Tabel 4.2 Sampel dan Klasifikasi Industri
Perusahaan No
Klasifikasi Industri Jumlah Total Persentase
1 Service Industries
17 18.89
2 Finance Industries
19 21.12
3 Manufacture dan lainnya
54 59.99
Total 90
100.00 Terdapat perbedaan jumlah persentase antara populasi dan sampel pada sektor jasa
dan manufaktur diakibatkan keterbatasan data pada sektor tersebut, sehingga diganti dengan perusahaan dari sektor keuangan.
B. Statistik Deskriptif
Kinerja keuangan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini diukur dengan CFROA yaitu EBIT ditambah Depresiasi dibagi dengan total aset. Pada tabel di bawah ini
akan dijelaskan statistik deskriptif dari variabel-variabel penelitian. Informasi mengenai statistik deskriptif tersebut meliputi: nilai minimum, maksimum, rata-rata mean, dan standar
deviasi dihitung menggunakan alat bantu perangkat statistik SPSS release 16. Hasil dari perhitungan tersebut ditampilkan pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian
Variabel Min
Max Mean Std.deviasi
CFROA 9.26 2156.89 65.21
1.320 Prop_DKI
.50 100.00 42.93
15.380 Rapat_DK
2 52
7.84 7.465
Prop_KAI 25.00
100.00 55.61 22.738
Rapat_KA 1
104 10.26
13.156 Total_Asset
3.15E8 2.04E14 1.0997E13 2.658
Leverage -1.90 1487.00
18.98 338.513
Berdasarkan tabel 4.3 diatas hasil deskriptif kinerja keuangan yang diukur dengan CFROA diperoleh rata-rata sebesar 65.21 yang berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel
mampu menghasilkan laba bersih sebelum pajak dan depresiasi sebesar 65.21 dari seluruh total aktiva. Hasil ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum
pajak cukup baik. Hal ini bisa disebabkan karena kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2007 cukup stabil. Pertumbuhan ekonomi 2007 mencapai 6 atau lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi 2006 sebesar 5,5. Pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi dan investasi. Kenaikan gaji PNS dan peningkatan UMR menyebabkan peningkatan
konsumsi berlanjut dengan peningkatan daya beli masyarakat Abdullah, 2007. Dari sisi investasi ada peningkatan investasi swasta baik berbentuk PMA maupun PMDN. Adanya
peningkatan ekspor dari beberapa komoditas yang memberikan sumbangan terbesar seperti tekstil, peralatan listrik, produk kimia, peralatan mesin dan komoditi yang berbasis sumber
daya alam www.gemapembebasan.or.id. Ada sekitar 43 susunan dewan komisaris pada perusahaan-perusahaan di Indonesia
terdiri dari anggota komisaris independen. Proporsi ini sudah baik karena berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam pada tanggal 1 Juli tahun 2000, bahwa proporsi
dewan komisaris independen adalah 30 dari total anggota dewan komisaris. Jadi rata-rata proporsi dewan komisaris independen untuk perusahaan sampel sudah terpenuhi. Ada 52
perusahaan sampel yang memiliki proporsi dewan komisaris independen lebih dari 50, sisanya 38 perusahaan mempunyai proporsi dewan komisaris independen dibawah itu.
Agar proses pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris berjalan efektif, corporate governance guidelines 2007 menyatakan bahwa minimal dewan komisaris harus
mengadakan rapat intern sebanyak 4 kali dalam 1 tahun. Dari data statistik deskriptif di atas terdapat 13 perusahaan 14.44 yang menyelenggarakan rapat dibawah ketentuan yang ada.
Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran perusahaan-perusahaan di Indonesia akan ketentuan yang telah ditetapkan. Sisanya 77 perusahaan sudah memenuhi ketentuan
jumlah rapat yang ditentukan. Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah memenuhi peraturan
Bapepam terkait dengan proporsi komite audit independen minimal sebesar 33. Hal ini terbukti dengan jumlah rata-rata proporsi komite audit independen perusahaan-perusahaan di
Indonesia, yaitu sebesar 55.61. Dari total perusahaan sampel, hanya ada 1 perusahaan yaitu PT Semen Gresik yang proporsi komite audit independennya tidak sesuai dengan regulasi
yang ada. Masih terkait dengan peraturan Bapepam, yang menyebutkan bahwa komite audit independen harus menyelenggarakan rapat intern minimal 4 kali dalam 1 tahun corporate
governance guidelines, 2007. Dari data statistik masih ada 7 perusahaan di Indonesia yang tidak mematuhi ketentuan rapat intern komite audit. Sisanya yaitu 83 perusahaan sudah
memenuhi ketentuan yang ada. Berarti kesadaran perusahaan untuk melakukan rapat sudah baik dan tidak hanya untuk memenuhi regulasi saja.
Berdasarkan tabel 4.3 di atas juga dapat diketahui bahwa nilai rata-rata ukuran perusahaan sebesar Rp.1.0997E13. Dari seluruh jumlah sampel dalam penelitian ini, terdapat
38 perusahaan 42.22 yang mempunyai ukuran perusahaan di atas nilai rata-rata artinya 38 perusahaan dalam sampel ini merupakan perusahaan besar dan 57.77 sisanya yang
mempunyai nilai di bawah rata-rata merupakan perusahaan kecil. Rata-rata leverage perusahaan di Indonesia pada tahun 2007 adalah sebesar 18.98.
artinya bahwa rata-rata modal perusahaan yang berasal dari hutang sebesar 18.98. Semakin kecil leverage berarti semakin bagus karena perusahaan mampu melunasi utang dengan
modalnya.
C. Pengujian Hipotesis