itu dari tahun 2005 ke tahun 2006 terjadi kenaikan harga rata-rata beras sebesar 28,19 atau sebesar Rp 973,08. Dari tahun 2006 ke tahun 2007 juga terjadi
kenaikan harga rata-rata beras yaitu sebesar 20,15 atau sebesar Rp 891,84. Dan dari tahun 2007 ke tahun 2008 juga mengalami kenaikan harga rata-rata beras
yaitu sebesar 7,91 atau sebesar Rp 420,58. Naik turunnya harga beras yang terjadi setiap bulan dalam tiap tahunnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu seperti harga gabah, keterlambatan panen, informasi panen. Harga gabah berpengaruh terhadap harga beras dimana semakin
tinggi harga gabah, maka harga beras juga semakin tinggi, begitu juga sebaliknya. Terdapat perbedaan kualitas gabah pada musim hujan dan musim kemarau,
sehingga terdapat perbedaan harga gabah dan harga beras yang akan dihasilkan. Selain itu, keterlambatan panen juga mempengaruhi harga beras, dimana stok
beras akibat panen sebelumnya belum maksimalbelum mencukupi. Informasi panen juga mempengaruhi naik turunnya harga beras, yaitu jika
informasi panen tersebar luas, permintaan akan gabah meningkat, sehingga menyebabkan masuknya investor dalam bisnis penggilingan pada dalam kapasitas
yang besar, sehingga dapat menentukan tingkat harga gabah di petani, dan pada akhirnya investor tersebut mampu mengendalikan harga gabahberas di tingkat
petani dan pasar.
5.3.2 Nilai Stabilitas Harga Beras Sebelum Program P-LDPM
Sama halnya dengan nilai stabilitas harga gabah, nilai stabilitas harga beras juga dapat dilihat dari nilai koefisien variasi cv setiap tahunnya. Semakin kecil nilai
koefisien variasi cv maka harga semakin stabil. Apabila nilai koefisien variasi
Universitas Sumatera Utara
cv 25 maka harga dinyatakan tidak stabil. Adapun nilai stabilitas harga beras sebelum Program P-LDPM 2004-2008 yang disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15. Nilai Stabilitas Harga Beras Rpkg Tahun 2004-2008 di Kabupaten Langkat
Tahun Nilai Stabilitas Harga Beras
2004 1,03
2005 6,05
2006 3,40
2007 4,17
2008 1,54
Sumber : Lampiran 3 Dari Tabel 15. Dapat diketahui bahwa nilai stabilitas harga beras setiap tahunnya
berbeda-beda. Nilai stabilitas harga beras tertinggi adalah sebesar 6,05 yaitu pada tahun 2005. Sedangkan nilai stabilitas harga beras terendah adalah sebesar
1,03 yaitu pada tahun 2004, yang berarti harga beras yang paling stabil sebelum Program P-LDPM adalah pada tahun 2004. Dari Tabel 15. juga diketahui bahwa
harga beras sebelum Program P-LDPM sudah stabil. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien variasi cv tahun 2004-2008 25.
5.3.3 Perkembangan Harga Beras Setelah Program P-LDPM
Sedangkan perkembangan harga beras Rpkg selama Program P-LDPM Di Kabupaten Langkat 2010-2014 disajikan pada Gambar 8.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil olah data lampiran 3
Gambar 8. Perkembangan Harga Beras Rpkg Setelah Program P-LDPM 2010-2014
Perkembangan harga beras dari tahun ke tahun setelah Program PLDPM
2010-2014 cenderung berfluktuatif. Pada tahun 2010, harga gabah setiap bulannya cenderung mengalami peningkatan. Tetapi pada bulan April terjadi
penurunan harga beras. Pada bulan April sampai dengan Juni harga beras stabil. Harga beras tertinggi pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 7650kg pada bulan
Desember. Sedangkan harga beras terendah tahun 2010 yaitu sebesar Rp 5800kg pada bulan April sampai Juni.
Pada tahun 2011 harga beras juga mengalami perubahan setiap bulannya. Pada tahun 2011 harga beras juga cenderung berfluktuatif. Harga beras pada tahun
2011 mengalami tujuh kali kenaikan harga, yaitu pada bulan Februari, Mei, Juni, Juli, September, November dan Desember serta mengalami empat kali penurunan
harga, yaitu pada bulan Maret, April, Agustus, dan Oktober. Harga beras tertinggi pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 8825kg yang terjadi pada bulan Februari.
5500 5750
6000 6250
6500 6750
7000 7250
7500 7750
8000 8250
8500 8750
9000 9250
9500 9750
10000 10250
10500
Tahun 2010 Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan harga beras terendah pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 7500kg yang terjadi pada bulan April.
Pada tahun 2012 pergerakan harga beras tiap bulan terus berubah. Pada tahun 2006 harga beras mengalami tiga kali kenaikan, yaitu pada bulan Februari, Juli,
Agutus dengan peningkatan harga beras tertinggi terjadi pada bulan Juli ke bulan Agustus yaitu sebesar Rp 705kg dan mengalami lima kali penurunan, yaitu pada
bulan Maret, April, September, Oktober, dan November dengan penurunan harga beras tertinggi adalah sebesar Rp 775kg yang terjadi pada bulan Februari ke
bulan Maret. Pada bulan April sampai dengan Juni harga beras stabil. Harga beras tertinggi pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 8825kg yaitu pada bulan Februari.
Sedangkan harga beras terendah pada tahun 2006 adalah sebesar Rp 8000kg yang terjadi pada bulan April sampai Juni.
Pada tahun 2013 harga beras mengalami kenaikan sebanyak tujuh kali, yaitu pada bulan Februari, April, Juni, Juli, Agustus, Oktober, dan Desember dengan
kenaikan harga tertinggi sebesar Rp 672kg yang terjadi pada bulan Juli ke Agustus. Sedangkan penurunan harga beras pada tahun 2013 terjadi sebanyak
empat kali, yaitu pada bulan Maret, Mei, September, dan November penurunan harga beras tertinggi yaitu sebesar Rp 939kg yang terjadi ada bulan Agustus ke
September. Harga tertinggi beras pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 10076kg yang terjadi pada bulan Agustus. Sedangkan harga beras terendah pada tahun
2013 adalah sebesar Rp 9074kg yang terjadi pada bulan Mei. Pada tahun 2013, di Kabupaten Langkat terjadi musim kemarau panjang yaitu dari Januari sampai
dengan Agustus, sehingga harga beras lebih tinggi dibanding tahun lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Untuk tahun 2014 harga beras juga berfluktuatif yaitu mengalami lima kali kenaikan harga beras, yaitu pada bulan Maret, Agustus, Oktober, November, dan
Desember dengan kenaikan tertinggi sebesar Rp 525kg yang terjadi pada bulan Juli ke Agustus. Selain mengalami kenaikan, pada tahun 2014, harga beras juga
mengalami penurunan sebanyak enam kali penurunan, yaitu pada bulan Februari April, Mei, Juni, Juli, September dengan penurunan harga beras tertinggi sebesar
Rp 428kg. Harga tertinggi beras pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 9770kg yaitu pada bulan Januari. Sedangkan harga beras terendah pada tahun 2014 adalah
sebesar Rp 8742kg yang terjadi pada bulan Juli. Untuk pertumbuhan harga rata-rata beras Rpkg setiap tahunnya setelah Program
P-LDPM di Kabupaten Langkat disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16. Pertumbuhan Harga Rata-rata Beras Rpkg Tahun 2010-2014 di Kabupaten Langkat
Tahun Pertumbuhan Harga
2010 – 2011 24,74
2011 – 2012 2,97
2012 – 2013 12,45
2013 – 2014 0,44
Rata-rata 10,15
Sumber : Hasil olah data lampiran 3 Dari Tabel 16. Dapat diketahui bahwa dari tahun 2010 ke tahun 2011 terjadi
kenaikan harga beras sebesar 24,74 atau sebesar Rp 1600kg. Sementara itu dari tahun 2011 ke tahun 2012 terjadi kenaikan harga beras sebesar 2,97 atau sebesar
Rp 239,59. Dari tahun 2012 ke tahun 2013 juga terjadi kenaikan harga beras yaitu sebesar 12,45 atau sebesar Rp 1034,33. Dan dari tahun 2013 ke tahun 2014
mengalami penurunan harga beras yaitu sebesar 0,44 atau sebesar Rp 41,08.
Universitas Sumatera Utara
Harga beras setelah Program P-LDPM ternyata juga berfluktuatif, sama halnya yang terjadi dengan harga gabah, dimana juga terjadi perubahan harga setiap
bulannya dalam setiap tahunnya. Program P-LDPM juga belum begitu berdampak terhadap harga beras di Kabupaten Langkat, karena perbedaan harga beras tidak
begitu signifikan setiap tahunnya setelah Program P-LDPM. Sama halnya dengan kestabilan harga gabah, kestabilan harga beras juga dapat dilihat dari gejolak
harga beras setiap bulannya dalam tiap tahun. Semakin banyak selisih harga beras setiap bulannya maka harga gabah dinilai kurang stabil, begitu juga sebaliknya.
5.3.4 Nilai Stabilitas Harga Beras Setelah Program P-LDPM