Kompetensi Teknis Kompetensi Perilaku

terpisah, dengan hanya memiliki salah satu kompetensi tersebut belumlah cukup bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan dengan prestasi yang luar biasa secara konsisten. Seseorang yang memiliki kompetensi teknis yang baik mampu mengerjakan suatu pekerjaan secara teknis, namun hal tersebut belum menjaminorang tersebut dapat berprestasi secara berkesinambungan, karena untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik orang juga mampu berinteraksi dengan lingkungan di sekitar pekerjaan tersebut Hutapea,2008.

2.2.1. Kompetensi Teknis

Kompetensi teknis adalah kompetensi yang berfokus pada pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan profesi yang dimiliki. Bila kompetensi teknis ini tidak dimiliki oleh karyawan maka pekerjaan tidak dapat dilakukan secara profesional. Selain kompetensi teknis yang dimiliki maka kompetensi perilaku harus juga dimiliki karyawan. karena seseorang yang memiliki kompetensi pengetahuan dan ketrampilan saja maka dia mampu melakukan pekerjaan . Kemampuan tersebut tidak termasuk kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, menerima tantangan kerja dan berperilaku produktif.

2.2.2. Kompetensi Perilaku

Perilaku yang digambarkan dalam kompetensi adalah perilaku kerja produktif bukan perilaku umum dan seseorang dapat memiliki dan memeragakan perilaku tersebut pada saat melaksanakan pekerjaan, dapat disimpulkan bahwa penerapan kompetensi perilaku tersebut sudah mencakup keseluruhan komponen Universitas Sumatera Utara utama kompetensi. Perilaku produktif di tempat kerja, seseorang harus memiliki kemampuan teknis untuk melaksanakan pekerjaannya. Apabila orang tersebut tidak mampu mengerjakan pekerjaannya secara teknis, maka akan megalami kendala untuk memeragakan kompetensi perilakunya. Sebagai contoh, perilaku berorientasi pada pencapaian hasil adalah sebuah kompetensi perilaku, yang berarti keinginan yang kuat untuk bekerja dengan baik atau berkompetensi untuk mencapai hasil dengan standar terbaik. Keinginan tersebut harus tercermin dalam perilakunya pada saat melaksanakan pekerjaannya. Kompetensi teknis dan kompetensi perilaku bagi perawat pada rumah sakit dituntut harus profesional. Dalam menentukan dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan diperlukan suatu alat ukur yaitu standar asuhan keperawatan SAK yang baku. Melalui surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 660MenkesSKXI1987, diperkuat SK Dirjen Yanmed No.YM.00.03.2.6.7637 tanggal 18 Agustus 1993 dan SK Depkes 1997 mulai diberlakukannya standar Asuhan Keperawatan sebagai proses asuhan keperawatan. Standar Asuhan Keperawatan terdiri atas 3 instrumen, yaitu instrumen A untuk menilai kelengkapan pendokumentasian Asuhan Keperawatan yang dilakukan perawat, instrumen B digunakan untuk menilai persepsi pasienkeluarga terhadap mutu asuhan keperawatan di Rumah Sakit dan Instrumen C digunakan untuk mengobservasi pelaksanaan kegiatan keperawatan yang sedang dilakukan perawat. Universitas Sumatera Utara Kewajiban moral pertama seorang perawat adalah menjadi praktisi yang kompeten.Kompetensi adalah prasyarat minimaluntuk menjadi seorang perawat.Kewajiban utama mahasiswa keperawatan dan praktisi pemula adalah mencapai tingkat kompetensi.Dalam hal ini kompetensiberkaitan dengan peran dan fungsi yang kemudian membentuk kompetensi dan tanggung jawab perawat. A. Peran Perawat Sesuai dengan hasil Lokakarya Nasional Keperawatan yang diadakan pada bulan Januari tahun 1983,peran perawat yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Pelaksana pelayanan keperawatan. Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan dari yang bersifat sederhana sampai yang paling kompleks kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 2. Pengelola dalam bidang keperawatan dan institusi pendidikan keperawatan Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan baik di masyarakat maupun didalam institusi dalam mengelola pelayanan keperawatan untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawat juga bekerja sebagai pengelola suatu sekolah atau program pendidikan keperawatan. 3. Pendidik dalam ilmu keperawatan. Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan bagi tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lain. 4. Peneliti dan Pengembang ilmu keperawatan. Perawat melakukan penelitian keperawatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan praktek profesi keperawatan, khususnya pelayanan keperawatan, pendidikan keperawatan Universitas Sumatera Utara dan administrasi keperawatan.Perawat juga menunjang pengembangan di bidang kesehatan dengan cara berperan serta dalam kegiatan penelitian kesehatan. Sesuai dengan tingkat pendidikan Perawat Kesehatan dan kemampuan yang diharapkan, maka diantara keempat peran tersebut diatas, perawat kesehatan melaksanakan dua peran yaitu : 1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan. Perawat Kesehatan memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masayarakatdengan masalah kesehatan yang sering terjadi diberbagai tatanan pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, posyandu, panti, dan sebagainya. 2. Sebagai perawat pengelola. Perawat kesehatan secara fungsional mengelola pelayanan keperawatan di rumah sakit dan puskesmas termasuk perlengkapan, peralatan, dan lingkungan tempat pelayanan kesehatankeperawatan. B. Fungsi Perawat 1. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan 2. Menyusun rencana asuhan keperawatan 3. Melaksanakan asuhan keperawatan 4. Melaksanakan dokumentasi keperawatan 5. Mengelola perawatan klien sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya Selain itu, menurut Ketua PPNI DKI Jakarta, Prayetni, SKp,M.Kep dalam sebuah seminar di Jakarta 22 November 2008, menyampaikan Dimensi kompetensi keperawatan ada lima yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Task Skill: Melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan standar yang diisyaratkan oleh industri atau tempat bekerja. 2. Task Management Skill: Membuat perencanaan serta mengorganisasi tugas tersebut. 3. Contingency Management Skill: Melakukan tindakan yang tepat atas suatu masalah. 4. Jobrole Environment Skills: Berperan serta dalam mengelola lingkungan pekerjaan. 5. TransferAdaptation skills: menerapkan keterampilan dan pengetahuan pada situasi yang baru.

2.3. KerjaTim