simpan. Namun hal ini sulit dilakukan karena para petani tidak mempunyai gudang penyimpanan yang cukup luas.
5.2.2 Nilai Stabilitas Harga Gabah Sebelum Program P-LDPM
Nilai stabilitas harga gabah dapat dilihat dari nilai koefisien variasi cv setiap tahunnya. Semakin kecil nilai koefisien variasi cv maka harga semakin stabil.
Apabila nilai koefisien variasi cv 25 maka harga dinyatakan tidak stabil. Adapun nilai stabilitas harga gabah sebelum Program P-LDPM 2004-2008 yang
disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Nilai Stabilitas Harga Gabah Rpkg Tahun 2004-2008 di Kabupaten Langkat
Tahun Nilai Stabilitas Harga Gabah
2004 10,91
2005 8,97
2006 2,37
2007 1,13
2008 4,67
Sumber : Lampiran 2 Dari Tabel 10. Dapat diketahui bahwa nilai stabilitas harga gabah setiap tahunnya
berbeda-beda. Nilai stabilitas tertinggi harga gabah adalah sebesar 10,91 yaitu pada tahun 2004. Sedangkan nilai stabilitas harga gabah terendah adalah sebesar
1,13 yaitu pada tahun 2007, yang berarti harga gabah yang paling stabil sebelum Program P-LDPM adalah pada tahun 2007. Dari Tabel 10. juga diketahui bahwa
harga gabah sebelum Program P-LDPM sudah stabil. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien variasi cv tahun 2004-2008 25.
5.2.3 Perkembangan Harga Gabah Setelah Program P-LDPM
Sedangkan perkembangan harga gabah GKP petani selama Program P-LDPM Di Kabupaten Langkat 2010-2014 disajikan pada Gambar 6.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil olah data lampiran 2
Gambar 6. Perkembangan Harga Gabah GKP Rpkg Setelah Program P-LDPM 2010-2014
Dari Gambar 6. Dapat diuraikan bahawa perkembangan harga gabah dari tahun ke
tahun setelah Program PLDPM 2010-2014 cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2010, harga gabah mengalami lima kali kenaikan yaitu pada bulan
Juli, Agustus, September, November, dan Desember dan mengalami penurunan sebanyak tiga kali yaitu pada bulan Maret, Juni, dan oktober. Harga gabah
konstan pada bulan Maret sampai bulan Mei. Harga gabah tertinggi tahun 2010 adalah sebesar Rp 3400kg GKP pada bulan Desember. Sedangkan harga gabah
terendah tahun 2010 yaitu sebesar Rp 2750kg GKP pada bulan Juni. Pada tahun 2011 harga gabah juga mengalami perubahan setiap bulannya. Pada
tahun 2011 harga gabah mengalami tiga kali yaitu pada bulan Juli, Agustus, dan Oktober dengan kenaikan tertinggi sebesar Rp 200kg GKP yang terjadi dari
bulan Juli ke Agustus dan mengalami penurunan sebanyak dua kali penurunan dengan besar penurunan yang sama yaitu sebesar yaitu Rp 200kg GKP pada
2500 2650
2800 2950
3100 3250
3400 3550
3700 3850
4000 4150
4300 4450
4600
tahun 2010 tahun 2011
tahun 2012 tahun 2013
tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
bulan Februari dan Maret. Harga gabah konstan pada bulan Maret sampai dengan Juni dan pada bulan Oktober sampai dengan Desember. Harga gabah tertinggi
pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 3300kg GKP yang terjadi pada bulan Oktober sampai Desember. Sedangkan harga gabah terendah pada tahun 2011 adalah
sebesar Rp 2800kg GKP yang terjadi dari bulan Maret sampai Juni. Pada tahun 2012 pergerakan harga gabah tiap bulan terus berubah. Pada tahun
2012 harga gabah mengalami enam kali kenaikan yaitu pada bulan Maret, April, Juni, Juli, November, dan Desember dengan kenaikan tertinggi sebesar Rp 233kg
GKP yang terjadi dari bulan Oktober ke November dan mengalami penurunan sebanyak empat kali penurunan yaitu pada bulan Februari, Mei, September, dan
Oktober dengan penurunan terbesar yaitu senilai Rp 100kg GKP yang terjadi dari bulan September ke Oktober. Harga gabah tertinggi pada tahun 2012 adalah
sebesar Rp 3683kg GKP yaitu pada bulan Desember. Sedangkan harga gabah terendah pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 3267kg GKP yang terjadi pada
bulan Februari. Begitu juga halnya untuk tahun 2013, harga gabah juga mengalami perubahan,
baik peningkatan maupun penurunan gabah tiap bulannya. Harga gabah tertinggi pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 3950kg GKP yang terjadi pada bulan Juli.
Sedangkan harga gabah terendah pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 3450kg GKP yang terjadi pada bulan Februari dan April.
Untuk tahun 2014, harga gabah juga mengalami perubahan dalam tiap bulannya, baik peningkatan maupun penurunan. Harga gabah mengalami tujuh kali
kenaikan, yaitu pada bulan April, Mei, Juli, Agustus, Oktober, November dan
Universitas Sumatera Utara
Desember . Kenaikan harga gabah tertinggi pada tahun 2014 sebesar Rp 250kg GKP yang terjadi dari bulan Oktober ke November. Sedangkan harga gabah
mengalami tiga kali penurunan, yaitu pada bulan Februari, Maret, dan September dengan penurunan harga gabah tertinggi pada tahun 2014 adalah sebesar
Rp 100kg GKP yang terjadi dari bulan Januari ke bulan Februari Harga gabah tertinggi pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 4483kg GKP yaitu pada bulan
Desember. Sedangkan harga gabah terendah pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 3917kg GKP.
Untuk pertumbuhan harga rata-rata gabah GKPkg setiap tahunnya setelah Program P-LDPM di Kabupaten Langkat disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Pertumbuhan Harga Rata-rata Gabah Rpkg Tahun 2010-2014 di Kabupaten Langkat
Tahun Pertumbuhan Harga
2010 – 2011 5,16
2011 – 2012 13,35
2012 – 2013 5,37
2013 – 2014 11,89
Rata-rata 8,94
Sumber : Hasil olah data lampiran 2 Dari Tabel 11. Dapat diketahui bahwa dari 2010 ke tahun 2011 terjadi kenaikan
harga rata-rata gabah sebesar 5,16 atau sebesar Rp 150. Sementara itu dari tahun 2011 ke tahun 2012 terjadi kenaikan harga rata-rata gabah sebesar 13,35 atau
sebesar Rp 408,25. Dari tahun 2012 ke tahun 2013 juga terjadi kenaikan harga rata-rata gabah yaitu sebesar 5,37 atau sebesar Rp 186,25. Dan dari tahun 2013
ke tahun 2014 juga mengalami kenaikan harga rata-rata gabah yaitu sebesar 11,89 atau sebesar Rp 434,59.
Universitas Sumatera Utara
Harga gabah setelah program P-LDPM juga berfluktuatif, dimana juga terjadi kenaikan dan penurunan harga gabah setiap bulannya. Program P-LDPM belum
begitu berdampak terhadap kestabilan harga gabah di daerah penelitian, karena tidak menunjukkan perbedaan harga gabah yang signifikan setiap tahunnya
setelah program P-LDPM. Kestabilan harga gabah dapat dilihat bagaimana gejolak harga gabah setiap setiap bulannya dalam tiap tahun. Semakin banyak
selisih harga setiap bulannya maka harga gabah dinilai kurang stabil, begitu juga sebaliknya.
5.2.4 Nilai Stabilitas Harga Gabah Setelah Program P-LDPM