Gandjar dan Rohman, 2007. Hukum Lambert-Beer umumnya dikenal dengan persamaan sebagai berikut:
A = a.b.c gliter Dimana: A = absorbansi
a = absorptivitas b = tebal kuvet cm
c = konsentrasi Absorptivitas a merupakan suatu konstanta yang tidak tergantung pada
konsentrasi, tebal kuvet dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel.
Universitas Sumatera Utara
11
2.3.2 Komponen Spektrofotometer
Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum ultraviolet
– visibel terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sinar monokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 200
–
800 nm Cairns, 2004. Suatu diagram sederhana spektrofotometer Ultraviolet - Visible ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Diagram spektrofotometer ultraviolet - visible
i. Sumber cahaya
Sumber cahaya atau lampu yang digunakan adalah dua lampu terpisah yang digunakan secara bersama-sama, yang mencakup seluruh daerah ultraviolet-
visible. Untuk senyawa yang menyerap pada daerah ultraviolet diperlukan lampu deuterium sedangkan untuk senyawa yang menyerap pada daerah
visible digunakan lampu tungsten Cairns, 2004. ii. Celah
Celah dibuat dari logam yang kedua ujungnya diasah dengan sama Khopkar, 1985.
iii. Monokromator Cahaya yang digunakan harus monokromatis, yaitu cahaya dengan satu
panjang gelombang tertentu. Cahaya monokromatis ini didapat dengan melewatkan cahaya polikromatis pada sebuah monokromator Cairns, 2004.
Universitas Sumatera Utara
12 iv. Tempat sampel
Kuvet yang digunakan untuk tempat sampel pada pengukuran didaerah ultraviolet - visible biasanya terbuat dari silika atau glas Cairns, 2004.
v. Detektor Peranan detekor adalah memberikan respon terhadap cahaya pada
berbagai panjang gelombang Khopkar, 1985. Biasanya spektrofotometer dilengkapi dengan software yang berfungsi
untuk mengolah data yang dapat dioperasikan malalui komputer yang telah terhubung dengan spektrofotometer. Spektrofotometri derivatif merupakan
metode manipulatif terhadap spektra pada spektrofotometri UV-Visible Watson, 2005.
2.3.3 Kegunaan Spektofotometri Ultraviolet
Kegunaan spektrofotometri ultraviolet dalam analisis kualitatif sangat terbatas karena rentang daerah rcadiasi yang relatif sempit hanya dapat
mengakomodasi sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan minimum, karena itu identifikasi senyawa yang tidak diketahui tidak memungkinkan untuk
dilakukan Satiadarma, dkk., 2004. Metode spektrofotometri memiliki beberapa keuntungan antara lain
kepekaan yang tinggi, ketelitian yang baik, mudah dilakukan, cepat pengerjaannya dan dapat digunakan untuk menentukan senyawa campuran Munson, 1984.
Pada analisis kuantitatif dengan cara penetapan kadar, larutan standar obat yang akan dianalisis disiapkan, serapan sampel dan standar dapat ditentukan
Cairns, 2008, dimana konsentrasi zat dalam sampel dihitung dengan rumus
Universitas Sumatera Utara
13
Ct Cs
At As
sebagai berikut:
Keterangan: As = Absorbansi baku pembanding At = Absorbansi zat dalam sampel
Cs = Konsentrasi baku pembanding Ct = Konsentrasi zat dalam sampel
Penentuan kadar senyawa organik yang mempunyai struktur kromofor atau mengandung
gugus kromofor,
serta mengabsorpsi
radiasi ultraviolet
penggunaanya cukup luas Satiadarma, dkk., 2004. Spektrofotometer ini merupakan peralatan yang berbiaya murah sampai
sedang dan mempunyai kepekaan analisis cukup tinggi. Karena luasnya ragam bahan farmasi dan bahan biokimia yang menyerap radiasi ultraviolet - visibel,
maka metode ini banyak dipakai dalam analisis farmasi dan analisis klinik Munson, 1984.
2.4 Analisis Multikompenen dengan Spektrofotometri Ultraviolet
Analisis kuantitatif campuran dua komponen merupakan teknik pengembangan analisis kuantitaif komponen tunggal. Prinsip pelaksanaanya
adalah mencari absorban atau beda absorban di tiap-tiap komponnen yang memberikan korelasi yang linier terhadap konsentrasi, sehingga akan dapat
dihitung masing-masing kadar campuran zat tersebut secara serentak atau salah satu komponen komponen dalam campurannya dengan komponen lainnya Mulja
dan Suharman, 1995. Menurut Day dan Underwood 1998 ada beberapa kemungkinan yang
terjadi pada spektrum absorban dua kompenen sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
14 a. Kemungkinan I
Gambar 2.4 Spektrum absorban senyawa X dan Y
Pada Gambar 2.4 diatas menunjukkan terjadi kemungkinan spektrum tidak tumpang tindih pada dua panjang gelombang yang digunakan. X dan Y semata-
mata diukur masing-masing pada panjang gelombang
1
dan
2.
b. Kemungkinan II
Gambar 2.5 Spektrum absorban senyawa X dan Y, spektrum X bertumpang
tindih pada spektrum Y Terjadi tumpang tindih satu cara dari Gambar 2.5 dimana Y tidak
mengganggu pengukuran X pada
1,
tetapi X memang menyerap cukup banyak bersama-
sama Y pada
2.
Konsentrasi X ditetapkan langsung dari absorban larutan pada
1,
kemudian absorban yang dsumbangkan oleh larutan X pada
2
dihitung dari absortivitas molar X pada
2
yang telah diketahui sebelumnya. Sumbangan
Universitas Sumatera Utara
15 imi dikurangkan dari absorban terukur larutan pada
2
sehingga akan diperoleh absorban yang disebabkan oleh Y, kemudian konsentrasi Y dapat diukur dengan
cara yang umum. c. Kemungkinan III
Gambar 2.6 Spektrum absorban senyawa X dan Y saling tumpang tindih
Pada Gambar 2.6 spektrum X dan Y saling tumpang tindih secara keseluruhan. Pada absorbansi maksimum dari komponen X pada
1,
komponen Y memiliki absorbansi tersendiri. Begitu juga komponen Y pada
2 ,
komponen X memiliki absorbansi sendiri.
Menurut Andrianto
2009 pada
penetapan kadar
campuran multikomponen sulit dilakukan, sehingga untuk mengatasi hal itu diperkenalkan
analisis multikomponen menggunakan prinsip persamaan regresi berganda melalui perhitungan matriks dengan metode pengamatan beberapa panjang
gelombang berganda. Panjang gelombang dipilih berdasarkan spektrum tersebut mulai
memberikan serapan sampai hampir tidak memberikan serapan, dimana konsentrasi larutan yang dipakai serapannnya memenuhi hukum Lambert dan
Beer yaitu 0,2-0,8. Penentuan panjang gelombang dengan memilih lima panjang gelombang secara variabel bebas. Pada metode ini tidak diperlukan proses
Universitas Sumatera Utara
16 pemisahan komponen zat aktif karena kadar komponen kedua zat dapat ditetapkan
secara bersama-sama Andrianto, 2009.
2.5 Validasi Metode Analisis