Perkembangan Harga Gabah Sebelum Program P-LDPM

5.2.1 Perkembangan Harga Gabah Sebelum Program P-LDPM

Stabilisasi harga gabah hasil panen petani pada saat panen raya merupakan aspek yang sangat penting dan menentukan pendapatan dan ketahanan pangan petani padi. Dengan meningkatnya pembelian gabah oleh Program P-LDPM dengan harga yang tinggi diharapkan dapat mempengaruhi harga gabah di wilayah dan menggerakkan agribisnis perberasan secara keseluruhan. Stabilisasi harga gabah dapat dilihat dari perkembangan harga gabah sebelum program P-LDPM dan setelah program P-LDPM. Perkembangan harga gabah sebelum program P-LDPM Di Kabupaten Langkat disajikan pada Gambar 5. Sumber : Hasil olah data lampiran 2 Gambar 5. Perkembangan Harga Gabah GKP Rpkg Sebelum Program P-LDPM 2004-2008 Dari Gambar 5. dapat diuraikan bahwa perkembangan harga gabah dari tahun ke tahun sebelum Program P-LDPM 2004-2008 cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2004, harga gabah setiap bulannya cenderung mengalami peningkatan. Tetapi pada bulan Februari dan Maret harga gabah mengalami penurunan. Harga gabah tertinggi pada tahun 2004 terjadi pada bulan Agustus sampai dengan 750 900 1050 1200 1350 1500 1650 1800 1950 2100 2250 2400 2550 2700 2850 tahun 2004 tahun 2005 tahun 2006 tahun 2007 tahun 2008 Universitas Sumatera Utara Desember yaitu sebesar Rp 1450kg GKP terlihat bahwa harga gabah konstan pada bulan tersebut. Sedangkan harga gabah terendah terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar Rp 1100kg GKP. Pada tahun 2005 harga gabah juga mengalami perubahan setiap bulannya. Pada tahun 2005 harga gabah juga cenderung mengalami peningkatan. Hanya saja pada bulan Juni harga gabah mengalami penurunan. Harga gabah tertinggi pada tahun 2005 adalah sebesar Rp 1800kg GKP yang terjadi pada bulan September sampai Desember dan terlihat harga gabah konstan pada bulan tersebut. Sedangkan harga gabah terendah pada tahun 2005 adalah sebesar Rp 1300kg GKP yang terjadi pada bulan Januari. Pada tahun 2006 pergerakan harga gabah tiap bulan terus berubah. Pada tahun 2006 harga gabah cenderung mengalami peningkatan. Tetapi pada Februari terjadi penurunan harga gabah. Harga gabah dari bulan Juni sampai Desember konstan. Harga gabah tertinggi pada tahun 2006 adalah sebesar Rp 2159kg GKP yaitu pada bulan Januari. Sedangkan harga gabah terendah pada tahun 2006 adalah sebesar Rp 1950kg GKP yang terjadi pada bulan Februari. Pada tahun 2007 harga gabah cenderung berfluktuatif, dimana harga gabah mengalami kenaikan sebanyak lima kali yaitu pada bulan Februari, Maret, Juni, Agustus, dan Desember. Sedangkan penurunan harga gabah pada tahun 2007 terjadi sebanyak tiga kali yaitu pada bulan Juli, September, dan Oktober. Harga gabah konstan pada bulan Maret sampai dengan Mei. Harga tertinggi gabah pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 2225kg GKP yang terjadi pada bulan Juni dan Universitas Sumatera Utara Agustus. Sedangkan harga gabah terendah pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 2150kg GKP yang terjadi pada bulan Oktober sampai November. Untuk tahun 2008 harga gabah cenderung konstan yaitu pada bulan Januari sampai bulan Maret, kemudian mengalami peningkatan pada bulan April dan kembali mengalami penurunan pada bulan Mei. Harga gabah pada tahun 2008 kembali konstan mulai bulan Juni sampai bulan Desember. Harga tertinggi gabah pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 2700kg GKP yaitu pada bulan April. Sedangkan harga gabah terendah pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 2400kg GKP yang terjadi dari bulan Juni sampai Desember. Untuk pertumbuhan harga rata-rata gabah GKPkg setiap tahunnya sebelum Program P-LDPM di Kabupaten Langkat disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Pertumbuhan Harga Rata-rata Gabah Rpkg Tahun 2004-2008 di Kabupaten Langkat Tahun Pertumbuhan Harga 2004 – 2005 24,84 2005 – 2006 23,17 2006 – 2007 7,38 2007 – 2008 13,88 Rata-rata 17,32 Sumber : Hasil olah data lampiran 2 Dari Tabel 9. Dapat diketahui bahwa dari tahun 2004 ke tahun 2005 terjadi kenaikan harga rata-rata gabah sebesar 24,84 atau sebesar Rp 329,17. Sementara itu dari tahun 2005 ke tahun 2006 terjadi kenaikan harga rata-rata gabah sebesar 23,17 atau sebesar Rp 383,33. Dari tahun 2006 ke tahun 2007 juga terjadi kenaikan harga rata-rata gabah yaitu sebesar 7,38 atau sebesar Rp 150,42. Dan dari tahun 2007 ke tahun 2008 juga mengalami kenaikan harga rata- rata gabah yaitu sebesar 13,88 atau sebesar Rp 303,75. Universitas Sumatera Utara Naik turunnya harga gabah yang terjadi tiap bulan dalam tiap tahunnyadipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu seperti musim hujan, panen raya, paceklik. Pada saat musim hujan, kandungan air dalam gabah cukup tinggi, sehingga membutuhkan penjemuranpengeringan gabah yang lebih lama, jika gabah tidak segera dikeringkan, maka kualitas gabah menjadi turun, sehingga para petani tidak memiliki posisi tawar yang baik, sehingga para petani sangat tergantung kepada para tengkulak yang dapat merugikan para petani. Jika gabah tidak segera dijual maka para petani tidak akan mendapat keuntungan karena gabah telah rusak. Panen raya juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga gabah, dimana pada saat panen raya kondisi jumlah panen padi di daerah penelitian melimpah sedangkan kebutuhan akan gabah diasumsikan tetap. Akibatnya harga gabah menjadi turun. Untuk harga gabah yang konstan dapat dipengaruhi karena tidak adanya panen raya biasanya terjadi pada musim kemarau, selain itu dapat disebabkan oleh adanya banyaknya ketersediaan beras, sehingga harga beras menjadi stabil, yang berdampak harga gabah juga menjadi stabil. Musim paceklik kemarau juga mempengaruhi kestabilan harga gabah, dimana ketersediaan gabah pada musim paceklik tidaklah banyak, sehingga tidak adanya stok cadangan pangan untuk para petani, sehingga harga gabah dapat meningkat. Selain itu, kebanyakan petani menjual gabahnya di sawah segera setelah panen, sehingga harga yang mereka terima adalah harga kesepakatan, meskipun sering kali lebih ditentukan oleh para tengkulakpenggilingan. Sebenarnya petani dapat menerima harga yang lebih tinggi, jika para petani menjualnya dalam bentuk gabah kering Universitas Sumatera Utara simpan. Namun hal ini sulit dilakukan karena para petani tidak mempunyai gudang penyimpanan yang cukup luas.

5.2.2 Nilai Stabilitas Harga Gabah Sebelum Program P-LDPM

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) terhadap Stabilitas Harga Beras di Kabupaten Simalungun

1 16 70

Dampak Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) Terhadap Stabilitas Harga Beras Dalam Rangka Pencapaian Ketahanan Pangan di Kabupaten Langkat

0 0 15

Dampak Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) Terhadap Stabilitas Harga Beras Dalam Rangka Pencapaian Ketahanan Pangan di Kabupaten Langkat

0 0 1

Dampak Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) Terhadap Stabilitas Harga Beras Dalam Rangka Pencapaian Ketahanan Pangan di Kabupaten Langkat

0 0 7

Dampak Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) Terhadap Stabilitas Harga Beras Dalam Rangka Pencapaian Ketahanan Pangan di Kabupaten Langkat

0 0 25

Dampak Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) Terhadap Stabilitas Harga Beras Dalam Rangka Pencapaian Ketahanan Pangan di Kabupaten Langkat

0 0 2

Dampak Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) Terhadap Stabilitas Harga Beras Dalam Rangka Pencapaian Ketahanan Pangan di Kabupaten Langkat

0 0 5

Analisis Dampak Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) terhadap Stabilitas Harga Beras di Kabupaten Simalungun

0 0 13

Analisis Dampak Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) terhadap Stabilitas Harga Beras di Kabupaten Simalungun

0 0 1

Analisis Dampak Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) terhadap Stabilitas Harga Beras di Kabupaten Simalungun

0 0 6