Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Farmasi USU Terhadap Obat Persentase Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Farmasi USU Tentang

29 81 19 dengan rata-rata skor 62,82. Data yang diperoleh ini akan dibandingkan dengan pengetahuan responden untuk melihat ada tidaknya hubungan antara karakteristik responden dengan pengetahuan responden sendiri.

4.3 Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Farmasi USU Terhadap Obat

Generik Dan Obat Merek Dagang Berdasarkan hasil penelitian didapati mayoritas mahasiswa Fakultas Farmasi USU yang terlibat dalam penelitian ini mepunyai tingkat Pengetahuan yang baik sebanyak 192 81 dari 237 responden. Data lengkap dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Kategori Pengetahuan Mahasiswa Farmasi USU terhadap obat generik dan obat merek dagang Pengetahuan Jumlah Persentase Baik 192 81 Cukup 45 19 Kurang Buruk Data pada tabel di atas dapat dilihat secara jelas pada Gambar 4.1 di bawah ini: Gambar 4.1 Diagram perbandingan jumlah responden berdasarkan pengetahuan Baik Cukup Universitas Sumatera Utara 30 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki pengetahuan seputar obat-obatan secara umum, selain itu mahasiswa telah mengetahui obat generik dan obat merek dagang, perbedaan antara obat generik dan obat merek dagang, baik khasiat, efek samping, pengaruh dari formulasi obat dan rasionalitas dalam memilih obat. Satu hal yang perlu diketahui, bahwa kualitas obat generik tidak kalah dengan obat bermerek lainnya adalah bahwa obat generik juga mengikuti persyaratan dalam Cara Pembuatan Obat Yang Baik CPOB yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia BPOM RI. Selain itu, obat generik juga harus lulus uji BioavailabilitasBioekivalensi BABE. Uji ini dilakukan untuk menjaga mutu obat generik Alim, 2013.

4.4 Persentase Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Farmasi USU Tentang

Obat Generik Dan Obat Merek Dagang Pengetahuan umum mahasiswa Fakultas Farmasi USU terhadap obat- obatan terkategori baik, hal ini dapat kita lihat dari tabel di bawah yang menggambarkan jumlah dan persentase kebenaran dari jawaban responden. Berdasarkan hasil penelitian, didapati bahwa mayoritas mahasiswa Fakultas Farmasi USU yang terlibat dalam penelitian yaitu sebanyak 226 95,4 mengetahui definisi obat sesuai Kebijakan Obat Nasional, 2006 yaitu Obat adalah bahan atau paduan bahan obat yang digunakan dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi termasuk produk biologi. Universitas Sumatera Utara 31 Sejumlah 232 responden mengetahui efek terapi obat dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor komposisi, bentuk sediaan, cara dan waktu pemberian serta kondisi fisik pasien. Sejumah 97 responden menyadari bahwa selain kandungan bahan aktif, bahan tambahan dalam formulasi obat mampu meningkatkanmempengaruhi efek terapi, namun masih banyak yaitu 80 responden yang tidak setuju dengan pernyataan ini, sehingga hal ini memerlukan beberapa upaya yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan mahasiswa seputar formulasi obat dan hubungannya terhadap efek terapi obat. Sebanyak 232 responden telah mengetahui bahwa pada dosis yang tepat, obat dapat memberikan efek terapi terhadap tubuh, dan 227 reponden juga mengetahui bahwa pada dosis yang melebihi dosis maksimal, obat dapat menyebabkan keadaan yang membahayakan terhadap tubuh. Ketepatan jumlah dosis dalam penggunaan obat merupakan bagian terpenting yang harus diperhatikan untuk memperoleh khasiat sebagaimana yang diharap. Pemberian obat pada dosis lazim, yaitu jumlah dosis acuan penggunaan obatdosis yang tepat dapat memberikan khasiat dari suatu obat sebagaimana yang diharapkan. Namun, pemberian obat diatas dosis maksimal maka obat tersebut akan menjadi racun bagi pasienpengguna obat. Hal ini disebabkan, terdapat dua sisi yang tidak terpisahkan dari obat, sisi positif yang memberikan manfaat dan sisi negatif yang bisa menjadi racun bagi tubuh pemakai Zeenot, 2013. Berdasarkan hasil penelitian didapati bahwa sebanyak 141 59,5 responden tidak setuju bahwa semakin mahal harga suatu obat menunjukkan kualitas dan kemampuannya dalam memberikan efek terapi semakin baik. Namun sebanyak 40 16,9 responden masih setuju dengan pernyataan tersebut dan 56 Universitas Sumatera Utara 32 23,6 responden ragu dengan pernyataan tersebut. Dewasa ini, pesatnya perkembangan teknologi informasi, promosi mengenai obat semakin marak membanjiri media massa dan media sosial. Selain itu perbedaan dan informasi obat generik dan obat dengan nama dagang dapat diperoleh dari media-media yang ada hari ini, khususnya media elektronik, pernyataan ini dibenarkan oleh 190 80,2 responden. Hal ini di antaranya menyebabkan mahasiswa masih terperdaya dengan berbagai informasi ini, selain itu informasi seputar obat-obatan khasiat dan lainnya belum sempurna mereka terima sehingga masih terpengaruh dengan iklan, namum ada juga mahasiswa yang sudah cerdas dan tidak mudah terpengaruhi dengan iklan, promosi dan lainnya. Harga mahal tidak menjadi garansi bahwa obat tersebut lebih memiliki khasiat yang bermutu, beberapa pakar mengatakan bahwa obat generik terbukti memiliki khasiat yang bagus untuk dikonsumsi, selain juga lebih murah Zeenot, 2013. Berdasarkan penelitian sebanyak 207 87,3 responden mengetahui bahwa obat generik memiliki nama obat sesuai dengan zat aktif yang dikandungnnya, sebanyak 141 59,5 responden mengetahui bahwa tidak semua obat generik yang beredar dipasaran termasuk dalam golongan obat bebas dan 185 78,1 responden setuju bahwa setiap obat generik yang beredar dipasaran pasti sudah lulus uji bioavaibilitas dan bioekuivalensi sesuai standar sehingga tidak perlu diragunakan kualitasnya. Sebanyak 223 94,1 responden mengetahui bahwa obat generik merupakan program pemerintah dengan tujuan memberikan obat alternatif bagi masyarakat, dengan kualitas terjamin, harga terjangkau, serta ketersediaan yang Universitas Sumatera Utara 33 cukup. Berdasarkan penelitian, 202 85,2 responden setuju bahwa obat generik memiliki harga yang murah dikarenakan Pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi HET dan tidak membutuhkan promosi. Namun sebanyak 118 49,8 responden belum mengetahui bahwa Pemerintah telah menetapkan HET untuk semua obat, tidak hanya untuk obat generik saja. Hal ini menunjukkan hampir 50 dari responden belum mengikuti perkembangan Peraturan Pemerintah yang terbaru. Pemerintah dalam rangka menjamin keterjangkauan harga obat sebagai upaya memenuhi akuntabilitas dna transparansi kepada masyarakat, perlu pengaturan pemberian informasi harga eceran tertinggi obat. Industri Farmasi wajib mencantumkan informasi HET dengan mencantmkan pada label obat, berupa nilai nominal dalam bentuk sediaan rupiah baik untuk obat Generik yang belum terdapat dalam Katalog Elektronik dan obat selain Obat Generik Menkes RI, 2016. Sebanyak 107 45,1 responden tidak setuju akan pernyataan bahwa obat generik merupakan obat kelas dua yang kualitasnya tidak terjamin, namun 95 40,1 reponden masih setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini memberikan gambaran bahwa banyak mahasiswa yang terbawa dengan opini yang berkembang saat ini yang mahal itu yang berkualitas, walaupun yang tidak setuju lebih banyak jumlahnya, hanya saja perbandingannya sangat sedikit. Walaupun mahalnya obat dagang karena membutuhkna biaya untuk iklan dan promosi juga disadari oleh 203 85,7 responden. Mutu obat generik tidak perlu diragukan mengingat setiap obat generik juga mendapat perlakuan yang sama dalam hal evaluasi terhadap pemenuhan Universitas Sumatera Utara 34 kriteria khasiat, keamanan dan mutu obat. Namun, sekarang ini terdapat kecenderungan bahwa penggunaan obat generik mulai menurun Ditjen POM RI, 2008. Sebanyak 107 45,1 responden mengetahui bahwa tidak semua industri yang memproduksi obat–obat generik adalah perusahaan Farmasi milik pemerintah, tapi ada juga industri milik swasta yang memproduksinya. Sedangkan produsen obat dengan nama dagang, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 83 35 responden mengetahui bahwa tidak semua industri yang memproduksi obat-obat dengan nama dagang adalah perusahaan Farmasi milik swasta, tapi ada beberapa industri milik pemerintah yang memproduksi obat dengan nama dagang, namun 96 40,5 responden masih belum mengetahui hal tersebut. begitu juga dengan 109 46 responden menganggap bahwa semua obat dengan nama dagang yang beredar dipasaran memiliki bentuk sediaan generiknya, padahal tidak semua obat yang beredar dipasaran memiliki nama generik, hanya 71 30 responden yang mengetahui bahwa tidak semua obat yang beredar di pasaran memiliki nama generik. Hasil survei The Indian Pharmaceutical Association IPA- The Indian Hospitasl Pharmacist Association IHPA sepanjang tahun 2007 yang menyebutkan beberapa perusahaan pemerintah hanya menempati urutan kedua dalam produksi obat-obatan Anonim, 2013. Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden mengenai rasionalitas pemilihan obat, menunjukkan bahwa 224 94,5 responden memahami dalam memilih obat maka kita harus mempertimbangkan harga, aman, efek samping dan zat berkhasiat sesuai kebutuhan. Menurut Widodo, 2004 menyatakan bahwa hal- Universitas Sumatera Utara 35 hal yang perlu diperhatikan dalam memilih obat: pilihlah obat yang paling khusus untuk penyakit Anda, mengacu pada kondisi tubuh Anda, pilihlah efek samping paling ringan, pilih bentuk sediaan obat yang paling sesuai dan nyaman dan pilihlah yang harganya murah. Sebanyak 223 94,1 responden mengetahui salah satu obat generik yaitu asam mefenamat merupakan obat anti inflamasi non steroid yang dapat meredakan rasa sakit tingkat ringan hingga menengah serta dapat mengurangi peradangan, selain itu 177 74,7 juga mengetahui efek sampingnya. Sedangkan 214 90,3 responden juga mengetahui bahwa ponstan yang merupakan obat dengan nama dagang dari asam mefenamat memiliki zat aktif dan khasiat yang sama dengan asam mefenamat. Namun 174 73,4 responden menyarankan kepada pasien yang mengalami nyeri ringan dapat mengonsumsi asam mefenamat ataupun ponstan. Adapun rasionalitas pemilihan obat, salah satu yang harus diperhatikan dalam memilih obat efek samping yang paling sedikit, dalam hal ini ponstan memiliki efek samping sedikit lebih banyak dibandingkan dengan asam mefenamat, sehingga seorang praktisi kesehatan mempertimbangkan efek samping yang paling sedikit dalam meresepkan obat Widodo, 2004. Parasetamol merupakan obat generik, sebanyak 228 96,2 responden mengetahui bahwa parasetamol termasuk obat analgetik non narkotik yang dapat meredakan nyeri dan demam yang mengandung N-asetil-p-aminofenol parasetamol 500 mgtablet. Mayoritas responden mengetahui bahwa bodrex dan parasetamol memiliki persamaan bahan aktif berupa N-asetil-p-aminofenol dan perbedaan dari jumlah bahan aktif dan bahan tambahan lain termasuk kandungan kafein didalamanya yang dapat mempengaruhi kerja dari parasetamol. Adapun Universitas Sumatera Utara 36 rasionalitas pemilihan obat dalam mengobati sakit kepala berat sebanyak 121 51,1 responden tidak setuju diberikan parasetamol 3 x 3 tablet sehari, namun hanya 77 32,5 responden yang setuju. Menurut Widodo, 2004 menyatakan bahwa parasetamol dapat dikombinasi dengan kafein dengan beberapa merek dagang misalnya Copara, Oskadon, Bodrex, Panadol Extra. Adapun dosis parasetamol tersedia sebagai obat tunggal, berbentuk tablet 500 mg atau mengandung 125 mg5 mL. Selain itu, parasetamol terdapat dalam sediaan kombinasi tetap, dalam bentuk tablet maupun cairan. Dosis parasetamol sehari untuk dewasa 300 mg – 1 g perkali, dengan maksimum dosis 4 g sehari Dewoto, 2012. Adapun jika parasetamol diberika 3 x 3 tablet sehari maka jumlah massa totalnya adalah 4.500 mg 4,5g hal ini telah melebihi dosis maksimum. Akan terjadi kerusakan hati bahkan dosis di atas 6 g dapat menyebabkan necrosis hati yang tidak reversibel Tjay dan Kirana, 2015. Mayoritas responden diatas 80 mengetahui vitamin C baik generik maupun salah satu bentuk dagangnya yaitu Vitalong C memiliki bahan aktif yang sama, namun dari segi produsen dan harga berbeda. Vitamin C memang tidak memerlukan lemak untuk melarutkannya dalam tubuh. Tapi sebagian besar vitamin C bersifat asam, maka sebaiknya dikonsumsi sesudah makan untuk menghindari iritasi pada lambung, terutama pada penderita maag. Adapun vitalong C adalah Vitamin C 500 mg dengan sistem lepas berkala, sangat efisien daya kerjanya karena didalamnya berisi granul-granul vitamin C yang larut secara bertahap didalam tubuh akan terpenuhi tanpa mengiritasi Lambungtanpa khawatir nyeri lambung Wahyuningsih, 2010. Data lengkap dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini: Universitas Sumatera Utara 37 Tabel 4.4 Persentase pengetahuan mahasiswa Fakultas Farmasi USU tentang obat generik dan obat merek dagang No Pernyataan Benar Salah Ragu A B C D E A Pengetahuan umum seputar obat-obatan Jlh Jlh Jlh 1 Obat adalah bahan atau paduan bahan obat yang digunakan dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. 226 95.4 7 3.0 4 1.7 2 Faktor yang mempengaruhi efek terapi obat dalam tubuh meliputi komposisi, bentuk sediaan, cara,waktu pemberian kondisi fisik pasien 232 97.9 3 1.3 2 .8 3 Selain kandungan bahan aktif, bahan tambahan dalam formulasi obat mampu meningkatkanmempengaruhi efek terapi 97 40.9 80 33.8 60 25.3 4 Semakin mahal harga suatu obat menunjukkan kualitas dan kemampuannya dalam memberikan efek terapi semakin baik. 141 59.5 45 19.0 51 21.5 5 Pada dosis yang tepat, obat dapat memberikan efek terapi terhadap tubuh 232 97.9 2 0.8 3 1.3 6 Pada dosis yang melebihi dosis maksimal, obat dapat menyebabkan keadaan yang membahayakan terhadap tubuh 227 95.8 3 1.3 7 3.0 7 Untuk memastikan keamanan, kenyamanan, optimasi penggunaan obat, pasien harus mencermati, memahami, mematuhi anjuran yang tertera pada kemasan obat 233 98.3 1 0.4 3 1.3 B Pengetahuan seputar obat generik dan obat merek dagang 1 Obat generik memiliki nama obat sesuai dengan zat aktif yang dikandungnnya 207 87.3 11 4.6 19 8.0 Universitas Sumatera Utara 38 A B C D E 2 Obat generik merupakan program pemerintah dengan tujuan memberikan obat alternatif bagi masyarakat, dengan kualitas terjamin, harga terjangkau, serta ketersediaan yang cukup. 223 94.1 3 1.3 11 4.6 3 Obat generik memiliki harga yang murah dikarenakan Pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi HET dan tidak membutuhkan promosi 202 85.2 16 6.8 19 8.0 4 Semua obat generik yang beredar dipasaran termasuk dalam golongan obat bebas 141 59.5 40 16.9 56 23.6 5 Setiap obat generik yang beredar dipasaran pasti sudah lulus uji bioavaibilitas dan bioekuivalensi sesuai standar sehingga tidak perlu diragunakan kualitasnya 185 78.1 17 7.2 35 14.8 6 Obat dengan nama dagang adalah nama dagang yang diberikan oleh perusahaan Farmasi yang memproduksi dan memperdagangkan obat tersebut, dimana nama tersebut dapat berupa nama generik maupun nama dagang brand name 219 92.4 9 3.8 9 3.8 7 Pemerintah tidak menentukan HET obat dengan nama dagang sehingga harga sepenuhnya wewenang prosuden 48 20.3 71 30.0 118 49.8 8 Harga obat dengan nama dagang lebih mahal dibanding obat generik dikarenakan membutuhkan biaya promosi 203 85.7 17 7.2 17 7.2 9 Obat adalah obat ethical biasanya tidak dengan nama dagang unbranded, sedangkan obat bebas biasanya dengan nama dagang branded 131 55.3 59 24.9 47 19.8 Universitas Sumatera Utara 39 A B C D E 10 Obat generik merupakan obat kelas dua yang kualitasnya tidak terjamin 107 45.1 95 40.1 35 14.8 11 Pemerintah seharusnya semakin meningkatkan produksi dan pengadaan obat generik di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan khususnya di puskesmas, rumah sakit, apotek serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya 223 94.1 7 3.0 7 3.0 12 Bahan tambahan mempengaruhi kualitas obat, tidak hanya antar obat generik dengan obat dengan nama dagang, bahkan antar obat dengan nama dagang juga memiliki kualitas berbeda 197 83.1 20 8.4 20 8.4 13 Kita dapat mengetahui perbedaan obat generik dan obat dengan nama dagang dari informasi di media-media yang ada hari ini, khususnya media elektronik 190 80.2 28 11.8 19 8.0 14 Semua industri yang memproduksi obat – obat generik adalah perusahaan Farmasi milik pemerintah, bukan milik swasta 107 45.1 72 30.4 58 24.5 15 Semua industri yang memproduksi obat-obat dengan nama dagang adalah perusahaan Farmasi milik swasta, ada juga milik pemerintah 83 35.0 96 40.5 58 24.5 16 Semua obat dengan nama dagang yang beredar dipasaran memiliki bentuk sediaan generiknya 71 30.0 109 46.0 57 24.1 C Rasionalitas pemilihan obat 1 Dalam memilih obat maka kita harus mempertimbangkan harga, aman, efek samping dan zat berkhasiat sesuai kebutuhan 224 94.5 5 2.1 8 3.4 Universitas Sumatera Utara 40 A B C D E 2 Asam mefenamat merupakan obat anti inflamasi non steroid yang dapat meredakan rasa sakit tingkat ringan hingga menengah serta dapat mengurangi peradangan 223 94.1 4 1.7 10 4.2 3 Efek samping konsumsi asam mefenamat meliputi nyeri ulu hati, gangguan pencernaan, tidak nafsu makan, mual, muntah, sakit kepala, mengantuk dan kelelahan 177 74.7 23 9.7 37 15.6 4 Ponstan merupakan obat anti inflamasi non steroid yang dapat meredakan nyeri, mulai nyeri gigi, perut, luka, menstruasi dan kepala. 214 90.3 7 3.0 16 6.8 5 Efek samping dari ponstan yaitu gangguan fungsi hati, nyeri ulu hati, mual, muntah, nafsu makan turun, diare, banyak buang gas, perlukaan lambung, gangguan fungsi ginjal, gangguan pembuluh darah dan lainnya 190 80.2 6 2.5 41 17.3 6 Pada dasarnya asam mefenamat dan ponstan memiliki khasiat yang sama jika dilihat dari segi zat aktifnya, hanya nama obatnya saja berbeda 205 86.5 10 4.2 22 9.3 7 Asam mefenamat dan ponstan memiliki perbedaan harga, harga ponstan hampir 2 kali harga asam mefenamat 131 55.3 72 30.4 34 14.3 8 Dalam mengobati rasa nyeri ringan maka kita dapat memilih asam mefenamat maupun ponstan. 40 16.9 174 73.4 23 9.7 9 Parasetamol termasuk obat analgetik non narkotik yang dapat meredakan nyeri dan demam yang mengandung N- asetil-p-aminofenol parasetamol 500 mgtablet 228 96.2 2 0.8 7 3.0 Universitas Sumatera Utara 41 A B C D E 10 Bodrex dan parasetamol memiliki persamaan bahan aktif berupa N-asetil-p- aminofenol 201 84.8 10 4.2 26 11.0 11 Bodrex dan parasetamol memiliki perbedaan dari jumlah bahan aktif dan bahan tambahan lain. 188 79.3 21 8.9 28 11.8 12 Bodrex memiliki kemampuan dalam mengatasi sakit kepala hebat migrain dikarenakan selain bahan aktif lebih banyak, ada kandungan kafein didalamnya 176 74.3 23 9.7 38 16.0 13 Sebagai seorang praktisi, dalam mengobati sakit kepala berat kita lebih baik tetap menyarankan parasetamol sebanyak 3 x 3 tablet sehari 121 51.1 77 32.5 39 16.5 14 Vitamin C biasa jika dikonsumsi saat perut kosong berpotensi mengiritasi lambung 210 88.6 12 5.1 15 6.3 15 Vitalong C merupakan suplemen vitamin yang mengandung asam askorbat Vitaimn C 500 mg 204 86.1 4 1.7 29 12.2 16 Vitalong C diformulasi dalam granul-granul sehingga aman untuk lambung dan pelepasannya secara berkala 206 86.9 13 5.5 18 7.6 17 Antara vitamin C dan Vitalong C dari segi khasiat diantar keduanya sama, hanya beda produsen dan harga saja 197 83.1 16 6.8 24 10.1

4.5 Hubungan karakateristik responden dengan pengetahuan mahasiswa