Pengaruh Kompetensi dan Kerja Tim terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela Tebing Tinggi Tahun 2014

(1)

PENGARUH KOMPETENSI DAN KERJA TIM TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

SRI PAMELA TEBING TINGGI TAHUN 2014

TESIS

Oleh

RENI HIDAYANI 127032163/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PENGARUH KOMPETENSI DAN KERJA TIM TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

SRI PAMELA TEBING TINGGI TAHUN 2014

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Administrasi Rumah Sakit pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh

RENI HIDAYANI 127032163/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Judul Tesis : PENGARUH KOMPETENSI DAN KERJA TIM TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SRI PAMELA TEBING TINGGI TAHUN 2014

Nama Mahasiswa : Reni Hidayani Nomor Induk Mahasiswa : 127032163

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Administrasi Rumah Sakit

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr.Dra.Sitti Raha Agoes Salim M.Sc) (dr. Heldy BZ, M.P.H

Ketua Anggota

)

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)


(4)

Telah Diuji

pada Tanggal : 15 Agustus 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Dra. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc Anggota : 1. dr. Heldy BZ, M.P.H

2. Masnelly Lubis, S.Kep, M.A.R.S 3. Siti Saidah Nasution, S.Kep, M.Kep


(5)

PERNYATAAN

PENGARUH KOMPETENSI DAN KERJA TIM TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

SRI PAMELA TEBING TINGGI TAHUN 2014

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Oktober 2014

Reni Hidayani 127032163/IKM


(6)

ABSTRAK

RS Sri Pamela Tebing Tinggi telah menetapkan sistim pelayanan keperawatan metode tim sejak tahun 2010, namun pelaksanaannya yang tidak konsisten menyebabkan pasien merasa kurang puas atas pelayanan yang diberikan oleh perawat rumah sakit rawat inap, sehingga mereka mencari tempat pelayanan kesehatan yang lain.

Survei dengan menggunakan pendekatan analitik dengan tipe explanatory bertujuan menganalisis pengaruh kompetensi perawat (kompeten siteknis, kompetensi perilaku) dan kerja tim (kerjasama, kepercayaan, dan kekompakan) terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap di RS Sri Pamela Tebing Tinggi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana rawat inap berjumlah 50 orang dan sampel adalah jumlah dari keseluruhan populasi. Data ini diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner; data dianalisis dengan menggunakan uji regresi linier berganda α = 0,05.

Dari hasil uji bivariat disimpulkan bahwa kompetensi teknis, kompetensi perilaku, kerjasama, kepercayaan dan kekompakan berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana dengan taraf signifikansi masing-masing variable < 0,05. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa kompetensi perilaku (p = 0,019) memiliki pengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap, sementara itu variable yang lain yaitu kompetensi teknis (p= 0,943), kerjasama (p = 0,553), kepercayaan (p = 0,286), kekompakan (p = 0,722) tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap RS Sri Pamela Tebing Tinggi.

Disarankan kepada manajemen rumah sakit Sri Pamela Tebing Tinggi agar: (1) Meningkatkan kompetensi perilaku perawat dengan membuat pelatihan tentang sikap dan perilaku perawat dalam melakukan suhan keperawatan pada pasien. (2) Meningkatkan kompetensi teknis perawat dengan membuat program pendidikan berkelanjutan bagi perawat, untuk penyegaran maupun meningkatkan pengetahuan.


(7)

ABSTRACT

Sri pamela hospital of Tebing Tinggi has determined nurse system service namely team work method since 2010, but it didn’t run well and making those patients felt unsatisfied with nurse service, that caused them found another health service.

Survey with analytic research by using explanatory approach was done to analyze the influence of nurses’s competence (technical competence, behavior competence) and team work (cooperation, belief, and togetherness) on nurses’s performance. The population for this study were 50 nurses and sample were the total population. The data for this study were obtained through questionnaire ; analyzed by using multiple regression test at α= 0,05.

The result of bivariat tests showed that technical competence, behavior competence, cooperation, belief and togetherness have any influence on nurse’s performance. The result of multiple linier regression tests showed that behavior competence (p= 0,019) had an influence on nurses’s performance meanwhile technical competence ( p= 0,943), cooperation (p= 0,553), belief (p= 0,286), and togetherness (p= 0,722) did not have any influence on nurses’s performance at the Sri Pamela hospital of Tebing Tinggi.

It is suggested to the management of Sri pamela hospital of Tebing Tinggi : (1) Improve behavioral competencies of nurses to make training on the attitudes and behavior of nurses in the nursing care of patients (2) Improve the technical competence of nurses by creating a continuing education program for nurses to refresh and enhance the knowledge.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahuwata’ala yang telah memberi rahmat dan hidayah serta Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul“Pengaruh Kompetensi dan Kerja Tim terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela Tebing Tinggi Tahun 2014”.

Penyusunan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan (M.Kes) pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat studi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Proses penulisan tesis dapat terwujud berkat dukungan, bimbingan, arahan dan bantuan moral maupun material dari banyak pihak. Untuk itu izinkan penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.


(9)

4. Dr. Dra. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc dan dr. Heldy BZ, M.P.H selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu untuk membimbing penulis sehingga penulisan tesis ini selesai.

5. Masnelly Lubis, S.Kp, M.A.R.S dan Siti Saidah Nst, S.Kp, M.Kep,Sp.Mat selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan arahan dan masukan demi kesempurnaan penulisan tesis ini.

6. Seluruh dosen dan staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan ilmu sangat selama penulis mengikuti pendidikan.

7. dr. Nina Zuliani, M.A.R.S selaku Direktur Rumah Sakit Sri Pamela Tebing Tinggi yang telah berperan dalam membantu penulis menyelesaikan penulisan tesis ini.

8. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Ir. H. Alfian Danial dan Ibunda Hj. Lailan Hafni, Adikku Andrian Mufti, SP yang senantiasa memberi perhatian, dukungan baik moril maupun materil serta doa selama penulis menyelesaikan pendidikan Progran Pasca Sarjana IKM – FKM USU.

9. Terkhusus untuk suamiku Ahmad Fazly, S.E, S.H, M.Hum dan kedua anakku Zahra Rizky Zhafira dan Alisha Nadia Fitri yang penuh pengertian, kesabaran, pengorbanan, dan doa serta rasa cinta yang dalam, setia menunggu, memotivasi dan memberikan dukungan moril maupun materil selama penulis menyelesaikan pendidikan program Pasca Sarjana IKM – FKM USU.


(10)

10. Rekan-rekan mahasiswa di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarkat Universitas Sumatra Utara Khusunya Minat Studi Administrasi Rumah Sakit (ARS-B).

Akhirnya kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, Penulis ucapkan terima kasih semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya.

Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam tesis ini masih jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, semoga tesis ini dapat bermanfaat.

Medan, Oktober 2014 Penulis

Reni Hidayani 127032163/IKM


(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Reni Hidayani, dilahirkan di Tebing Tinggi Sumatra Utara pada tanggal 30 Agustus 1983 anak Pertama dari dua bersaudara dari pasangan Ayahanda Ir. H. Alfian Danial dan Ibunda Hj. Lailan Hafni, adik bernama Andrian Mufti, SP. Istri dari Ahmad Fazly, SE, SH, M.Hum dan ibu dari Zahra Rizky Zhafira dan Alisha Nadia Fitri.

Pendidikan formal penulis dimulai dari sekolah dasar di SDN 060833 Medan pada tahun 1989-1995, sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 7 Medan pada tahun 1995-1998, SMU Negeri 4 Medan pada tahun 1998-2001, dan melanjutkan pendidikan Dokter di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan pada tahun 2001-2007.

Penulis mengikuti pendidikan lanjutan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyrakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit. Fakultas Kesehatan kesehatan masyarakat universitas sumatra utara sejak tahun 2012 sampai sekarang. Bekerja di RSU Siti hajar Medan dari tahun 2009 sampai sekarang.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 13

1.3. Tujuan Penelitian ... 13

1.4. Hipotesis ... 13

1.5. Manfaat Penelitian ... 14

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 15

2.1. Kinerja Perawat ... 15

2.1.1. Penilaian Kinerja Perawat ... 17

2.1.2. Prinsip-prinsip Penilaian ... 18

2.1.3. Standar Penilaian Kinerja Perawat ... 19

2.2. Kompetensi Perawat ... 23

2.2.1. Kompetensi Teknis ... 46

2.2.2. Kompetensi Perilaku ... 46

2.3. Kerja Tim ... 50

2.4. Landasan Teori ... 58

2.5. Kerangka Konsep Penelitian ... 60

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 62

3.1. Jenis Penelitian ... 62

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 62

3.3. Populasi dan Sampel ... 62

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 63

3.5. Variabel dan Definisi Operasional ... 67

3.5.1. Variabel Bebas ... 69

3.5.2. Variabel Terika ... 70

3.6. Metode Pengukuran ... 71

3.6.1. Variabel Bebas ... 71


(13)

3.7. Metode Analisis Data ... 73

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 74

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 74

4.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 76

4.3. Hasil Analisis Univariat ... 77

4.3.1. Distribusi Responden terhadap Komptensi Teknis ... 77

4.3.2. Distribusi Responden terhadap Komptensi Perilaku .... 80

4.3.3. Distribusi Responden terhadap Variabel Kerjasama .... 82

4.3.4. Distribusi Responden terhadap Variabel Kepercayaan . 84 4.3.5. Distribusi Responden terhadap Variabel Kekompakan 86 4.3.6. Distribusi Responden terhadap Kinerja Perawat Pelaksana ... 87

4.4. Hasil Analisis Bivariat ... 90

4.4.1. Hubungan Kompetensi Teknis dengan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap ... 90

4.4.2. Hubungan Kompetensi Perilaku dengan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap ... 91

4.4.3. Hubungan Kerjasama dengan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap ... 91

4.4.4. Hubungan Kepercayaan dengan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap ... 92

4.4.5. Hubungan Kekompakan dengan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap ... 93

4.5. Hasil Analisis Multivariat ... 93

BAB 5. PEMBAHASAN ... 94

5.1. Kompetensi Perawat ... 94

5.1.1. Kompetensi Teknis Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap RS Sri Pamela ... 95

5.1.2. Kompetensi Perilaku Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap RS Sri Pamela ... 96

5.2. Kerja Tim ... 97

5.2.1. Kerjasama Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap RS Sri Pamela ... 97

5.2.2. Kepercayaan Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap RS Sri Pamela ... 98

5.2.3. Kekompakan Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap RS Sri Pamela ... 99

5.3. Kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RS Sri Pamela ... 100

5.4. Pengaruh Kompetensi dan Kerja Tim dengan Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap RS Sri Pamela ... 102


(14)

5.4.1. Pengaruh Kompetensi Teknis dengan Kinerja Perawat

Pelaksana Ruang Rawat Inap RS Sri Pamela ... 102

5.4.2. Kompetensi Perilaku dengan Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap RS Sri Pamela ... 103

5.4.3. Pengaruh Kerjasama dengan Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap RS Sri Pamela ... 104

5.4.4. Pengaruh Kepercayaan dengan Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap RS Sri Pamela ... 105

5.4.5. Pengaruh Kekompakan dengan Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap RS Sri Pamela ... 107

5.5. Keterbatasan Penelitian ... 108

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 109

6.1. Kesimpulan ... 109

6.2. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 112


(15)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

2.1. Kompetensi Perawat Ahli Madya... 25

2.2. Kompetensi Ners ... 29

2.3. Kompetensi Ners Spesialis ... 35

3.1. Jumlah Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RS Sri Pamela ... 63

3.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Kompetensi Teknis ... 65

3.3. Variabel dan Definisi Operasional ... 67

3.4. Aspek Pengukuran Variabel Kompetensi Perawat dan Kerja Tim ... 71

3.4. Aspek Pengukuran Variabel Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap ... 73

4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Sri Pamela Tebing Tinggi Tahun 2014 ... 77

4.2. Distribusi Responden terhadap Variabel Kompetensi Teknis ... 78

4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Kompetensi Teknis Perawat Pelaksana Rawat inap RS Sri Pamela Tebing Tinggi ... 80

4.4. Distribusi Responden terhadap Variabel Kompetensi Perilaku ... 81

4.5. Distribusi Frekuensi Kategori Kompetensi Perilaku ... 82

4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Kerjasama ... 83

4.7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Kerjasama ... 84

4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Kepercayaan ... 85

4.9. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Kepercayaan ... 86


(16)

4.11. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Kekompakan ... 87 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Perawat Pelaksana ... 88 4.13. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Menurut Kinerja Perawat Pelaksana

Rawat Inap RS Sri Pamela Tebing Tinggi ... 4.14. Distribusi Responden Menurut Kompetensi Teknis dengan Kinerja

Perawat Pelaksana Rawat Inap ... 78 4.15. Distribusi Responden Menurut Kompetensi Perilaku dengan Kinerja

Perawat Pelaksana Rawat Inap ... 79 4.16. Distribusi Responden Menurut Kerjasama dengan Kinerja Perawat

Pelaksana Rawat Inap ... 80 4.17. Distribusi Responden Menurut Kepercayaan dengan Kinerja Perawat

Pelaksana Rawat Inap ... 80 4.18. Distribusi Responden Menurut Kekompakan dengan Kinerja Perawat

Pelaksana Rawat Inap ... 81 4.13 Hasil Analisis Regresi Ganda Pengaruh Kompetensi Teknis,

Kompetensi Perilaku, Kerjasama, Kepercayaan dan Kekompakan terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap ... 82


(17)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 96

2. Output SPSS Angket Kompetensi Teknis ... 120

3. Hasil Analisis Data Bivariat ... 137

4. Hasil Analisis Data Multivariat ... 147

5. Bagan Organisasi Rumah Sakit Sri Pamela ... 148


(19)

ABSTRAK

RS Sri Pamela Tebing Tinggi telah menetapkan sistim pelayanan keperawatan metode tim sejak tahun 2010, namun pelaksanaannya yang tidak konsisten menyebabkan pasien merasa kurang puas atas pelayanan yang diberikan oleh perawat rumah sakit rawat inap, sehingga mereka mencari tempat pelayanan kesehatan yang lain.

Survei dengan menggunakan pendekatan analitik dengan tipe explanatory bertujuan menganalisis pengaruh kompetensi perawat (kompeten siteknis, kompetensi perilaku) dan kerja tim (kerjasama, kepercayaan, dan kekompakan) terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap di RS Sri Pamela Tebing Tinggi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana rawat inap berjumlah 50 orang dan sampel adalah jumlah dari keseluruhan populasi. Data ini diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner; data dianalisis dengan menggunakan uji regresi linier berganda α = 0,05.

Dari hasil uji bivariat disimpulkan bahwa kompetensi teknis, kompetensi perilaku, kerjasama, kepercayaan dan kekompakan berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana dengan taraf signifikansi masing-masing variable < 0,05. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa kompetensi perilaku (p = 0,019) memiliki pengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap, sementara itu variable yang lain yaitu kompetensi teknis (p= 0,943), kerjasama (p = 0,553), kepercayaan (p = 0,286), kekompakan (p = 0,722) tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap RS Sri Pamela Tebing Tinggi.

Disarankan kepada manajemen rumah sakit Sri Pamela Tebing Tinggi agar: (1) Meningkatkan kompetensi perilaku perawat dengan membuat pelatihan tentang sikap dan perilaku perawat dalam melakukan suhan keperawatan pada pasien. (2) Meningkatkan kompetensi teknis perawat dengan membuat program pendidikan berkelanjutan bagi perawat, untuk penyegaran maupun meningkatkan pengetahuan.


(20)

ABSTRACT

Sri pamela hospital of Tebing Tinggi has determined nurse system service namely team work method since 2010, but it didn’t run well and making those patients felt unsatisfied with nurse service, that caused them found another health service.

Survey with analytic research by using explanatory approach was done to analyze the influence of nurses’s competence (technical competence, behavior competence) and team work (cooperation, belief, and togetherness) on nurses’s performance. The population for this study were 50 nurses and sample were the total population. The data for this study were obtained through questionnaire ; analyzed by using multiple regression test at α= 0,05.

The result of bivariat tests showed that technical competence, behavior competence, cooperation, belief and togetherness have any influence on nurse’s performance. The result of multiple linier regression tests showed that behavior competence (p= 0,019) had an influence on nurses’s performance meanwhile technical competence ( p= 0,943), cooperation (p= 0,553), belief (p= 0,286), and togetherness (p= 0,722) did not have any influence on nurses’s performance at the Sri Pamela hospital of Tebing Tinggi.

It is suggested to the management of Sri pamela hospital of Tebing Tinggi : (1) Improve behavioral competencies of nurses to make training on the attitudes and behavior of nurses in the nursing care of patients (2) Improve the technical competence of nurses by creating a continuing education program for nurses to refresh and enhance the knowledge.


(21)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pada standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus- menerus melibatkan diri dalam program pengendalian mutu di rumah sakit (Aditama, 2003).

Departemen Kesehatan RI (2000) mengemukakan bahwa sumber daya manusia yang terlibat secara langsung dalam pemberian pelayanan kepada pasien rumah sakit, sekitar 40% adalah tenaga perawat dan bidan. Meskipun rumah sakit telah berupaya memperbaiki sarana dan prasarana yang ada dengan sebaik mungkin, namun jika sumber daya yang memberikan pelayanan bermasalah, juga akan berdampak pada pelayanan yang diberikan. Perawat adalah salah satu pemegang peran utama dalam penentuan keberhasilan rumah sakit. Keberhasilan pelayanan rumah sakit akan ditentukan oleh kualitas pelayanan perawat yang merupakan faktor penentu keberhasilan akhir dari pelayanan yang diterima oleh pasien.


(22)

Keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan, sehinggakepentingan pelayanan keperawatan mempunyai arti penting bagi klien (pasien) khususnya dalam proses penyembuhan maupun rehabilitasi di rumah sakit (Depkes RI, 2008).

Standar praktek keperawatan adalah norma atau penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat dan benar yang dirumuskan dan digunakan sebagai pedoman dalam pemberian pelayanan keperawatan serta tolak ukur dalam penampilan kerja seorang perawat (Nursalam, 2008). Pelaksanaan keperawatan suatu rumah sakit tak akan berjalan dengan baik apabila perawat yang melaksanakan proses keperawatan tersebut berjalan atau bertentangan dengan standar praktek keperawatan dan segala ketentuan yang ada dalam lingkungan rumah sakit sebagai suatu organisasi. Fenomena yang berkembang saat ini, tidak sedikit perawat yang melaksanakan pekerjaannya tidak sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ada. Tidak jarang pula kita baca diberbagai media keluhan pemakai jasa keperawatan yang tidak puas akan pelayanan keperawatan. Salah satu faktor yang berhubungan dengan kurang baiknya kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah faktor kepuasan kerja. Kepuasan kerja bagi profesi perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan diperlukan untuk meningkatkan kinerjanya yang berdampak pada prestasi kerja, disiplin dan kualitas kerjanya.

Menurut As’ad (2004), kinerja adalah hasil yang telah dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Sesuatu yang berpengaruh dengan yang dihasilkan seseorang dari perilaku kerjanya. Orang


(23)

dengan tingkat kinerja yang tinggi disebut produktif, sebaliknya orang yang tingkat kinerjanya rendah, tidak mencapai standar dikatakan tidak produktif atau berkinerja rendah.

Menurut Robbin (2006), Kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama. Dengan demikian kinerja dapat diartikan sebagai hasil dari pekerjaan atau prestasi kerja yang dibandingkan terhadap kriteria yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan.

Kinerja perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan masalah yang sangat penting untuk dikaji dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Kinerja perawat yang baik merupakan jembatan dalam menjawab jaminan kualitas pelayanan kesehatan yang muaranya berasal dari kinerja petugas kesehatan termasuk perawat. Untuk itu perlu kiranya rumah sakit memfokuskan masalah kualitas pelayanan terhadap kinerja perawat.

Kinerja menjadi isu dunia saat ini, hal tersebut terjadi sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu tinggi. Mutu tidak terpisahkan dari standar, karena kinerja diukur berdasarkan standar. Melalui kinerja klinis perawat dan bidan, diharapkan dapat menunjukkan kontribusi profesionalnya secara nyata dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan kebidanan, yang berdampak terhadap pelayanan kesehatan secara umum pada organisasi tempatnya bekerja, dan dampak akhir bermuara pada kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.Untuk mengukur kinerja


(24)

perawat dan bidan pada tatanan klinis, digunakan "indikator kinerjaklinis" sebagai langkah untuk mewujudkan komitmennya guna dapat menilai tingkatkemampuan individu dalam tim kerja. Dengan demikian, diharapkan kesadaran akan tumbuh,mau, dan mampu mengidentifikasi kualitas kinerja masing-masing, untuk dimonitor, diperbaikiserta ditingkatkan secara terus menerus.

Menurut Ilyas (2002) yang dimaksud dengan kinerja adalah penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi.

Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu :

1. Kompetensi berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan tingkat kinerjanya.

2. Produktifitas adalah kompetensi tersebut diatas dapat diterjemahkan kedalam tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja (Ilyas, 2002).

Dari berbagai pengertian tersebut diatas, pada dasarnya kinerja menekankan apa yang dihasilkan dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan. Penggunaan indikator kunci untuk mengukur hasil kinerja individu, bersumber dari fungsi-fungsi yang diterjemahkan dalam kegiatan/tindakan dengan landasan standar yang jelas dan tertulis. Mengingat kinerja mengandung komponen kompetensi dan produktifitas hasil, maka hasil kinerja sangat tergantung pada tingkat kemampuan individu dalam pencapaiannya.


(25)

Menurut Wibowo(2011) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan/tugas yang dilandasi atas ketrampilan dan pengetahuan serta sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.Menurut Amstrong dan Baron kompetensi merupakan dimensi perilaku yang menggambarkan bagaimana orang berperilaku ketika menjalankan perannya dengan baik.Sementara menurut Winardi (2009) kompetensi terbentuk adanya keselarasan antara kemampuan mental dan ketrampilan fisik.Sehingga tidak jarang dijumpai ada karyawan yang sangat termotivasi,namun tidak memiliki kemampuan bekerja dengan baik.

Kompetensi perawat pelaksana yaitu pengetahuan, keahlian, dan perilaku pekerja akan menghasilkan mutu pelayanan yang baik. Peningkatan mutu tersebut tidak hanya penting secara internal, akan tetapi juga secara eksternal karena akan tercermin dalam interaksi organisasi dengan lingkungan yang pada gilirannya turut membentuk citra organisasi di mata berbagai pihak di luar organisasi(Siagian,2002).

Kompetensi perawat terdiri dari kompetensi teknis dan kompetensi perilaku. Agar seseorang memiliki kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya, dia harus memanfaatkan secara optimal kedua komponen utama kompetensi tersebut. Kompetensi teknis adalah kompetensi yang berfokus pada pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan profesi yang dimiliki. Perilaku yang digambarkan dalam kompetensi adalah perilaku kerja produktif (bukan perilaku umum) dan seseorang dapat memiliki


(26)

dan memeragakan perilaku tersebut pada saat melakukan pekerjaannya (Hutapea,2008).

Menurut Sayuni (2012) didapatkan bahwa kompetensi dan kerja timberpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana.Begitu juga dengan hasil penelitianSitepu(2010) bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi(sikap dan ketrampilan) terhadap kinerja perawat.Variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja perawat adalah ketrampilan. Sedangkan penelitian Mulyono(2012) bahwa tidak ada hubungan antara kompetensi dengan kinerja perawat.Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lingga (2012) di Rumah Sakit Umum Daerah DR.Ferdinand Lumban Tobing Sibolga yang menyatakan bahwa terdapat hubungan kompetensi terhadap kinerja perawat.

Kompetensi merupakan kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Artinya perawat diharuskan untuk mampu menguasai konsep dan teori keperawatan yang telah didapatkan melalui pembelajaran formal ataupun non formalmampu mengaplikasikan atau menggunakan teori dalam melaksanakan praktek keperawatanpada pasien, serta mampu menganalisa atau mengevaluasi keadaan pasien. Rendahnya kompetensi dariperawat sering menjadi penyebab keluhan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Sehingga apabila kompetensi dari perawattidak segeraditangani oleh manajemen dari rumah sakit, maka jumlah kunjungan pasien akan menurun dari waktu ke waktu.


(27)

Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, teamwork atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untukmencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa kerja tim merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan tujuan dari pribadi yang paling populer di tim.

Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama. Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari Kerja Tim. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.

Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim saling menyukai dan berusaha keras untuk mengembangkan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan


(28)

merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota tim.

Kerja Tim merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan, selain itu ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam dimiliki oleh anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat Kerja tim lebih menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun.

Menurut Ilyas (2002), rumah sakit menghadapi tantangan global dan pasar bebas berakibat tingginya kompetisi disektor kesehatan.Persaingan antar rumah sakit baik pemerintah maupun swasta dan asing semakin keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka bebas, selain itu masyarakat menuntut Rumah Sakit untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan biaya terjangkau,

Menurut Trisnantoro (2005), rumah sakit di Indonesia saat ini mulai bergerak dari lembaga yang berbudaya birokrasi kuat (pada rumah sakit pemerintah) dan budaya sosial serta keagamaan (pada rumah sakitswasta) mengarah kebudaya usaha yang mencerminkan berbagai hal, yaitu rasionalitas, sistem manajemen yang berorientasi pasar, menggunakan prinsip manajemen secara ilmiah dan menekankan pada hubungan antar manusia.

Perubahan juga terjadi pada rumah sakit perkebunan. Rumah sakit di perusahaan perkebunan yang umumnya menjadi cost center, yaitu menjadi biaya sosial bagi perusahaan untuk kesejahteraan karyawan tanpa memperhitungkan pendapatan rumah sakit sebagai sumber pemasukan kepada perusahaan, secara


(29)

perlahan mulai mengarah kepada unit profit. Tanpa menghilangkan sifat sosial rumah sakit, paling tidak pendapatan rumah sakit diharapkan mampu untuk menghidupi rumah sakit itu sendiri.

Rumah Sakit Sri Pamela adalah salah satu dari lima rumah sakit di jajaran PT Perkebunan Nusantara (PN) III, terletak di kota Tebing Tinggi Sumatera Utara, merupakan rumah sakit terbesar dan rujukan pertama bagi rumah sakit lainnya di jajaran rumah sakit se PTPN III. Fungsi utama Rumah Sakit Sri Pamela adalah melayani kesehatan karyawan dan pensiunan karyawan PTPN III beserta keluarga karyawan yang menjadi tanggungan perusahaan; dan sebagai fungsi sosial lainnya, Rumah Sakit Sri Pamela juga melayani masyarakat umum serta karyawan dari perusahaan swasta maupun BUMN lainnya yang disebut sebagai pihak ketiga (profil RS Sri Pamela, 2013).

Dari survei yang dilakukan oleh bagian pengembangan mutu pelayanan Rumah Sakit Sri pamela Tebing Tinggi tentang survei kepuasan pelanggan dan pendokumentasian asuhan keperawatan diperoleh hasil pada survei kepuasan pelanggan,pelayanan administrasi,medis, fasilitas Rumah Sakit dan keperawatan,diperoleh hasil bahwa pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat adalah pelayanan keperawatan menempati peringkat tertinggi 36%,diikuti pelayanan administrasi 24%,medis 23%dan fasilitas Rumah Sakit 22%.Hasil survei penilaian angka pencapaian dokumentasi keperawatan di Rumah Sakit Sri Pamela Tebing Tinggi 32% yang berarti masuk dalam kategori jelekdinilai dari hasil penerapan Standar asuhan keperawatan meliputi: Pengkajian keperawatan,


(30)

diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan, evaluasi keperawatan, dan catatan keperawatan. Dari hasil survei tersebut diatas menunjukkan bahwa mutu pelayanan keperawatan masih rendah dan asuhan keperawatan belum terlaksana sesuai standar.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan dokter yang bertugas di Rumah Sakit Sri Pamela (Desember, 2013) bahwa kualitas kerja perawat menjadi salah satu permasalahandi Rumah Sakit Sri Pamela.Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer Rumah Sakit Sri Pamela (Desember, 2013) dapat diketahui bahwa berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pihak rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Sri Pamela. Upaya yang dilakukan (diantaranya) dengan mengadakan pelatihan untuk para perawat, meliputi penyegaran ketrampilan keperawatan, etika dan spiritual.

Penurunan kinerja RS Sri Pamela Tebing Tinggi menimbulkan berbagai fenomena. Fenomena yang terjadi pada RS Sri Pamela Tebing Tinggi didapat dari komite keperawatan bahwa masih adanya keluhan pasien, keluarga pasien tentang ketidakpuasan layanan yang diperoleh dari perawat pelaksana rawat inap seperti ketepatan pemberian obat oral, pemberian suntikan, kehadiran petugas tidak tepat waktu dan juga perawat pelaksana rawat inap kurang senyum dan kurang perhatian kepada pasien. Kondisi seperti ini dapat menurunkan kualitas pelayanan terhadap pasien di RS Sri Pamela Tebing Tinggi.

Pada sisi yang lain kualitas tenaga keperawatan berbanding lurus dengan tingkat pendidikan perawat yang ada, dimana pendidikan perawat pelaksana rawat


(31)

inap RS Sri Pamela Tebing Tinggi yang berjumlah 50orang belum ada yang berlatar pendidikan sarjana masih memiliki tingkat pendidikan diplomaIII,sehinga pelayanan yang profesional tidak dapatdicapai sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan oleh customer.

Praktek keperawatan yang ditetapkan di RS Sri Pamela Tebing Tinggi adalah sistem penugasan dengan metode tim, namun dalam pelaksanaannya adalah sesuai dengan kebutuhan tatanan rawat inap. Berdasarkan kebutuhan tersebut maka sistem penugasan pelayanan perawatan dengan metode tim dalam praktek pelayanan dilakukan sesuai penugasan berdasarkan shift kerja yang telah ditetapkan oleh RS Sri Pamela Tebing Tinggi, pelaksanaan ronde keperawatan yang tidak optimal menimbulkan ronde perawat yang shift pagi tidak melaporkan secara rinci perkembangan kesehatan pasien termasuk seringnya perawat rawat inap operan hanya dilakukan di nurse station secara administrasi saja berdasarkan pengamatan penulis, hal ini menimbulkan perbedaan persepsi tentang kebutuhan pelayanan keperawatan dan pada akhirnya berdampak meningkatnya lama perawatan pasien (length of stay).

Sikap tidak peduli dan saling menyalahkan antar perawat, kurang adanya keinginan dan kesadaran untuk menyelesaikan konflik, kurang adanya kesadaran para perawat akan pentingnya kerjasama dan komunikasi sehingga sering menimbulkan konflik serta hubungan antar perawat yang dirasakan kurang harmonis yang menghambat terjalinnya kerjasama merupakan indikator masalah yang sebenarnya dihadapi oleh pihak RS Sri Pamela Tebing Tinggi .


(32)

Kinerja tim perawat yang efektif ini belum dapat diwujudkan oleh perawat di RS Sri Pamela Tebing Tinggi. Melalui survei pada Desember 2013 kepada beberapa perawat di RS Sri Pamela Tebing Tinggi diperoleh data yang menunjukkan bahwa perawat kurang merasakan adanya kerjasama dan komunikasi yang baik, kurang memiliki rasa saling percaya dan saling mendukung, kurang mengetahui visi dan misi organisasi dan merasakan kerja tim yang kurang efektif di Rumah Sakit Sri Pamela Tebing Tinggi. Hasil wawancara dengan beberapa perawat, staf, pegawai dan pasien di RS Sri Pamela Tebing Tinggi memberikan informasi yang mengungkapkan bahwa sarana dan prasarana bukanlah masalah yang menyebabkan kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan oleh pihak RS Sri Pamela Tebing Tinggi.

Dari studi kasus tersebut dapat dilihat adanya masalah kerja tim di rumah sakit Sri Pamela Tebing Tinggi, khususnya kerja tim perawat. Permasalahan yang terjadi di antaranya nampak dari sikap tidak peduli dan saling menyalahkan antar perawat, kurang adanya keinginan dan kesadaran untuk menyelesaikan konflik, kurang adanya kesadaran para perawat akan pentingnya kerjasama dan komunikasi. Hal ini sering menimbulkan konflik dan mengakibatkan hubungan antar perawat kurang harmonis.

Hal ini juga berdampak pada pelayanan pasien sehingga muncul ketidakpuasan pasien terhadap kualitas pelayan yang diberikan oleh RS Sri Pamela Tebing Tinggi karena perawat merupakan sumber daya rumah sakit yang paling


(33)

sering berinteraksi dengan pasien. Dan dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya kerja sama antar timagar dapat memberikan pelayanan maksimal kepada pasien.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas disimpulkan yang menjadi masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh kompetensi perawat (kompetensi teknis, kompetensi perilaku) terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap RS Sri Pamela Tebing Tinggi.

2 .Bagaimana pengaruh kerja tim (kerjasama, kepercayaan, kekompakan) terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap di RS Sri Pamela Tebing Tinggi.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kompetensi perawat (kompetensi teknis, kompetensi perilaku) dan kerja tim (kerjasama, kepercayaan, kekompakan) terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap di RS Sri Pamela Tebing Tinggi.

1.4. Hipotesis

1. Ada pengaruh antara kompetensi perawat (kompetensi teknis, Kompetensi perilaku) terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap di RS Sri Pamela Tebing Tinggi.


(34)

2. Ada pengaruh antara kerja tim (kerjasama, kepercayaan, kekompakan) terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap di RS Sri Pamela Tebing Tinggi.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi manajemen rumah sakit yaitu mendapatkan informasi tentang kompetensi perawat (kompetensi teknis, kompetensi perilaku) dan kerja tim (kerjasama, kepercayaan, kekompakan) perawat pelaksana rawat inap RS Sri Pamela Tebing Tinggi.

2. Bagi peneliti adalah menambah wawasan dalam aplikasi keilmuan di bidang administrasi khususnya keperawatan RS Sri Pamela Tening Tinggi.

3. Bagi peneliti selanjutnya, secara ilmiah hasil penelitian ini diharapkan sebagai referensi


(35)

BAB2

TINJAUANPUSTAKA

2.1. Kinerja Perawat

Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjan yang bersangkutan dan Kinerja perawat yaitu prilaku kerja yang ditampilkan oleh seseorang yang didasari oleh motivasi dan prilaku seorang perawat (As’ad,2004).

Menurut Mangkunegara (2000) Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (Prestasi kerja atau prestasi sesunguhnya yang dicapai olehseseorang) dan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Ilyas (2001) yang dimaksud dengan kinerja adalah penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi. Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu :

1. Kompetensi berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan tingkat kinerjanya;

2. Produktifitas adalah kompetensi tersebut diatas dapat diterjemahkan kedalam tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja (Ilyas, 2001).


(36)

Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja itu antara lain:

1) Faktor Kemampuan

Secara psikologis kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan pendidikan. Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlianya.

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.Cleland (1997) seperti dikutip oleh Mangkunegara (2001), berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji.

Menurut Sedarmayanti (2001) faktor-faktor yang memengaruhi kinerja adalah:

1) Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran shif (work) bekerja dalam suatu tim.

2) Tingkat ketrampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen dan supervisi serta ketrampilan dalam tehnik profesi.


(37)

3) Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan unit operasi.

4) Manajemen kinerja atau produktifitas yaitu manajemen yang efesien yaitu dengan cara mengenali serta menghormati dan menghargai dan melindungi karyawan untuk mencapai peningkatan prestasi kerja.

5) Efesien tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja

6) Kreatifitas dalam bekerja dan berada jalur yang benar dalam kerja 2.1.1. Penilaian Kinerja Perawat

Penilaian kinerja adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seseorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya dalam suatu organisasi melalui instrumen penilaian kinerja. Pada hakikatnya, penilaian kinerja merupakan suatu evaluasi terhadap penampilan kerja individu dengan membandingkan dengan standard baku penampilan. Menurut Hall, penilaian kinerja merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai kualitas kerja personel dan usaha untuk memperbaiki kerja personel dalam organisasi. Menurut Certo, penilaian kinerja adalah proses penelusuran kegiatan pribadi personel pada masa tertentu dan menilai hasil karya yang ditampilkan terhadap pencapaian sasaran sistem manajemen (Ilyas, 2001).

Pada dasarnya ada dua model penilaian kinerja: a. Penilaian sendiri (Self Assessment)

Penilaian sendiri adalah pendekatan yang paling umum digunakan untuk mengukur dan memahami perbedaaan individu. Ada dua teori yang menyarankan


(38)

peran sentral dari penilaian sendiri dalam memahami perilaku individu. Teori tersebut adalah teori kontrol dan interaksi simbolik.

b. Penilaian 360 derajat (360 Degree Assessment)

Teknik ini akan memberikan data yang lebih baik dan dapat dipercaya karena dilakukan penilaian silang oleh bawahan, mitra dan atasan personel Data penilaian merupakan nilai kumulatif dari penilaian ketiga penilai. Hasil penilaian silang diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadi kerancuan, bila penilaian kinerja hanya dilakukan oleh personel sendiri saja (Ilyas, 2001).

2.1.2. Prisip-prinsip Penilaian

Menurut Gilles (1996), untuk mengevaluasi bawahan secara tepat dan adil, maka manajer sebaiknya mengunakan prinsip- prinsip tertentu.

1. Evaluasi pekerjaan seharusnya didasarkan pada standart pelaksanan kerja orientasi tingkah laku untuk posisi yang ditempati (Rommber, 1986 dikutip gillies 1996). karena diskripsi kerja dan standart dan pelaksanan kerja dilaksanakan ke pegawai selama orientasi sebagai tujuan yang harus dilaksanakan, pelaksanan kerja seharusnya dievaluasi berkenaan dengan sasaran yang sama.

2. Tingkah laku perawat yang persentatif sebaiknya diamati dalam rangka evaluasi pelaksanaan kerjanya. Penelitian harus diberikan untuk mengevaluasi tingkah laku umum atau tingkah laku konsistennya serta guna menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan.


(39)

3. Perawat sebaiknya diberi salinan kerjanya, standart pelaksanan kerja, dan bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang sebelum pertemuan evaluasi sehinga sebaiknya perawat maupun supervisior dapat mendiskusikan evaluasi dari kerangka yang sama.

4. Didalam melaksanakan penulisan pelaksanan penilaian kerja pegawai, manajer sebaiknya menunjukkan segi-segi dimana pelaksananya kerja itu bisa memuaskan dan perbaikan apa yang diperlukan.

5. Pertemuan evaluasi sebaiknya dilakukan pada waktu yang cocok bagi perawat dan manajer, diskusi evaluasi sebaiknya dilakukan dalam waktu yang cocok untuk keduanya.

2.1.3. Standar Penilaian Kinerja Perawat

Menurut Swanburg (1987) dalam Nursalam (2007), penilaian kinerjaadalah alat yang paling dapat dipercaya oleh manajer perawat dalammengontrol sumber daya manusia dan produktivitas. Proses penilaian kinerjadapat digunakan secara efektif dalam mengarahkan perilaku pegawai dalamrangka menghasilkan jasa keperawatan dalam kualitas dan volume yangtinggi. Perawat manajer dapat menggunakan proses apraisal kinerja untukmengatur arah kerja dalam memilih, bimbingan perencanaan karir, sertapemberian penghargaan kepada personal perawat yang kompeten.Standar praktik keperawatan telah disahkan oleh Menkes. RI dalam SKNo. 660/Menkes/SK/IX/1987yang kemudian diperbaharui dan disahkanberdasarkanSKDirjen.Yanmed.Depkes.RI No. YM.00.03.2.6.7637,tanggal18 Agustus 1993. Kemudian pada tahun 1996, Dewan Pimpinan Pusat PPNI menyusun


(40)

standar praktek keperawatan yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan, yang meliputi: (1) Pengkajian, (2) Diagnosis keperawatan, (3) Perencanaan, (4) Implementasi dan (5) Evaluasi.

1. Standar I : Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Kriteria pengkajian keperawatan, meliputi :

1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan fisik, serta dari pemeriksaan penunjang.

2. Sumber data adalah pasien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis dan catatan lain.

3. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi : a. Status kesehatan pasien masa lalu

b. Status kesehatan pasien saat ini

c. Status biologis-psikologis-sosial-spritual d. Respons terhadap terapi

e. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal f. Risiko-risiko tinggi masalah keperawatan

4. Kelengkapan data dasar mengandung unsur LARB (lengkap, akurat, relevan dan baru)


(41)

2. Standar II : Diagnosis Keperawatan

Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskandiagnosis keperawatan. Kriteria proses diagnosis keperawatanmeliputi :

1. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data,identifikasimasalah pasien, dan perumusan diagnosiskeperawatan.

2. Diagnosis keperawatan terdiri atas : masalah, penyebabdan tanda atau gejala, atau terdiri atas masalah danpenyebab.

3. Bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lainuntuk memvalidasi diagnosis keperawatan

4. Melakukan pengkajian ulang, dan merevisi diagnosisberdasarkan data terbaru 3. Standar III : Perencanaan Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untukmengatasimasalah dan meningkatkan kesehatan pasien. Kriteriaproses perencanaan keperawatan meliputi: 1. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah,tujuan dan rencana tindakan

keperawatan.

2. Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencanatindakan keperawatan. 3. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi ataukebutuhan pasien. 4. Mendokumentasi rencana keperawatan.

4. Standar IV : Implementasi

Perawat mengimplementasikantindakan yang telah diidentifikasidalam rencana asuhan keperawatan. Kriteria proses tindakanimplementasi meliputi :


(42)

2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain

3. Melakukantindakan keperawatan untuk mengatasikesehatan lain

4. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dankeluarga mengenai konsep, keterampilan asuhan diri sertamembantumemodifikasi lingkungan yang digunakan.

5. Mengkajiulang dan merevisi pelaksanaan tindakankeperawatan berdasarkan respons pasien.

5. Standar V : Evaluasi Keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap tindakankeperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar danperencanaan. Kriteria proses evaluasi keperawatan meliputi :

1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dariintervensisecara komprehensif, tepat waktu dan terus menerus.

2. Menggunakan data dasar dan respons pasien dalammengukur perkembangan ke arah pencapaian tujuan.

3. Memvalidasi danmenganalisis data baru dengan temansejawat.

4. Bekerjasama dengan pasien dan keluargauntukmemodifikasi rencana asuhan keperawatan.

5. Mendokumentasikan hasil evaluasi danmemodifikasiperencanaan.

Dengan standar asuhan keperawatan tersebut,maka pelayanankeperawatan menjadi lebih terarah. Standar adalah pernyataan deskriftif mengenai tingkat penampilanyang diinginkan, kualitas struktur, proses, atauhasil yang dapat dinilai,


(43)

dalam rangka untukmengevaluasi pelayanankeperawatan yang telah diberikan pada pasien (Nursalam, 2007).

2.2.Kompetensi Perawat

Kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu. Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan)untuk menentukan ataumemutuskan sesuatu hal.Kompetensimenurut UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan: pasal 1 (10), “Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”.

Kelompok kerja pengurus pusat persatuan perawat Nasional Indonesia (PPNI) di tahun 2012 merumuskan 12 Kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap Perawat Indonesia pada semua jenjang, mencakup;

1) Menerapkan prinsip etika dalam keperawatan

2) Melakukan komunikasi interpersonal dalam Asuhan keperawatan

3) Mewujudkan dan memelihara lingkungan keperawatan yang aman melalui jaminankualitas dan manajemen risiko (patient safety)

4) Menerapkan prinsip pengendalian dan pencegahan infeksi yang diperoleh dari RS 5) Melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah cedera pada Klien


(44)

6) Memfasilitasi kebutuhan oksigen

7) Memfasilitasi kebutuhan elektrolit dan cairan 8) Mengukur tanda-tanda vital

9) Menganalisis, menginterpertasikan dan mendokumentasikan data secara akurat 10) Melakukan perawatan luka

11) Memberikan obat dengan aman dan benar 12) Mengelola pemberian darah dengan aman

Perawat adalah seseorang yang lulus pendidikan tinggi Keperawatan baik didalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah RI sesuai dengan peraturan perundangan dan telah disiapkan untuk memiliki kompetensi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia serta teregistrasi. Perawat terdiri dari Perawat Ahli Madya, Ners dan Ners spesialis.Perawat Ahli Madya adalah perawat yang telah menyelesaikan Pendidikan Jenjang Diploma Tiga (D III) Keperawatan.Ners adalah Perawat profesional yang telah menyelesaikan pendidikan profesi. dalam bidang keperawatan umum dan memiliki kemampuan sebagai perawat profesional jenjang pertama (first professional degree). Ners spesialis adalah Perawat yang telah menyelesaikan pendidikanSpesialis Keperawatan.


(45)

Tabel 2.1. Kompetensi Perawat Ahli Madya

No. Kode Unit Judul Unit Komptensi

Ranah 1 Praktik Profesional, Legal, Etis dan Peka Budaya 1.1 Akuntabilitas

1 Wat.PV.1.Ak.1 Menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan profesional sesuai dengan lingkup praktik, dan hukum/peraturan perundangan 1.2 Praktik Etis

2 Wat.PV.1.PE.2 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia 3 Wat.PV.1.PE.3 Menerapkan sikap menghormati hak privasi dan

martabat klien

4 Wat.PV.1.PE.4 Menerapkan sikap menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan & kesehatan yang diberikan, 5 Wat.PV.1.PE.5 Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi

tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sebagai seorang perawat (Ahli Madya Kep)

1.3 Praktik Legal

6 Wat.PV.1.PL.6 Melakukan praktik keperawatan sesuai (Kewenangan perawat ahli madya) dengan peraturan perundangan

Ranah 2 Pemberian Asuhan dan Manajemen Keperawatan 2.1 Prinsip Pemberian Asuhan

7 Wat.PV.2.PAK.7 Mampu menggunakan metode penyelesaian masalah sebagai pedoman dalam praktik

2.2 Prinsip Asuhan 2.2.1 Promosi Kesehatan

8 Wat.PV.2.PAK.8 Mampu melakukan penyuluhan kesehatan dalam upaya meningkatkan pola hidup sehat dalam lingkungan yang sehat, menurunkan angka kesakitan dalam tim

2.2.2 Pengkajian

9 Wat.PV.2.PAK.9 Mengumpulkan data obyektif dan subyektif serta menyajikan informasi pasien untuk digunakan sbg bahan kajian asuhan kesehatan” 10 Wat.PV.2.PAK.10 Mengidentifikasi penyimpangan data yang


(46)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Kode Unit Judul Unit Komptensi

11 Wat.PV.2.PAK.11 Mampu mencatat, melaporkan data temuan secara akurat dan tepat waktu sesuai dengan standar praktik dan kebijakan pelayanan/asuhan kesehatan

2.2.3 Perencanaan

12 Wat.PV.2.PAK.12 Mampu menyiapkan rencana berdasarkan hasil pengkajian

13 Wat.PV.2.PAK.13 Menetapkan prioritas tindakan keperawatan bersama nurse

14 Wat.PV.2.PAK.14 Memberikan informasi yang akurat kepada klien tentang rencana tindakan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya(anggota tim) 15 Wat.PV.2.PAK.15 Melibatkan penasehat atau pendamping dalam

membuat keputusan, memberikan persetujuan, atau mengalami hambatan bahasa

16 Wat.PV.2.PAK.16 Berkoordinasi dengan nurse, mengkaji kembali dan merevisi rencana asuhan secara regular 17 Wat.PV.2.PAK.17 Mencatat rencana asuhan terkini secara akurat

sesuai tanggung jawabnya 2.2.4 Implementasi

18 Wat.PV.2.PAK.18 Melaksanakan tindakan keperawatan mandiri yang direncanakan sesuai dengan standar asuhan keperawatan

19 Wat.PV.2.PAK.19 Mendokumentasikan intervensi dan respon klien secara akurat dan tepat waktu

20 Wat.PV.2.PAK.20 Mengidentifikasi dan melaporkan situasi perubahan yang memperburuk kondisi pasien 21 Wat.PV.2.PAK.21 Melaksanakan prosedur bantuan hidup dasar

pada situasi gawat darurat/bencana 2.2.5 Evaluasi

22 Wat.PV.2.PAK.22 Memonitor dan mendokumentasikan kemajuan hasil intervensi yang diharapkan secara akurat dan lengkap

23 Wat.PV.2.PAK.23 Memberikan kontribusi kepada tim dalam evaluasi kemajuan terhadap hasil/pencapaian yang ditargetkan

24 Wat.PV.2.PAK.24 Memberikan kontribusi data evaluasi dan saran perbaikan terhadap rencana asuhan kepada nurse


(47)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Kode Unit Judul Unit Komptensi

2.2.6 Komunikasi Terapeutik-Hubungan Interpersonal

25 Wat.PV.2.PAK.25 Mengkomunikasikan secara jelas, konsisten dan akurat informasi baik verbal, tertulis maupun elektronik, sesuai tanggung jawabnya

26 Wat.PV.2.PAK.26 Berinteraksi pada Klien, Keluarga dan teman sejawat dengan memperhatikan norma, etik serta budaya

27 Wat.PV.2.PAK.27 Menyelesaikan konflik dengan pendekatan manajemen Keperawatan serta memperhatikan perilaku organisasi

2.3 Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan

28 Wat.PV.2.KM.28 Memberikan kontribusi untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif

29 Wat.PV.2.KM.29 Memahami kebutuhan pendekatan dan berbagai gaya kepemimpinan dalam situasi yang berbeda 30 Wat.PV.2.KM.30 Memahami manajemen penanganan konflik

yang disesuaikan mekanisme organisasi khususnya kode etik Perawat

31 Wat.PV.2.KM.31 Mendukung kepemimpinan dalam tim dengan cara konsisten untuk meningkatkan rasa saling menghargai hormat dan percaya diri diantara anggota tim

32 Wat.PV.2.KM.32 *)

33 Wat.PV.2.KM.33 Memprioritaskan tugas dan mengelola waktu secara efektif

34 Wat.PV.2.KM.34 Memberikan umpan balik kepada komite mutubila diperlukan

35 Wat.PV.2.KM.35 Berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di unit kerjanya.

36 Wat.PV.2.KM.36 Memberikan umpan balik dan saran untuk perubahan di lingkungan praktiknya sendiri secara efektif

2.3.1 Pelayanan/asuhan Keperawatan Interprofesional

37 Wat.PV.2.KM.37 Memahami dan menghargai peran, pengetahuan dan ketrampilan anggota tim kesehatan yang berkaitan dengan tanggung jawabnya.

38 Wat.PV.2.KM.38 Bekerjasama untuk mempertahankan kerja tim multi dispilin secara efektif.

39 Wat.PV.2.KM.39 Menggunakan pengetahuan tentang praktik kerja inter dan intra profesional yang efektif


(48)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Kode Unit Judul Unit Komptensi

40 Wat.PV.2.KM.40 Berkontribusi terhadap pengambil keputusan (tim inter-profesional

41 Wat.PV.2.KM.41 Merujuk klien kepada nurse untuk menjamin klien mendapatkan intervensi pelay askep yang baik.

2.3.2 Delegasi-Supervisi

42 Wat.PV.2.KM.42 *)

43 Wat.PV.2.KM.43 Menerima kegiatan yang didelegasikan sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya 44 Wat.PV.2.KM.44 Memberikan umpan balik kepada orang yang

mendelegasikan/ menugaskan kegiatan

45 Wat.PV.2.KM.45 Mempertahankan akuntabilitas terhadap hasil kegiatan yang didelegasikan

2.3.3. Keselamatan Lingkungan

46 Wat.PV.2.KM.46 *)

47 Wat.PV.2.KM.47 Mengidentifikasi dan melaporkan situasi yang dapat membahayakan keselamatan klien dan lingkungannya.

48 Wat.PV.2.KM.48 Mempertahankan lingkungan Pelayanan Askep yang menjaga Kesehatan dan keselamatan kerja 49 Wat.PV.2.KM.49 Menyimpan bahan-bahan pengobatan dengan

memperhatikan keamanan dan keselamatan 50 Wat.PV.2.KM.50 Memberikan dan mencatat obat sesuai dengan

yang didelegasikan.

51 Wat.PV.2.KM.51 Melakukan prosedur pencegahan infeksi. Ranah 3 Pengembangan Kualitas Personal & Profesional

3.1Pengembangan Profesi

52 Wat.PV.2.KM.52 Berperan serta aktif dalam melakukan tindakan penanggulangan bencana.

53 Wat.PV.3.PP.53 Menerapkan standar profesi selama pelay askep sesuai tanggung jawab perawat

54 Wat.PV.3.PP.54 Meningkatkan dan mempertahankan citra keperawatan yang positif

55 Wat.PV.3.PP.55 Bertindak sebagai role model bagi mahasiswa keperawatan dan lingkungannya

56 Wat.PV.3.PP.56 Bertindak sebagai sumber informasi bagi mahasiswa keperawatan dan lingkungannya sesuai tanggung jawabnya

57 Wat.PV.3.PP.57 Memanfaatkan hasil penelitian sebagai dasar melakukan tindakan keperawatan


(49)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Kode Unit Judul Unit Komptensi

58 Wat.PV.3.PP.58 *)

59 Wat.PV.3.PP.59 Mengenali lingkungan praktik dan literatur keperawatan untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) dan issu yang muncul 60 Wat.PV.3.PP.60 Berperan serta dalam kegiatan advokasi melalui

organisasi profesi untuk mempengaruhi kebijakan pelayanan/asuhan kesehatan

3.2 Peningkatan Kualitas

61 Wat.PV.3.PK.61 Melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi dirinya

62 Wat.PV.3.PK.62 Berperan serta dalam peningkatan kualitas dan prosedur

Tabel 2.2. Kompetensi Ners No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

Ranah 1 Praktik Profesional, Legal, Etis dan Peka Budaya 1.1 Akuntabilitas

1 Wat.Ns.l.Ak.l Menerima tanggung gugat terhadap keputusan tindakan profesional hasil asuhan keperawatan dan kompetensi lanjutan sesuai dengan lingkup praktik, dan peraturan perundangan

1.2 Praktik Etis

2 Wat.Ns.l.PE.2 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia

3 Wat.Ns.l.PE.3 Menerapkan sikap menghormati hak privasi dan martabat klien

4 Wat.Ns.l.PE.4 Menerapkan sikap menghormati hak klien untuk memperoleh informasi, memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan & kesehatan yang diberikan 5 Wat.Ns.l.PE.5 Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis,

verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sebagai seorang Nurse

1.3 Praktik Legal

6 Wat.Ns.l.PL.6 Melakukan praktik keperawatan profesional sesuai (Kewenangan Nurse) dengan peraturan perundangan (Wat.Ns.l.PL.6)


(50)

Tabel 2.2 (Lanjutan) No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

Ranah 2 Pemberian Asuhan dan Manajemen Keperawatan 2.1 Prinsip Pemberian Asuhan

7 Wat.Ns.2.PAK.7 Mampu menyelesaikan masalah serta pembuatan keputusan keperawatan berdasarkan pemikiran pendekatan sistem

2.2 Prinsip Asuhan

2.2.1 Promosi Kesehatan

8 Wat.Ns.2.PAK.8 Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi promosi kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat(Wat.Ns.2.PAK.8)

2.2.2 Pengkajian

9 Wat.Ns.2.PAK.9 Melakukan pengkajian dengan sistematis dalam melengkapi data obyekyif dan subyektif yang akurat dan relevan

10 Wat.Ns.2.PAK.10 Mengorganisasikan, mensintesis, menganalisis, menerjemahkan data hasil pengkajian dari berbagai sumber, untuk menegakkan diagnosis keperawatan dan menetapkan rencana asuhan keperawatan

11 Wat.Ns.2.PAK.11 Mampu sharing data temuan secara akurat dan tepat waktu yang sesuai dengan standar praktik dan kebijakan pelayanan kesehatan

2.2.3 Perencanaan

12 Wat.Ns.2.PAK.12 Merumuskan rencana asuhan yang komprehensif dengan hasil asuhan yang teridentifikasi berdasarkan diagnosis keperawatan, hasil pengkajian keperawatan dan kesehatan, masukan dari anggota tim kesehatan lain, dan standar praktik keperawatan

13 Wat.Ns.2.PAK.13 Menetapkan prioritas asuhan melalui kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dan klien.

14 Wat.Ns.2.PAK.14 Melibatkan klien (atau keluarga) apabila memungkinkan, dalam rencana asuhan untuk menjamin klien mendapatkan informasi akurat, dapat dimengerti, sebagai dasar persetujuan asuhan yang diberikan


(51)

Tabel 2.2 (Lanjutan) No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

15 Wat.Ns.2.PAK.15 Melibatkan seorang penasehat atau pendamping apabila klien, keluarga atau pemberi asuhan meminta dukungan atau memiliki keterbatasan kemampuan dalam membuat keputusan, memberikan persetujuan, atau mengalami hambatanbahasa

16 Wat.Ns.2.PAK.16 Mengkaji kembali dan merevisi rencana asuhan secara reguler, jika diperlukan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan Klien

17 Wat.Ns.2.PAK.17 Menjaga kelangsungan rencana asuhan yang terkini, akurat dan catatan terkait

2.2.4 Implementasi

18 Wat.Ns.2.PAK.18 Melaksanakan serangkaian prosedur, treatment dan intervensi yang berada dalam lingkup praktik keperawatan bagi Nurse dan sesuai standar asuhan keperawatan

19 Wat.Ns.2.PAK.19 Mendokumentasikan intervensi dan respon klien secara akurat dan tepat waktu

20 Wat.Ns.2.PAK.20 Merespon perubahan kondisi Klien yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat

21 Wat.Ns.2.PAK.21 Bertanggung jawab pengelolaan tim emergensi pada situasi gawat darurat/Bencana sesuai dengan standarPelayanan Keperawatan

2.2.5 Evaluasi

22 Wat.Ns.2.PAK.22 Memonitor dan menganalisis kemajuan perkembangan hasil asuhan secara akurat dan lengkap

23 Wat.Ns.2.PAK.23 Mengevaluasi kemajuan hasil asuhan terhadap pencapaian yang ditargetkan, dengan melibatkan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan/asuhan, serta anggota tim kesehatan lain

24 Wat.Ns.2.PAK.24 Menggunakan data evaluasi dari berbagai macam sumber untuk modifikasi rencana asuhan

2.2.6 Komunikasi Terapeutik-Hubungan Interpersonal

25 Wat.Ns.2.PAK.25 Mengkomunikasikan secara jelas, konsisten dan akurat informasi baik verbal, tertulis maupun elektronik, sesuai tanggung jawab profesionalnya (Wat.Ns.2.PAK.25)


(52)

Tabel 2.2 (Lanjutan) No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

26 Wat.Ns.2.PAK.26 Berinteraksi dengan cara menghargai dan menghormati budaya klien,keluarga, dan/atau pemberi pelayanan/asuhan dari berbagai latar belakang budaya (Wat.Ns.2.PAK.26)

27 Wat.Ns.2.PAK.27 Mengkomunikasikan dan berbagi informasi yang relevan, mencakup pandangan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan/asuhan dengan anggota tim kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian pelayanan/asuhan kesehatan.( Wat.Ns.2.PAK.27)

2.3 Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan

28 Wat.Ns.2.KM.28 Memberikan advokasi dan bertindak untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif

29 Wat.Ns.2.KM.29 Menyesuaikan pendekatan dan gaya kepemimpinan dalam situasi yang berbeda

30 Wat.Ns.2.KM.30 Menyelesaikan konflik dengan pendekatan manajemen Keperawatan serta memperhatikan perilaku organisasi 31 Wat.Ns.2.KM.31 Memberikan kontribusi untuk kepemimpinan tim

dengan memperkuat tujuan sehingga dapat meningkatkan sikap saling menghargai dan percaya diri diantara anggota tim

32 Wat.Ns.2.KM.32 Mengekpresikan pemikiran kepemimpinannya secara jelas dan mendukung harapan anggota tim lainnya

33 Wat.Ns.2.KM.33 Memprioritaskan tugas dan mengelola waktu secara efektif

34 Wat.Ns.2.KM.34 Memberikan kontribusi pada hasil review dan modifikasi kebijakan dan prosedure organisasi terbaru. 35 Wat.Ns.2.KM.35 Memberikan kontribusi terhadap pendidikan dan

pengembangan profesional pembimbing klinik dan sejawat di tempat kerja

36 Wat.Ns.2.KM.36 Berperan serta aktif memberikan evaluasi dan tindak lanjut kepada organisasi di lingkungan kerja

2.3.1 Pelayanan/asuhan Keperawatan Interprofesional

37 Wat.Ns.2.KM.37 Memahami dan menghargai peran, pengetahuan dan keterampilan anggota tim kesehatan yang berkaitan dengan tanggung jawabnya

38 Wat.Ns.2.KM.38 Berkolaborasi dengan tim sejawat, ataupun nakes lainnya guna meningkatkan kualitas Yankep


(53)

Tabel 2.2 (Lanjutan) No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

39 Wat.Ns.2.KM.39 Menggunakan pengetahuan tentang praktik kerja inter dan intra profesional yang efektif

40 Wat.Ns.2.KM.40 Memaparkan dan mendukung pandangan klien, keluarga, dan/atau pemberi pelayanan/asuhan selama pembuatan keputusan oleh tim inter professional

41 Wat.Ns.2.KM.41 Menerima rujukan untuk memastikan klien mendapatkan intervensi terbaik yang tersedia.

2.3.2 Delegasi-Supervisi 42 Wat.Ns.2.KM.42 **

43 Wat.Ns.2.KM.43 Memberikan dan atau menerima pendelegasian selama proses Pelayanan Asuhan Keperawatan

44 Wat.Ns.2.KM.44 Memonitor dan menggunakan serangkaian strategi pendukung termasuk precepting ketika pengawasan dan/atau monitoring asuhan didelegasikan

45 Wat.Ns.2.KM.45 Mempertahankan akuntabilitas dan tanggung jawab kepada Tim Pelayanan Asuhan Keperawatan

46 Wat.Ns.2.KM.46 Memberikan kontribusi terhadap pengembangan panduan dan kebijakan yang berkaitan dengan pendelegasian tanggung jawab klinik.

2.3.3. Keselamatan Lingkungan

47 Wat.Ns.2.KM.47 Menggunakan alat pengkajian yang tepat untuk mengidentifikasi risiko actual dan potensial terhadap keselamatan dan melaporkan kepada pihak yang berwenang.

48 Wat.Ns.2.KM.48 Mengambil tindakan segera dengan menggunakan strategi manajemen risiko, peningkatan kualitas untuk menciptakan dan menjaga lingkungan asuhan yang aman dan memenuhi peraturan nasional, persyaratan keselamatan dan kesehatan tempat kerja, serta kebijakan dan prosedur.

49 Wat.Ns.2.KM.49 Menjamin keamanan dan ketepatan penyimpanan, pemberian dan pencatatan bahan-bahan pengobatan. 50 Wat.Ns.2.KM.50 Memberikan obat, mencatat, mengkaji efek samping

dan mengukur dosis yang sesuai dengan resep yang ditetapkan.

51 Wat.Ns.2.KM.51 Memenuhi prosedur pencegahan infeksi dan mencegah terjadinya pelanggaran dalam praktik yang dilakukan para praktisi lain.


(54)

Tabel 2.2 (Lanjutan) No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

Ranah 3 Pengembangan Kualitas Personal &Profesional

3.1 Pengembangan Profesi

52 Wat.Ns.3.PP.52 Mengetahui tanggung jawab dan prosedur yang harus diikuti pada saat dinyatakan terjadi bencana

53 Wat.Ns.3.PP.53 Meningkatkan deseminasi, penggunaan, monitoring dan penelaahan standar profesi serta pedoman praktik terbaik 54 Wat.Ns.3.PP.54 Meningkatkan dan mempertahankan citra keperawatan

yang positif

55 Wat.Ns.3.PP.55 Bertindak sebagai role model bagi mahasiswa dan dalam tim pemberi asuhan

56 Wat.Ns.3.PP.56 Bertindak sebagai nara sumber bagi mahasiswa, anggota tim kesehatan lain dan masyarakat

57 Wat.Ns.3.PP.57 Melaksanakan penelitian dalam memberikan kontribusi pada pengembangan keperawatan dan menggunakan hasil penelitian sebagai alat untuk meningkatkan standar asuhan 58 Wat.Ns.3.PP.58 **

59 Wat.Ns.3.PK.59 Menganalisa lingkungan praktik dan literatur keperawatan untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) dan issu yang muncul

60 Wat.Ns.3.PK.60 Ikut serta dalam kegiatan advokasi melalui organisasi profesi untuk mempengaruhi kebijakan pelayanan/asuhan kesehatan

3.2 Peningkatan Kualitas

61 Wat.Ns.3.PB.61 Mengikuti pedoman praktik terbaik dan berdasarkan pembuktian (evidence-based) dalam melakukan praktik keperawatan.

62 Wat.Ns.3.PB.62 Bepartisipasi dalam kegiatan peningkatan kualitas dan penjaminan mutu.

3.3 Pendidikan Berkelanjutan

63 Wat.Ns.3.PB.63 Melakukan kajian secara teratur tentang praktik yang dilaksanakannya dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review

64 Wat.Ns.3.PB.64 Bertanggung jawab untuk belajar seumur hidup, pengembangan profesional dan meningkatkan kompetensi yang dimilikinya

65 Wat.Ns.3.PB.65 Belajar bersama orang lain untuk memberikan kontribusi terhadap pelayanan kesehatan


(55)

Tabel 2.3. Kompetensi Ners Spesialis No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

Ranah 1 : Praktik Professional, Legal dan Etis 1.1 Akuntabilitas

1 Wat.Sp.l.Ak.1 Menerima tanggung gugat dan tanggung jawab yang lebih besar terhadap keputusan, , tindakan profesional dan kompetensi lanjut sesuai dengan lingkup praktik, hukum/peraturan perundangan

1.2 Praktik Etis

2 Wat.Sp.l.PE.2 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia

3 Wat.Sp.l.PE.3 Menerapkan sikap menghormati hak privasi dan martabat klien

4 Wat.Sp.l.PE.4 Menerapkan sikap menghormati hak klien untuk memperoleh informasi, memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan & kesehatan yang diberikan

5 Wat.Sp.l.PE.5 Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sebagai seorang professional

1.3 Praktik Legal

6 Wat.Sp.l.PL.6 Melakukan praktik keperawatan profesional sesuai dengan peraturan perundangan termasuk area khusus praktik spesialis

Ranah 2 : Pemberian Asuhan &Manajemen 2.1 Prinsip Pemberian Asuhan

7 Wat.Sp.2.PAK.7 Menerapkan keterampilan berpikir kritis dan pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah serta pembuatan keputusan keperawatan dalam konteks pemberian asuhan keperawatan spesialis

2.2 Prinsip Asuhan

2.2.1 Promosi Kesehatan

8 Wat.Sp.2.PAK.8 Mengelola promosi kesehatan melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain kelompok masyarakat serta kelompok khusus tertentu untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat dalam area praktik spesialis


(56)

Tabel 2.3 (Lanjutan) No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

2.2.2 Pengkajian

9 Wat.Sp.2.PAK.9 Mengumpulkan data obyektif dan subyektif yang akurat dan relevan yang dibutuhkan untuk praktik di area khusus melalui pengkajian kesehatan dan keperawatan yang sistematik, mengajukan permintaan pemeriksaan dan prosedur diagnostik yang diperbolehkan dalam lingkup praktik spesialis dan peraturan perundangan

10 Wat.Sp.2.PAK.10 Mengorganisasikan, mensintesis, menganalisis, menerjemahkan data dari berbagai sumber untuk menegakkan diagnosis keperawatan dan menetapkan rencana asuhan

11 Wat.Sp.2.PAK.ll Berbagi temuan dan mendokumentasikan-nya secara akurat dan tepat waktu sesuai dengan standar profesi dan kebijakan organisasi

2.2.3 Perencanaan

12 Wat.Sp.2.PAK.12 Merumuskan rencana asuhan yang komprehensif dengan hasil asuhan yang teridentifikasi berdasarkan diagnosis keperawatan, hasil pengkajian keperawatan dan kesehatan, masukan dari anggota tim kesehatan lain, dan standar praktik keperawatan

13 Wat.Sp.2.PAK.13 Menetapkan prioritas asuhan melalui kolaborasi dengan pemberi asuhan lain dan klien

14 Wat.Sp.2.PAK.14 Melibatkan klien apabila memungkinkan, dalam rencana asuhan untuk menjamin klien mendapatkan informasi akurat, dapat dimengerti, sebagai dasar persetujuan asuhan yang diberikan

15 Wat.Sp.2.PAK.15 Melibatkan seorang penasehat apabila klien, keluarga atau pemberi asuhan meminta dukungan atau memiliki keterbatasan kemampuan dalam membuat keputusan, memberikan persetujuan, atau mengalami hambatan bahasa

16 Wat.Sp.2.PAK.16 Mengkaji kembali dan merevisi rencana asuhan secara reguler, apabila memungkinkan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan klien

17 Wat.Sp.2.PAK.17 Menjaga kelangsungan rencana asuhan yang terkini, akurat dan catatan terkait


(57)

Tabel 2.3 (Lanjutan) No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

2.2.4 Implementasi

18 Wat.Sp.2.PAK.18 Melaksanakan serangkaian prosedur, treatment dan intervensi yang berada dalam lingkup praktik spesialis dan sesuai dengan standar praktik keperawatan spesialis 19 Wat.Sp.2.PAK.19 Mendokumentasikan intervensi dan respon klien secara

akurat dan tepat waktu

20 Wat.Sp.2.PAK.20 Merespon situasi perubahan yang cepat atau yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat

21 Wat.Sp.2.PAK.21 Merespon situasi gawat darurat/ bencana secara cepat dan tepat, mengambil peran kepemimpinan dalam triage

dan koordinasi asuhan klien sesuai kebutuhan asuhan khusus

2.2.5. Evaluasi

22 Wat.Sp.2.PAK.22 Memonitor dan mendokumentasikan kemajuan hasil asuhan yang diharapkan secara akurat dan lengkap

23 Wat.Sp.2.PAK.23 Mengevaluasi kemajuan hasil asuhan terhadap pencapaian yang ditargetkan, dengan melibatkan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan, serta anggota tim kesehatan lain

24 Wat.Sp.2.PAK.24 Menggunakan data evaluasi untuk memodifikasi rencana asuhan

2.2.6 Komunikasi Terapetik - Hubungan Interpersonal

25 Wat.Sp.2.PAK.25 Mengkomunikasikan secara jelas, konsisten dan akurat informasi baik verbal, tertulis maupun elektronik, sesuai tanggung jawab profesionalnya

26 Wat.Sp.2.PAK.26 Berinteraksi dengan cara menghargai dan menghormati budaya klien, keluarga, dan/atau pemberi pelayanan dari berbagai latar belakang budaya

27 Wat.Sp.2.PAK.27 Mengkomunikasikan dan berbagi informasi yang relevan, mencakup pandangan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan dengan anggota tim kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan. 2.3 Kepemimpinan & Manajemen

28 Wat.Sp.2.KM.28 Memberikan advokasi dan berbertindak dalam rentang kendalinya untuk menciptakan lingkungan keja yang positif

29 Wat.Sp.2.KM.29 Menyesuaikan pendekatan dan gaya kepemimpinan dalam situasi khusus di area praktik spesialis


(1)

2.Analisis Pengaruh Kompetensi Perilaku dan Kinerja Perawat Pelaksana

Rawat Inap.

Kategori Kompetensi Perilaku dan Kategori Kinerja Perawat Pelaksana Rawat

Inap.

Crosstabulation

kinerkategori

Total sangat baik sangat baik sekali

kpkategori sangat baik Count 15 1 16

% within kpkategori 93.8% 6.3% 100.0% % within kinerkategori 78.9% 3.2% 32.0%

% of Total 30.0% 2.0% 32.0%

sangat baik sekali Count 4 30 34

% within kpkategori 11.8% 88.2% 100.0% % within kinerkategori 21.1% 96.8% 68.0%

% of Total 8.0% 60.0% 68.0%

Total Count 19 31 50

% within kpkategori 38.0% 62.0% 100.0% % within kinerkategori 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 38.0% 62.0% 100.0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 31.040a 1 .000

Continuity Correctionb 27.658 1 .000

Likelihood Ratio 34.295 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 30.419 1 .000

N of Valid Cases 50

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.08. b. Computed only for a 2x2 tabel


(2)

3.Analisis Pengaruh Kerjasama dan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap.

Kategori Kerjasama dan Kategori Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap.

Crosstabulation

kinerkategori

Total sangat baik sangat baik sekali

kskategori sangat baik Count 11 0 11

% within kskategori 100.0% .0% 100.0% % within kinerkategori 57.9% .0% 22.0%

% of Total 22.0% .0% 22.0%

sangat baik sekali Count 8 31 39

% within kskategori 20.5% 79.5% 100.0% % within kinerkategori 42.1% 100.0% 78.0%

% of Total 16.0% 62.0% 78.0%

Total Count 19 31 50

% within kskategori 38.0% 62.0% 100.0% % within kinerkategori 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 38.0% 62.0% 100.0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 23.009a 1 .000

Continuity Correctionb 19.759 1 .000

Likelihood Ratio 26.827 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 22.549 1 .000

N of Valid Cases 50

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.18. b. Computed only for a 2x2 tabel


(3)

4.Analisis Pengaruh Kepercayaan dan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap.

Kategori Kepercayaan dan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap.

Crosstabulation

keperkatagori * kinerkategori Crosstabulation kinerkategori

Total sangat baik sangat baik sekali

keperkatagori sangat baik Count 15 2 17

% within keperkatagori 88.2% 11.8% 100.0%

% within kinerkategori 78.9% 6.5% 34.0%

% of Total 30.0% 4.0% 34.0%

sangat baik sekali

Count 4 29 33

% within keperkatagori 12.1% 87.9% 100.0%

% within kinerkategori 21.1% 93.5% 66.0%

% of Total 8.0% 58.0% 66.0%

Total Count 19 31 50

% within keperkatagori 38.0% 62.0% 100.0% % within kinerkategori 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 38.0% 62.0% 100.0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 27.590a 1 .000

Continuity Correctionb 24.454 1 .000

Likelihood Ratio 29.715 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 27.038 1 .000

N of Valid Cases 50

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.46. b. Computed only for a 2x2 tabel


(4)

5.Analisis Pengaruh Kekompakan dan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap.

5. Kategori Kekompakan dan Kategori Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap.

Crosstabulalation

kekomkategori * kinerkategori Crosstabulation kinerkategori

Total sangat baik

sangat baik sekali

kekomkategori sangat baik Count 13 4 17

% within kekomkategori

76.5% 23.5% 100.0%

% within kinerkategori 68.4% 12.9% 34.0%

% of Total 26.0% 8.0% 34.0%

sangat baik sekali Count 6 27 33

% within kekomkategori

18.2% 81.8% 100.0%

% within kinerkategori 31.6% 87.1% 66.0%

% of Total 12.0% 54.0% 66.0%

Total Count 19 31 50

% within kekomkategori

38.0% 62.0% 100.0%

% within kinerkategori 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 38.0% 62.0% 100.0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 16.180a 1 .000

Continuity Correctionb 13.801 1 .000

Likelihood Ratio 16.563 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 15.857 1 .000

N of Valid Cases 50

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.46. b. Computed only for a 2x2 tabel


(5)

Lampiran 4

HASIL ANALISIS DATA MULTIVARIAT

Regression

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 kekomkategori, ktkategori, kpkategori, kskategori, keperkatagoria

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .802a .644 .603 .30886

a. Predictors: (Constant), kekomkategori, ktkategori, kpkategori, kskategori, keperkatagori

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.583 5 1.517 15.897 .000a

Residual 4.197 44 .095

Total 11.780 49

a. Predictors: (Constant), kekomkategori, ktkategori, kpkategori, kskategori, keperkatagori b. Dependent Variable: kinerkategori

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .484 .555 .872 .388

ktkategori .012 .174 .012 .072 .943

kpkategori .520 .214 .500 2.430 .019

kskategori .137 .229 .117 .598 .553

keperkatagori .272 .251 .265 1.081 .286

kekomkategori -.059 .165 -.058 -.358 .722


(6)

Lampiran 5. Bagan Organisasi Rumah Sakit Sri Pamela

Sumber : Kantor Tata Usaha/Personalia Rumah Sakit Sri Pamela (2014)

Manajer Ketua Komite Medik Kabid.Pelayanan Kasi Penunjang Medis -Ka.Laboratorium -Ka.Gizi -Ka.Radiologi -Ka.Rekam Medis -Ka .Farmasi Kabid.Keuangan Kasi SDM/Umum Kasi Keuangan/Akutansi Kepala Kerja Tata Usaha

-Petugas Admi Financil -Petugas tata Buku -Petugas Admi Pasien/Rontgen -Petugas Gudang Obat -Petugas Gudang Material

-Petugas Admi Anggaran

-Petugas Nota Tagihan -Petugaa Arsip -Petugas Informasi -Kasir Kepala Kerja Personalia Kepala Unit Diklat -Petugas admi diklat -Petugas asuransi -Petugas Keamana-Petuga s Admi Personalia -Petugas Admi Kependuduka n -Petugas Sekretaris Manajer Intl.Ra wat Inap Intl Farm asi Intl.G awat Darur at Intl.l aund ry Intl.Gi zi Intl. Raw at Inap Kasi Pelayanan Medis Kasi keperawatan