Pengaruh Kerjasama dengan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap Pengaruh Kepercayaan dengan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap

dan diamati namun mempunyai karakteristik mendasar yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan organisasi. Oleh karena itu untuk perbaikan efektivitas kerja maka terhadap pegawai harus dilakukan pembinaan. Pembinaan terhadap sikap attitude kerja pegawai dimaksudkan untuk merubah sikap seseorang terhadap persepsi mengenai dirinya dan mengenai pekerjaan yang dihadapinya Ardianto,2012.

5.4.3. Pengaruh Kerjasama dengan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap

Menurut Robbins 2001, suatu tim kerja menghasilkan sinergi positip melalui usaha yang terkoordinasi. Kerjasama tim yang baik menciptakan potensi bagi suatu organisasi untuk menghasilkan output yang lebih besar. Menurut Poerwopoespito dan Utomo 2000 kerjasama tim bermakna bukan sekedar bekerja bersama-sama namun kerjasama diantara dua potensi yang berbeda atau lebih, dengan beban, tanggung jawab dan fungsi yang berbeda dan hasilnya lebih dari sekedar penjumlahannya. Berdasarkan hasil uji analisis bahwa kerjasama tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap dibuktikan dengan hasil analisis regresi berganda nilai p = 0,553 atau lebih besardari uji chi square p 0,05 yang berarti bahwa penerapan kerjasama tim yang dikembangkan manajemen RS Sri Pamela tidak berpengaruh terhadap tingkat kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap . Hasil uji regresi ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Sambas 2008 yang menyatakan bahwa kerjasama tim berpengaruh terhadap tingkat kinerja pekerja.dan hasil penelitian Damanik 2007, yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh kerjasama terhadap motivasi berprestasi perawat di ruang rawat inap. Universitas Sumatera Utara Dukungan manajemen rumah sakit untuk menciptakan suasana kerjasama tim dapat dilakukan dengan : 1 Meningkatkan kerjasama sesama perawat, bisa dilakukan dengan membentuk suatu komite keperawatan di rumah sakit. Komite keperawatan dapat mengadakan pertemuan rutin antar perawat untuk membicarakan masalah keperawatan dan hal-hal yang berhubungan dengan keperawatan, misalnya etika perawat. 2 Mengaplikasikan budaya organisasi perusahaan ke dalam udaya organisasi rumah sakit, misalnya dengan membentuk gugus kendali mutu di rumah sakit yang akan meningkatkan kerjasama antar perawat, maupun dengan bagian lain yang terkait.

5.4.4. Pengaruh Kepercayaan dengan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap

Menurut Kreitner dan Kinicki 2005 , ada beberapa cara untuk membangun kepercayaan, yaitu : 1 Komunikasi, menjaga agar anggota tim dan para karyawan mendapatkan informasi dengan menjelaskan kebikan dan keputusan serta memberikan umpan balik yang akurat.2 Dukungan, selalu bersedia dan mau didekati.Berikan bantuan, saran, nasehat dan dukungan untuk ide-ide anggota tim. 3. Rasa hormat, delegasi, dalam bentuk kewenangan pembuatan keputusan yang sebenarnya, merupakan ekspresi terpenting dari penghormatan manajerial. 4. Keadilan, cepat dalam memberikan pujian dan pengakuan kepada individu yang berhak mendapatkan. 5. Dapat diprediksi, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, konsisten dan dapat diramalkan dalam masalah sehari-hari. 6. Kompetensi, singkatkan kredibilitas anda dengan memperlihatkan pemahaman bisnis yang lain, kemampuan teknis, dan profesionalisme. Universitas Sumatera Utara Hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa kepercayaan tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap dibuktikan dengan hasil analisis regresi berganda nilai p = 0,286 atau lebih besar dari uji chi square p 0,05. Hal ini berarti penerapan kepercayaan dalam tim di RS Sri Pamela tidak berpengaruh terhadap tingkat kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap. Hasil uji regresi ini tidak sama dengan penelitian Hutapea 2007 yang menyatakan hasil penelitian bahwa kepercayaan berpengaruh pada kinerja perawat pelaksana rawat inap di RSU Swadana daerah Tarutung. Kepercayaan sangat kuat di dalam sebuah perusahaan, orang-orang tidak akan berbuat terbaik jika mereka tidak percaya bahwa mereka akan diperlakukan secara adil, bahwa tak ada kronisme dan setiap orang memiliki sasaran yang nyata. Satu- satunya cara yang diketahui untuk menciptakan kepercayaan semacam itu adalah dengan menyusun nilai-nilai dan kemudian melakukan apa yang telah dibicarakan. Anda harus mengerjakan apa yang anda katakana akan anda buat, secara konsisten, sepanjang waktu. Menurut William 2000, bahwa “kepercayaan adalah keyakinan timbale balik pada niat dan perilaku orang lain”. Ketika melihat orang lain bertindak dengan cara-cara yang menyatakan bahwa mereka mempercayai kita, kita menjadi lebih cenderung ingin bertimbal balik dengan lebih mempercayai mereka. Sebaliknya, kita menjadi tidak mempercayai mereka yang tindakan-tindakannya tampak melanggar kepercayaan kita atau tidak mempercayai kita. Universitas Sumatera Utara

5.4.5. Pengaruh Kekompakan dengan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap