Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Hipotesis Praktik Etis Praktik Legal

sering berinteraksi dengan pasien. Dan dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya kerja sama antar timagar dapat memberikan pelayanan maksimal kepada pasien.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas disimpulkan yang menjadi masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh kompetensi perawat kompetensi teknis, kompetensi perilaku terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap RS Sri Pamela Tebing Tinggi. 2 .Bagaimana pengaruh kerja tim kerjasama, kepercayaan, kekompakan terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap di RS Sri Pamela Tebing Tinggi.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kompetensi perawat kompetensi teknis, kompetensi perilaku dan kerja tim kerjasama, kepercayaan, kekompakan terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap di RS Sri Pamela Tebing Tinggi.

1.4. Hipotesis

1. Ada pengaruh antara kompetensi perawat kompetensi teknis, Kompetensi perilaku terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap di RS Sri Pamela Tebing Tinggi. Universitas Sumatera Utara 2. Ada pengaruh antara kerja tim kerjasama, kepercayaan, kekompakan terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap di RS Sri Pamela Tebing Tinggi.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi manajemen rumah sakit yaitu mendapatkan informasi tentang kompetensi perawat kompetensi teknis, kompetensi perilaku dan kerja tim kerjasama, kepercayaan, kekompakan perawat pelaksana rawat inap RS Sri Pamela Tebing Tinggi. 2. Bagi peneliti adalah menambah wawasan dalam aplikasi keilmuan di bidang administrasi khususnya keperawatan RS Sri Pamela Tening Tinggi. 3. Bagi peneliti selanjutnya, secara ilmiah hasil penelitian ini diharapkan sebagai referensi Universitas Sumatera Utara BAB2 TINJAUANPUSTAKA 2.1. Kinerja Perawat Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjan yang bersangkutan dan Kinerja perawat yaitu prilaku kerja yang ditampilkan oleh seseorang yang didasari oleh motivasi dan prilaku seorang perawat As’ad,2004. Menurut Mangkunegara 2000 Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance Prestasi kerja atau prestasi sesunguhnya yang dicapai olehseseorang dan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Ilyas 2001 yang dimaksud dengan kinerja adalah penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi. Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu : 1. Kompetensi berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan tingkat kinerjanya; 2. Produktifitas adalah kompetensi tersebut diatas dapat diterjemahkan kedalam tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja Ilyas, 2001. 15 Universitas Sumatera Utara Mangkunegara 2000 menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja itu antara lain: 1 Faktor Kemampuan Secara psikologis kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan pendidikan. Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlianya. 2 Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan organisasi tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.Cleland 1997 seperti dikutip oleh Mangkunegara 2001, berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja kinerja dengan predikat terpuji. Menurut Sedarmayanti 2001 faktor-faktor yang memengaruhi kinerja adalah: 1 Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran shif work bekerja dalam suatu tim. 2 Tingkat ketrampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen dan supervisi serta ketrampilan dalam tehnik profesi. Universitas Sumatera Utara 3 Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan unit operasi. 4 Manajemen kinerja atau produktifitas yaitu manajemen yang efesien yaitu dengan cara mengenali serta menghormati dan menghargai dan melindungi karyawan untuk mencapai peningkatan prestasi kerja. 5 Efesien tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja 6 Kreatifitas dalam bekerja dan berada jalur yang benar dalam kerja

2.1.1. Penilaian Kinerja Perawat

Penilaian kinerja adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seseorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya dalam suatu organisasi melalui instrumen penilaian kinerja. Pada hakikatnya, penilaian kinerja merupakan suatu evaluasi terhadap penampilan kerja individu dengan membandingkan dengan standard baku penampilan. Menurut Hall, penilaian kinerja merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai kualitas kerja personel dan usaha untuk memperbaiki kerja personel dalam organisasi. Menurut Certo, penilaian kinerja adalah proses penelusuran kegiatan pribadi personel pada masa tertentu dan menilai hasil karya yang ditampilkan terhadap pencapaian sasaran sistem manajemen Ilyas, 2001. Pada dasarnya ada dua model penilaian kinerja: a. Penilaian sendiri Self Assessment Penilaian sendiri adalah pendekatan yang paling umum digunakan untuk mengukur dan memahami perbedaaan individu. Ada dua teori yang menyarankan Universitas Sumatera Utara peran sentral dari penilaian sendiri dalam memahami perilaku individu. Teori tersebut adalah teori kontrol dan interaksi simbolik. b. Penilaian 360 derajat 360 Degree Assessment Teknik ini akan memberikan data yang lebih baik dan dapat dipercaya karena dilakukan penilaian silang oleh bawahan, mitra dan atasan personel Data penilaian merupakan nilai kumulatif dari penilaian ketiga penilai. Hasil penilaian silang diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadi kerancuan, bila penilaian kinerja hanya dilakukan oleh personel sendiri saja Ilyas, 2001.

2.1.2. Prisip-prinsip Penilaian

Menurut Gilles 1996, untuk mengevaluasi bawahan secara tepat dan adil, maka manajer sebaiknya mengunakan prinsip- prinsip tertentu. 1. Evaluasi pekerjaan seharusnya didasarkan pada standart pelaksanan kerja orientasi tingkah laku untuk posisi yang ditempati Rommber, 1986 dikutip gillies 1996. karena diskripsi kerja dan standart dan pelaksanan kerja dilaksanakan ke pegawai selama orientasi sebagai tujuan yang harus dilaksanakan, pelaksanan kerja seharusnya dievaluasi berkenaan dengan sasaran yang sama. 2. Tingkah laku perawat yang persentatif sebaiknya diamati dalam rangka evaluasi pelaksanaan kerjanya. Penelitian harus diberikan untuk mengevaluasi tingkah laku umum atau tingkah laku konsistennya serta guna menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan. Universitas Sumatera Utara 3. Perawat sebaiknya diberi salinan kerjanya, standart pelaksanan kerja, dan bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang sebelum pertemuan evaluasi sehinga sebaiknya perawat maupun supervisior dapat mendiskusikan evaluasi dari kerangka yang sama. 4. Didalam melaksanakan penulisan pelaksanan penilaian kerja pegawai, manajer sebaiknya menunjukkan segi-segi dimana pelaksananya kerja itu bisa memuaskan dan perbaikan apa yang diperlukan. 5. Pertemuan evaluasi sebaiknya dilakukan pada waktu yang cocok bagi perawat dan manajer, diskusi evaluasi sebaiknya dilakukan dalam waktu yang cocok untuk keduanya.

2.1.3. Standar Penilaian Kinerja Perawat

Menurut Swanburg 1987 dalam Nursalam 2007, penilaian kinerjaadalah alat yang paling dapat dipercaya oleh manajer perawat dalammengontrol sumber daya manusia dan produktivitas. Proses penilaian kinerjadapat digunakan secara efektif dalam mengarahkan perilaku pegawai dalamrangka menghasilkan jasa keperawatan dalam kualitas dan volume yangtinggi. Perawat manajer dapat menggunakan proses apraisal kinerja untukmengatur arah kerja dalam memilih, bimbingan perencanaan karir, sertapemberian penghargaan kepada personal perawat yang kompeten.Standar praktik keperawatan telah disahkan oleh Menkes. RI dalam SKNo. 660MenkesSKIX1987yang kemudian diperbaharui dan disahkanberdasarkanSKDirjen.Yanmed.Depkes.RI No. YM.00.03.2.6.7637,tanggal18 Agustus 1993. Kemudian pada tahun 1996, Dewan Pimpinan Pusat PPNI menyusun Universitas Sumatera Utara standar praktek keperawatan yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan, yang meliputi: 1 Pengkajian, 2 Diagnosis keperawatan, 3 Perencanaan, 4 Implementasi dan 5 Evaluasi.

1. Standar I : Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Kriteria pengkajian keperawatan, meliputi : 1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan fisik, serta dari pemeriksaan penunjang. 2. Sumber data adalah pasien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis dan catatan lain. 3. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi : a. Status kesehatan pasien masa lalu b. Status kesehatan pasien saat ini c. Status biologis-psikologis-sosial-spritual d. Respons terhadap terapi e. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal f. Risiko-risiko tinggi masalah keperawatan 4. Kelengkapan data dasar mengandung unsur LARB lengkap, akurat, relevan dan baru Universitas Sumatera Utara

2. Standar II : Diagnosis Keperawatan

Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskandiagnosis keperawatan. Kriteria proses diagnosis keperawatanmeliputi : 1. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data,identifikasimasalah pasien, dan perumusan diagnosiskeperawatan. 2. Diagnosis keperawatan terdiri atas : masalah, penyebabdan tanda atau gejala, atau terdiri atas masalah danpenyebab. 3. Bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lainuntuk memvalidasi diagnosis keperawatan 4. Melakukan pengkajian ulang, dan merevisi diagnosisberdasarkan data terbaru

3. Standar III : Perencanaan Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untukmengatasimasalah dan meningkatkan kesehatan pasien. Kriteriaproses perencanaan keperawatan meliputi: 1. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah,tujuan dan rencana tindakan keperawatan. 2. Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencanatindakan keperawatan. 3. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi ataukebutuhan pasien. 4. Mendokumentasi rencana keperawatan.

4. Standar IV : Implementasi

Perawat mengimplementasikantindakan yang telah diidentifikasidalam rencana asuhan keperawatan. Kriteria proses tindakanimplementasi meliputi : 1. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaantindakankeperawatan. Universitas Sumatera Utara 2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain 3. Melakukantindakan keperawatan untuk mengatasikesehatan lain 4. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dankeluarga mengenai konsep, keterampilan asuhan diri sertamembantumemodifikasi lingkungan yang digunakan. 5. Mengkajiulang dan merevisi pelaksanaan tindakankeperawatan berdasarkan respons pasien.

5. Standar V : Evaluasi Keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap tindakankeperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar danperencanaan. Kriteria proses evaluasi keperawatan meliputi : 1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dariintervensisecara komprehensif, tepat waktu dan terus menerus. 2. Menggunakan data dasar dan respons pasien dalammengukur perkembangan ke arah pencapaian tujuan. 3. Memvalidasi danmenganalisis data baru dengan temansejawat. 4. Bekerjasama dengan pasien dan keluargauntukmemodifikasi rencana asuhan keperawatan. 5. Mendokumentasikan hasil evaluasi danmemodifikasiperencanaan. Dengan standar asuhan keperawatan tersebut,maka pelayanankeperawatan menjadi lebih terarah. Standar adalah pernyataan deskriftif mengenai tingkat penampilanyang diinginkan, kualitas struktur, proses, atauhasil yang dapat dinilai, Universitas Sumatera Utara dalam rangka untukmengevaluasi pelayanankeperawatan yang telah diberikan pada pasien Nursalam, 2007. 2.2.Kompetensi Perawat Kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu. Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi adalah kewenangan kekuasaanuntuk menentukan ataumemutuskan sesuatu hal.Kompetensimenurut UU No. 132003 tentang Ketenagakerjaan: pasal 1 10, “Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”. Kelompok kerja pengurus pusat persatuan perawat Nasional Indonesia PPNI di tahun 2012 merumuskan 12 Kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap Perawat Indonesia pada semua jenjang, mencakup; 1 Menerapkan prinsip etika dalam keperawatan 2 Melakukan komunikasi interpersonal dalam Asuhan keperawatan 3 Mewujudkan dan memelihara lingkungan keperawatan yang aman melalui jaminankualitas dan manajemen risiko patient safety 4 Menerapkan prinsip pengendalian dan pencegahan infeksi yang diperoleh dari RS 5 Melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah cedera pada Klien Universitas Sumatera Utara 6 Memfasilitasi kebutuhan oksigen 7 Memfasilitasi kebutuhan elektrolit dan cairan 8 Mengukur tanda-tanda vital 9 Menganalisis, menginterpertasikan dan mendokumentasikan data secara akurat 10 Melakukan perawatan luka 11 Memberikan obat dengan aman dan benar 12 Mengelola pemberian darah dengan aman Perawat adalah seseorang yang lulus pendidikan tinggi Keperawatan baik didalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah RI sesuai dengan peraturan perundangan dan telah disiapkan untuk memiliki kompetensi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia serta teregistrasi. Perawat terdiri dari Perawat Ahli Madya, Ners dan Ners spesialis.Perawat Ahli Madya adalah perawat yang telah menyelesaikan Pendidikan Jenjang Diploma Tiga D III Keperawatan.Ners adalah Perawat profesional yang telah menyelesaikan pendidikan profesi. dalam bidang keperawatan umum dan memiliki kemampuan sebagai perawat profesional jenjang pertama first professional degree. Ners spesialis adalah Perawat yang telah menyelesaikan pendidikanSpesialis Keperawatan. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Kompetensi Perawat Ahli Madya No. Kode Unit Judul Unit Komptensi Ranah 1 Praktik Profesional, Legal, Etis dan Peka Budaya 1.1 Akuntabilitas 1 Wat.PV.1.Ak.1 Menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan profesional sesuai dengan lingkup praktik, dan hukumperaturan perundangan

1.2 Praktik Etis

2 Wat.PV.1.PE.2 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia 3 Wat.PV.1.PE.3 Menerapkan sikap menghormati hak privasi dan martabat klien 4 Wat.PV.1.PE.4 Menerapkan sikap menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan kesehatan yang diberikan, 5 Wat.PV.1.PE.5 Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sebagai seorang perawat Ahli Madya Kep

1.3 Praktik Legal

6 Wat.PV.1.PL.6 Melakukan praktik keperawatan sesuai Kewenangan perawat ahli madya dengan peraturan perundangan Ranah 2 Pemberian Asuhan dan Manajemen Keperawatan 2.1 Prinsip Pemberian Asuhan 7 Wat.PV.2.PAK.7 Mampu menggunakan metode penyelesaian masalah sebagai pedoman dalam praktik 2.2 Prinsip Asuhan 2.2.1 Promosi Kesehatan