Kadar Teoritis Baku Campuran Parasetamol dan Ibuprofen Kadar Parasetamol dan Ibuprofen pada Tablet Kadar Parasetamol dan Ibuprofen dengan Analisis Statistik

37

4.5 Kadar Teoritis Baku Campuran Parasetamol dan Ibuprofen

Larutan baku campuran yang telah dipreparasi sebanyak enam kali pengulangan kemudian masing-masing diukur pada panjang gelombang 200 – 400 nm. Spektrum yang diperoleh digunakan untuk melihat apakah spektrum larutan baku campuran tersebut sama dengan spektrum tablet N ® . Perhitungan kadar teoritis baku campuran parasetamol dan ibuprofen dapat dilihat pada Lampiran 5 hal 52 dan Lampiran 5 halaman 54.

4.6 Kadar Parasetamol dan Ibuprofen pada Tablet

N ® dengan Menggunakan Perhitungan Matriks Penetapan kadar parasetamol dan ibuprofen dilakukan dengan menggunakan tablet merek dagang yaitu tablet N ® yang mengandung parasetamol 350 mg dan ibuprofen 200 mg. Kemudian dibuat larutan uji sehingga di dalamnya terdapat parasetamol dengan konsentrasi 7 gmL dan ibuprofen dengan konsentrasi 4 gmL dan diukur serapannya pada panjang gelombang 200 –400 nm. Berdasarkan spektrum tersebut dapat ditentukan serapan parasetamol dan ibuprofen pada panjang gelombang analisis yang telah diperoleh sebelumnya, yaitu panjang gelombang 222, 225, 228, 231, dan 235 nm. Tujuan dari penentuan kadar parasetamol dan ibuprofen adalah untuk mengetahui apakah parasetamol dan ibuprofen yang terdapat tablet merek dagang memenuhi persyaratan sesuai dengan standar yang ada pada acuan Farmakope Indonesia. Spektrum serapan sediaan tablet dapat dilihat pada Lampiran 18 halaman 86 – 87. Data kadar campuran parasetamol dan ibuprofen pada sediaan tablet serta perhitungannya dengan menggunakan persamaan matriks dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 72. Universitas Sumatera Utara 38

4.7 Kadar Parasetamol dan Ibuprofen dengan Analisis Statistik

Kadar parasetamol dan ibuprofen pada tablet N ® dengan analisis secara statistik pada metode panjang gelombang berganda menggunakan pelarut campuran dapar posfat pH 7,2-etanol dan juga penelitian yang telah dilakukan oleh Hasibuan 2015 secara spektrofotometri derivatif dengan teknik zero crossing menggunakan pelarut metanol-air dapat dilihat pada Tabel 4.13. Tabel 4.13 Kadar parasetamol dan ibuprofen pada tablet N ® dengan analisis secara statistik Rujukan Hasibuan 2015 Devi 2016 Metode zero crossing panjang gelombang berganda Pelarut metanol-air campuran dapar posfat pH 7,2- etanol 91:9 yang digunakan parasetamol pada 253,4 nm dan ibuprofen pada 228,6 nm. 222 nm, 225 nm, 228 nm, 231 nm, dan 235 nm Kadar Parasetamol 100,03 ± 1,28 350,10 ± 4,48 mg 101,75 ± 2,17 355,59 ± 7,59 mg Kadar Ibuprofen 101,15 ± 1,00 202,3 ± 2 mg 94,04 ± 1,76 188,08 ± 3,52 mg Berdasarkan Tabel 4.13 diatas, kadar parasetamol dan ibuprofen pada kedua metode memenuhi persyaratan menurut Farmakope Indonesia edisi V 2013 yaitu untuk sediaan tablet parasetamol dan sediaan tablet ibuprofen yaitu tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari 110,0 dari jumlah yang tertera pada etiket. Kadar parasetamol yang diperoleh dengan metode panjang gelombang berganda lebih besar dari pada dengan metode spektrofotometri derivatif teknik zero crossing, dan kadar ibuprofen yang diperoleh dengan metode panjang gelombang berganda lebih kecil dari pada dengan metode spektrofotometri derivatif teknik zero crossing. Hal ini bisa disebabkan karena adanya perbedaan pada Universitas Sumatera Utara 39 pengambilan panjang gelombang analisisnya. Pada teknik zero crossing panjang gelombang dipilih oleh softwere pada alat UV probe pada spektrum serapan masing-masing yang telah diderivatkan dilakukan dengan mengamati panjang gelombang yang menunjukkan nilai serapan senyawa pasangannya nol dan nilai serapan senyawa yang lain dan campurannya memiliki nilai serapan sama atau hampir sama. Pada metode panjang gelombang berganda dilakukan pemilihan panjang gelombang analisis secara variabel bebas oleh si peneliti dimana pemilihan panjang gelombangnya diambil dari spektrum tersebut mulai memberikan serapan sampai hampir tidak memberikan serapan yang dipilih sebanyak 5 lima panjang gelombang dan pada metode ini dilakukan perhitungan kadar dengan operasi matriks. Perhitungan statistik kadar parasetamol dan ibuprofen pada sediaan tablet N ® dengan metode panjang gelombang berganda dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 74.

4.8 Hasil Uji Validasi

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

4 20 119

Penetapan Kadar Campuran Deksametason dan Deksklorfeniramin Maleat Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

1 5 106

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 18

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 2

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

1 5 18

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 2

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 8 5

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 12

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 3 2

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 48