hanya bisa pasrah dan terus berjuang untuk sembuh selagi masih diberikan Tuhan kesempatan untuk hidup.
“[...], cuma di saat kita benar-benar lemah kali kan, aku nggak bisa ngapa- ngapain lagi loh, kalau dibiarkan aku di sini sampai besok aku akan tetap
disini, nggak bisa aku bangkit sendiri ya kan, ya gimana tadi ya, pastilah kita memikirkan kematian tapi apa yang bisa kita lakukan kan dek selain
berjuang dan berpasrah kan
” BW.6b.2311-2339h.86-87
Beberapa pasien dengan penyakit yang sama atau mirip dengan yang dialami Vivi telah menghadap kematian terlebih dahulu, padahal jika
dibandingkan dengan tingkat keparahan penyakit, penyakit Vivilah yang lebih parah dibandingkan mereka. Hal ini juga membuat Vivi bertanya kepada Tuhan
mengapa dia sangat lama dipanggil Tuhan dan merasa iri dengan mereka yang terlebih dahulu menghadap kematian karena menurut Vivi Tuhan lebih sayang
kepada mereka yang lebih dahulu menghadap kematin. “[...], bertanya juga Tuhan maunya apa sih kalau memang, kadang iri juga
sih dek sama teman-temanku yang sama sakitnya bahkan ada yang lebih parah dari aku yang di rumah sakit E terus ada juga katanya kan yang
meninggal di rumah sakit AM yang terakhir ini, kadang iri juga, is Tuhan sayang kali rupanya sama orang itu ya atau Tuhan apanya maksudnya
kenapa aku yang lebih parah dari mereka masih aku yang bertahan hidup
” BW.9b.3135-3151h.111-112
5. Acceptance
Meskipun saat ini kondisi Vivi masih dalam keaadaan sakit, Vivi berharap bahwa suatu saat nanti dia akan sembuh. Dukungan, semangat, doa, serta
perkembangan kondisi kesehatan yang dialami oleh Vivi membuat dia termotivasi untuk terus menjalani pengobatan dengan semangat dan bisa sembuh. Kata-kata
motivasi yang didapatkan Vivi baik dari media sosial maupun dari orang-orang
Universitas Sumatera Utara
disekitarnya membuat Vivi meyakini bahwa tidak selamanya Vivi akan terus berada dalam kondisi sakit.
“Seiring jalan sih, terus banyak orang yang besuk banyak orang yang ngasi semangat
.” BW.9b.3096-3101h.110
Vivi mengatakan bahwa kematian adalah suatu kejadian dalam kehidupan yang kita semua pasti alami. Bagi Vivi kematian merupakan bagian dari
kehidupannya, ketika Tuhan memanggilnya saat ini dia sudah siap. Kondisi kesehatan Vivi memang tidak bisa diprediksi kadang stabil kadang tidak, namun
hal itu tidak membuat Vivi menyerah dengan kondisinya. Vivi lebih banyak berserah diri kepada Tuhan, dia menerima apapun yang menjadi rencana Tuhan
dalam hidupnya. Vivi bersyukur sampai saat ini Tuhan masih mengijinkannya menjalani kehidupan dan memanfaatkan waktu yang Tuhan beri untuk kegiatan
yang bisa membuatnya lebih baik. Jika tahun-tahun pertama Vivi tidak siap dengan kematian saat ini Vivi siap kapanpun dipanggil Tuhan.
“Lebih karena siap sih dek, lebih banyak berdoa dari yang dulu. [...], terus lebih banyak membaca bagaimana Tuhan itu sebenarnya
.” BW.9b.3108-3116h.110-111
“Yah, nikmatilah sekarang, apapun yang terjadi sekarang kan sakit senangnya kan enggak lama, enggak kekal di dunia ini. Ya sudah apa yang
Tuhan berikan kita lakukan seperti apa yang Ia mau. Kita tetap berpasrah kepada Dia, tetap berusaha, eee, kalau sakit berusaha untuk sehat,
kalaupun Tuhan enggak mengijinkan kita sehat secepatnya nantikan sehat.
” BW.9b.3198-3204h.113
Universitas Sumatera Utara
62
Gambar 2. Gambaran Stage of Dying pasien
stage of dying Kubler Ross berdinamika, tidak semua pasien mengalami semua tahapan secara berurutan.
Bagi responden kematian adalah suatu hal yang menyeramkan Responden tidak siap mati, bagi responden hidupnya belum bisa
menjadi teladan dalam kebaikan dan masih banyak melakukan dosa Pada fase ini responden mengalami takut akan kematian, sedih, dan
pernah down dengan kondisinya Responden mendapat mimpi yang dimaknai sebagai pertanda belum
waktunya dia mati.
Responden bertanya mengapa hal ini terjadi pada dia dan keluarganya.
Bertanya kepada Tuhan mengapa dia yang mengalami penyakit ini. Responden tidak terima jika dia yang hidup sehat mengalami
penyakit ini GBS merupakan penyakit yang baru diketahui baik bagi keluarga
maupun responden sendiri dan responden bertanya mengapa bukan penyakit lain yang mereka ketahui yang diderita responden
Responden sedih dan pernah berontak dikarenakan kondisinya yang belum bisa bergerak
Stage of
Dying
Terkena GBS tiga hari setelah wisuda, koma selama 5 hari dan dirawat di
ICU selama 6 bulan Seluruh ubuh Vivi mengalami
kelumpuhan, sistem pencernaan, sistem pernapasan tidak berfungsi
dengan baik dan belum mampu bicara Pernah dirawat di rumah
Denial
Mei 2011 -
November 2011
Anger
2012 Setelah sebulan kesadarannya pulih, responden mengalami stress, ketakutan
dan panik yang berlebihan karena menyadari bahwa dia mengalami sakit parah yang bisa mengakibatkan kematian dan dia tidak mampu
menggerakkan tubuhnya sedikitpun Responden sering menangis karena tidak mampu berbicara, sulit melakukan
komunikasi dengan orang disekitarnya hal ini terkadang membuat orang disekitarnya marah kepadanya
Sedih ketika responden melakukan sesuatu harus dengan bantuan orang lain Kondisi Vivi dengan penyakit GBS
Mengalami sesak dan belum mampu menggerakkan angota tubuhnya
Melakukan aktivitas di tempat tidur dan dengan bantuan orang lain
Beberapa kali pindah rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
63
Gambar 2. Gambaran Stage of Dying pasien
stage of dying Kubler Ross berdinamika, tidak semua pasien mengalami semua tahapan secara berurutan.
Stage of
Dying
Responden bertanya kepada Tuhan mengapa lama sekali ia dipanggil olehNya
Jika Tuhan memang menginginkan responden sembuh mengapa hingga saat ini belum sembuh juga
Teman responden lebih dulu dipanggiil Tuhan padahal penyakitnya lebih ringan dibandingkan dengan responden, hal ini membuat
responden berpikir bahwa Tuhan tidak sayang kepadanya
Depression
Oktober 2014
Hingga tahun ke-empat perkembangan kesehatan responden masih seperti tahun ke- tiga diasakit hal ini membuatnya sedih. Banyak pengobatan yang telah dilakukan
olehnya dan dengan biaya yang tidak sedikit membuat dia ingin segera dipanggil Tuhan.
Dukungan semangat yang terus diberikan oleh orang disekitar responden terkadang tidak mampu membangkitkan semangatnya untuk terus berusaha sembuh
Walalupun sudah mengikuti saran dokter, tetap melakukan pengobatan namun tidak ada perubahan signifikan terhadap kesehatan responden hingga tahun ke-empat
responden sakit Setelah tiga tahun sakit responden
dapat mengangkat tubuhnya Mulai dapat berjalan dengan tongkat
Makan dengan tangan sendiri Sesak jika terlalu banyak bicara
Kondisi Vivi dengan penyakit GBS
Kondisi fisik ke arah yang lebih baik membuat responden menyadari bahwa ada kesempatan baginya untuk bisa sembuh
Responden berjanji jika kelak sembuh akan melakukan kebaikan, seperti kegiatan sosial, mengunjungi orang sakit, berdoa untuk orang sakit
Jika sembuh responden ingin membuat grup untuk orang dengan penyakit yang sama dengan dia
Melakukan pelayanan dan lebih mendekatkan diri dengan Tuhan Melanjutkan sekolahnya
Orang disekitar responden meyakinkan kepadanya bahwa dia pasti sembuh Setelah tiga tahun dengan kondisi sakit akhirnya responden mampu
menggerakkan tubuhnya, dapat berjalan, makan sendiri walaupun masih dengan bantuan orang lain, hal ini membuat responden sangat bersukacita
Semangat responden semakin bertambah setelah adanya perkembangan kesehatan yang dialaminya
Bargaining
2012 -
2014
Anger
Mengalami infeksi saluran kemih dan menjalani operasi
Fisik melemah dan melakukan aktivitas di tempat tidur
Sementara waktu tidak melakukan fisioterapi
Universitas Sumatera Utara
64
Gambar 2. Gambaran Stage of Dying pasien
stage of dying Kubler Ross berdinamika, tidak semua pasien mengalami semua tahapan secara berurutan.
Mampu berjalan dengan bantuan tongkat
Dirawat di rumah sakit Tetap menjalani fisioterapi
Melakukan aktivitas dengan
dibantu oleh orang lain Kondisi responden dengan
penyakit GBS
Stage of
Dying
Acceptance
November 2014-
sekarang Responden menerima kematiannya sendiri dan siap dipanggil Tuhan
kapanpun Bagi responden kematian bukanlah suatu hal yang menyeramkan
Responden akan terus berjuang untuk sembuh hingga saatnya Tuhan memanggillnya
Mensyukuri hidup yang masih diberikan Tuhan kepada responden membuat dia masih bertahan hingga saat ini
Spiritualitas yang semakin berkualitas membantu responden memahami bahwa kematian bukan dari akhir kehidupan
Menanamkan dalam hati dan pikiran bahwa suatu saat responden pasti sembuh dan
Menyemangati diri sendiri bahwa responden kuat dan sanggup menjalani kehidupannya saat ini
Depression
Universitas Sumatera Utara
D. PEMBAHASAN