Pembuatan Larutan Induk Baku Ibuprofen Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Parasetamol Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Ibuprofen Pembuatan Larutan Standar Parasetamol

20 konsentrasi 500 gmL LIB I. Dari larutan ini dipipet 5 mL, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL, diencerkan dengan pelarut campuran dapar fosfat pH 7,2-etanol sampai garis tanda, dihomogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 25 µgmL LIB II.

3.7.2 Pembuatan Larutan Induk Baku Ibuprofen

Ibuprofen ditimbang seksama 50 mg, kemudian dilarutkan dengan pelarut campuran dapar fosfat pH 7,2-etanol 91:9 di dalam labu tentukur 100 mL dan dicukupkan dengan pelarut yang sama sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 500 gmL LIB I. Dari larutan ini dipipet 5 mL, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL, diencerkan dengan pelarut campuran dapar fosfat pH 7,2-etanol 91:9 sampai garis tanda, dihomogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 25 µgmL LIB II.

3.7.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Parasetamol

Dipipet 2,8 mL larutan induk baku II LIB II parasetamol, dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 mL, diencerkan dengan pelarut campuran dapar fosfat pH 7,2-etanol 91:9 hingga garis tanda, dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 7,0 µgmL, kemudian diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.7.4 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Ibuprofen

Dipipet 1,6 mL larutan induk baku II LIB II ibuprofen, dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 mL, diencerkan dengan pelarut campuran dapar fosfat pH 7,2-etanol 91:9 hingga garis tanda, dikocok sampai homogen sehingga diperoleh Universitas Sumatera Utara 21 larutan dengan konsentrasi 4,0 µgmL, kemudian diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.7.5 Pembuatan Larutan Standar Parasetamol

Dipipet larutan induk baku II LIB II parasetamol sebanyak 3,0 mL; 5,0 mL; 6,0 mL; 8,0 mL; 9,0 mL dan 11,0 mL. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, diencerkan dengan pelarut campuran dapar fosfat pH 7,2- etanol 91:9 hingga garis tanda, dihomogenkan, diperoleh larutan dengan konsentrasi 3,0 µgmL; 5,0 µgmL; 6,0 µgmL; 8,0 µgmL; 9,0 µgmL dan 11,0 µgmL, dibuat sebanyak 6 kali pengulangan.

3.7.6 Pembuatan Larutan Standar Ibuprofen

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

4 20 119

Penetapan Kadar Campuran Deksametason dan Deksklorfeniramin Maleat Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

1 5 106

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 18

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 2

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

1 5 18

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 2

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 8 5

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 12

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 3 2

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 48