perusahaan dapat dipertahankan pada masa depan sampai volume penjualan maksimal.
Pendekatan ketiga, dalam hal sasaran penetapan harga adalah menanggapi persaingan yang dihadapi oleh perusahaan. Hal itu terjadi jika ada persaingan
ketat antar perusahaan dalam memasarkan produknya. Pelayanan-pelayanan tambahan yang ditawarkan untuk berbagai macam produk, seperti tempat
berbelanja yang nyaman, luas, parker yang gratis, lokasi yang strategis, serta adanya wahana bermain bagi anak-anak. Perubahan harga memengaruhi secara
langsung tingkat laba secara keseluruhan, banyak perusahaan mendorong harga yang stabil dengan menyesuaikan dengan harga pesaing dan bersaing memperoleh
pangsa pasar dari strategi produk, putusan-putusan promosi, dan distribusi yang merupakan elemen bukan harga dari bauran pemasaran.
Sasaran prestise tidak terkait dengan tingkat keuntungan atau volume penjualan. Tujuannya menciptakan prestise melalui harga yang ditawarkan untuk
produk tertentu. Kesan ekskulusif dan kualitas tinggi dikembangkan oleh konsumen yang sadar akan statusnya yang “tinggi”, yaitu status orang.
82
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga
Setelah mengetahui arah dan tujuan penetapan harga sudah ditentukan, maka perhatian manajemen pemasaran dapat dialihkan kepada prosedur
penentuan harga barang atau jasa yang ditawarkan. Memang tidak semua
82
Boyd, Walker dan Larreche, Op.Cit., hal. 7-8.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan menggunakan prosedur yang sama dalam penentuan atau penetapan harga. Ada 2 dua faktor yang mempengaruhi penetapan harga, yaitu:
1. Faktor Internal dalam penetapan harga terdapat tujuan pemasaran, strategi bauran pemasaran, biaya yang terlibat, dan pertimbangan-
pertimbangan organisasi; 2. Faktor Eksternal terdapat struktur pasar, tingkat dan struktur
persaingan, faktor-faktor lingkungan lainnya ekonomi, penjualan kembali, pemerintahan, dan lain-lain.
83
E. Kebijakan Penetapan Harga Dan Struktur Harga Berdasarkan kerangka pedoman yang ditentukan oleh sasaran penetapan
harga, sebuah perusahaan harus mengembangkan kebijakan harga pricing policy, yang merupakan pendekatan terhadap penetapan harga untuk jangka
panjang. Misalnya, perusahaan menetapkan kebijakan tidak akan pernah mendiskon produk-produk yang dijualnya. Di samping itu, perusahaan juga harus
menetapkan kebijakan kuotasi quotation harga dalam kaitannya dengan kelonggaran allowances, serta memasukkan biaya pengiriman. Ketiga penetapan
tersebut disebut struktur harga. Terdapat dua kebijakan umum tentang kebijakan penetapan harga, yaitu tingkat harga dibandingkan dengan harga umum pasar dan
tingkat flesibilitass harga.
84
1. Penetapan Tingkat Harga
83
M. Taufiq Amir, DINAMIKA PEMASARAN, Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2005, hal. 165.
84
Basu Swastha Dharmmesta dan T.Hani Handoko, Op.Cit., hal. 39.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan mempunyai tiga pilihan untuk menentukan tingkat harga, yaitu harga di atas harga pasar, harga sesuai dengan harga pasar,
dan harga di bawah harga pasar. Perusahaan-perusahaan yang memberikan kualitas tambahan kepada produk yang dihasilkan, seperti mobil Mercedes
dan Rolls Roys, dapat menentukan harga di atas rata-rata. Bagi perusahaan yang menjual barang-barang komoditas, seperti baja dan bahan kimia
dasar yang dijual di pasar besar dengan sedikit pesaing, harga yang biasa ditentukan sesuai dengan harga pasar yang berlaku. Penetapan harga di
atas harga dapat menghasilkan berkurangnya penjualan dan kerugian yang cukup besar, maka biasanya perusahaan yang menetapkan harga di atas
harga pasar tersebut akan menurunkan harga lagi sampai tingkat pasar yang berlaku. Sebaliknya, penetapan harga di bawah harga pasar akan
meningkatkan penjualan secara substansial sehingga mengakibatkan pesaing yang memasang harga tinggi akan dengan cepat menurunkan
harganya kembali. Bilamana semua perusahaan menurunkan harganya, total penghasilan industri tersebut akan menurun pula.
85
2. Kebijakan Harga Yang Fleksibel Pemasar dapat menentukan tingkat fleksibilitas harga dengan
menentukan kebijakan satu harga atau sebuah kebijakan harga yang fleksibel atau variabel yang berbeda. Kebijakan satu harga berarti produk
dijual dengan harga atau syarat penjualan sama kepada semua konsumen yang berada pada tingkat saluran distribusi yang sama. Syarat penjuak
85
Ibid., hal. 40.
Universitas Sumatera Utara
term of sales berarti waktu dan metode pembayaran dan diskon diperkenankan. Hal itu tentunya akan mempersingkat proses jual-beli
karena dibutuhkan banyak waktu untuk tawar-menawar dalam setiap transaksi yang terjadi. Dengan adanya kebijakan harga yang fleksibel,
produk dijual dengan syarat yang berbeda kepada konsumen yang berbeda pula pada tingkatan distribusi yang sama. Persetujuan harga sering kali
bergantung pada kekuatan penawar. Sifat persaingan dalam sebuah pasar sangat mempengaruhi harga
terakhir dan kondisi pembayarannya. Penetapan harga yang fleksibel memungkinkan pemasar dengan cepat meresprons situasi pasar. Dalam
penjualan industri, penetapan harga demikian memungkinkan penjual salesmenladies mendapatkan order yang apabila tanpa kebijakan
tersebut mungkin akan terlewatkan.
86
86
Ibid., hal. 41.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN AKIBAT
PERBEDAAN HARGA ANTARA DI RAK DENGAN DI KASIR PADA PT. INTI CAKRAWALA CITRA MEDAN
A. Peran dari PT. Inti Cakrawala Citra Dalam Melakukan Pencegahan dan Pengawasan Terhadap Penyesuaian dan Penetapan Harga
Berkaitan dengan pencegahan dan pengawasan terhadap penyesuaian dan penetapan harga, maka PT. Inti Cakrawala Citra sebagi pelaku usaha perlu aktif
dalam membuat, menyesuaikan, dan mengawasi pelaksaan kegiatan usaha yang dilakukannya. Salah satunya adalah bahwa setiap hari ada pengawasan
monitoring terhadap perubahan harga yang di cetak di pagi hari. Jika ada perubahan harga maka, label harga akan di cetak ulang dan diserahkan kepada
setiap pramuniaga di lorong masing-masing untuk digantinya label harga yang lama dengan yang baru. Karena pada prinsipnya seharusnya perubahan harga yang
ada akan secara otomatis juga berubah di komputer kasir, sehingga dalam hal ini diperlukan ketelitian dari para pramuniaga lorong untuk mengganti label harga
yang lama dengan yang baru agar tidak ada perbedaan harga antara di rak dengan di kasir.
87
Peranan PT. Inti Cakrawala Citra dalam melakukan pencegahan dan pengawasan terhadap penyesuaian dan penetapan harga dapat juga dipandang
sebagai suatu bentuk usaha pencegahan yang dilakukan pelaku usaha dan sebagai usaha untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen. PT. Inti Cakrawala Citra
memiliki suatu peraturan atau kode etik yang ditetapkan untuk mengatur dan
87
Hasil wawancara dengan Bapak Matius Akinop Panjaitan selaku Manajer Administrasi Toko Store Administration Manager dari PT. Inti Cakrawala Citra Medan [Pada tanggal 10
Agustus 2016, Pukul 10.00 WIB].
91 Universitas Sumatera Utara
melindungi hak-hak dan kewajiban dari PT. Inti Cakrawala Citra sebagai pelaku usaha dan konsumen, yakni adanya suatu buku panduan atau ketentuan yang
diberikan perusahaan kepada para karyawan toko dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Buku panduan tersebut disebut dengan Costumer Relationship
Management CRM, yang didalamnya terdapat tata cara pelayanan yang seharusnya diberikan ke konsumen, serta penanganan jika terdapat keluhan dari
konsumen.
88
Sebelum menjadi karyawan atau karyawati di PT. Inti Cakrawala Citra, setiap para calon karyawan atau karyawati akan melakukan suatu seleksi atau
ujian terlebih dahulu, setelah itu kemudian masuk kepada tahap wawancara. Apabila calon karyawan atau karyawati tersebut telah dinyatakan lolos maka
sebelum diangkat sebagai karyawan tetap mereka akan diberikan pelatihan training terlebih dahulu. Di dalam pelatihan yang diberikan oleh PT. Inti
Cakrawala Citra kepada para karyawan akan diberikan suatu buku panduan yang disebut CRM. Di dalam buku tersebut akan dipaparkan bagaimana menjadi
karyawan atau karyawati yang baik dan benar. Sebagai salah satu contohnya adalah CRM Untuk Menjadi Kasir Cantik. CRM ini diberikan kepada karyawan
kasir, di dalam CRM dijelaskan beberapa hal yang penting, seperti: 1.
Menjelaskan tentang pengertian dari pelayanan tersebut. 2.
Bagaimana standar penampilan yang baik dan benar bagi wanita ataupun pria.
3. Ketentuan kebersihan area kasir.
88
Hasil wawancara dengan Bapak Matius Akinop Panjaitan selaku Manajer Administrasi Toko Store Administration Manager dari PT. Inti Cakrawala Citra Medan [Pada tanggal 10
Agustus 2016, Pukul 10.00 WIB].
Universitas Sumatera Utara
4. Alat-alat kebersihan kasir
5. Langkah-langkah kebersihan kasir.
6. Menjelaskan tentang Area Check Out Counter COC.
7. Menjelaskan tentang bagaimana penyebutan total belanja dan tambahan
belanja yang baik dan benar. 8.
Menjelaskan tentang cara pemberian struk dan uang kembalian atau karti debitkredit yang baik dan benar.
9. Menjelaskan tentang promosi toko.
10. Menjelaskan tentang hal yang dilarang untuk kasir.
11. Menjelaskan tentang cara pengelompokkan produk dan yang harus
diketahui dalam produk. 12.
Menjelaskan tentang cara penawaran promosi produk distribusi kepada konsumen.
13. Aktivitas kasir.
14. Hal-hal yang harus diketahui dalam transaksi penjualan.
15. Langkah menghitung uang.
16. Penataan barang di Trolly.
17. Menjelaskan lama transaksi penjualan.
18. Menjelaskan tentang serah terima uang sales dari kasir ke kepala kasir atau
assisten kepala kasir no sale. 19.
Menjelaskan tentang Penutupan transaksi kasir closing shift. 20.
Menjelaskan tentang inisiatif yang harus dimiliki oleh karyawan kasir.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dari pemberian CRM ini kepada para karyawan adalah agar setelah menjadi karyawan di PT. Inti Cakrawala Citra mereka dapat bekerja dengan baik
dan benar serta dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada para konsumen, dan juga untuk meminimalisir adanya masalah yang berhubungan dengan
konsumen, terutama dalam hal ini terkait dengan harga.
89
B. Tanggung Jawab PT. Inti Cakrawala Citra Terhadap Konsumen Yang Menjadi Korban Akibat Perbedaan Harga Antara Di Rak Dengan Di
Kasir
PT. Inti Cakrawala Citra sebagai salah satu pelaku usaha di Indonesia maka memiliki hak dan kewajiban untuk ikut serta menciptakan dan menjaga
iklim usaha yang sehat untuk meningkatkan pembangunan ekonomi di Indonesia. Di samping adanya hak dan kewajiban yang perlu diperhatikan oleh PT. Inti
Cakrawala Citra sebagai pelaku usaha ada juga tanggung jawab yang harus dipikulnya. Tanggung jawab tersebut merupakan bagian dari kewajiban yang
mengikat kegiatan mereka dalam berusaha.
90
Dalam menjalankan usahanya PT. Inti Cakrawala Citra selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada para konsumennya, meskipun pada
kenyataannya masih saja ada konsumen yang merasa dirugikan atas kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT. Inti Cakrawala Citra terutama yang berkaitan
89
Hasil wawancara dengan Bapak Matius Akinop Panjaitan selaku Manajer Administrasi Toko Store Administration Manager dari PT. Inti Cakrawala Citra Medan [Pada tanggal 10
Agustus 2016, Pukul 10.00 WIB].
90
Hasil wawancara dengan Bapak Matius Akinop Panjaitan selaku Manajer Administrasi Toko Store Administration Manager dari PT. Inti Cakrawala Citra pada tanggal 10 Agustus
2016, pukul 10.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
dengan harga. Beberapa konsumen merasa dirugikan atas perbedaan harga yang ada di rak dengan di kasir. Berkaitan dengan landasan penetapan harga pada PT.
Inti Cakrawala Citra adalah harga beli barang pemasok ditambah dengan keuntungan yang akan diperoleh oleh toko. Pada kenyataannya PT. Inti Cakrawala
Citra telah berusaha agar tidak terjadi perbedaan harga antara di rak dengan di kasir yakni, berupa tindakan penyesuian harga antara di rak dengan di kasir. Jika
ada perubahan harga maka label harga price tag akan di cetak ulang dan diserahkan ke pramuniaga di setiap lorong masing-masing.
PT. Inti Cakrawala memberikan tanggung jawab kepada para pramuniaganya untuk bertanggungjawab atas lorong-lorong yang ada di dalam
gedung PT. Inti Cakrawala Citra. Di setiap lorong memiliki barang yang berbeda- beda baik jenis, bentuk, kemasan, serta harganya. Diharapkan dengan adanya
pramuniaga yang bertanggungjawab pada setiap lorong akan memudahkan para konsumen untuk berbelanja dan untuk mengetahui lebih lanjut tentang informasi
atas barang yang akan ia beli, terutama berkaitan dengan harga. Pada umunnya sebelum membeli suatu barang maka konsumen akan melihat terlebih dahulu
harga yang tertera pada label harga atas barang tersebut kemudian akan melakukan pembayaran di kasir. Namun, tidak semua konsumen teliti atau peka
atas harga barang yang akan ia beli.
91
Berkaitan dengan pencantuman harga barang atau jasa yang diperdagangkan, diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
Nomor 35M-DagPer72013 Tahun 2013 tentang Pencantuman Harga Barang
91
Hasil wawancara dengan Bapak Matius Akinop Panjaitan selaku Manajer Administrasi Toko Store Administration Manager dari PT. Inti Cakrawala Citra pada tanggal 10 Agustus
2016, pukul 10.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
Dan Tarif Jasa Yang Diperdagangkan selanjutnya disebut dengan Permendag No. 35 Tahun 2013. Pada dasarnya setiap pelaku usaha yang memperdagangkan
barang secara eceran danatau jasa kepada konsumen wajib mencantumkan harga barang atau tarif jasa secara jelas, mudah dibaca dan mudah dilihat Pasal 2 ayat
1 Permendag No. 35 tahun 2013. Akan tetapi, kewajiban ini tidak berlaku bagi pelaku usaha mikro.
92
Label harga barang tersebut harus dilekatkan atau ditempelkan pada barang atau kemasan, disertakan, danatau ditempatkan dekat dengan barang serta
dilengkapi jumlah satuan atau jumlah tertentu Pasal 3 ayat 1 Permendag No.35 Tahun 2013. Jika barang yang diperdagangkan dikenakan pajak danatau biaya-
biaya lainnya, pencantuman harga harus memuat informasi harga barang sudah termasuk atau belum termasuk pajak danatau biaya-biaya lainnya. Harga yang
dicantumkan harus dalam rupiah, dengan menggunakan mata uang dan nominal Rupiah yang berlaku. Jika harga barang memuat pecahan nominal rupiah yang
tidak beredar, pelaku usaha dapat membulatkan harga barang dengan memperhatikan nominal rupiah yang beredar. Pembulatan diinformasikan kepada
konsumen pada saat transaksi pembayaran. Jika pelaku usaha memperdagangkan barang secara eceran dengan tidak
mencantumkan harga barang secara jelas, mudah dibaca dan mudah dilihat atau tidak menetapkan harga barang dengan rupiah, maka pelaku usaha tersebut dapat
dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan izin usaha di bidang perdagangan oleh pejabat yang berwenang Pasal 9 ayat 1 Permendag No. 35
92
Dikutip dari http:www.hukumonline.comklinikdetaillt54ae3fd1da280harga-barang- di-label-dan-di-kasir-berbeda,-mana-yang-dipakai, Perbedaan Harga di rak dengan di kasir,
[Diakses pada 29 Agustus 2016, pukul 09.00 WIB].
Universitas Sumatera Utara
Tahun 2013. Pencabutan izin usaha di bidang perdagangan tersebut dilakukan setelah diberikan peringatan secara tertulis sebanyak 3 tiga kali dalam tenggang
waktu masing-masing peringatan paling lama 1 satu bulan. Penyebab dari perbedaan harga di rak dengan di kasir pada PT. Inti
Cakrawala Citra di sebabkan oleh kelalaian dari para pramuniaga lorong yang tidak mengganti label harga yang sudah diberikan di pagi hari sebelum toko buka
saat terjadi perubahan harga. Atas kelalaian yang dilakukan oleh pramuniaga, maka PT. Inti Cakrawala Citra harus tetap bertanggung jawab atas hal tersebut.
Tanggung jawab yang berikan adalah berupa penggantian selisih harga akibat perbedaan harga tersebut dan pada dasarnya apabila terjadi perbedaan harga maka
harga yang dikenakan pada saat pembayaran yang berlaku adalah harga yang terendah termurah sesuai dengan ketentuan yang ada di Pasal 7 ayat 2
Permendag No.35 Tahun 2013.
93
Apabila ada konsumen yang masih merasa belum puas atas pertanggung jawaban tersebut, maka PT. Inti Cakrawala Citra akan melakukan tindakan lebih
lanjut berupa penggantian barangjasa yang sejenis atau setara nilainya, penggantian dengan sejumlah uang atau memberikan sebuah hadiah agar
konsumen tetap merasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh PT. Inti Cakrawala Citra. Tidak ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh
93
Hasil wawancara dengan Bapak Matius Akinop Panjaitan selaku Manajer Administrasi Toko Store Administration Manager dari PT. Inti Cakrawala Citra Medan [Pada tanggal 10
Agustus 2016, Pukul 10.00 WIB].
Universitas Sumatera Utara
konsumen untuk melakukan claim ganti rugi kepada pihak PT. Inti Cakrawala Citra sebagai bentuk pertaggungjawaban pelaku usaha.
94
Dalam melakukan claim ganti rugi yang diperlukan konsumen hanyalah menunjukkan struk pembayaran yang asli sebagai bukti nyata adanya perbedaan
harga yang dialami oleh konsumen tersebut. Apabila konsumen merasa dirugikan atas perbedaan harga tersebut saat pembayaran maka, konsumen dapat melakukan
claim ganti rugi di bagian kasir. Tetapi jika setelah konsumen keluar dari area pertokoan, maka si konsumen tersebut tetap dapat melakukan claim ganti rugi,
yakni dengan cara konsumen tersebut hanya perlu datang kembali ke toko dan mengajukan claim ganti rugi ke Member Service. Claim ganti rugi hanya dapat
dilakukan maksimal satu hari dari tanggal struk pembayaran konsumen. Dengan membawa struk yang asli yang didalamnya terdapat tanda tangan pengawas
checker, maka selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan ulang oleh checker
.
Karena di dalam PT. Inti Cakrawala Citra setiap konsumen yang telah melakukan transaksi pembayaran biasanya akan di periksa ulang oleh para checker dan pada
struk pembayaran akan ditanda tangani. Kemudian Member Service akan melakukan koordinasi dengan Checker
dan Duty Manager untuk melakukan pemeriksaan keabsahan dari claim tersebut, hal ini dikarenakan pada beberapa kasus yang pernah terjadi di PT. Inti Cakrawala
Citra ternyata kesalahan tersebut berasal dari pihak konsumen yang tidak teliti dalam memperhatikan harga. Jika sudah diperiksa kembali dan sudah ada
persetujuan dari Duty Manager, maka konsumen dapat menunggu sekitar 15
94
Hasil wawancara dengan Bapak Matius Akinop Panjaitan selaku Manajer Administrasi Toko Store Administration Manager dari PT. Inti Cakrawala Citra Medan [Pada tanggal 10
Agustus 2016, Pukul 10.00 WIB]
Universitas Sumatera Utara
sampai 30 menit untuk mendapatkan kembali uang selisih perbedaan harga yang ia claim.
Bentuk perlindungan konsumen yang diberikan oleh PT. Inti Cakrawala Citra terhadap konsumen yang menjadi korban akibat perbedaan harga di rak
dengan kasir, yaitu: 1.
Perusahaan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan ganti rugi jika setelah dicek memang kelalaian ada di perusahaan atas perbedaan
harga tersebut. 2.
Perusahaan sudah memasang spanduk cara membaca struk penjualan dan discounthadiah yang di dapat konsumen pada pintu masuk toko.
3. Perusahaan selalu memonitoring perubahan label harga price tag yang
dilakukan pramuniaga lorong.
95
Undang-Undang Perlindungan Konsumen UUPK tidak mengatur secara jelas dan tegas soal jenis barang yang secara hukum dapat dipertanggungjawabkan
dan sampai sejauhmana pertaggungjawaban atas barang tersebut dapat dikenakan bagi pelaku usaha atas hubungan hukumnya dengan konsumen.
96
Untuk itu, pelaku usaha diminta untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan kualitas
produk yang dihasilkannya. Mereka juga harus mempertanggungjawabkan atas apa yang terjadi pada setiap produknya. Jika pelaku usaha mampu menjaga
95
Hasil wawancara dengan Bapak Matius Akinop Panjaitan selaku Manajer Administrasi Toko Store Administration Manager dari PT. Inti Cakrawala Citra Medan [Pada tanggal 10
Agustus 2016, Pukul 10.00 WIB].
96
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op.Cit., hal. 59.
Universitas Sumatera Utara
kualitas dan mutu barang jasa yang ditawarkan, konsumen akan terus memandang positif dan tanpa ragu selalu mengonsumsinya.
97
C. Bentuk Penyelesaian Sengketa Konsumen Akibat Perbedaan Harga Antara Di Rak Dengan Di Kasir Pada PT. Inti Cakrawala Citra Medan
Suatu perusahaan seperti PT. Inti Cakrawala Citra Medan, dalam menjalankan bisnisnya tidak mungkin terhindar dari terjadinya sengketa dispute
dengan konsumennya yang harus dapat diselesaikan dengan cara-cara tertentu sesuai dengan kehendak kedua belah pihak. Sejak berdiri di kota Medan maka ada
beberapa sengketa konsumen terkait dengan perbedaan harga antara di rak dengan di kasir, dan jika diadakan penghitungan ada sekitar satu atau tiga kasus dalam
jangka waktu tiga sampai empat bulan yang terkait dengan hal tersebut. Hanya saja, dalam PT. Inti Cakrawala Citra Medan tidak pernah terjadi sengketa yang
benar-benar merupakan sengketa yang besar yang di dalam penyelesaiannya sampai ke pengadilan.
98
PT. Inti Cakrawala Citra sebagai pelaku usaha tidak berlaku pasif atas perlindungan konsumen yang diberikannya, apabila konsumen mengalami suatu
masalah terkait dengan pelayanan yang diberikan oleh PT. Inti Cakrawala Citra ataupun masalah lainnya maka, para konsumen dapat memberi keluhan, ataupun
97
Happy Susanto, Op.Cit., hal. 41.
98
Hasil wawancara dengan Bapak Matius Akinop Panjaitan selaku Manajer Administrasi Toko Store Administration Manager dari PT. Inti Cakrawala Citra Medan [Pada tanggal 10
Agustus 2016, Pukul 10.00 WIB].
Universitas Sumatera Utara
pesan serta saran kepada PT. Inti Cakrawala Citra melalui kotak saran yang ada disetiap kasir.
99
Keluhan yang ingin disampaikan oleh para konsumen dapat disampaikan secara langsung atau secara tidak langsung. Keluhan yang disampaikan secara
langsung dapat dilakukan dengan cara menyampaikannya melalui kotak saran yang ada di setiap kasir. Hal-hal yang sering menjadi keluhan dari para konsumen,
yaitu : 1.
Antrian kasir yang sangat panjang, sebenernya di PT. Inti Cakrawala Citra terkait dengan pelayanan kasir telah memiliki jumlah kasir yang cukup
banyak, namun karena konsumen selalu berbelanja dalam jumlah yang sangat banyak dan pelayan kasir yang kurang cepat dalam melayani maka,
terjadi antrian yang sangat panjang pada waktu pembayaran. 2.
Kondisi toko yang panas, di dalam PT. Inti Cakrawala Citra hanya terdapat beberapa kipas angin dan ada beberapa Air Conditioner AC,
tetapi karena bangunan PT. Inti Cakrawala Citra sangat luas dan besar sehingga tidak terasa dingin, dan sangat panas di siang hari.
3. Adanya perbedaan harga antara di rak dengan di kasir.
4. Pada hari-hari tertentu ada banyak barang yang kosong, dan tidak adanya
pemberitahuan akan stok atau persediaan atas barang tersebut sehingga terkadang membuat para konsumen merasa kebingungan untuk mencari
barang tersebut.
99
Hasil wawancara dengan Bapak Matius Akinop Panjaitan selaku Manajer Administrasi Toko Store Administration Manager dari PT. Inti Cakrawala Citra Medan [Pada tanggal 10
Agustus 2016, Pukul 10.00 WIB].
Universitas Sumatera Utara
5. Toilet toko yang sangat kotor, hal ini merupakan keluhan yang paling
sering menjadi keluhan dari konsumen kepada PT. Inti Cakrawala Citra walaupun pada kenyataannya PT. Inti Cakrawala Citra sebagai pelaku
usaha telah berusaha memberi pelayanan yang terbaik dengan menyediakan toilet yang lebih banyak dan pegawai pembersih yang lebih
banyak, tetapi tetap belum bisa mengatasi atas keluhan dari konsumen akan hal ini.
100
Keluhan secara tidak langsung yang dapat disampaikan oleh konsumen kepada PT. Inti Cakrawala Citra sebagai pelaku usaha salah satunya adalah,
bahwa dengan adanya perkembangan tekhnologi pada saat ini maka, PT. Inti Cakrawala Citra sebagai salah satu pelaku usaha dalam pasar modern yang telah
memiliki website tersendiri dan disana terdapat kotak saran, maka sejauh ini hal itu sangatlah efektif dalam mengatasi keluhan konsumen, karena dengan adanya
kotak saran pada website tersebut maka setiap keluhan yang ada akan terkoneksi secara nasional. Walaupun keluhan konsumen itu berasal dari salah satu gerai atau
cabang yang ada di daerah, tetapi secara otomatis pihak pimpinan dari PT. Inti Cakrawala Citra yang ada di kantor pusat akan mengetahui hal tersebut, sehingga
setiap keluhan akan selalu di respon dengan cepat, dan akan diusahakan penyelesaian masalah tersebut dengan cepat juga.
101
100
Hasil wawancara dengan Bapak Matius Akinop Panjaitan selaku Manajer Administrasi Toko Store Administration Manager dari PT. Inti Cakrawala Citra Medan [Pada tanggal 10
Agustus 2016, Pukul 10.00 WIB].
101
Hasil wawancara dengan Bapak Matius Akinop Panjaitan selaku Manajer Administrasi Toko Store Administration Manager dari PT. Inti Cakrawala Citra Medan [Pada tanggal 10
Agustus 2016, Pukul 10.00 WIB].
Universitas Sumatera Utara
Ketidaktaatan pada isi transaksi konsumen, kewajiban, serta larangan sebagaimana diatur di dalam UUPK dapat melahirkan sengketa antara pelaku
usaha dan konsumen. Sengketa itu dapat berupa salah satu pihak tidak mendapatkan atau menikmati apa yang seharusnya menjadi haknya karena pihak
lawan tidak memenuhi kewajibannya. Misalnya, pembeli tidak memperoleh barang sesuai dengan pesanannya, atau pembeli tidak mendapat pelayanan
sebagaimana telah disepakati, atau penjual tidak mendapatkan pembayaran sesuai dengan haknya. Sengketa yang timbul antara pelaku usaha dan konsumen berawal
dari transaksi konsumen disebut dengan sengketa konsumen. Sengketa konsumen dapat bersumber dari 2 dua hal, yaitu:
1. Pelaku usaha tidak melaksanakan kewajiban hukumnya sebagaimana
diatur di dalam undang-undang. Artinya, pelaku usaha mengabaikan ketentuan undang-undang tentang kewajibannya sebagai pelaku usaha dan
larangan-larangan yang dikenakan padanya dalam menjalankan usahanya. Sengketa seperti ini dapat disebut dengan sengketa yang bersumber dari
hukum.
2. Pelaku usaha atau konsumen tidak menaati isi perjanjian. Yang berarti,
baik pelaku usaha maupun konsumen tidak menaati kewajiban sesuai dengan kontrak atau perjanjian yang dibuat antara mereka. Sengketa
seperti ini dapat disebut dengan sengketa yang bersumber dari kontrak.
102
Sebagaimana sengketa hukum pada umumnya, sengketa konsumen harus diselesaikan sehingga tercipta hubungan baik antara pelaku usaha dan konsumen,
di mana masing-masing pihak mendapatkan kembali hak-haknya. Penyelesaian sengketa secara hukum ini bertujuan untuk memberi penyelesaian yang dapat
menjamin terpenuhinya hak-hak kedua belah pihak yang bersengketa. Dengan begitu, rasa keadilan dapat ditegakkan dan hukum dijalankan sebagaimana
102
Husni Syawali dan Neni Sri Imaniyati, Hukum Perlindungan Konsumen, Bandung: Mandar Maju, 2000, hal. 34.
Universitas Sumatera Utara
mestinya. Tujuan dari penyelesaian sengketa konsumen secara baik daoat menciptakan dan menjaga berjalannya kegiatan usaha secara terjamin. Bagi pihak
pelaku usaha ada kepastian berusaha dan di pihak lain tercapainya pemenuhan kebutuhan konsumen dengan baik.
103
Dalam hal apabila terjadi sengketa antara PT. Inti Cakrawala Citra Medan dengan konsumen, maka penyelesaian sengketa tersebut dapat ditempuh dengan 2
dua cara, sesuai dengan yang tertera dalam Pasal 45 ayat 2 UUPK, yakni penyelesaian sengketa melalui pengadilan litigasi dan penyelesaian sengketa
konsumen di luar pengadilan non-litigasi berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.
Undang-Undang Perlindungan Konsumen UUPK tidak memberikan batasan apakah yang dimaksud dengan sengketa konsumen. Kata-kata sengketa
konsumen dijumpai pada beberapa bagian UUPK, yaitu: 1.
Penyebutan sengketa konsumen sebagian bagian dari sebutan institusi administrasi negara yang menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha
dan konsumen, dalam hal ini Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK. Pasal 1 butir 11 Undang-Undang Perlindungan Konsumen
UUPK jo. Bab XI UUPK.
2. Penyebutan sengketa konsumen menyangkut tata cara atau prosedur
penyelesaian sengketa terdapat pada Bab X Penyelesaian Sengketa. Pada Bab ini digunakan penyebutan sengketa konsumen secara
konsisten, yaitu Pasal 45 ayat 2 dan Pasal 48 UUPK.
104
Az. Nasution memberikan definisi mengenai sengketa konsumen, yaitu: “Sengketa konsumen adalah sengketa antara konsumen dengan pelaku
usaha publik atau privat tentang produk konsumen, barang danatau jasa konsumen, tertentu”.
105 103
Janus Sidabalok, Op. Cit., hal. 127.
104
Yusuf Sofie, Penyelesaian Sengketa Konsumen Menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen UUPK Teori dan Praktek Penegakan Hukumnya, Jakarta: PT. Citra
Aditya Bakti, 2003, hal. 12.
105
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 64 UUPK menyebutkan bahwa: “Segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang bertujuan
melindungi konsumen yang telah ada pada saat undang-undang ini diundangkan, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak diatur secara
khusus danatau tidak bertentangan dengan ketentuan dalam undang-
undang ini.”
106
Oleh karena itu, setiap peraturan perundang-undangan yang berlaku, hukum positif, tetap dapat digunakan dalam upaya perlindungan konsumen,
sepanjang tidak diatur secara khusus atau bertentangan dengan ketentuan dalam UUPK.
107
Masalah penyelesaian sengketa dalam UUPK diatur secara khusus pada Bab X, dimulai dari Pasal 45 sampai dengan Pasal 48. Setiap konsumen yang
dirugikan dapat menggugat pelaku usaha. Pasal 46 UUPK menyebutkan bahwa: 1.
Gugatan atas pelanggaran pelaku usaha dapat dilakukan oleh: a.
seorang konsumen yang dirugikan atau ahli waris yang bersangkutan;
b. sekelompok konsumen yang mempunyai kepentingan yang sama;
c. lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang
memenuhi syarat, yaitu berbentuk badan hukum atau yayasan, yang dalam anggaran dasarnya menyebutkan dengan tegas bahwa
tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan perlindungan konsumen dan telah melaksanakan kegiatan sesuai
dengan anggaran dasarnya;
d. pemerintah danatau instansi terkait apabila barang danatau jasa
yang dikonsumsi atau dimanfaatkan mengakibatkan kerugian materi yang besar danatau korban yang tidak sedikit.
2. Gugatan yang diajukan oleh kelompok konsumen, lembaga
perlindungan konsumen swadaya masyarakat atau pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b, huruf c, atau huruf d
diajukan kepada peradilan umum.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai kerugian materi yang besar
danatau korban yang tidak sedikit sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf d diatur dengan Peraturan Pemerintah.
108 106
Lihat lebih lanjut Pasal 64 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
107
Az. Nasution, Op.Cit., hal. 222.
108
Lihat lebih lanjut Pasal 46 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Di luar peradilan umum, UUPK membuat terobosan dengan memfasilitasi para konsumen yang merasa dirugikan dengan mengajukan gugatan kepada
pelaku usaha di luar peradilan, yaitu Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK. Mekanisme gugatan dilakukan secara sukarela dari kedua belah pihak
yang bersengkata. Hal ini berlaku untuk gugatan secara perseorangan, sedangkan gugatan secara kelompok class action dilakukan melalui peradilan umum.
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen selanjutnya disingkat BPSK adalah suatu badan yang menyelesaikan sengketa konsumen di luar pengadilan.
BPSK adalah pengadilan khusus konsumen small claim court yang sangat diharapkan dapat menjawab tuntutan masyarakat agar proses berperkara berjalan
cepat, sederhana, dan murah. Dengan demikian, BPSK hanya menerima pekara yang nilai kerugiannya kecil. Pemeriksaan dilakukan oleh hakim tunggal dan
kehadiran penuh pihak ketiga pengacara sebagai wakil pihak yang bersengketa tidak diperkenankan. Putusan dari BPSK tidak dapat dibanding kecuali
bertentangan dengan hukum yang berlaku.
109
Disamping itu pengertian lain dari BPSK adalah badan yang memiliki kewenagan menyelesaikan sengketa konsumen di luar pengadilan. Badan ini
dibentuk sebagai alternatif bagi konsumen yang membutuhkan media penyelesaian sengketa secara cepat, mudah dan murah, cepat ditentukan dari 21
dua pulih satu hari kerja yang wajib menghasilkan sebuah putusan. Mudah terletak pada prosedur administratif dan proses pengambilan putusan yang sangat
109
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op.Cit., hal. 126.
Universitas Sumatera Utara
sederhana. Murah terletak pada biaya perkata yang terjangkau, serta dapat memberikan keputusan yang menang-menang win-win solution.
110
Pengaturan pembentukan badan ini terdapat di dalam Bab XI, dimulai dari Pasal 49 sampai dengan Pasal 58 UUPK. BPSK diangkat dan diberhentikan
berdasarkan penetapan Menteri Menperindag, yang tugas pokok dari badan ini adalah menyelesaikan sengketa-sengketa konsumen di luar pengadilan. Institusi
BPSK dibentuk di setiap Daerah Kota danatau Daerah Kabupaten berdasarkan ketentuan Pasal 49 ayat 1 UUPK untuk menyelesaikan sengketa konsumen di
luar pengadilan. UUPK masih menyebutkan Daerah Tingkat II Dati II. Penyebutan ini sudah tidak digunakan lagi setelah diberlakukannya Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999.
111
Menurut Pasal 49 ayat 3 dan 4 UUPK, adapun keanggotaan BPSK terdiri dari 3 tiga unsur, yaitu:
1. Unsur pemerintah 3 orang-5 orang;
2. Unsur konsumen 3 orang-5 orang;
3. Unsur pelaku usaha 3 orang-5 orang.
112
Adapun pengangkatan dan pemberhentian anggota BPSK ditetapkan oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan Menperindag. Untuk dapat diangkat
sebagai anggota BPSK harus dipenuhi persyaratan sebagai berikut Pasal 49 ayat 2 UUPK atau disebut juga dengan syarat umum, yaitu:
1. Warga negara Republik Indonesia;
2. Berbadan sehat;
110
Dedi Harianto, “Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Periklanan yang Menyesatkan”, Disertasi, Medan: Universitas Sumatera Utara, 2007, hal. 143.
111
Yusuf Sofie, Op.Cit., hal. 27-28.
112
Ibid., hal. 34.
Universitas Sumatera Utara
3. Berkelakukan baik;
4. Tidak pernah dihukum karena kejahatan;
5. Memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang perlindungan
konsumen; 6.
Berusia sekurang-kurangnya 30 tiga puluh tahun.
113
Mengenai tugas dan wewenang BPSK diatur dalam Pasal 52 UUPK No.8 Tahun 1999 jo. Kepmenperindag Nomor 350MPPKep122001, tentang
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BPSK, yaitu: 1.
Melaksanakan penyelesaian sengketa konsumen, dengan cara melalui mediasi dan arbitrase atau konsiliasi;
2. Memberikan konsultasi perlindungan konsumen;
3. Melakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula baku;
4. Melaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi pelanggaran
ketentuan dalam undang-undang ini; 5.
Melakukan penelitian dan pemeriksaan sengketa perlindungan konsumen;
6. Menerima pengaduan baik tertulis maupun tidak tertulis, dari
konsumen tentang terjadinya pelanggaran terhadap perlindungan konsumen;
7. Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran
terhadap perlindungan konsumen; 8.
Memanggil, menghadirkan saksi, saksi ahli danatau setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran undang-undang ini;
9. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi,
saksi ahli, atau setiap orang sebagaimana dimaksud pada angka 7 dan angka 8, yang tidak bersedia memenuhi panggilan Badan
Penyelesaian Sengketa Kosumen;
10. Mendapatkan, meneliti danatau menilai surat, dokumen, atau alat
bukti lain guna penyelidikan danatau pemeriksaan; 11.
Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak konsumen;
12. Memberitahukan putusan kepada pelaku usaha yang melakukan
pelanggaran terhadap perlindungan konsumen; 13.
Menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini.
Penyelesaian sengketa konsumen melalui pengadilan diatur di dalam Pasal 48 UUPK, yang menyatakan bahwa:
113
Ibid., hal. 29.
Universitas Sumatera Utara
“Penyelesaian sengketa konsumen melalui pengadilan mengacu pada ketentuan tentang peradilan umum yang berlaku dengan memperhatikan
ketentuan dalam Pasal 45 di atas”. Penunjukkan Pasal 45 dalam hal ini lebih banyak tertuju pads ketentuan yang
tertea dalam ayat 4, dimana penyelesaian sengketa konsumen melalui pengadilan hanya dimungkinkan apabila para pihak belum memilih upaya
penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan, atau supaya penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan dinyatakan tidak berhasil oleh saalah satu
pihak atau oleh para pihak yang bersengketa. Sedangkan penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan diatur di
dalam Pasal 47 UUPK, yang berbunyi: “Penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan diselenggarakan
untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi danatau mengenai tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terjadi
kembali atau tidak akan terulang kembali kerugian yang diderita oleh
konsumen”. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau yang lebih dikelan dengan
Alternative Dispute Resolution ADR dapat ditempuh dengan berbagai cara. ADR tersebut dapat berupa arbitrasie, mediasi, konsiliasi, minitrial, summary jury
trial, settlement conference, serta bentuk lainnya.
114
Sedangkan dalam Pasal 1 ayat 10 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, arbitrase dibedakan
dari alternatif penyelesaian sengketa, karena yang termasuk dalam alternatif penyelesaian sengketa terdiri dari:
114
Yahya Harahap, Beberapa Tinjauan Mengenai Sistem Peradilan dan Penyelesaian Sengketa, Jakarta: PT. Citra Aditya Bakti, 1997, hal. 186-189.
Universitas Sumatera Utara
1. Konsultasi
Pada prinsipnya konsultasi merupakan suatu tindakan yang bersifat personal antara pihak klien dengan pihak konsultan, dimana konsultan
memberikan pendapatnya kepada klien tersebut untuk memenuhi keperluan dan kebutuhan kliennya. Pendapat tersebut tidak mengikat,
artinya klien bebas untuk menerima pendapatnya atau tidak.
2. Negosiasi
Negosiasi adalah proses konsensus yang digunakan para pihak untuk memperoleh kesepakatan diantara mereka. Negosiasi menurut Roger
Fisher dan William Ury adalah komunikasi dua arah yang dirancang untuk mencapai kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki
berbagai kepentingan yang sama maupun berbeda. Negosiasi merupakan sarana bagi pihak-pihak yang mengalami sengketa untuk
mendiskusikan penyelesaiannya tanpa melibatkan pihak ketiga penengah yang tidak berwenang mengambil keputusan mediasi dan
pihak ketiga pengambil keputusan arbitrase dan litigasi. Negosiasi biasanya dipergunakan dalam sengketa yang tidak terlalu
pelik, dimana para pihak masih beritikad baik untuk duduk bersama dan memecahkan masalah. Negosiasi dilakukan apabila komunikasi
antar pihak yang bersengketa masih terjalin dengan baik, masih ada rasa saling percaya, dan ada keinginan untuk cepat mendapatkan
kesepakatan dan meneruskan hubungan baik.
3. Mediasi
Mediasi merupakan proses negosiasi pemecahan masalah dimana pihak luar yang tidak memihak impartial bekerjasama dengan pihak
yang bersengketa untuk membantu memperoleh kesepakatan perjanjian dengan memuaskan. Berbeda dengan arbiter atau hakim,
mediator tidak mempuntai wewenang untuk memutuskan sengketa. Mediator hanya membantu para pihak untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan yang dikuasakan kepadanya.
4. Konsiliasi
Konsiliasi tidak jauh berbeda dengan perdamaian. Konsiliasi sebagai suatu alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan adalah suatu
tindkan atau proses untuk mencapai perdamaian di luar pengadilan, dimana pihak ketiga mengupayakan pertemuan diantara pihak yang
berselisih untuk mengupayakan perdamaian. Pihak ketiga sebagai konsiliator harus duduk bersama dalam perundingan dengan para
pihak yang berselisih, namun konsiliator biasanya tidak terlibat secara mendalam atas substansi dari perselisihan. Hasil dari kesepakatan para
pihak melalui konsiliasi harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani bersama oleh para pihak yang bersengketa, dan didaftarkan ke
Pengadilan Negeri. Kesepakatan tertulis dari konsiliasi ini bersifat final dan mengikat para pihak.
5. Penilaian Ahli
Yang dimaksud dengan penilaian ahli adalah pendapat hukum oleh lembaga arbitrase.
Universitas Sumatera Utara
Lembaga arbitrase menurut Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 adalah badan yang dipilih oleh para pihak yang
bersengketa untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu, lembaga tersebut juga dapat memberikan pendapat yang mengikat
mengenai suatu hubungan hukum tertentu dalam hal belum timbul sengketa.
115
Berdasarkan cara-cara penyelesaian sengketa konsumen yang telah dipaparkan diatas, maka PT. Inti Cakrawala Citra Medan dalam menyelesaikan
sengketa dengan konsumennya adalah dengan menggunakan penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau secara non-litigasi atau Alternative Dispute
Resolution ADR. Dari cara-cara penyelesaian nom-litigasi atau ADR tersebut, PT. Inti Cakrawala Citra dalam menyelesaikan permasalahan atau sengketa
dengan konsumennya akan menggunakan cara negosiasi, dimana para pihak yang bersengketa tersebut duduk bersama lalu mendiskusikan secara baik-baik untuk
mencapai pemecahan masalahnya agar di kemudian hari sengketa tersebut tidak terulang lagi dan para pihak bisa menjalin hubungan kerjasama dengan baik.
116
115
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op.Cit., hal. 185-188.
116
Hasil wawancara dengan Bapak Matius Akinop Panjaitan selaku Manajer Administrasi Toko Store Administration Manager dari PT. Inti Cakrawala Citra Medan [Pada tanggal 10
Agustus 2016, Pukul 10.00 WIB].
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Berkaitan dengan pencegahan dan pengawasan terhadap penyesuaian dan
penetapan harga sangat diperlukan adanya peran aktif dari PT. Inti Cakrawala Citra. Salah satunya adalah bahwa setiap hari diadakannya
pengawasan monitoring terhadap perubahan harga yang di cetak di pagi hari dan kemudian diserahkan kepada setiap pramuniaga di setiap lorong
mengganti label harga apabila terjadi perubahan harga. Selain itu, PT. Inti Cakrawala Citra memiliki peraturan atau kode etik yang ditetapkan untuk
mengatur dan melindungi hak-hak dan kewajiban dari PT. Inti Cakrawala Citra sebagai pelaku usaha dan konsumen, yang diwujudkan dengan
adanya buku panduan atau ketentuan, dan sering disebut dengan Costumer Relationship Management CRM yang diberikan perusahaan kepada
setiap pegawai yang diterima bekerja di PT. Inti Cakrawala Citra Medan. 2.
PT. Inti Cakrawala Citra telah berusaha agar tidak terjadi perbedaan harga antara di rak dengan di kasir dengan cara memberikan tanggung jawab
kepada setiap pramuniaga agar mengecek dan selalu memperbaharui informasi mengenai harga atas suatu produk. Tetapi apabila terjadi
perbedaan harga suatu produk di rak dengan di kasir, maka tanggung
112 Universitas Sumatera Utara
jawab yang diberikan PT. Inti Cakrawala Citra adalah berupa penggantian selisih harga akibat perbedaan harga tersebut.
3. PT. Inti Cakrawala Citra sebagai pelaku usaha tidak berlaku pasif atas
perlindungan konsumen yang diberikannya, apabila konsumen mengalami suatu masalah terkait dengan pelayanan yang diberikannya atau masalah
lain maka, para konsumen dapat memberi keluhan dan pesan serta saran dan PT. Inti Cakrawala Citra sendiri selalu berusaha agar penyelesaian
sengketa konsumen dapat dilakukan secara non litigasi melalui upaya damai atau secara kekeluargaan.
B. SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan selanjutnya dapat dirumuskan saran-saran sebagai berikut:
1. Mengenai peran dari PT. Inri Cakrawala Citra di dalam pencegahan dan
pengawasan terhadap penyesuaian dan penetapan harga diharapkan agar lebih aktif lagi salah satunya untuk dapat memberikan pelatihan yang lebih
kepada setiap pramuniaga yang akan diterima di PT. Inti Cakrawala Citra Medan dan diharapkan setiap hari atau setiap minggunya diadakan sebuah
kegiatan untuk melihat bagaimana kinerja dari setiap pramuniaga. Jika terdapat kesalahan maka, pramuniaga tersebut kiranya dapat diperingatkan
dan kesalahannya terjadi kembali dapat diambil tindak lanjut selanjutnya. 2.
PT. Inti Cakrawala Citra diharapkan dapat lebih memperhatikan para pramuniaganya agar mereka menjadi lebih hati-hati dalam melakukan
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan termasuk di dalam menempelkan label harga dan juga mencabut label harga yang lama. Jadi ketika terdapat perubahaan harga maka tidak
ada lagi kerugian yang dialami oleh konsumen terkait dengan perbedaan harga antara di rak dengan di kasir. Selain itu, disarankan kepada PT. Inti
Cakrawala Citra dapat mengambil tindakan yang tegas kepada setiap pramuniaga ataupun pegawai yang melakukan kesalahan di dalam
pekerjaannya, agar menimbulkan efek jera dan tidak akan melakukan kesalahan yang sama.
3. Bentuk penyelesaian sengketa konsumen akibat perbedaan harga antara di
rak dengan di kasir pada PT. Inti Cakrawala Citra yang selalu diselesaikan di luar pengadilan, sebaiknya menjadi pembelajaran kepada PT. Inti
Cakrawala Citra untuk memperbaharui sistem yang salah, sehingga tidak ada lagi konsumen yang merasa dirugikan. Meskipun kerugian yang
disebabkan dari perbedaan harga tersebut masih dalam jumlah yang besar, tetapi tetap saja menimbulkan kerugian bagi pihak konsumen.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
A. Sejarah dan Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen 1.