Harga beras setelah Program P-LDPM ternyata juga berfluktuatif, sama halnya yang terjadi dengan harga gabah, dimana juga terjadi perubahan harga setiap
bulannya dalam setiap tahunnya. Program P-LDPM juga belum begitu berdampak terhadap harga beras di Kabupaten Langkat, karena perbedaan harga beras tidak
begitu signifikan setiap tahunnya setelah Program P-LDPM. Sama halnya dengan kestabilan harga gabah, kestabilan harga beras juga dapat dilihat dari gejolak
harga beras setiap bulannya dalam tiap tahun. Semakin banyak selisih harga beras setiap bulannya maka harga gabah dinilai kurang stabil, begitu juga sebaliknya.
5.3.4 Nilai Stabilitas Harga Beras Setelah Program P-LDPM
Adapun nilai stabilitas harga beras setelah Program P-LDPM 2010-2014 yang disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Nilai Stabilitas Harga Beras Rpkg Tahun 2010-2014 di Kabupaten Langkat
Tahun Nilai Stabilitas Harga Gabah
2010 8,22
2011 4,79
2012 3,37
2013 2,82
2014 3,27
Sumber : Lampiran 3 Dari Tabel 17. Dapat diketahui bahwa nilai stabilitas harga beras setelah adanya
Program P-LDPM setiap tahunnya juga berbeda-beda. Nilai stabilitas harga beras tertinggi adalah sebesar 8,22 yaitu pada tahun 2010. Sedangkan nilai stabilitas
harga beras terendah adalah sebesar 2,82 yaitu pada tahun 2013, yang berarti harga beras yang paling stabil setelah Program P-LDPM adalah pada tahun 2013.
Dari Tabel 17. juga diketahui bahwa harga beras setelah Program P-LDPM juga
Universitas Sumatera Utara
stabil. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien variasi cv tahun 2010-2014 25.
5.3.5 Dampak Program P-LDPM Terhadap Stabilitas Harga Beras di Kabupaten Langkat
Dampak Program P-LDPM terhadap stabilitas harga beras Di Kabupaten Langkat dapat dilihat dengan membandingkan nilai stabilitas harga beras sebelum dan
sesudah Program P-LDPM 2004-2014 dimana hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 18. Tabel 18. Hasil Uji Beda Rata-rata T-test Nilai Stabilitas Harga Beras
Sebelum dan Sesudah Program P-LDPM di Kabupaten Langkat
Sumber : Hasil olah data lampiran 3 Pada output Paired Samples Test dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
Sig.
= 0,472 0,05 Keputusan Uji :
Karena nilai Sig. α maka keputusannya adalah Ho diterima. Jadi, dengan tingkat signifikansi 5 dapat disimpulkan rata-rata nilai stabilitas
harga beras sebelum dan sesudah Program P-LDPM adalah tidak ada perbedaan yang nyata pada nilai stabilitas harga beras sebelum dan sesudah Program
P-LDPM.
Paired Differences Uraian
Mean Std.
Deviation Std.
Error Mean
T df
Sig. 2- tailed
Nilai Stabilitas Sebelum dan
Sesudah Program P-
LDPM -1.25600
3.54303 1.58449
-.793 4
.472
Universitas Sumatera Utara
Dana bantuan sosial Program P-LDPM di Kabupaten Langkat cukup berhasil untuk menstabilkan harga beras di Kabupaten Langkat. Hal ini dapat dilihat pada
nilai stabilitas gabah dan beras yang ditunjukkan oleh koefisien variasi CV pada tahun 2010-2014 25. Tetapi tidak ada perbedaan yang nyata nilai stabilitas
harga beras sebelum dan sesudah Program P-LDPM di Kabupaten Langkat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Harga gabah yang belum menunjukkan perbedaan yang signifikan sebelum dan
sesudah adanya Program P-LDPM 2.
Masih adanya kelompok-kelompok tertentu yang mempengaruhi harga beras di Kabupaten Langkat, seperti masuknya investor dalam bisnis penggilingan padi
dalam kapasitas yang cukup besar. Dimana mereka menjual beras terkadang dengan harga yang tidak sesuai terlalu tinggi.
3. Para petani belum bisa mengolah padi menjadi beras secara mandiri, hal ini
dikarenakan fasilitas yang kurang mendukung, sehingga pada saat panen raya, gabah yang tersedia banyak, sehingga para pengusaha penggilingan padi dapat
dengan mudah membeli gabah dengan harga yang mereka inginkan sehingga harga gabah lebih ditentukan oleh pengusaha bisnis penggilingan padi.
5.4 Kebijakan Untuk Mempercepat Pencapaian Program P-LDPM Di Kabupaten Langkat