BAB IV AGRESI MILITER BELANDA DAN BUBARNYA NEGARA SUMATERA
TIMUR
4.1 Agresi Militer Belanda
Kedatangan Pasukan Belanda ke Kota Medan
Sebelum dilaksanakannya Persetujuan Linggarjati, sudah terlebih dahulu diadakan perundingan-perundinganyang mengarah ke perjanjian tersebut. Sementara
itu dalam rangka hasil perundingan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Belanda kearah penandatanganan Persetujuan Linggarjati, diambil suatu keputusan
bahwa akan berlaku penghentian tembak-menembak cease fire di seluruh Indonesia
Universitas Sumatera Utara
yang akan berlaku mulai tanggal 15 Februari 1947 tepat pukul 12 malam.
33
Untuk memperkuat kedudukan Belanda di Indonesia melalui sekutu, dibentuklah Allied Military for Civil Affair Brandh AMACAB yang bertugas
mengatur pengembalian urusan pemerintahan kepada Belanda Perundingan seperti ini sudah sering dilakukan tetapi pertempuran masih tetap saja
ada. Sebelum berlakunya perundingan gencatan senjata, bangsa Indonesia melakukan operasi untuk merebut pos pertahanan Belanda.
Di Kota Medan operasi ini dipimpin oleh Mayor Hasan Achmad dan Mayor Martinus Lubis dengan nama Operasi 15 Februari 1947. Operasi ini tidak berhasil
karena beberapa faktor diantaranya persenjataan yang kurang memadai serta komunikasi yang kurang terkoordinasi. Dalam operasi tersebut, salah seorang
pemimpinnya wafat yaitu Mayor Martinus Lubis. Melihat situasi yang selalu berperang, akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan
melalui meja perundingan, sehingga tanggal 27 Maret 1947 ditandatangani Perjanjian Linggarjati yang salah satu isinya yaitu pengakuan dari Belanda atas kekuasaan
Indonesia terhadap Jawa, Sumatera dan Madura.
34
33
Laiku Sailangit dkk, Op. cit., hlm. 241.
34
Syahnan, Dari Medan Area Ke Pedalaman Dan Kembali Ke Kota Medan, Medan: Dinas Sejarah Kodam – IIBB, 1982, hlm. 62.
. Pihak Republik menyaingi dengan menyatukan komando, sementara Belanda semakin berusaha untuk
dapat menjajah kembali Indonesia dengan membentuk negara boneka. Setelah merasa
Universitas Sumatera Utara
siap, Belanda melancarkan Agresi Militer Belanda yang pertama pada tanggal 21 Juli 1947. Hal ini merupakan pelanggaran terhadap isi Perjanjian Linggarjati dengan
melaksanakan serangan serentak terhadap semua pertahanan RI baik melalui udara, laut dan darat. Untuk daerah Medan sendiri tembakan dilancarkan ke seluruh
penjuru, namun oleh pihak Belanda, agresi ini dikatakan sebagai tindakan polisionil untuk mengamankan situasi.
Kedatangan Pasukan Belanda ke Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Kedatangan Pasukan Belanda ke Kota Medan
Kedatangan Pasukan Belanda ke Kota Medan menuju Binjai
Universitas Sumatera Utara
Dua hari setelah Agresi Militer Belanda, pasukan Republik Indonesia membalas serangan tersebut sampai dengan tanggal 4 Agustus sehingga terjadi
pertempuran yang terus menerus karena adanya aksi balasan. Namun pertempuran tersebut dimenangkan oleh Belanda karena Belanda dapat menguasai beberapa kota
seperti: Medan, Pancur Batu, Tanjung Morawa, dan sebagainya. Poh An Tui turut berperan membantu Belanda dalam merebut kota-kota di Medan
35
Berbagai upaya dilakukan Belanda agar Indonesia hancur dan jatuh ketangan Belanda. Upaya tersebut malah semakin mengangkat nama Indonesia dimata dunia
internasional dan perselisihan antara Indonesia dengan Belanda menjadi perhatian PBB. Respon PBB terhadap masalah ini adalah dengan membentu Komisi Tiga
Negara KTN dengan anggotanya adalah: Belgia, Australia, dan Amerika Serikat. Salah satu hasil kerja dari KTN tersebut adalah mengadakan perjanjian antara
. Persatuan Sumatera Timur PST yang sudah berdiri sejak tahun 1938 dan
Siap Sedia SS pada masa pendudukan Jepang adalah perkumpulan yang memberikan perhatian pada kepentingan sosial ekonomi penduduk “asli” Sumatera
Timut. Organisasi ini merupakan cikal bakal berdirinya Negara Sumatera Timur NST setelah Agresi Militer Belanda I. Belanda menyetujui pembentukan NST ini
dengan maksud kekuata republik akan terbagi – bagi dan dengan sendirinya akan mudah untuk dikuasai.
35
Tiomsi Sitorus, Ibid, hlm. 38.
Universitas Sumatera Utara
Indonesia dengan Belanda, perjanjian yang dimaksud adalah Perjanjian Renville yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948.
Setelah Perjanjian Renville, pada tanggal 7 Februari 1948 dikeluarkan sebuah ketetapan yang isinya adalah supaya pasukan RI yang berada di kantong-kantong di
Tanah karo, Langkat, Deli Serdang, Asahan dan Simalungun serta sekitar Kota Medan supaya meninggalkan daerah tersebut dalam tempo 2 x 24 jam
36
. Sebenarnya Perjanjian Renville merugikan Indonesia karena semakin mempersempit wilayah
Indonesia, tetapi persetujuan tetap diterima dengan pertimbangan secara diplomasi masalah dapat diatasi. Diharapkan dengan ditandatanganinya perjanjian ini tidak akan
ada lagi pertempuran. Sementara yang terjadi di republik adanya perpecahan ditubuh TNI, kesempatan ini digunakan Belanda untuk mempersiapkan terhadap Indonesia.
Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer ke duanya yang berhasil menduduki ibukota RI serta menawan pemimpinnya, sehingga
dibentuklah Pemerintah Darurat Republik Indonesia PDRI di Bukit Tinggi atas inisiatif Mr. Syarifuddin Prawiranegara. Republik menanggapi agresi ini dengan
memberikan perlawanan sehingga sampai awal tahun 1949, masih banyak pertempuran yang terjadi di seluruh Indonesia.
36
B. Ar. Pulungan, Perjuangan Menegakkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia di Sumatera Utara Jilid II, Medan: Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara, hlm. 137.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Negara Sumatera Timur NST Melebur Menjadi Negara Kesatuan