BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Infeksi
Infeksi mikroba terjadi apabila mikroba mampu melewati barrier mukosa atau kulit  lalu  menembus  jaringan  tubuh.  Pada  dasarnya,  tubuh  akan  melawan  mikroba
dengan respon imun yang dimiliki, tetapi bila  mikroba berkembang biak lebih cepat daripada  aktivitas  respon  imun  maka  akan  terjadi  penyakit  infeksi  yang  disertai
dengan  tanda-tanda  inflamasi.  Infeksi  yang  salah  satunya  terjadi  adalah  infeksi dibidang  kedokteran  gigi  yaitu  infeksi  gigi.  Salah  satu  terapi  yang  dilakukan  adalah
dengan pemberian antibiotik.
8
2.2 Antibiotik
Era  modern  antimikroba  dimulai  pada  tahun  1935  dengan  ditemukannya sulfonamida.  Pada  tahun  1940,  didapatkan  bahwa  penisilin  yang  ditemukan  pada
tahun  1929,  dapat  menjadi  substansi  terapeutik  yang  efektif.  Setelah  25  tahun kemudian,  ditemukan  hasil  penelitian  mengenai  agen  kemoterapi  terutama  yang
berpusat  pada  zat-zat  yang  berasal  dari  mikroba  yang  disebut  antibiotik.    Isolasi, konsentrasi,  pemurnian,  dan  produksi  massal  penisilin  diikuti  oleh  penemuan
streptomisin, tetrasiklin, kloramfenikol dan banyak agen lainnya.
9
2.2.1 Definisi Antibiotik
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi yang dapat  menghambat  mikroba  jenis  lain.
2
Antibiotik  dapat  didefinisikan  sebagai  agen farmakologis  yang  selektif  membunuh  atau  menghambat  pertumbuhan  sel  mikroba.
Antibiotik ada yang bersifat bakteriostatik atau bakterisida. Bakteriostatik adalah zat antibiotik yang bersifat mencegah replikasi lebih lanjut dari mikroba yang bergantung
pada  sistem  imunitas  tubuh  untuk  membersihkan  infeksi,  sedangkan  bakterisida merupakan zat antibiotik yang bersifat membunuh mikroba.
10
2.2.2 Mekanisme Kerja dan Aktivitas 2.2.2.1 Prinsip Kerja
Antibiotik  diklasifikasikan  berdasarkan  mekanisme  kerjanya yaitu,
menghambat  sintesis  atau  merusak  dinding  sel  mikroba,  memodifikasi  atau menghambat  sintesis  protein,  mengganggu  keutuhan  membran  sel  mikroba  dan
mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat. Berdasarkan sasaran tindakan antibiotik terhadap mikroba maka antibiotik dapat dikelompokkan menjadi beberapa
golongan yaitu:
9
1. Antibiotik yang merusak dinding sel mikroba Mikroba  memiliki  lapisan  luar  yang  kaku,  yaitu  dinding  sel  yang
mempertahankan  bentuk  dan  ukuran  mikroorganisme.  Dinding  sel  mempertahankan bentuk  dan  ukuran  mikroorganisme  yang  memiliki  tekanan  osmotik  internal  tinggi.
Kerusakan  pada  dinding  sel  dapat  menyebabkan  lisis  sel.  Dalam  suatu  lingkungan hipertonik,  kerusakan  pada  dinding  sel  akan  menyebabkan  terbentuknya  bakteri
berbentuk sferis, protoplas atau sferoplas tersebut dibatasi oleh membran sitoplasma yang rapuh. Contoh agen-agen yang bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel
adalah penisilin, sefalosporin, vankomisin dan sikloserin.
9
2.  Antibiotik yang memodifikasi atau menghambat sintesis protein Bakteri dan sel mamalia memiliki ribosom yang berbeda dari segi subunit tipe
ribosom,  susunan  kimia  dan  spesifikasi  fungsional.  Hal  ini  dapat  menjelaskan mengapa  obat  antimikroba  dapat  menghambat  sintesis  protein  pada  ribosom  bakteri
tanpa  menyebabkan  efek  yang  signifikan  pada  ribosom  mamalia.  Pada  sintesis protein mikroba yang normal, pesan mRNA “dibaca” secara simultan oleh beberapa
ribosom  yang  membentang  di  sepanjang  rantai  mRNA.  Susunan  ribosom  tersebut dinamakan  polisom.Contoh  obat  yang  bekerja  dengan  menghambat  sintesis  protein
adalah  eritromisin,  linkomisin,  tetrasiklin,  glisilsiklin,  aminoglikosida  dan kloramfenikol.
9
3. Antibiotik mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat Contoh  obat-obatan  yang  bekerja  menghambat  sintesis  asam  nukleat  adalah
golongan  kuinolon,  pirimetamin,  rifampin,  sulfonamida,  trimetoprim  dan
trimetreksat. Rifampin menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat kuat polimerase RNA bergantung-DNA DNA-dependent RNA polymerase milik bakteri.
Dengan  demikian,  rifampin  menghambat  sintesis  RNA  bakterial.  Semua  kuinolon dan fluorokuinolon menghambat sintesis DNA mikroba dengan cara menyekat DNA
girase.  P-aminobenzoic  acid  PABA  merupakan  metabolit  esensial  bagi  banyak mikroorganisme.
PABA  berperan  dalam  sintesis  asam  folat,  suatu  prekursor  penting  bagi sintesis  asam  nukleat.  Sulfonamida  merupakan  analog  struktural  PABA  yang
menghambat dihidroptereroat sintetase. Sulfonamida dapat masuk ke reaksi tersebut menggantikan  PABA  dan  bersaing  memperebutkan  sisi  aktif  enzim.  Akibatnya
terbentuk  analog  asam  folat  yang  nonfungsional  sehingga  pertumbuhan  bakteri terhambat.
9
4. Antibiotik yang menghambat fungsi membran sel Sitoplasma  pada  semua  sel  hidup  dibungkus  oleh  membran  sitoplasma  yang
berperan  melakukan  fungsi  transportasi  aktif  dan  mengatur  komposisi  internal  sel. Jika integritas fungsional membran sitoplasma terganggu, makromolekul dan ion-ion
akan  keluar  dari  sel,  dan  kemudian  terjadi  kerusakan  atau  kematian  sel.  Sejumlah antibiotik  secara  spesifik  menggangu  fungsi  biosintesis  membran  sitoplasma
misalnya asam nalidiksat, polimiksin.
9
2.2.2.2 Aktivitas dan Spektrum
1. Agen Antimikrobial Beberapa  obat  bakteriostatik  dapat  berubah  menjadi  bakterisida  pada
konsentrasi tinggi. Hal ini tergantung kepada konsentrasi tempat yang terinfeksi dan juga organisme penyebab tertentu.
11
Bakterisida ialah antibiotik yang mempengaruhi pembentukan  dinding  sel  atau  permeabilitas  yang  membunuh  mikroorganisme
sedangkan  bakteriostatik  hanya  menghambat  pertumbuhan  mikroorganisme  atau menganggu proses multiplikasi mikroba.
1
Antibiotik  yang  termasuk  golongan  bakterisida  antara  lain  penisilin, sefalosporin,  aminoglikosida,  kotrimoksazol,  rifampisin,  isoniazid  dan  lain-lain
sedangkan  antibiotik  yang  memiliki  sifat  bakteriostatik  antara  lain:  sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, klindamisin, dan lain-
lain.
1
2. Berdasarkan Spektrum  kerja Spektrum  kerja  bermaksud  nilai  aktivitas  sesuatu  obat.  Berdasarkan
perbedaan  sifat  spektrum  kerjanya,  antibiotik  dibagi  dua  yaitu  antibiotik  spektrum sempit dan spektrum luas.
1
Antibiotik berspektrum sempit efektif melawan satu jenis organisme. Contohnya penisilin dan eritomisin dipakai untuk mengobati infeksi yang
disebabkan oleh bakteri gram positif.
12
Antibiotik  berspektrum  luas  seperti  tetrasiklin  dan  sefalosporin  efektif terhadap  organism  baik  gram  positif  maupun  gram  negatif.  Karena  antibiotik
berspektrum  sempit  bersifat  selektif,  maka  obat-obat  ini  lebih  aktif  dalam  melawan organism tunggal tersebut daripada antibiotik berspektrum luas. Antibiotik spektrum
luas  seringkali  dipakai    untuk  mengobati  infeksi  dimana  mikroorganisme  yang menyerang belum diidentifikasi pembiakan dan sensifitas.
12
2.2.3 Klasifikasi Antibiotik
Antibiotik  digunakan  untuk  mengobati  berbagai  jenis  infeksi  akibat  kuman atau  sebagai  prevensi  infeksi  misalnya  pembedahan  besar.  Secara  profilaksis  juga
diberikan pada pasien dengan sendi dan klep jantung buatan, juga sebelum dilakukan pencabutan  gigi.  Antibiotik  terbagi  kepada  beberapa  golongan  yaitu;  B-laktam,
tetrasiklin,  sulfonamid,  kuinolon,  nitroimidazol,  kloramfenikol,  aminoglikosida, makrolida dan linkosamid,
13,14
2.2.3.1 Antibiotik β-laktam
Antibiotik  ini  dibagi  kepada  kelompok  penisilin  dan  sefalosporin.  Antibiotik
β-laktam  mempunyai  struktur  yang  mengandung  cincin  beta-laktam  yang  dapat
menghambat sintesis sel dinding suatu mikroorganisme.
15,16
Mereka bertindak dengan menghalang sintesis dinding sel dengan langkah-langkah berikut:
1  mengikat  obat  pada  enzim  tertentu  yang  terletak  dalam  sistoplasmik  membran mikroba
2 penghambatan reaksi transpeptida pada rantai linear peptidoglikan dari dinding sel 3 pengaktifan enzim autolitik yang menyebabkan lesi di dinding sel mikroba.
15
Gambar 1. Obat antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel: penisilin, sefalosporin dan vankomisin
14
1.  Penisilin Benzilpenisilin adalah antibiotik yang mempunyai spektrum sempit melawan
organisme  gram  positif.  Benzilpensilin  labil  dalam  asam  sehingga  absorpsinya oralnya buruk. Benzilpenisilin diberikan melalui suntikan intramuskular, tetapi dosis
besar  menyebabkan  nyeri  dan  diberikan  secara  intravena.  Fenoksimetilpenisilin mempunyai  spektrum  yang  sama  dengan  benzilpenisilin,  tetapi  kurang  aktif.
Fenoksimetilpenisilin stabil dalam asam dan diberikan secara oral tetapi absorpsinya bervariasi dan hanya berguna untuk organisme yang sensitif, dimana kerja cepat tidak
diperlukan.
14
a   Penisilin spektrum luas Penisilin ini dipakai baik untuk mengobati gram positif maupun gram negatif.
Contoh-contoh  dari  kelompok  ini  adalah  amoksisilin,  ampisilin.  Amoksisilin  adalah derivat pensilin  yang paling sering diresepkan untuk orang dewasa dan anak-anak.
12
Ampisilin  dan  amoksisilin  aktif  melawan  bakteri  gram  positif  yang  tidak menghasilkan B-laktamase, dan karena obat tersebut berdifusi ke dalam bakteri gram
negatif lebih mudah daripada benzilpenisilin. Untuk pemberian oral, amoksisilin merupakan obat pilihan karena di absorpsi
lebih  baik  daripada  ampisilin,  yang  seharusnya  diberikan  paraentral.
14
Amoksisilin sering  dipakai  karena  frekuensi  pemakaian  obat  lebih  rendah  yaitu  3  kali  sehari
berbanding  ampisilin  4  kali  sehari.  Amoksisilin  dan  ampisilin  menghasilkan  reaksi hipersensitivitas yang mana ampisilin lebih sering menimbulkan alergi.
1
Dalam  menangani  endokarditis  bakteri  sebagai  antibiotik  profilaksis, amoksisilin  merupakan  antibiotik  pilihan.
1
Amoksisilin  dan  ampisilin  diinaktivasi oleh bakteri penghasil penisilinase. Banyak B-laktamase bakteri dihambat oleh asam
klavulanat,  dan  campuran  inhibitor  ini  dengan  amoksisilinko-amoksiklav menyebabkan  antibiotik  menjadi  efektif  melawan  organisme  penghasil  penisilinase.
14
b Penisilin resisten penisillinase Flukloksasilin  diindikasikan  pada  infeksi  yang  disebabkan  oleh  stafilokokus
penghasil  penisilinase  yang  resisten  terhadap  penisilin.  Kelompok  ini  tidak  efektif dalam  melawan  organisme  gram  negatif.
12
Flukloksasilin  diabsorpsi  dengan  baik secara  oral,  tetapi  pada  infeksi  berat  harus  diberikan  melalui  suntikan  dan  tidak
digunakan sebagai obat tunggal.
14
c Penisilin Antipseudomonas
Merupakan kelompok obat baru dari penisilin berspektrum luas. Obat-obat ini juga berguna dalam melawan banyak organisme gram negatif. Kerja farmakologiknya
mirip  aminoglikosida  tetapi  kurang  toksik  dibandingkan  dengan  aminoglikosida.
12
Contoh  kelompok  obat  ini  adalah  piperasilin  dan  tikarsilin  yang  diberikan  melalui suntikan.
14
Penisilin merupakan antara golongan obat antimikroba yang paling toksisitas dan  menimbulkan  reaksi  alergi.
1
Jika  pasien  mempunyai  riwayat  alergi  dengan penisilin  maka  alergi  juga  dapat  terjadi  dengan  amipisilin  dan  amoksisilin  karena
kedua-duanya  mempunyai  cincin  B-laktam.
17
Antibiotik  yang  dianjurkan  sebagai pilihan alternatif penisilin adalah :
Gambar 2. Antibiotik alternatif jika pasien alergi pada penisilin
1
2.   Sefalosporin Sefalosporin
hampir menyerupai
penisilin secara
struktural dan
farmakologis.
15,18
Sefalosporin  bersifat  bakterisid  terhadap  sebagian  besar  jenis Stereptococcus
dan  Staphylococcus  tetapi  kurang  efektif  terhadap  sebagian  kokkus gram  negatif.
18
Namun,  sefalosporin  memiliki  kepekaan  yang  lebih  rendah  terhadap beta  laktamase  berbanding  penisilin
13
.  Diperkirakan  pasien  yang  alergi  terhadap penisilin  bisa  juga  bereaksi  terhadap  sefalosporin  karena  mempunyai  mekanisme
kerja serta farmakologi yang sama.
2
Terdiri  dari  empat  generasi.  Tiap  generasi  memiliki  desain  dan  mekanisme antibiotik yang berbeda kegunaanya secara klinis.
15
Generasi pertama sefalosporin memiliki aktivitas spektrum yang mencakup penisilin V untuk mikroba odontogenic.
Sefalosporin  juga  aktif  terhadap  sebagian  besar  strain  S  aureus  berbanding  penisilin karena  tidak  rentan  terhadap  laktamase  beta  diproduksi  oleh  spesis  ini.  Generasi
kedua  dan  ketiga  sefalosporin  mempunyai  spektrum  yang  lebih  luas  dan  resistensi yang  kuat  pada  beta  laktamase.
16
Terakhir  generasi  keempat  yaitu  sangat  resisten terhadap beta laktamase dan juga aktif sekali pada pseudomonas.
13 Pasien alergi
penisilin
Infeksi awal
Eritromisin Klindamisin
Infeksi kronis
Metronidazol Klindamisin
Semua  sefalosporin  mempunyai  spektrum  aktivitas  antimikroba  yang  sama luas, meskipun obat-obat individual mempunyai aktivitas berbeda melawan mikroba
tertentu.
22
Sefadroksil  diberikan  secara  oral  dan  digunakan  pada  infeksi  saluran kemih.  Absorpsinya  kurang  cepat  berbanding  yang  lain  tetapi  sefadroksil  terabsorsi
dengan baik walaupun dengan asupan makanan.
11
3. Antibiotik B-laktam yang lainnya Meropenem  adalah  karbapenem,  suatu  struktur  yang  sama  dengan  penisilin,
tetapi  sangat  resisten  terhadap  B-laktamase.  Meropenem  mempunyai  spektrum aktivitas  yang  lebar,  tetapi  tidak  aktif  melawan  beberapa  strain  Psedomonas  dan
MRSA. Meropenem diberikan melalui suntikan intravena.
14
4. Vankomisin Vankomisin  adalah  antibiotik  bakterisidal  yang  tidak  diabsorpsi  secara  oral.
Vankomisin  bekerja  dengan  menghambat  pembentukan  peptidoglikan  dan  aktif melawan sebagian besar organisme gram positif. Vankomisin intravena penting untuk
terapi  pasien  dengan  septikemia  dan  endokarditis  akibat  strain  Stafilokokus  aureus yang resisten metisilin.
14
Gambar  2  Obat  antimikroba  yang  menghambat  sintesis  asam  nukleat: sulfonamida. Trimetoprim, kuinolon dan nitrimidazol.
14
2.2.3.2 Kuinolon
Kuinolon  adalah  antibiotik  yang  efektif  melawan  mikroorganisme staphylococcus  aureus,  P.aeruginosa  dan  S.pneumoniae
.
11`
Fluorokuinolon  adalah sintetik  dan  agen  antibakterial  yang  mempunyai  spektrum  yang  luas  dengan
menghambat DNA girase, suatu enzim yang terlibat dalam replikasi, transkripsi DNA mikroba.
16
Kuinolon generasi awal asam nalidiksat, asam oksolinat dan  sinoksasin tidak  mencapai  kadar  antibakterial  sistemik  pada  asupan  per  oral  sehingga  hanya
bermanfaat sebagai antiseptik saluran kemih.
9
Turunan  terfluorisasi  mereka  misalnya  siproflksasin,  norfloksasin  dan  lain- lain  memiliki  antibakteril  yang  lebih  besar  serta  toksisitas  yang  lebih  rendah  serta
mencapai  kadar  yang  bermanfaat  secara  klinis  di  dalam  jaringan.
9
Siprofloksasin mempunyai  substituent  6-fluoro  yang  sangat  memperkuat  potensi  antimikroba
melawan organisme gram negatif dan gram positif. Siprofloksasin diabsorpsi dengan baik secara oral dan dapat diberikan secara intravena. Norfloksasin tidak mempunyai
aktivitas sistemik dan obat ini terkonsentrasi dalam urin.
14
2.2.3.3 5-Nitroimidazol
Metronidazol merupakan suatu obat yang mempunyai efek pada toksin radikal dalam  mikroba  anaerob.  Toksin  radikal  ini  menghancurkan  DNA  dan  senyawa
penting lainnya yang ada, sehingga efek bakterisida lebih efektif melawan  sebagian organisme  anaerob.  Alasan  ini,  menjadikan  metronidazol  sangat  berguna  untuk
mengobati infeksi odontogenik dan periodontal yang parah di mana anaerob mampu berkembang.
19
Hal ini tidak dianjurkan sebagai monoterapi untuk  infeksi oral,  karena tidak aktif melawan aerobik dan streptokokus fakultatif.
19
Metronidazol diabsoprsi dengan baik  secara  oral  dan  dapat  diberikan  secara  intravena.  Efek  samping  meliputi
gangguan  gastrointestinal.  Tinidiazol  mempunyai  kerja  yang  sama  dengan metronidazol,  tetapi  mempunyai  durasi  kerja  lebih  panjang.  Tiniazol  berguna  pada
giardiasis dimana metronidazol dosis tinggi mungkin tidak ditoleransi dengan baik.
14
2.2.3.4 Sulfonamida
Sulfonamida dahulu digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih tetapi banyak  strain  E.coli  yang  resisten.  Sulfadiazin  misalnya  diabsorpsi  dengan  baik
setelah  pemberian  secara  oral.  Efek  samping  paling  sering  adalah  reaksi  alergi  dan meliputi ruam kulit. Trimetoprim diabsorpsi dengan baik secara oral dan efektif pada
sebagian besar pasien dengan infeksi saluran kemih.
14
Gambar 3. Obat antimikroba yang menghambat sintesis protein: amninoglikosida,tetrasiklin, makrolida dan kloramfenikol.
14
2.2.3.5 Makrolida
Makrolida  digunakan  untuk  infeksi  yang  disebabkan  oleh  mikroba  gram- positif  yang  resisten  terhadap  penisilin  atau  tetrasiklin.  Pada  pasien  yang  alergi
terhadap  penisilin  dapat  digunakan  eritromisin  sebagai  obat  alternatif.  Antibiotik makrolida meliputi eritromisin, klaritromisin dan azitromisin.
16
Makrolida memiliki spektrum  antimikroba  yang  sama  dengan  benzilpenisilin  yaitu  spektrum  sempit  dan
biasanya  diberikan  secara  oral.  Namun,  makrolida  efektif  melawan  beberapa organisme  yang  tidak  umum  dan  diindikasikan  spesifik  pada  Mycoplasma
pneumonia.
14
1. Eritromisin Eritromisin  aktif  terhadap  sebagian  mikroba  aerob  gram-positif  dan  aerob
gram  negatif    tetapi  tidak  efektif  pada  mikroba  anaerob  yang  terdapat  pada  infeksi gigi  seperti  bacteroides.  Eritromisin  biasanya  bakteriostatik  dan  menyebabkan
gangguan sintesis protein. Eritromisin tidak efektif terhadap infeksi yang disebabkan oleh  mikroba  anaerob  obligat  yang  terlibat  dalam  beberapa  infeksi  gigi  sehingga
eritromisin merupakan pilihan kedua obat antibiotik pada infeksi gigi anaerob setelah penisilin.
1
2. Klaritromisin dan Azitromisin Klaritromisin  dan  azitromisin  merupakan  azalida  yang  struktur  kimianya
mirip  eritromisin.Seperti  eritromisin,  kedua-keduanya  aktif  terhadap  stafilokok  dan streptokok.  Bakteri  yang  resisten  terhadap  eritromisin  juga  resisten  terhadap
klaritromisin dan azitromisin.
9
2.2.3.6 Linkosamida
Klindamisin  dan  linkomisin  merupakan  antibiotik  linkosamida.  Kedua antibiotik  ini  menyerupai  mekanisme  kerja  eritromisin  yaitu  spektrum  antimikroba
dan lokasi reseptor ribosom tetapi memiliki struktur kimia yang berbeda. Klindamisin aktif  terhadap  bacterocides  dan  bakteri  anaerob  lainnya.  Obat-obat  tersebut  stabil
terhadap  asam  dan  dapat  diberikan  secara  per  oral  dan  intravena.
9
Namun, klindamisin diabsorpsi lebih baik daripada linkomisin melalui saluran gastrointestinal
dan kadar obat dalam serum dipertahankan lebih tinggi.
12
2.2.3.7 Aminoglikosida
Aminoglikosida  tidak  diabsorpsi  secara  oral  dan  harus  diberikan  melalui suntikan.  Aminoglikosida  mempunyai  indeks  terapeutik  yang  sempit  dan  semuanya
berpotensi  toksik.
14
Yang  termasuk  antibiotik  golongan  ini  adalah  streptomisin, neomisin,  kanamisin,  amikasin,  gentamisin,  tobramisin,  sisomisin,  netilmisin  dan
lain-lain.  Aminoglikosida  paling  banyak  digunakan  untuk  mengatasi  bakteri  gram negatif  atau  jika  ada  kecurigaan  sepsis.  Manfaat  klinis  aminoglikosida  telah
berkurang  dengan  ditemukannya  sefalosporin  dan  kuinolon  tetapi  mereka  tetap digunakan dalam kombinasi.
9
Gentamisin  adalah  aminoglikosida  paling  penting,  penggunaan  utamanya pada  terapi  infeksi  Gram  negatif  akut  yang  mengancam  jiwa.  Gentamisin  bisa
mempunyai  aksi  antimikroba  yang  sinergis  dengan  penisilin  dan  vankomisin,  dan kombinasi  dengan  salah  satu  obat-obat  ini  digunakan  pada  terapi  endorkaditis
streptokokus.  Netilmisin  dilaporkan  kurang  toksik  dibandingkan  gentamisin.  Akan tetapi neomisin pula terlalu toksik untuk penggunaan paraentral.
14
2.2.3.8 Tetrasiklin
Tetrasiklin  biasanya  diberikan  secara  oral,  tetapi  bisa  diberikan  melalui suntikan.  Tetrasiklin  merupakan  antibiotik  spektrum  luas,  tetapi  terdapat  obat-obat
yang  lebih  cocok  untuk  sebagian  besar  infeksi  Akan  tetapi,  tetrasiklin  merupakan obat  pilihan  untuk  mengobati  beberapa  infeksi  yang  disebabkan  oleh  organisme
intraselular  karena  tetrasiklin  menembus  makrofag  dengan  baik  misalnya Chlamydia.
14
2.2.3.9 Antibiotik lain
Kloramfenikol  diberikan  secara  oral  atau  melalui  suntikan  intravena. Kloramfenikol efektif melawan spektrum organisme yang luas. Namun antibiotik ini
mempunyai  efek  samping  yang  serius  termasuk  aplasia  sumsum  tulang. Streptogramin  yaitu  quinupristin  dan  dalfopristin  merupakan  peptida  siklik  dan
bekerja mirip dengan makrolida. Obat ini diberikan secara kombinasi karena kurang efektif  bila  diberikan  secara    individual.  Obat  ini  diberikan  melalui  intravena  dan
efektif melawan organisme gram positif.
14
2.2.4 Penggunaan antibiotik di bidang kedokteran gigi
Dokter  gigi  meresepkan  obat  untuk  infeksi  terutama  yang  melibatkan orofasial.  Karena  sebagian  besar  infeksi  orofasial  manusia  berasal  dari  infeksi
odontogenik  maka  pemberian  antibiotik  oleh  dokter  gigi  menjadi  aspek  penting  di
praktek dokter gigi.
11,20
Dalam kedokteran gigi, hanya beberapa jenis antibiotik yang biasa  digunakan  diantaranya  amoksisilin,  klindamisin,  eritromisin,  siprofloksasin,
metronidazol, sefalosporin dan lain-lain.
1
Infeksi  orofasial  seringkali  didominasi  oleh  bakteri  anerob  dan  terdapat  juga berbagai  mikroorganisme  yang  lain.
11
Pengobatan  yang  melibatkan  oral,  antibiotik diresepkan  dengan  tujuan  tertentu.  Antaranya  adalah  sebagai  pengobatan  untuk
infeksi  odontogenik  dan  juga  antibiotik  profilaksis  melawan  infeksi  fokal endorkaditis  maupun  lokal  serta  penyakit  sistemik  dalam  pembedahan  melibatkan
oral.
3
Tabel 1. Antibiotik yang digunakan di kedokteran gigi.
1
Infeksi Jenis antibiotik
Penyakit periodontal
• GUNA gingivitis ulseratif nekrose akut
  Amoksisilin   Metronidazol
  Penisilin V   Tetrasiklin
• Abses periodontal   Amoksisilin
  Penisilin V   Tetrasiklin
• Localized juvenile periodontitis
  Amoksisiklin+ metronidazol   Amoksisiklin+klavulanat
  Azitromisin   Doksisiklin,
  Tetrasiklin
• Periodontitis pada dewasa
• Tidak indikasi antibiotik, klindamisin jika perlu
• Generalised aggressive atau Periodontitis agresif
   Amoksisiklin+ metronidazol   Siproflosaksin+metronidazol
  Doksisiklin   Tetrasiklin
  klindamisin
Infeksi oral
• Infeksi jaringan lunak abses, selulitis fasial,
pasca-bedah, perikoronitis
  Penisilin V   Amoksisilin
  Dosisiklin   Klindamisin
  Sefalosporin   tetrasiklin
• Osteomyelitis   Penisilin V
  Amoksisilin   Klindamisin
  sefalosporin
Infeksi campuran yang tidak sensitif terhadap penisilin
• Infeksi akibat mikroba aerob
  Amoksisilin   Sefalosporin
  Sulfonamida   tetrasiklin
• Infeksi akibat mikroba anaerob dan infeksi
kronis   Metronidazol
  Klindamisisn   Sefalosporin
  Amoksisilin+klavulanat   Metronidazol+penisilin
2.2.4.1 Infeksi Odontogenik
Infeksi  odontogenik  biasanya  dimulai  dengan  terjadinya  kematian  pulpa, invasi bakteri dan perluasan proses infeksi kearah periapikal. Terjadinya peradangan
yang terlokalisir osteitis periapikal kronis atau abses periapikal akut, tergantung dari
virulensi  bakteri  dan  efektivitas  pertahanan  hospes.  Kerusakan  pada  ligamentum
periodontium memberikan kemungkinan masuknya bakteri dan akhirnya terjadi abses periodontal  akut.  Selain  itu,  apabila  gigi  tidak  dapat  erupsi  dengan  sempurna,  maka
mukosa yang menutupi sebagian gigi mengakibatkan terkumpulnya bakteri sehingga menyebabkan abses perikoronal.
18
2.2.4.2 Antibiotik profilaksis
Profilaksis adalah suatu bentuk pencegahan. Antibiotik profilaksis digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri dan bukannya merawat infeksi yang sudah
terjadi.  Terdapat  dua  kategori  pasien  yang  memerlukan  antibiotik  profilaksis    yaitu: 1  untuk  mencegah  bakteri  lokal  minor  yang  menyebabkan  infeksi  serius  misalnya
immunokompromis, 2  untuk  mencegah  komplikasi  septik  lokal  misalnya  prosedur
ekstraksi  gigi  molar  tiga.
21
Antibiotik  diberikan  untuk  mencegah  proliferasi  bakteri dan penyebaran dari luka pembedahan.
3
Pada kasus rongga mulut, antibiotik di indikasikan untuk pasien sehat hanya pada  ekstraksi  gigi  impaksi,  pembedahan  periapikal,  pembedahan  tulang,
pembedahan implan, bone graft dan pembedahan berkaitan tumor. Untuk kasus yang melibatkan  pasien  dengan  penyakit  sistemik,  antibiotik  harus  diberi  sebelum
melakukan  sebarang  perawatan.  Namun,  kegunaan  antibiotik  pada  perawatan endodontik  hanya  pada  pasien  yang  menunjukkan  tanda  infeksi  lokal,  malaise  dan
demam.
3
Tabel 2. Antibiotik profilaksis sebelum prosedur perawatan gigi berisiko.
11
Antibiotik dewasa
Anak-anak
Oral Amoksisilin
Sefalezin Klindamisin
azitromisin 2 g
2 g 600 mg
500 mg 50mg
50 mg 20 mg
15 mg
2.2.5 Dosis antibiotik
Jumlah  atau  takaran  obat  yang  diberikan  kepada  pasien  dalam  satuan  berat, isivolume atau unit. Kecuali bila dinyatakan lain yang dimaksud dengan dosis ialah
jumlah  obat  yang  memberikan  efek  terapeutik  pada  pasien.
22
Faktor  yang mempengaruhi pemberian obat antaranya adalah berat badan pasien yaitu gemuk atau
kurus  dan  usia  pasien  terdiri  anak-anak,  dewasa  dan  geriatrik.  Meningkatnya kerentanan terhadap aktivitas farmakologik atau toksik obat pada pasien yang berusia
sangat  muda  atau  sangat  tua  dibandingkan  dengan  dewasa  muda  Hal  ini  karena dengan patofisiologis tubuh yaitu fungsi atau keadaan tubuh pasien menurun.
15,22
Beberapa hal yang penting diperhatikan  ialah : 
Dosis  yang  diberikan  harus  cukup  tinggi  untuk  menghindarkan terjadinya seleksi mutan yang resisten
 Bila  tidak  ada  indikasi  untuk  memberi  antibiotik  kombinasi,  selalu
harus diupayakan untuk memberi kombinasi tunggal 
Upayakan  memberi  antibiotik  sesingkat  mungkin  tidak  lebih  7hari kecuali  beberapa  infeksi  yang  membutuhkan  waktu  lama  misalnya
endokarditis.
2
Tabel 3. Rekomendasi dosis sebagian antibiotik.
11
Antibiotik Dosis
B-laktam Penisilin V
Dewasa: 250-500mg6jam
12tahunanak-anak 250-500mg6 jam
Amoksisilin Dewasa:  250-500mg8jam  anak-anak  20kg20-
40mgkg per8 jam atau6.7-13.3 mgkg setiap 8jam Amoksisilin-klavulanat
Dewasa:  250-500mg8jam  anak-anak  25-40mgkg8 jam atau 6.6-13.3 mgkg setiap 8 jam.
Diklosasilin Dewasa:  125-500mg6jam  anak-anak  20kg  50-
100mg6 jam
Sefalezin Dewasa:
125-1000mg6jam anak-anak
25- 100mgkghari dalam 4 kali dosis per hari
Sefradin Dewasa:
250-1000mg6jam anak-anak
25- 100mgkghari dalam 2 atau 4 kali dosis per hari
Makrolida
Eritromisin Dewasa:  250-500mg6  jam  anak-anak  30-50mg6
jam Azitromisin
Dewasa: 500mg12 jam anak-anak 5-12mgkghari Klaritromisin
Dewasa:  250-500mg12  jam  anak-anak  7.5mgkg  2 Kali sehari
Antibiotik lain-lain Klindamisin
Dewasa: 150-450mg6jam
anak-anak 8-20
mgkghari3-4 dosis Metronidazol
Dewasa: 250-750mg8 jam, tidak melebihi 4g dalam sehari
Siproflosaksin Dewasa:  250-500mg12jam  anak-anak  25mgkghari
dalam12 jam Dosisiklin
Dewasa: 200 mg hari pertama100 mg12 jam anak- anak 4.4mgper hari2 kali
2.2.6 Penggunaan dan pemilihan antibiotik