corporate governance guidelines, 2007. Corporate governance memiliki keterkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.
Klapper dan Love 2002 dalam penelitiannya menemukan hubungan yang positif antara corporate governance dengan kinerja perusahaan di negara berkembang. Black dkk 2005
melaporkan bukti bahwa indeks corporate governance perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek korea secara ekonomik mempunyai korelasi yang signifikan dengan
nilai pasar perusahaan. Hasil penelitian Darmawati dkk 2004 menemukan bahwa corporate governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
B. Kerangka Teoritis
Penelitian ini menggunakan kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel dependen dan menggunakan corporate governance sebagai variabel independen serta ukuran
perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol.
Variabel Independen
Gambar 2.1 Hubungan antara corporate governance dan kinerja keuangan perusahaan
X1 Komposisi
Dewan komisaris
X2 Latar belakang
culture presiden
komisaris
X3 Latar belakang
pendidikan presiden
komisaris
X5
Proporsi jumlah komite audit
X6
Jumlah rapat komite audit
Y Kinerja
keuangan perusahaan
Variabel control: a. Ukuran perusahaan
b. Leverage
X4 Jumlah rapat
dewan komisaris
Berdasarkan gambar 2.1 di atas dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan menggunakan CFROA sebagai variabel dependen dalam
penelitian ini dipengaruhi secara langsung oleh variabel independen yaitu proporsi dewan komisaris dependen terhadap jumlah seluruh anggota dewan komisaris, latar belakang etnis
culture dan latar belakang pendidikan presiden komisaris, jumlah rapat dewan komisaris, proporsi jumlah komite audit independen, jumlah rapat komite audit, serta menggunakan
variabel kontrol ukuran perusahaan dan leverage.
C. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis
Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menguji hubungan antara corporate governance dengan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara corporate governance dengan kinerja keuangan perusahaan. Variabel corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini ada 6, yaitu proporsi
dewan komisaris independen terhadap seluruh jumlah anggota dewan komisaris, latar belakang culture atau etnic presiden komisaris, latar belakang pendidikan presiden
komisaris, jumlah rapat dewan komisaris, proporsi anggota komite audit independen terhadap seluruh anggota komite audit, dan jumlah rapat komite audit. Selain itu, penelitian
ini juga menggunakan 2 variabel kontrol, yaitu ukuran perusahaan dan leverage. Berikut adalah hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini :
1. Proporsi dewan komisaris independen terhadap jumlah seluruh anggota dewan komisaris dan kinerja keuangan perusahaan
Peran utama dewan komisaris adalah terkait dengan fungsi kontrol, dimana dewan komisaris independen merupakan alat untuk mengawasi kebijakan dan kegiatan yang
dilakukan direksi dan memberikan nasihat kepada manajemen KNKG, 2004.
Dwivedi dan Jain 2005 menemukan bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil yang sama juga diperoleh
dalam penelitian yang dilakukan oleh Black dkk 2005 Dari beberapa penelitian diatas maka hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:
H
1
: Terdapat hubungan positif antara proporsi dewan komisaris independen terhadap jumlah seluruh anggota dewan komisaris dan kinerja keuangan
perusahaan.
2. Latar Belakang culture atau etnic presiden komisaris dan kinerja keuangan perusahaan Latar belakang etnis culture presiden komisaris direpresentasikan dengan loyalitas
kelompok etnis yang berada pada kelompok yang terdiri dari kumpulan orang-orang yang mempunyai pola tingkah laku normatif Cohen, 1974.
Indonesia merupakan negara dengan banyak ras dan salah satu yang mempunyai kontribusi besar dalam dunia bisnis di Indonesia adalah etnis Tionghoa Kusumastuti dkk,
2007. Etnis Tionghoa dinilai memiliki etos kerja tinggi, memiliki filosofi bisnis yang menjadi ciri khasnya, yaitu hemat dan disiplin bila dibandingkan dengan orang pribumi
sendiri Sugiyono, 2007. Dengan karakteristik ini dianggap perbedaan etnis di Indonesia memiliki pengaruh terhadap dunia perekonomian terutama sektor bisnis. Berdasarkan
uraian di atas maka hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah: H
2
: Terdapat hubungan antara latar belakang culture atau etnic presiden komisaris dan kinerja keuangan perusahaan.
3. Latar belakang pendidikan presiden komisaris dan kinerja keuangan perusahaan. Latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh presiden komisaris berpengaruh
terhadap pengetahuan yang dimiliki Ahmed and Nichols, 1994. Akan lebih baik jika
presiden komisaris memiliki latar belakang pendidikan bisnis dan ekonomi karena setidaknya presiden komisaris memiliki kemampuan untuk mengelola bisnis dan
mengambil keputusan bisnis daripada tidak memiliki pengetahuan bisnis dan ekonomi Bray, Howard, dan Golan, 1995.
Santrock 1995 menyatakan bahwa pendidikan universitas membantu seseorang dalam kemajuan karirnya, di mana seseorang berpendidikan tinggi akan memiliki jenjang
karir lebih tinggi dan lebih cepat. Dari uraian diatas, maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:
H
3
: Terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan presiden komisaris dan kinerja keuangan perusahaan.
4. Jumlah rapat dewan komisaris dan kinerja keuangan perusahaan. Sesuai dengan corporate governance guidelines 2007, dewan komisaris harus
memiliki skedul atau jadwal pertemuan tetap dan dapat dilakukan pertemuan tambahan sesuai dengan kebutuhan serta dilakukan pada saat yang tepat. Hal ini untuk mengetahui
apakah operasi perusahaan telah berjalan dan menyesuaikan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan strategi perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Vaveas 2003;
Brick dan Chidambaran 2007, menunjukkan bahwa semakin banyak rapat yang diselenggarakan dewan komisaris, maka akan meningkatkan kinerjanya. Dari argumen
tersebut diatas, maka dapat dikembangkan hipotesis: H
4
: Terdapat hubungan positif antara jumlah rapat dewan komisaris dan kinerja keuangan perusahaan.
5. Proporsi komite audit independen terhadap jumlah seluruh anggota komite audit dan kinerja keuangan perusahaan
Sesuai dengan kep. 29PM2004, komite audit adalah komite yang dibentuk oleh
dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Keberadaan komite audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan komite audit merupakan
komponen baru dalam sistem pengendalian perusahaan. Keberadaan komite audit sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, terutama dari aspek
pengendalian karena komite audit yang efektif merupakan salah satu aspek dalam
implementasi corporate governance yang baik Effendi, 2005. Penelitian Forker 1992
menyatakan bahwa keberadaan komite audit independen meningkatkan kualitas kontrol perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Menon dan Wiliams
1994 komite audit merupakan suatu variabel yang dapat digunakan untuk memonitor kinerja keuangan perusahaan dan mempengaruhi keputusan manajer. Berdasarkan
penelitian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H
5
: Terdapat hubungan positif antara proporsi komite audit independen terhadap
jumlah seluruh anggota komite audit dan kinerja keuangan perusahaan.
6. Jumlah rapat komite audit dan kinerja keuangan perusahaan. Dalam menjalankan tugas untuk dapat meningkatkan kinerjanya, komite audit
minimal mengadakan pertemuan 4 kali dalam satu tahun Corporate governance guidelines, 2007. Semakin sering komite audit melakukan rapat maka komite audit
melakukan fungsi pengawasan dengan baik, berarti pelaksanaan corporate governance efektif Menon dan Williams, 1994. Dari uraian tersebut, maka dapat dikembangkan
hipotesis seperti berikut: H
6
: Terdapat hubungan positif antara jumlah rapat komite audit dan kinerja keuangan perusahaan.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bagian sebelumnya, Bab I telah dibahas mengenai apa yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian, kemudian tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kemudian pada Bab II dijelaskan mengenai tinjauan pustaka, beberapa penelitian terdahulu serta
merumuskan 6 hipotesis dari penelitian ini. Pada Bab III ini akan dikemukakan mengenai data-data yang digunakan meliputi
desain penelitian, populasi, sample dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data, variable penelitian dan pengukurannya, metode analisis data berupa
pengujian prasyarat dan pengujian hipotesis.
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pengujian hipotesis untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh corporate governance, etnis, dan latar belakang pendidikan
terhadap kinerja keuangan dalam annual report perusahaan-perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia periode 2007.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI untuk periode 2007, yaitu sebesar 380 perusahaan. Penggunaan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai populasi karena perusahaan tersebut mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan kepada stakeholders,
sehingga memungkinkan data laporan tahunan tersebut diperoleh dalam penelitian ini.