4.3 Peranan Sumber Visual Fotografi Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan di Kota Medan Tahun 1945-1950
Realitas memperlihatkan, sebagaimana karya-karya kategori sejarah lainnya, seperti sejarah politik, sejarah sosial, sejarah kebudayaan dan sejarah ekonomi, karya-
karya sejarah pada umumnya masih menjadikan sumber tertulis sebagai sumber utama penulisan atau bahkan sumber satu-satunya dalam merekonstruksi sejarah.
Dengan demikian karya sejarah lebih banyak lahir dalam bentuk konvensional, sebagaimana yang dapat dilihat dewasa ini, yakni karya sejarah yang
secara substansial didominasi oleh deskripsi atau narasi yang bersifat tertulis.Padahal, kenyataan memperlihatkan bahwa sumber-sumber yang dapat digunakan untuk
merekonstruksi sejarah seni tidak hanya berupa sumber tertulis tetapi juga sumber benda, sumber lisan, dan sumber visual.Bahkan, keberadaan sumber visual semakin
hari tampak semakin mendominasi sumber sejarah untuk kepentingan rekonstruksi sejarah.Disadari atau tidak, saat ini pun manusia modern tengah memasuki era yang
dinamakan era kebudayaan nirkertas atau
paperless culture.
Foto dapat merekam peristiwa atau kejadian untuk pemberitaan, bahan bukti dan pelengkap pemberitaan.Kumpulan daripadanya yang disusun selektif dan
kronologis dapat merupakan penggambaran fakta dan dokumentasi dalam sejarah.Foto juga dapat menjadi sarana propaganda yang dapat menaikkan nilai
semangat seseorang atau bahkan menurunkan bahkan menghilangkan semangat itu sendiri. Pada era perang kemerdekaan foto juga berperan penting dalam proses
Universitas Sumatera Utara
Indonesia mencapai kemerdekaannya. Pada masa itu khususnya di Kota Medan, foto- foto sebuah peristiwa telah banyak bercerita dan dinikmati masyarakat yang diperoleh
melalui pemberitaan oleh para jurnalis. Dalam banyak kesempatan, terlepas dari kondisi ekonomi dan langkanya para
penjual dan pemilik kamera foto, tetapi warisan dari foto tersebut masih bisa dinikmati sampai pada masa sekarang ini.dapat dibayangkan bagaimana foto-foto
yang kita nikmati sekarang menjadi propaganda perjuangan pada masa itu. Contoh kasus yang sangat sederhana ketika kita melihat foto pembacaan naskah proklamasi
di Kota Medan tepatnya dilapangan Esplanade lapangan Merdeka sekarang. Maka akan timbul banyak pertanyaan di benak orang yang melihat foto tersebut. Bisa kita
pastikan akan ada respon bahkan reaksi yang timbul setelah melihatnya. Demikianlah peranan foto dalam masa perjuangan kemerdekaan khususnya di Kota Medan.
Foto-foto yang menggambarkan etos perjuangan kemerdekaan banyak nilai- nilai jurnalistiknya.Peran fotojurnalistik dalam menceritakan kejadian atau peristiwa
yang berlangsung sejak kemerdekaan tidak pernah absen dalam perjuangan. Pers surat kabar dan jurnalis foto masa revolusi merupakan kekuatan bangsa dalam
memberikan sarana yang meneriakkan perjuangan melalui berita-beritanya.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Fotografi Sebagai Sumber Informasi Perjuangan Kemerdekaan