BAB V PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Foto adalah penyikap sejarah, kehadiran visual yang melahirkan teks-teks baru dalam kehidupan.Fotografer menjadi penanda keberadaan foto dan teks pada
suatu tempat dan menjadi bukti bahwa mereka ingin masuk dalam lingkaran hermeneutik.Kini, rekaman itu dapat dibaca kembali, menjadi bermakna bila ditarik
ke masa kini, mereka pernah ada dalam dunia sebagai penggambar realitas.Kontribusi mereka dalam bentuk karya fotografi telah terbukti.Sebagai fotografer, mereka ingin
mengabarkan kepada dunia bahwa kehadirannya dapat menjembatani peta perjalanan sejarah dalam menapaki dialog peradaban baru.
Sumber visual sebagai salah satu kekayaan sumber sejarah merupakan jenis sumber yang masih sangat jarang digunakan sebagai media rekonstruksi sebuah
sejarah.Peningkatan penggunaan sumber visual, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dari waktu ke waktu tampak demikian deras seiring dengan perkembangan
teknologi informasi.Sumber visual yang dihasilkan pun tidak hanya sebatas gambar tidak bergerak foto tetapi juga berupa gambar bergerak film.
Universitas Sumatera Utara
Sejarah visual pada dasarnya bisa dipahami dalam dua pengertian besar.Pertama, sejarah visual sebagai sumber sejarah.Kedua, sejarah visual sebagai
hasil dari rekonstruksi sejarah. Kota Medan rentang tahun 1945-1950 sedang menghadapi masa-masa pergolakan dalam menyelenggarakan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia, sama halnya seperti kota-kota lain di Indonesia. Nilai Informasi dari sebuah foto yang bisa penulis sampaikan dalam pembahasan ini
adalah : a
Foto dapat merekam peristiwa atau kejadian untuk pemberitaan, bahan bukti dan pelengkap pemberitaan. Kumpulan daripadanya yang disusun selektif dan
kronologis dapat merupakan penggambaran fakta dan dokumentasi dalam sejarah.
b Foto tentang sesuatu atau keadaan setempat dapat merupakan apresiasi budaya
yang membimbing rasa melestarikan sejarah. c
Foto dapat menerangkan detail suatu benda untuk keperluan studi ilmiah. d
Foto dapat merekam subyektifitas pandangan sekaligus sebagai usaha eksperimental dalam bidang sejarah.
Perlu dikemukakan di sini, bagaimanapun bentuk rekonstruksi yang akandilahirkan, sejarah visual haruslah menyajikan timeline atau storyline secara
visualtentang berbagai dinamika atau perubahan yang terjadi.Timeline atau storyline tersebuttentu harus tersaji secara diakronik. Penyajian timeline atau storyline dalam
sejarah dengan konstruk sejarah visual bisa dipastikan akan menjadikan sejarah lebihmenarik, lebih mudah dipahami dan lebih provokatif untuk
Universitas Sumatera Utara
memancingkeingintahuan orang dalam memahami sejarah. Bila itu mampu disajikantentu akan menjadi sebuah revolusi besar dalam konteks penyajian sejarah,
daritulisan menjadi visual, dari media kertas bergerak ke media film. Sumber visual sebagai salah satu kekayaan sumber sejarah merupakan
jenissumber yang masih sangat jarang digunakan sebagai media rekonstruksi sejarah seni.Padahal, realitas memperlihatkan betapa peningkatan sumber visual, baik
secarakuantitatif maupun kualitatif, dari waktu ke waktu tampak demikian deras seiringdengan perkembangan teknologi informasi.Sumber visual yang dihasilkan pun
tidakhanya sebatas gambar tidak bergerak tetapi juga berupa gambar bergerak. Di sisi lain,realitas juga memperlihatkan betapa peningkatan sumber tertulis di atas
mediakertas semakin hari tampak semakin berkurang. Hal ini berkorelasi dengan semakinberkurangnya tradisi tulis di atas media
kertas.Dengan kenyataan tersebut, secaraeksplisit terlihat betapa perhatian terhadap keberadaan dan penggunaan sumbervisual sebagai sumber penulisan sejarah, perlu
segera ditingkatkan.Representasi dari peningkatan tersebut adalah melaluipengayaan konstruksi sejarah visual dalam penulisan sejarah seni.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Sejarah visual pada dasarnya bisa dipahami dalam dua pengertian besar.Pertama, sejarah visual sebagai sumber sejarah.Kedua, sejarah visual sebagai
hasilrekonstruksi sejarah. Dalam pengertian pertama, sejarah visual merupakan sebuahkegiatan atau proses pengumpulan sumber sejarah dalam bentuk visual, yakni
berupawawancara dengan para pelaku sejarah yang direkam secara visual dalam bentukgambar bergerak. Sejarah visual dalam bentuk pertama ini sekaligus menjadi
salahsatu bentuk sumber visual dalam ilmu sejarah. Di luar itu, sumber visual dapatberbentuk gambar tidak bergerak, seperti foto dan lukisan, ataupun gambar
bergeraklainnya, seperti rekaman peristiwa dalam bentuk visual, baik yang dibuat secarapribadi atau kelompok, sengaja atau tidak sengaja, ataupun yang dibuat oleh
berbagai televisi swasta maupun pemerintah.
Dalam pengertian kedua, sejarah visual merupakan hasil rekonstruksi sejarahyang berbasiskan pada penggunaan sumber-sumber visual atau menjadikan
sumbervisual sebagai sumber utama dalam rekonstruksi sejarah. Dengan pengertian sepertiini, maka karya sejarah yang berkonstruk sejarah visual secara substansial akan
kayadengan gambar, baik bergerak maupun tidak bergerak, serta atau kaya akandeskripsi dan analisis yang berbasiskan fakta visual.
Universitas Sumatera Utara
5. 2 Saran