Prosedur Analisa Data Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan Penelitian

4. Prosedur Analisa Data

Data yang diperoleh dari pendekatan kualitatif adalah berupa kata-kata. Untuk itu perlu melakukan analisis data. Beberapa tahapan dalam menganalisis data kualitatif menurut Poerwandari 2009, yaitu : a. Koding Koding adalah proses membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan mensistemasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan dengan lengkap gambaran tentang topik yang dipelajari. Semua peneliti kualitatif menganggap tahap koding sebagai tahap yang penting, meskipun peneliti yang satu dengan peneliti yang lain memberikan usulan prosedur yang tidak sepenuhnya sama. Pada akhirnya, penelitilah yang berhak dan bertanggung jawab memilih cara koding yang dianggapnya paling efektif bagi data yang diperolehnya Poerwandari, 2009. b. Organisasi Data Highlen dan Finley dalam Poerwandari, 2009 menyatakan bahwa organisasi data yang sistematis memungkinkan peneliti untuk : 1. Memperoleh data yang baik 2. Mendokumentasikan analisis yang dilakukan 3. Menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian. Universitas Sumatera Utara Hal-hal yang penting untuk disimpan dan diorganisasikan adalah data mentah catatan lapangan dan hasil rekaman, data yang sudah diproses sebagiannya transkrip wawancara, data yang sudah ditandaidibubuhi kode-kode khusus dan dokumentasi umum yang kronologis mengenai pengumpulan data dan langkah analisis. c. Analisis Tematik Penggunaan analisis tematik memungkinkan peneliti menemukan “pola” yang pihak lain tidak bisa melihatnya secara jelas. Pola atau tema tersebut tampil seolah secara acak dalam tumpukan informasi yang tersedia. Analisis tematik merupakan proses mengkode informasi, yang dapat menghasilkan daftar tema, model tema, atau indikator yang kompleks, kualifikasi yang biasanya terkait dengan tema itu atau hal-hal di antara gabungan dari yang telah disebutkan. Tema tersebut secara minimal dapat mendeskripsikan fenomena dan secara maksimal memungkinkan interpretasi fenomena. d. Tahapan Interpretasi Analisis Kvale dalam Poerwandari, 2009 menyatakan bahwa interpretasi mengacu pada upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam. Ada tiga tingkatan konteks interpretasi yang diajukan Kvale dalam Poerwandari, 2009, yaitu : pertama, konteks interpretasi pemahaman diri self understanding terjadi bila peneliti berusaha memformulasikan dalam bentuk yang lebih padat condensed apa yang oleh subjek penelitian sendiri dipahami sebagai makna dari pernyataan-pernyataannya. Universitas Sumatera Utara Interpretasi tidak dilihat dari sudut pandang peneliti, melainkan dikembalikan pada pemahaman diri subjek penelitian, dilihat dari sudut pandang dan pengertian subjek penelitian tersebut. Kedua, konteks interpretasi pemahaman biasa yang kritis criticial common sense understanding terjadi bila peneliti berpijak lebih jauh dari pemahaman diri subjek penelitiannya. Peneliti mungkin akan menggunakan kerangka pemahaman yang lebih luas daripada kerangka pemahaman subjek, bersifat kritis terhadap apa yang dikatakan subjek, baik dengan memfokuskan pada isi pernyataan maupun pada subyek yang membuat pernyataan. Meski demikian semua itu tetap dapat ditempatkan dalam konteks penalaran umum, peneliti mencoba mengambil posisi sebagai masyarakat umum dalam mana subjek penelitian berada. Ketiga, konteks interpretasi pemahaman teoritis adalah konteks paling konseptual. Pada tingkat ketiga ini, kerangka teoritis tertentu digunakan untuk memahami pernyataan-pernyataan yang ada, sehingga dapat mengatasi konteks pemahaman diri subjek ataupun penalaran umum. e. Pengujian Terhadap Dugaan Dugaan adalah kesimpulan sementara. Dengan mempelajari data kita mengembangkan dugaan-dugaan yang juga merupakan kesimpulan- kesimpulan sementara. Dugaan yang dikembangkan tersebut juga harus dipertajam dan diuji ketepatannya. Begitu tema-tema dan pola-pola muncul dari data, untuk meyakini temuannya, selain mencoba untuk terus menajamkan tema dan pola yang ditemukan, peneliti juga perlu mencari Universitas Sumatera Utara data yang memberikan gambaran berbeda dari pola-pola yang muncul tersebut. Hal ini berkaitan erat dengan upaya mencari penjelasan yang berbeda-beda mengenai data yang sama. Berbagai perspektif harus disesuaikan untuk memungkinkan keluasan analisis serta mengecek bias- bias yang tidak disadari oleh peneliti. Universitas Sumatera Utara 41

BAB IV ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

Pada bab ini, hasil wawancara yang telah dianalisa peneliti akan diuraikan dalam bentuk narasi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam memahami bagaimana gambaran Stage of Dying pada pasien Guillain Barre Syindrome GBS. Data yang tela h dikoding diberi kode BWnbnh.n. “W” merupakan wawancara yang telah dilakukan, “B” mewakili responden, “b” merupakan baris dari verbatim wawancara,” h” merupakan halaman dari verbatim wawancara, dan “n” merupakan jumlah. Tabel 1. Deskripsi Data Responden Identitas Responden Responden Nama M Vivi Usia 28 Tahun Pendidikan S1 Akuntansi Urutan kelahiran Anak ke-enam dari tujuh bersaudara Jenis kelamin Perempuan Universitas Sumatera Utara