2.1.3 Ketahanan Pangan, Hambatan, dan Peluang
Menurut UU No 7 Tahun 1996 ketahanan pangan adalah kondisi di mana terjadinya kecukupan penyediaan pangan bagi rumah tangga yang diukur dari
ketercukupan pangan dalam hal jumlah dan kualitas dan juga adanya jaminan atas keamanan safety, distribusi yang merata dan kemampuan membeli
Soemarno, 2012.
Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang terdiri atas berbagai subsistem. Subsistem utamanya adalah ketersediaan pangan, distribusi
pangan, dan konsumsi pangan. Terwujudnya ketahanan pangan merupakan sinergi dari interaksi ketiga sistem tersebut.
1 Subsistem ketersediaan pangan mencakup aspek produksi, cadangan serta
keseimbangan antara impor dan ekspor pangan. Ketersediaan pangan harus dikelola dengan baik sehigga walaupun produksi pangan bersifat musiman,
terbatas dan tersebar antar wilayah, tetapi volume pangan yang tersedia bagi masyarakat harus cukup jumlah dan jenisnya serta stabil penyediaannya dari
waktu ke waktu. 2
Subsistem distribusi pangan mencakup aksesibilitas secara fisik dan ekonomi atas pangan secara merata. Sistem distribusi ini perlu dikelola secara optimal
agar tercapai efisiensi dalam proses pemerataan akses pangan bagi seluruh penduduk. Akses pangan merupakan kemampuan semua rumah tangga dan
individu dengan sumberdaya yang dimilikinya untuk memperoleh pangan yang cukup untuk kebutuhan gizinya yang dapat diperoleh dari produksi pangannya
sendiri, pembelian ataupun melalui bantuan pangan. Akses rumah tangga dan individu terdiri dari akses ekonomi, fisik dan sosial. Akses ekonomi tergantung
Universitas Sumatera Utara
pada pendapatan, kesempatan kerja dan harga. Akses fisik menyangkut tingkat isolasi daerah sarana dan prasarana distribusi, sedangkan akses sosial
menyangkut tentang preferensi pangan Pujiasmanto, 2013. 3
Subsistem konsumsi pangan yaitu penggunaan pangan untuk kebutuhan hidup sehat yang meliputi kebutuhan energi dan gizi, air dan kesehatan lingkungan.
Efektifitas dari konsumsi pangan tergantung pada pengetahuan rumah tanggaindividu rumah tanggaindividu, sanitasi dan ketersediaan air, fasilitas
dan layanan kesehatan Hanani, 2009. Adapun hambatan-hambatan yang masih dihadapi dalam memantapkan ketahanan
pangan nasional tahun 2015 antara lain: 1
Subsistem Ketersediaan pangan meliputi perubahan iklim global,
ketidakseimbangan produksi dan stok pangan antar kawasan, ketidakseimbangan penguasaan dan kemampuan menerapkan teknologi dan
pengolahan pangan antar kawasan, meningkatnya impor bahan pangan terutama gandum dan terigu, degradasi kualitas lahan, air dan kerusakan
lingkungan, menyediakan cadangan beras yang cukup untuk mengatasi gejolak pasokan dan harga.
2 Subsistem Distribusi pangan meliputi trend harga pangan yang terus meningkat
dan lebih bergejolak, stabilitas pasokan dan harga pangan pokok sepanjang tahun, dan pangan strategis pada periode tertentu Ramadhan, lebaran, natal,
tahun baru, memperlancar distribusi pangan ke seluruh wilayah nusantara. 3
Subsistem Konsumsi Pangan meliputi tingginya konsumsi beras per kapita, menurunnya tingkat konsumsi non beras, rendahnya konsumsi protein hewani,
sayuran dan buah-buahan BKP Jakarta, 2015.
Universitas Sumatera Utara
Potensi dan peluang dalam pembangunan ketahanan pangan antara lain : 1
Besarnya jumlah penduduk Indonesia merupakan pasar produk pangan sekaligus penggerak ekonomi nasional.
2 Tingkat pendidikan masyarakat dan pengetahuan tentang pangan yang semakin
tinggi memberikan peluang bagi percepatan proses peningkatan kesadaran gizi masyarakat.
3 Luas wilayah Indonesia yang besar dan merupakan negara kepulauan
menyediakan peluang usaha distribusi pangan yang cukup besar. 4
Perkembangan teknologi informatika, perhubungan, dan transportasi yang sangat pesat hingga ke pelosok daerah menjadi penunjang penting bagi
keberhasilan pembangunan ketahanan pangan nasional. 5
Ketersediaan sumber daya lahan dan air sebagai faktor utama produksi untuk menghasilkan pangan, belum dikelola secara optimal.
6 Keragaman sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati baik flora dan fauna
nasional belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber pangan untuk mendukung peningkatan konsumsi masyarakat sekaligus mempertahankan
kelestariannya. 7
Ketersediaan lahan pertanian cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal.
8 Semakin berkembangnya riset dan teknologi pangan yang telah menghasilkan
berbagai varietas tanaman pangan yang tahan terhadap kondisi tidak optimal namun tetap berproduksi tinggi. Demikian pula untuk hortikultura dan
peternakan.
Universitas Sumatera Utara
9 Kebijakan, program dan kegiatan prioritas nasional yang mendukung
pemantapan ketahanan
pangan berbasis
sumber daya
lokal BKP Jakarta, 2013.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Instabilitas Harga