konsumen untuk mempertahankan hak-hak yang dimilikinya terhadap gangguan dari pihak lain.
B. Peraturan Tentang Hukum Perlindungan Konsumen
Hukum Perlindungan Konsumen yang berlaku di Indonesia telah memiliki dasar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan adanya dasar hukum
yang pasti tersebut, barulah perlindungan terhadap hak-hak konsumen bisa dilakukan dengan penuh keyakinan. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa di
Indonesia telah banyak dikeluarkan peraturan perundang-undangan mengenai perlindungan konsumen mulai dari tingkat undang-undang sampai pada peraturan-
peraturan tingkat menteri dan peraturan instansi di bawahnya. Di antara peraturan perundang-undangan itu, ada yang dibuat sejak sebelum masa kemerdekaan dan
kini masih berlaku setelah mengalami penyesuaian, perubahan, atau penambahan sesuai dengan kebutuhan.
31
Berdasarkan hasil di dalam Country Report delegasi Indonesia pada ASEAN Consumer Protection Seminar, yang diselenggarakan di Manila pada 30
September sampai 4 Oktober 1980 antara lain, dimuat lampiran perundang- undangan yang ada hubungannya dengan pelindungan konsumen, yaitu yang
berhubungan dengan barang dan jasa sebanyak 18 buah, pengawasan mutu dan keamananan barang sebanyak 41 buah, perdagangan sebanyak 8 buah, dan
masalah lingkungan hidup sebanyak 10 buah. Sedangkan dalam Simposium
Aspek-Aspek Hukum Masalah Perlindungan Konsumen pada tanggal 16 sampai
31
Janus Sidabalok, Op.Cit., hal. 89-92.
Universitas Sumatera Utara
18 Oktober 1980 di Jakarta, R. Sianturi menyebutkan sebanyak 199 buah peraturan dibidang kesehatan terdiri atas obat-obatan sebanyak 56 buah, makanan
dan minuman sebanyak 15 buah, bidang kosmetika dan alat kesehatan sebanyak delapan 8 buah dan jasa pelayanan kesehatan sebanyak empat puluh 40 buah.
Setelah tahun 1980 tentu masih banyak lagi peraturan perundang- undangan yang berhubungan dengan perlindungan konsumen yang telah di
keluarkan oleh pemerintah, terutama peraturan yang lebih rendah dari undang- undang berkaitan dengan program deregulasi disegala bidang yang digalakkan
sejak tahun 1988. Namun membuat peraturan perlindungan konsumen dalam satu undang-undang tersendiri barulah terelisasi melalui Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang diundangkan pada tanggal 20 April tahun 1999 dalam Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, dan berlaku
efektif satu tahun setelah diundangkan yaitu sejak tanggal 20 April 2000. Sebelum undang-undang ini lahir, sekurang-kurangnya telah ada dua
Rancangan Undang-Undang RUU tentang Perlindungan Konsumen; pertama yang dipersiapkan oleh YLKI dan yang kedua dipersiapkan oleh Tim Kerja Sama
Fakultas Hukum Universitas Indonesia dengan Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Selain itu telah dilangsungkan pula berbagai pertemuan
ilmiah yang membahas dan mengkaji perlindungan hukum terhadap konsumen ini. Tetapi peraturan perundang-undangan umum yang berlaku memuat juga
berbagai kaidah menyangkut hubungan dan masalah konsumen. Sekalipun peraturan perundang-undangan itu tidak khusus diterbitkan untuk konsumen atau
perlindungan konsumen setidak-tidaknya ia merupakan sumber agar juga dari
Universitas Sumatera Utara
hukum konsumen danatau hukum perlindungan konsumen. Alasan yang dapat dikemukakan untuk menerbitkan peraturan perundang-undangan yang secara
khusus mengatur dan melindungi kepentingan konsumen dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Konsumen memerlukan pengaturan tersendiri, karena dalam suatu hubungan hukum dengan penjual, konsumen merupakan pengguna
barang dan jasa untuk kepentingan diri sendiri dan tidak untuk diproduksi ataupun diperdagangkan.
2. Konsumen memerlukan sarana atau acara hukum tersendiri sebagai upaya guna melindungi atau memperoleh haknya.
32
Selain UUPK ada beberapa peraturan perundang-undangan yang baik secara khusus ataupun tidak secara khusus mengatur dan berkaitan dengan
perlindungan konsumen, yaitu:
33
a. Peraturan Umum
yaitu peraturan perundang-undangan yang tidak secara khusus mengatur tentang perlindungan konsumen, yaitu:
1 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Perdata Staatsblad
Tahun 1847 Nomor 23, Bagian Hukum Perikatan Buku III, khususnya mengenai wanprestasi Pasal 1236 dan seterusnya dan
perbuatan melawan hukum Pasal 1365 dan seterusnya. 2
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP. 3
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1961 tentang Barang.
32
Celina Tri Kristiyanti, Op.Cit., hal.49.
33
Janus Sidabalok, Op.Cit., hal. 39-42.
Universitas Sumatera Utara
4 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1966 tentang Hygiene.
5 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1965 tentang Pendaftaran Gedung.
6 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan di Daerah. 7
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal. 8
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.
9 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1962 tentang Hygiene untuk
Usaha-Usaha Umum. 10
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. 11
Ordonasi tentang Barang Berbahaya, Stbl. 1949-337. 12
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian. 13
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup yang diganti dengan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
14 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistikan.
15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan
Industri. 16
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Argreement Establishing
the World
Trade Organization
Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia.
Universitas Sumatera Utara
17 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
yang sudah diganti dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseoran Terbatas.
18 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil yang
sudah diganti dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
19 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan yang sudah
diganti dnegan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
20 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta. 21
Undang-Undang Nomor 13 tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten.
22 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1989 tentang Merek. 23
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
24 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran.
25 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan
yang sudah diganti dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan dilengkapi dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2004 tentng Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Universitas Sumatera Utara
Industrial serta Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
26 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1989 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan. 27
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
28 Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2015 tentang Kementerian
Perdagangan. 29
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok.
30 Peraturan Walikota Medan Nomor 35 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok.
b. Peraturan Khusus
Peraturan khusus yaitu peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur tentang perlindungan konsumen, diantaranya yaitu:
1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen. 2
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen.
3 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan,
Pengawasan dan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen.
Universitas Sumatera Utara
4 Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2001 tentang Lembaga
Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat. 5
Keputusan Presiden Nomor 90 Tahun 2001 tentang Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Pada Pemerintah Kota
Medan, Kota Palembang, Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Yogyakarta, Kota Surabaya, Kota
Malang, Dan Kota Makassar. 6
Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 2004 tentang Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Pada Pemerintah Kota
Kupang, Kota Samarinda, Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kota Kediri, Kota Mataram, Kota Palangkaraya, Dan Pada Kabupaten Kupang,
Kabupaten Belitung, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Serang, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Dan Kabupaten
Jeneponto. 7
Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2005 tentang Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Pada Pemerintah Kota
Padang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Indramayu Dan Kabupaten Bandung.
8 Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pembentukan
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Pada Pemerintah Kota Pekalongan, Kota Parepare, Kota Pekanbaru, Kota Denpasar, Kota
Batam, Kabupaten Aceh Utara Dan Kabupaten Serdang Bedagai.
Universitas Sumatera Utara
9 Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Pada Kota Banjarmasin, Kota Cirebon, Kota Surakarta, Kota Magelang, Dan Kota Tanjung
Pinang, Serta Pada Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Aceh Tengah Dan Kabupaten Bener Meriah.
10 Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2009 tentang Pembentukan
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Pada Kota Tebing Tinggi, Kota Binjai, Dan Kabupaten Bogor.
11 Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pembentukan
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Pada Kota Serang, Kota Kendari, Kota Bukittinggi, Kota Singkawang, Kota Pontianak,
Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Karawang, Dan Kabupaten Batu Bara.
12 Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pembentukan
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen pada Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Paser, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten
Tapanuli Utara, Kabupaten Barru, dan Kabupaten Cirebon, serta Kota Bandar Lampung, dan Kota Tanjung Balai.
13 Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2012 tentang Penetapan
Keanggotaan Indonesia pada Consumers International Konsumen Internasional.
14 Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2012 tentang Hari Konsumen
Nasional.
Universitas Sumatera Utara
15 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 13M-DAGPER32010
tentang Pengangkatan
Dan Pemberhentian
Anggota Badan
Penyelesaian Sengketa
Konsumen Dan
Sekretariat Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen 16
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 38M-DAGPER122011 tentang Pengalihan Pelaksanaan Kewenangan Di Bidang Standardisasi
Perlindungan Konsumen, Metrologi Legal dan Pengawasan Barang Beredar Dan Jasa.
17 Surat Edaran Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No.
235DJPDNVII2001 Tentang Penangan pengaduan konsumen yang ditujukan kepada Seluruh dinas Indag PropKabKota.
18 Surat Edaran Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri No. 795
DJPDNSE122005 tentang
Pedoman Pelayanan
Pengaduan Konsumen.
Peraturan perundang-undangan yang mengandung aspek perlindungan konsumen itu dapat dikelompokkan ke dalam empat bagian besar, yaitu bidang
perindustrian, perdagangan, kesehatan, dan lingkungan hidup. Dengan berlakunya UUPK tersebut, maka ketentuan dalam perundang-undangan sebelumnya masih
dapat berlaku sejauh belum diatur yang baru menurut undang-undang tersebut atau jika tidak bertentangan dengan undang-undang tersebut. Pasal 64
menyebutkan: “Segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang bertujuan
melindungi konsumen yang telah ada pada saat undang-undang ini diundangkan, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak diatur secara
Universitas Sumatera Utara
khusus danatau tidak bertentangan dengan ketentuan dalam undang- undang ini”.
Dengan demikian, UUPK ini dapat dijadikan sebagai payung umbrella
act bagi perundang-undangan lain yang bertujuan untuk melindungi konsumen, baik yang sudah ada maupun yang masih akan dibuat nanti.
34
C. Asas dan Tujuan Hukum Perlindungan Konsumen