2.2.3.4 Sulfonamida
Sulfonamida dahulu digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih tetapi banyak strain E.coli yang resisten. Sulfadiazin misalnya diabsorpsi dengan baik
setelah pemberian secara oral. Efek samping paling sering adalah reaksi alergi dan meliputi ruam kulit. Trimetoprim diabsorpsi dengan baik secara oral dan efektif pada
sebagian besar pasien dengan infeksi saluran kemih.
14
Gambar 3. Obat antimikroba yang menghambat sintesis protein: amninoglikosida,tetrasiklin, makrolida dan kloramfenikol.
14
2.2.3.5 Makrolida
Makrolida digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh mikroba gram- positif yang resisten terhadap penisilin atau tetrasiklin. Pada pasien yang alergi
terhadap penisilin dapat digunakan eritromisin sebagai obat alternatif. Antibiotik makrolida meliputi eritromisin, klaritromisin dan azitromisin.
16
Makrolida memiliki spektrum antimikroba yang sama dengan benzilpenisilin yaitu spektrum sempit dan
biasanya diberikan secara oral. Namun, makrolida efektif melawan beberapa organisme yang tidak umum dan diindikasikan spesifik pada Mycoplasma
pneumonia.
14
1. Eritromisin Eritromisin aktif terhadap sebagian mikroba aerob gram-positif dan aerob
gram negatif tetapi tidak efektif pada mikroba anaerob yang terdapat pada infeksi gigi seperti bacteroides. Eritromisin biasanya bakteriostatik dan menyebabkan
gangguan sintesis protein. Eritromisin tidak efektif terhadap infeksi yang disebabkan oleh mikroba anaerob obligat yang terlibat dalam beberapa infeksi gigi sehingga
eritromisin merupakan pilihan kedua obat antibiotik pada infeksi gigi anaerob setelah penisilin.
1
2. Klaritromisin dan Azitromisin Klaritromisin dan azitromisin merupakan azalida yang struktur kimianya
mirip eritromisin.Seperti eritromisin, kedua-keduanya aktif terhadap stafilokok dan streptokok. Bakteri yang resisten terhadap eritromisin juga resisten terhadap
klaritromisin dan azitromisin.
9
2.2.3.6 Linkosamida