oligopsoni, integrasi vertikal, perjanjian tertutup, dan perjanjian
dengan pihak luar negeri.
2 Aktivitas bisnis yang dilarang prohibited agreements,
misalnya monopoli, monopsoni, penguasaan pasar, kecurangan
menetapkan biaya produksi, dan konspirasi.
3 Posisi dominan dominant position, yaitu bahwa pelaku usaha
tidak memiliki pesaing yang sepadan di pasar atau pelaku usaha memiliki pesaing yang sepadan dipasar atau pelaku usaha
memiliki posisi yang dominan dibandingkan dengan para pesaingnya yang lain.
62
Praktik monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat memberikan dampak yang tidak baik dalam masalah perlindungan konsumen. Kegiatan-
kegiatan semacam itu justru kian melemahkan posisi konsumen dibandingkan dengan pelaku usaha. Konsumen hanya menjadi objek yang sering
dieksploitasi hak-haknya. Untuk itulah, penciptaaan praktik bisnis dan persaingan usaha yang sehat membantu penegakan perlindungan konsumen
bagi masyarakat pada umumnya.
2. Tata Cara Pengaduan Konsumen
Konsumen yang merasa hak-haknya telah dilanggar perlu mengadukannya kepada lembaga yang berwenang. Konsumen bisa meminta
bantuan Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat selanjutnya disingkat LPKSM terlebih dahulu untuk meminta bantuan hukum atau bisa
62
Ibid., hal. 54.
Universitas Sumatera Utara
langsung menyelesaikan masalahnya ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen selanjutnya disingkat BPSK. Konsumen bisa mendatangi sub
direktorat subdit pelayanan pengaduan di Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam website
resminya,
http:pkditjenpktn.kemendag.go.id.,
konsumen yang akan mengadukan masalahnya bisa melalui fasilitas sebagai berikut:
63
1. Melalui Telepon Konsumen yang menelepon perlu menjelaskan apa saja pokok
permasalahannya. Direktorat
Perlindungan Konsumen
akan menangani segala pengaduan konsumen yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawabnya. 2. Datang Langsung
Konsumen bisa membawa permasalahannya langsung ke subdit pelayanan pengaduan di Direktorat Jenderal Perlindungan
Konsumen dan Tertib Niaga dengan terlebih dahulu melakukan: a
pengisian formulir registrasi pengaduan; dan b
menguraikan kronologis singkat permasalahan yang dihadapi.
Setelah konsumen menyerahkan formulir dan menjelaskan kronologis permasalahan, petugas akan mengkroscek pendataan
pengaduan dan bukti pendukung yang telah diisi oleh konsumen dalam computer file. Kelengkapan laporan akan ditandatangani oleh
63
Intan Nur Rahmawanti, dan Rukiyah Lubis, Op.Cit., hal. 34-37.
Universitas Sumatera Utara
kedua belah pihak yaitu pejabat penerima pengaduan dan konsumen yang mengadu. Laporan pengaduan konsumen menjadi dasar
pembuatan surat klarifikasi kepada pelaku usaha, dan setiap surat yang terkirim ke pelaku usaha, konsumen akan memperoleh tembusan.
3. Media Massa Pengaduan melalui media massa, khususnya surat pembaca,
bisa diterima oleh Subdit Pelayanan Pengaduan Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, asalkan:
a Surat pembaca tersebut memiliki identitas yang lengkap;
b Masalah yang diajukan menimbulkan gejolak sosial;
c Apa yang diadukan memang berdampak pada keamanan,
kenyamanan, dan keselamatan konsumen; d
Surat pembaca tersebut dikumpulkan dalam bentuk kliping sebagai data awal yang akurat;
e Perlu mengundang kedua belah pihak, baik konsumen
maupun pelaku usaha. 4. Internet
Pengaduan lewat internet juga diperbolehkan. Pengaduan melalui internet akan ditindaklanjuti dengan cara sebagai berikut:
a Mengklasifikasi apa permasalahannya.
b Dilakukan pengecekan identitas agar jelas siapa yang
mengadukan.
Universitas Sumatera Utara
c Atau bisa juga langsung ditanggapi via internet.
64
5. Bentuk Pengaduan Konsumen dapat mengadukan haknya ke Subdit Pelayanan
Pengaduan di Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, baik dalam bentuk pengaduan tertulis maupun pengaduan
secara lisan. Bedanya, untuk pengaduan secara lisan akan diisikan apa yang diadukan ke dalam formulir pendaftaran oleh petugas yang
bersangkutan. Beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan dalam mengisi formulir pendaftaran pengaduan sebagai berikut:
a Harus jelas identitas konsumen yang mengadukan.
b Bisa diajukan dalam Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia.
c Yang diadukan memang benar-benar termasuk dalam
kategori perlindungan konsumen. Segala bentuk pengaduan yang disampaikan kemudian
diproses ke dalam registrasi. Proses registrasi adalah proses pemasukan data ke dalam sistem filling oleh petugas yang
bersangkutan. Tujuannya agar jalur komunikasi mudah diakses oleh siapa pun. Yang akan dilakukan dalam proses registrasi ini:
a mengelompokkan komoditas barang dan jasa yang
diadukan; b
dilakukan pembagian kasus oleh petugas yang bersangkutan;
64
Dikutip dari http:pkditjenpktn.kemendag.go.id, Pengaduan Konsumen, [Diakses Pada 30 Juli 2016, Pukul 07.15 WIB].
Universitas Sumatera Utara
c diberikan nomor;
d didata dalam filling;
e dilakukan pengolahan jawaban kasus;
f dikirimkan jawaban secara tertulis.
Setelah dilakukan registrasi, dilakukan kajian terhadap masalah yang diadukan oleh konsumen. Penentuan masalah atau
perkara merupakan “kata kunci” untuk menyelesaikan masalah selanjutnya. Dasar untuk menentukan bahwa hal tersebut merupakan
masalah perlindungan konsumen sebagai berikut: a
Ada kerugian yang dirasakan oleh konsumen. b
Konsumen tersebut adalah konsumen akhir. c
Ada pelaku usaha. d
Prosuk terdiri atas barangjasa. Suatu perkara yang bukan merupakan masalah perlindungan
konsumen diklarifikasikan melalui surat kepada konsumen yang mengadukan, sehingga masalah tersebut dianggap telah selesai.
Perkara-perkara yang telah dianggap sebagai masalah perlindungan konsumen kemudian dilakukan proses konfirmasi. Proses ini biasanya
dilakukan terhadap konsumen dan pengirim surat tembusan, serta instansidinas yang terkait. Pengecekan kebenaran materi pengaduan
konfirmasi dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut: a
Dikirimkan surat untuk minta konfirmasi konsumen. b
Pemberitahukan kepada aparatpejabat yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
c Penentuan jadwal pertemuan dengan konsumen, pelaku
usaha dan keduanya dengan pejabat penerima pelayanan pengaduan. Setelah
dilakukan proses
konfirmasi, pejabat
yang bersangkutan akan melakukan:
a Analisis terhadap masalah yang diadukan;
b Klarifikasi kepada konsumen, dengan cara:
1 Meminta bukti-bukti pendukung; dan
2 Meminta penjelasan perihal kronologi kejadian secara
akurat. Setelah itu dilakukan proses klarifikasi terhadap pelaku usaha.
Maksudnya, proses jawaban pengaduan dilakukan setelah ada konfirmasi dari pelaku usaha. Pelaku usaha bisa melakukan sanggahan
atas pengaduan dari konsumen dengan mempersiapkan hal-hal berikut:
a Data dan hasil uji.
b Kebijakan internal perusahaan.
c Peraturan perundang-undangan yang mendukung.
d Persiapan melakukan pembuktian terbalik.
Jika ternyata masalahnya belum menemui titik kejelasan, perlu dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:
a Mediasi, yaitu proses penyelesaian sengketa yang
melibatkan pihak ketiga yang berposisi netral. Pihak ketiga
Universitas Sumatera Utara
ini hanya membantu saja. tidak berwenang memberikan keputusan.
b Konsiliasi, yaitu penyelesaian yang dilakukan sendiri oleh
pihak-pihak yang bersengketa dengan didampingi oleh pihak ketiga yang bertindak sebagai konsiliator. Soal bentuk
dan ganti ruginya menjadi kewenangan kedua belah pihak, baik konsumen maupun pelaku usaha.
Jika kedua media di atas belum menghasilkan suatu keputusan bisa dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a Pelimpahan kepada Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen BPSK. b
Melakukan jalur yuridis pengadilan secara formil.
65
G. Profil PT. Inti Cakrawala Citra Medan 1.