Panjang Gelombang Analisis Parasetamol dan Ibuprofen

30 n m . 2 1 5 .0 0 2 3 0 .0 0 2 4 0 .0 0 2 5 0 .0 0 2 6 5 .0 0 A bs. 0 .9 0 0 0 0 0 .8 0 0 0 0 0 .6 0 0 0 0 0 .4 0 0 0 0 0 .2 0 0 0 0 0 .0 0 0 0 0 2 3 5 2 3 1 2 2 8 2 2 5 2 2 2

4.3 Panjang Gelombang Analisis Parasetamol dan Ibuprofen

n m . 2 1 5 .0 0 2 3 0 .0 0 2 4 0 .0 0 2 5 0 .0 0 2 6 5 .0 0 A bs. 0 .9 0 0 0 0 0 .8 0 0 0 0 0 .6 0 0 0 0 0 .4 0 0 0 0 0 .2 0 0 0 0 0 .0 0 0 0 0 Gambar 4.6 Spektrum tumpang tindih serapan maksimum parasetamol konsentrasi 7,0 µgmL dan ibuprofen konsentrasi 4,0 µgmL Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa hasil tumpang tindih serapan parasetamol dan ibuprofen. Pembacaan spektrum serapan ini dilakukan pada rentang panjang gelombang 215-265 nm, karena pada rentang panjang gelombang ini parasetamol dan ibuprofen tumpang tindih secara keseluruhan. Penentuan dilakukan dengan menggabungkan 2 spektrum, kemudian dipilih lima panjang gelombang analisis parasetamol dan ibuprofen adalah 222 nm, 225 nm, 228 nm, 231 nm, dan 235 nm. Spektrum panjang gelombang analisis dapat dilihat pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Lima panjang gelombang analisis yang digunakan Parasetamol 7 µgmL Ibuprofen 4 µgmL Parasetamol 7 µgmL Ibuprofen 4 µgmL Universitas Sumatera Utara 31 Berdasarkan Gambar 4.7 maka diperoleh lima panjang gelombang analisis yang digunakan. Lima panjang gelombang analisis yang digunakan adalah 222 nm pada panjang gelombang ini parasetamol sudah memberikan serapan dan merupakan serapan maksimum dari ibuprofen. Pada panjang gelombang 225 nm parasetamol dan ibuprofen masih sama-sama memberikan serapan yang cukup besar. Pada panjang gelombang 228 nm parasetamol dan ibuprofen masih sama- sama memberikan serapan dan merupakan titik potong kedua kurva serapan parasetamol dan ibuprofen. Pada panjang gelombang 231 nm parasetamol dan ibuprofen masih sama-sama memberikan serapan. Pada panjang gelombang 235 nm ibuprofen memberikan serapan lebih kecil daripada parasetamol yang masih memberikan serapan yang cukup besar. Panjang gelombang maksimum parasetamol adalah 244 nm tidak dipilih untuk panjang gelombang analisis karena pada panjang gelombang 244 nm ibuprofen sudah tidak memberikan serapan. Pada peneletian yang telah dilakukan Hasibuan 2015 secara spektrofotometri derivatif dengan teknik zero crossing pemilihan panjang gelombang analisisnya berbeda, yakni penentuan panjang gelombang analisis dilakukan dengan membuat larutan parasetamol 7 gmL, larutan ibuprofen 4 gmL, dan larutan campuran parasetamol 7 gmL dan ibuprofen 4 gmL masing-masing dengan pelarut metanol-air. Kemudian dibuat spektrum serapan derivat pertama dari masing-masing larutan parasetamol, ibuprofen dan campuran parasetamol dan ibuprofen, selanjutnya ditumpang tindihkan, hal yang sama juga dilakukan untuk spektrum serapan derivat kedua. Untuk menentukan panjang gelombang analisis pada spektrum serapan masing-masing derivat dilakukan dengan mengamati panjang gelombang yang menunjukkan nilai serapan senyawa Universitas Sumatera Utara 32 pasangannya nol dan nilai serapan senyawa yang lain dan campurannya memiliki nilai serapan sama atau hampir sama. Selanjutnya spektrum serapan ditransformasikan menjadi spektrum serapan derivat kedua dengan Δ 8 nm pada panjang gelombang analisis parasetamol dan ibuprofen masing-masing 253,4 nm dan 228,6 nm.

4.4 Nilai Serapan a Parasetamol dan Ibuprofen

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

4 20 119

Penetapan Kadar Campuran Deksametason dan Deksklorfeniramin Maleat Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

1 5 106

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 18

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 2

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

1 5 18

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 2

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 8 5

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 12

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 3 2

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 48