Pengembangan Profesi KerjaTim PENDAHULUAN

Tabel 2.3 Lanjutan No. Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi 52 Wat.Sp.2.KM.52 Mengidentifikasi dan merencanakan langkah-langkah khusus yang diperlukan untuk menangani klien di area praktik khusus dalam kondisi bencana. Ranah 3 : Pengembangan Professional, Personal Kualitas

3.1 Pengembangan Profesi

53 Wat.Sp.3.PP.53 Meningkatkan deseminasi, penggunaan, monitoring , penelaahan standar profesi spesialis dan pedoman praktik terbaik, serta berpartisipasi dalam mengembangkan dan menyesuaikan standar dalam kontek praktik 54 Wat.Sp.3. PP.54 Meningkatkan praktik keperawatan spesialis sebagai bagian esensial dari pemberian pelayanan kesehatan 55 Wat. Sp.3. PP.55 Bertindak sebagai model peran yang efektif bagi mahasiswa dan dalam tim pemberi asuhan 56 Wat.Sp.3.PP.56 Bertindak sebagai nara sumber di area spesialis bagi mahasiswa, anggota tim kesehatan lain, perencana kesehatan dan masyarakat 57 Wat.Sp.3.PP.57 Memberikan kontribusi dalam pengembangan pengetahuan dan praktik keperawatan klinis spesialis melalui identifikasi dan pelaksanaan penelitian sesuai kebutuhan 58 Wat.Sp.3.PP.58 Memberikan advokasi dan berpartisipasi untuk mendapatkan pengakuan pimpinan, hukum dan masyarakat terhadap kualifikasi spesialis, perlindungan hak sebagai perawai spesialis dan lingkup praktik terkait 59 Wat.Sp.3. PP.59 Mengamati lingkungan praktik dan literatur keperawatan spesialis untuk mengidentifikasi kecenderungan trend dan issu yang muncul 60 Wat.Sp.3. PP.60 Ikut serta dalam kegiatan advokasi melalui organisasi profesi untuk mempengaruhi kebijakan pelayanan kesehatan dan sosial serta pemberian pelayanan di area spesialisnya

3.2 Peningkatan Kualitas

61 Wat.Sp.3.PK.61 Menggunakan dan berkontribusi dalam penelitian untuk memperoleh pembuktian guna praktik yang aman, efektif dan efesien, di area spesialisasinya. 62 Wat. Sp.3. PK.62 Melakukan telaah secara sistematik untuk meningkatkan kepuasan dan hasil asuhan sesuai area spesialisnya. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3 Lanjutan No. Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi 3.3 Pendidikan Berkelanjutan 63 Wat.Sp.3.PB.63 Melakukan kajian secara teratur tentang praktik yang dilaksanakannya dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review 64 Wat.Sp.3.PB.64 Memikul tanggung jawab untuk belajar seumur hidup, pengembangan profesional dan mempertahankan kompetensi yang dimilikinya 65 Wat.Sp.3. PB.65 Berpartisipasi dalam proses belajar mengajar pada bidang keilmuan yang sama maupun multidisiplin Penjabaran Kompetensi Perawat AhliMadya dalam Pelaksanaan pada Asuhan Keperawatan : 1 Melakukan pengukuran tanda-tanda vital . 2 Melakukan tindakan kegawatdaruratan dalam rangka penyelamatan jiwa. 3 Melakukan tindakan keperawatan dalam upaya mempertahankan kelancaran jalan nafas . 4 Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen. 5 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah tuberkulosis . 6 Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan sirkulasi darah. 7 Melakukan asuhan keperawatan dalam upaya mempertahankan suhu tubuh . 8 Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit. 9 Melakukan pemberian obat secara aman dan tepat sesuai intruksi yang berwenang. Universitas Sumatera Utara 10 Melakukan asuhan keperawatan dalam pemberian darah secara aman. 11 Melakukan asuhan keperawatan terapi intravena sesuai intruksi yang berwenang. 12 Melakukan asuhan keperawatan dalam upaya pemeliharaaan akses insersi kateter periferal dan sentral. 13 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kardiovaskular. 14 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah syok. 15 Melakukan pemantauan parameter hemodinamik kepada Klien yang terpasang monitoring invasif hemodinamik. 16 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah edema serebral. 17 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah tekanan intra kranial. 18 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah metabolik. 19 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah hipoglikemi dan hiperglikemi. 20 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kanker. 21 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah persepsi, sensori, visual dan auditori 22 Melakukan asuhan keperawatan perioperatif. 23 Melakukan kesiapan tempat tidur sesuai dengan kebutuhan perawatan. 24 Melakukan asuhan keperawatan pre, intra dan post anastesi. 25 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah reaksi anafilaksis. 26 Melakukan asuhan keperawatan dalam upaya mengatasi masalah nyeri. Universitas Sumatera Utara 27 Melakukan asuhan keperawatan dalam upaya mempertahankan keutuhan Integritas kulit. 28 Melakukan asuhan keperawatan luka. 29 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah konstipasi. 30 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah diare. 31 Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi per oral . 32 Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi enteral. 33 Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urin. 34 Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi fekal. 35 Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan mobilisasi . 36 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah stress. 37 Melakukan asuhan keperawatan pencegahan terhadap kekerasan. 38 Melakukan asuhan keperawatan pencegahan bunuh diri. 39 Melakukan asuhan keperawatan upaya peningkatan konsep diri. 40 Melakukan asuhan keperawatan untuk menstimulasi pertumbuhandan perkembangan bayi dan anak. 41 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan bayi dan balita. 42 Melakukan asuhan keperawatan maternitas dan kesehatan perempuan. 43 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan imun. 44 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah HIVAIDS. 45 Melakukan asuhan keperawatan dengan prinsip keselamatan Klien. Universitas Sumatera Utara 46 Melakukan upaya pencegahan yang mengancam kondisi keselamatan dan keamanan melalui langkah-langkah precautionskewaspadaan yang tepat. 47 Melakukan program pengendalian infeksi nosokomial. 48 Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan lingkungan klien dan peralatan. 49 Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan diri. 50 Melakukan asuhan keperawatan untuk mempersiapkan klien dalam prosedur diagnostik dan penatalaksanaannya. 51 Melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakan teknologi informasi secara efektif dan tepat. 52 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah dimensia. 53 Melakukan tindakan keperawatan komplementer. 54 Melakukan asuhan keperawatan dengan memberdayakan potensi klien dan lingkungan terapi modalitas keperawatan. 55 Melakukan asuhan keperawatan pada masalah sosial, kultural dan spiritual. 56 Melakukan penerimaan klien baru untuk memfasilitasi kesinambungan pelayananasuhan. 57 Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan khusus. 58 Melakukan asuhan keperawatan pada kelompok khusus kesehatan sekolah, kesehatan kerja, lansia, lembaga pemasyarakatan, dll. Universitas Sumatera Utara 59 Melakukan masalah kesehatan di fasilitas pelayananasuhan keperawatan home care, nursing homeresidental health care, fasilitas pelayananasuhan kesehatan bergerak. 60 Melakukan asuhan keperawatan dalam menghadapi proses berduka. 61 Melakukan asuhan keperawatan menjelang dan sesudah kematian. 62 Melakukan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan. 63 Melakukan asuhan keperawatan melalui upaya promosi dan prevensi primer, sekunder dan tersier. 64 Melakukan surveillance untuk kepentingan asuhan keperawatan. 65 Melakukan imunisasi sesuai program pemerintah. 66 Melakukan penggunaan alat kontrasepsi sesuai program pemerintah. Perawat Ahli Madyamampu menguasai sain keperawatan dasar; melakukan asuhan keperawatan yang telah direncanakan secara terampil dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk memenuhi kebutuhan bio-psiko-sosio- spiritual secara holistik dan berdasarkan pada standar asuhan keperawatan, standar prosedur operasional; memperhatikan keselamatan pasien, rasa aman dan nyaman; mampu bekerjasama dengan tim keperawatan. Kompetensi perawat terdiri dari kompetensi teknis dan kompetensi perilaku. Agar seseorang memiliki kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya, dia harus memanfaatkan secara optimal kedua komponen utama kompetensi tersebut. Sehingga ia memiliki kompetensi yang sesuai dengan apa yang disyaratkan oleh pekerjaannya. Apabila dilihat kompetensi teknis atau kompetensi perilaku secara Universitas Sumatera Utara terpisah, dengan hanya memiliki salah satu kompetensi tersebut belumlah cukup bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan dengan prestasi yang luar biasa secara konsisten. Seseorang yang memiliki kompetensi teknis yang baik mampu mengerjakan suatu pekerjaan secara teknis, namun hal tersebut belum menjaminorang tersebut dapat berprestasi secara berkesinambungan, karena untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik orang juga mampu berinteraksi dengan lingkungan di sekitar pekerjaan tersebut Hutapea,2008.

2.2.1. Kompetensi Teknis

Kompetensi teknis adalah kompetensi yang berfokus pada pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan profesi yang dimiliki. Bila kompetensi teknis ini tidak dimiliki oleh karyawan maka pekerjaan tidak dapat dilakukan secara profesional. Selain kompetensi teknis yang dimiliki maka kompetensi perilaku harus juga dimiliki karyawan. karena seseorang yang memiliki kompetensi pengetahuan dan ketrampilan saja maka dia mampu melakukan pekerjaan . Kemampuan tersebut tidak termasuk kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, menerima tantangan kerja dan berperilaku produktif.

2.2.2. Kompetensi Perilaku

Perilaku yang digambarkan dalam kompetensi adalah perilaku kerja produktif bukan perilaku umum dan seseorang dapat memiliki dan memeragakan perilaku tersebut pada saat melaksanakan pekerjaan, dapat disimpulkan bahwa penerapan kompetensi perilaku tersebut sudah mencakup keseluruhan komponen Universitas Sumatera Utara utama kompetensi. Perilaku produktif di tempat kerja, seseorang harus memiliki kemampuan teknis untuk melaksanakan pekerjaannya. Apabila orang tersebut tidak mampu mengerjakan pekerjaannya secara teknis, maka akan megalami kendala untuk memeragakan kompetensi perilakunya. Sebagai contoh, perilaku berorientasi pada pencapaian hasil adalah sebuah kompetensi perilaku, yang berarti keinginan yang kuat untuk bekerja dengan baik atau berkompetensi untuk mencapai hasil dengan standar terbaik. Keinginan tersebut harus tercermin dalam perilakunya pada saat melaksanakan pekerjaannya. Kompetensi teknis dan kompetensi perilaku bagi perawat pada rumah sakit dituntut harus profesional. Dalam menentukan dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan diperlukan suatu alat ukur yaitu standar asuhan keperawatan SAK yang baku. Melalui surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 660MenkesSKXI1987, diperkuat SK Dirjen Yanmed No.YM.00.03.2.6.7637 tanggal 18 Agustus 1993 dan SK Depkes 1997 mulai diberlakukannya standar Asuhan Keperawatan sebagai proses asuhan keperawatan. Standar Asuhan Keperawatan terdiri atas 3 instrumen, yaitu instrumen A untuk menilai kelengkapan pendokumentasian Asuhan Keperawatan yang dilakukan perawat, instrumen B digunakan untuk menilai persepsi pasienkeluarga terhadap mutu asuhan keperawatan di Rumah Sakit dan Instrumen C digunakan untuk mengobservasi pelaksanaan kegiatan keperawatan yang sedang dilakukan perawat. Universitas Sumatera Utara Kewajiban moral pertama seorang perawat adalah menjadi praktisi yang kompeten.Kompetensi adalah prasyarat minimaluntuk menjadi seorang perawat.Kewajiban utama mahasiswa keperawatan dan praktisi pemula adalah mencapai tingkat kompetensi.Dalam hal ini kompetensiberkaitan dengan peran dan fungsi yang kemudian membentuk kompetensi dan tanggung jawab perawat. A. Peran Perawat Sesuai dengan hasil Lokakarya Nasional Keperawatan yang diadakan pada bulan Januari tahun 1983,peran perawat yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Pelaksana pelayanan keperawatan. Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan dari yang bersifat sederhana sampai yang paling kompleks kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 2. Pengelola dalam bidang keperawatan dan institusi pendidikan keperawatan Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan baik di masyarakat maupun didalam institusi dalam mengelola pelayanan keperawatan untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawat juga bekerja sebagai pengelola suatu sekolah atau program pendidikan keperawatan. 3. Pendidik dalam ilmu keperawatan. Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan bagi tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lain. 4. Peneliti dan Pengembang ilmu keperawatan. Perawat melakukan penelitian keperawatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan praktek profesi keperawatan, khususnya pelayanan keperawatan, pendidikan keperawatan Universitas Sumatera Utara dan administrasi keperawatan.Perawat juga menunjang pengembangan di bidang kesehatan dengan cara berperan serta dalam kegiatan penelitian kesehatan. Sesuai dengan tingkat pendidikan Perawat Kesehatan dan kemampuan yang diharapkan, maka diantara keempat peran tersebut diatas, perawat kesehatan melaksanakan dua peran yaitu : 1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan. Perawat Kesehatan memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masayarakatdengan masalah kesehatan yang sering terjadi diberbagai tatanan pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, posyandu, panti, dan sebagainya. 2. Sebagai perawat pengelola. Perawat kesehatan secara fungsional mengelola pelayanan keperawatan di rumah sakit dan puskesmas termasuk perlengkapan, peralatan, dan lingkungan tempat pelayanan kesehatankeperawatan. B. Fungsi Perawat 1. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan 2. Menyusun rencana asuhan keperawatan 3. Melaksanakan asuhan keperawatan 4. Melaksanakan dokumentasi keperawatan 5. Mengelola perawatan klien sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya Selain itu, menurut Ketua PPNI DKI Jakarta, Prayetni, SKp,M.Kep dalam sebuah seminar di Jakarta 22 November 2008, menyampaikan Dimensi kompetensi keperawatan ada lima yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Task Skill: Melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan standar yang diisyaratkan oleh industri atau tempat bekerja. 2. Task Management Skill: Membuat perencanaan serta mengorganisasi tugas tersebut. 3. Contingency Management Skill: Melakukan tindakan yang tepat atas suatu masalah. 4. Jobrole Environment Skills: Berperan serta dalam mengelola lingkungan pekerjaan. 5. TransferAdaptation skills: menerapkan keterampilan dan pengetahuan pada situasi yang baru.

2.3. KerjaTim

Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa kerja timmerupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim. Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng- tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan Universitas Sumatera Utara atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama. Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari Kerja Tim . Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya. Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim saling menyukai dan berusaha keras untuk mengembangkan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota tim. Kerja Tim merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan, selain itu ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki oleh anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat Kerja tim lebih menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun. Kerja Tim dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan individu-individu tersebut memiliki aturan Universitas Sumatera Utara dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam satu proyek, belum tentu merupakan sebuah Kerja Tim. Terlebih lagi jika kelompok tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya interaksi antar anggota kelompok. Beberapa isu di dalam tim : 1. Adanya tugas dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian tim. 2. Proses yang terjadi di dalam kerja timitu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan, proses interaksi di dalam team, dan lain-lain. Keuntungan pengambilan keputusan dalam tim : 1. Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team dalam pelaksanaanya. 2. Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja. Menurut Robert 2005, komponen kerja tim terdiri dari 3 tiga komponen yaitu : 1. Kerjasama Kerjasama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dlam tim kerja akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi sinergitas bagi individu- individu yang tergabung dalam tim kerja. Tanpa kerja sama yang baik tidak Universitas Sumatera Utara akan memunculkan ide-ide cemerlang. Keberhasilan suatu tim maupun individu sangat berpengaruh erat dengan kerjasama tim yang dibangun dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam kerja sama akan muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerja sama pada kerja tim adalah munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu yang tergabung dalam kerja tim. Individu dikatakan bekerja sama jika upaya- upaya dari setiap individu secara sistematis terintegrasi untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Semakin besar integritasnya semakin besar tingkat kerjasamanya. Menurut Kreitner dan Kinicki 2005, kerja sama memiliki 3 Tiga keunggulan yaitu : 1.Kerja sama lebih unggul dibandingkan dengan kompetisi dalam meningkatkan prestasi dan produktivitas. 2 Kerja sama lebih unggul dibandingkan upaya-upaya idividualistis dalam meningkatkan prestasi dan produktivitas. 3. Kerja sama tanpa kompetisi antar kelompok dapat meningkatkan prestasi dan produktivitas lebih tinggi dari pada kerja sama dengan kompetisi antar kelompok . Menurut Ilyas 2001, mengatakan bahwa ciri-ciri kerjasama dalam pencapaian kinerja perawat adalah : a. Berusaha mengetahui bidang tugas orang lain yang berkaitan erat dengan tugasnya sendiri. b. Dapat menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat orang lain secara cepat. Universitas Sumatera Utara c. Selalu menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan pendapat sendiri. d. Bersedia mempertimbangkan dan menerima pendapat orang lain. e. Mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain sesuai waktu dan bidang tugas yang ditetapkan. f. Bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah walaupun berbeda pendapat. 2. Kepercayaan Kepercayaan sangat kuat di dalam sebuah perusahaan, orang-orang tidak akan berbuat baik jika merekatidak percaya bahwa mereka akan diperlakukan secara adil. Satu-satunya cara yang diketahui untuk menciptakan kepercayaan semacam itu adalah dengan menyusun nilai-nilai dan kemudian melakukan apa yang telah dibicarakan. Anda harus mengerjakan apa yang anda katakan akan anda buat, secara konsisten, sepanjang waktu. Menurut Kreitner dan Kinicki 2005, ada beberapa cara untuk membangun dan menjaga kepercayaan, yaitu : 1Komunikasi, menjaga agar anggota tim dan para karyawan mendapatkan informasi dengan menjelaskan kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan serta memberikan umpan balik yang akurat. Berterus teranglah tentang masalah dan keterbatasan seseorang, katakan sebenarnya. 2. Dukungan, selalu bersedia dan mau didekati. Berikan bantuan, saran, nasehat dan dukungan untuk ide-ide anggota tim. 3. Rasa hormat, delegasi, dalam bentuk kewenangan pembuatan keputusan yang Universitas Sumatera Utara sebenarnya, merupakan ekspresi terpenting dari penghormatan manajerial. 4. Keadilan, cepat dalam memberikan pujian dan pengakuan kepada individu yang berhak mendapatkan. Pastikan semua penilaian dan evaluasi kinerja objektif dan tidak memihak 5. Dapat diprediksi, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, konsisten dan dapat diramalkan dalam masalah sehari-hari 6. Kompetensi, singkatkan kredibilitas anda dengan memperlihatkan pemahaman bisnis yang lain, kemampuan teknis, dan profesionalisme. 3. Kekompakan Kekompakan adalah sebuah proses dimana rasa kebersamaan muncul untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dan motif-motif individual. Mangkuprawira 2009 menyatakan bahwa “Kekompakan adalah tingkat solidaritas dan perasaan positif yang ada dalam diri seseorang terhadap kelompoknya”. Kekompakan kelompok bukanlah senjata rahasia dalam pencarian untuk peningkatan kinerja kelompok atau tim. Caranya agar berhasil adalah dengan menjaga agar ukuran kelompok-kelompok tugas tetap kecil, menyakinkan standar-standar kinerja dan sasaran-sasaran harus jelas dan dapat diterima, mencapai beberapa keberhasilan awal dan mengikuti petunjuk-petunjuk praktis. Tim kerja yang dipilih sendiri dimana orang-orang mengangkat teman satu timnya sendiri dan cara-cara sosial selepas kerja dapat merangsang kekompakan sosio-emosional. Membantu perkembangan kekompakan sosio-emosional perlu diseimbangkan dengan kekompakan tim. Jika sosio-emosional tidak disesuaikan Universitas Sumatera Utara dengan kekompakan tim, hal ini dapat mengganggu kinerja dan prestasi tim, yang pada akhirnya mengganggu prestasi-prestasiindividu. A. Manfaat dan Fungsi Teamwork Bekerja dalam bentuk tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat merubah sikap, perilaku dan nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota tim. Selain itu, bekerja dalam tim dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan, merundingkan dan bernegoisasi. 1. Manfaat Bekerja dalam Tim a Bagi Organisasi Tim - Meningkatkan produktivitas kerja. - Meningkatkan kualitas kerja. - Meningkatkan mentalitas kerja. - Meningkatkan kemajuan organisasi. b Bagi Anggota Tim - Tanggung jawab atas pekerjaan ditanggung bersama. - Sebagai media aktualisasi diri. - Stres atau beban kerja berkurang. 2. Tujuan Bekerja dalam Tim a Kesatuan Tujuan Setiap anggota tim memiliki kesamaan visi,misi dan program kerja. Universitas Sumatera Utara b Efisiensi Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara cepat,cermat dan tepat tanpa pemborosan dan kecerobohan. c Efektif Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki keterampilan yang memadai, memiliki komitmen, saling percaya, memiliki komunikasi yang baik, memiliki kemampuan bernegoisasi, dan memiliki kemampuan yang tepat. B. Tahap Perkembangan Teamwork Ada empat tahap perkembangan tim menurut Robert 2005, yaitu : 1. Undevelopment Tahap undevelopment ini adalah tahap yang paling sering dijumpai pada suatu organisasi. Salah satu ciri dari tahap ini adalah : a Terlihat sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka tidak bersepakat tentang bagaimana seharusnya mereka bekerja. Contohnya antara lain dalam rapat atau pertemuan lebih sering terjadi antrian lontaran gagasan dan bukan diskusi. b Tidak melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada tempatnya untuk membicarakan perasaan orang lain secara terbuka. Contohnya yaitu setiap orang sibuk dengan tugasnya masing-masing dan atasan yang membuat hampir semua keputusan. Universitas Sumatera Utara 2.Experimenting Tahap ini dimulai ketika tim secara bersungguh-sungguh mulai meninjau ulang metode operasional yang berlaku selama ini. Pada tahap Experimenting, tim berkemauan untuk melakukan eksperimen dan uji coba. Mereka berani menghadapi berbagai kemungkinan dengan memasuki daerah yang belum dikenal. 3.Consolidating Setelah berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim mulai memiliki kepercayaan diri, keterbukaan dan dipercaya untuk mencoba cara kerjanya. Biasanya tim akan memilih cara kerja yang lebih sistematik atau bermetode. 4.Mature Setelah mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka tersusunlah dasar bagi terbentuknya suatu tim yang matang. Keterbukaan, kepedulian dan peningkatan hubungan pribadi pada tahap 2 serta pendekatan yang sistematik dari tahap 3 merupakan modal dasar bagi terbentuknya tim yang benar-benar matang.

2.4. Landasan Teori